KEBOHONGAN

Masih flasback.

"Anak-anak seperti yang Ibu katakan kemarin, bahwa hari ini kita semua akan melaksanakan ujian akhir semester. Di mana di ujian ini adalah ujian terakhir kita untuk waktu pembelajaran yang kurang lebih satu tahun ini kita jalani, dan juga ini adalah perjuangan terakhir kalian untuk kalian membuktikan apakah selama satu tahun ini kalian bisa menangkap apa yang telah guru-guru ajarkan dan di ujian kali ini kalian juga harus membuktikan apakah kalian pantas untuk naik ke kelas 11 atau kalian akan tetap tinggal di kelas ini."

"Untuk waktu ujian, seperti yang telah kita ketahui bahwa kita akan melaksanakan ujian ini selama 6 hari berturut-turutnya mulai dari senin hari ini sampai dengan sabtu besok."

"Apa ada pertanyaan?"

"Tidak ada Buk," jawab semua kompak.

"Baiklah ... kalau tidak ada pertanyaan, langsung saja Ibu akan membagikan lembaran soalnya."

Buk Mia (wali kelas+pengawas ujian di kelas itu) membagikan lembaran soal.

Setelah membagikan lembaran soal-soal...

"INGAT!! peraturan yang di tetapkan oleh pihak sekolah untuk semua peserta ujian."

"Jangan ada yang mencoba untuk melanggar, kalau tidak ingin kalian sendiri harus berurusan dengan kepala sekolah."

"Semua mengerti."

"Mengerti Buk."

"Baiklah, sekarang kalian boleh langsung mengerjakan soal-soalnya," perintah Buk Mia.

Semua murid mengerjakan, tidak ada masalah apapun semua berjalan dengan aman-aman saja, hingga tiba hari sabtu hari di mana mereka akan melaksanakan ujian yang terakhir kalinya.

"Apa'an nih," gumam Kinan dan mengambil gumpalan kertas itu.

Kinan membuka kertas itu, belum sempat ia membacanya...

"Kinan sedang apa kamu?" kejut guru pengawas ujian.

"Emh ... ini Buk..." belum sempat Kinan selesai bicara, guru langsung menarik kertas yang ada di tangannya itu.

"Kinan," ucap guru itu tak percaya.

"Iya Buk."

"Apa ini semua?"

"Maksud Ibu, apa Buk?"

"Kamu bikin contekan?"

"Bikin contekan? maksudnya Buk,"

"Ini," tunjuk guru pengawas dan memberikan kertas tadi kepada Kinan.

"Hah..." kaget Kinan.

"Buk, ini bukan Buk ini nggak bener Buk. Saya benar-benar tidak tau Buk," ucap Kinan panik.

"Kinan kalau kamu tidak tau, kenapa kertas ini bisa ada di tangan kamu dan Ibu juga tadi melihat kamu sedang membacanya."

"Buk benar Buk, saya tidak tau tadi saya menemukan kertas ini ada di bawah meja saya Buk."

"Meja?" ucap guru petugas.

Guru petugas pun melihat isi laci meja Kinan.

"Apa ini?" ucapnya melihat tumpukan kertas-kertas.

"Kinan, ternyata kamu melakukan kecurangan ini bukan hanya sekali ini. Tapi kamu melakukan kecurangan ini di setiap ada ujian iya," ucap guru petugas marah.

Murid di kelas terkaget mendengar penuturan guru petugas.

"Enggak Buk, saya nggak pernah melakukan kecurangan Buk," terang Kinan.

"Kalau kamu tidak melakukan kecurangan, terus kenapa ini semua bukti ada di kamu Kinan?"

"Enggak tau Buk, saya juga bingung."

"Anak-anak semua, kumpulkan lembaran jawaban kalian ... waktu ujian telah berakhir dan kamu Kinan kamu ikut saya ke ruang guru untuk menghadap kepala sekolah."

"Ta ... ta ... tapi Buk."

"Sudah ayo ikut saya."

Kinan pun ikut ke ruang guru, untuk menghadap kepala sekolah.

"Assalamu'alaikum, permisi," guru mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.

"Iya masuk," sahut bapak kepala sekolah dari dalam ruangannya.

"Maaf Pak."

"Iya, silakan ... duduk Buk," ucap bapak kepsek.

"Ada apa ya Buk?" sambung kepsek setelah guru petugas duduk.

"Ini Pak," ucap guru petugas dan memberikan kertas-kertas yang tadi di temukannya di laci meja Kinan.

Bapak kepala sekolah melihat isi kertas itu.

"Kamu berbuat curang?" ucap kepsek tegas kepada Kinan.

"Tidak Pak, saya tidak pernah berbuat curang Pak."

"Terus ini apa namanya? kalau kamu tidak berbuat curang," tanya kepsek.

"Tidak tau Pak, saya juga bingung ... saya juga tidak tau kalau misalkan ada kertas-kertas itu di laci saya Pak," jelas Kinan.

"Tok ... tok ... tok, permisi."

"Iya masuk," ucap kepsek.

"Maaf Pak, Buk ini buku yang tadi Ibu minta saya ambilkan."

"Iya terima kasih ya, Nak," ucap guru petugas mengambil buku itu.

"Iya Buk sama-sama, kalau gitu saya pamit ya Buk, Pak," ucapnya dan menyalimi ibu guru dan bapak kepsek.

"Assalamu'alaikum." ucap murid itu.

"Wa'alaikumsalam." jawab semua.

"Ini Pak," guru petugas memberikan buku dan ternyata itu adalah buku tulisnya Kinan.

Bapak kepsek mengambilnya, dan membuka lembarannya satu persatu.

"Tulisannya sama persis," gumam bapak kepsek.

"Kamu mem-fotocopynya?" tanya kepsek pada Kinan.

"Tidak Pak, saya tidak pernah mem-fotocopynya."

"Terus ini apa?" tegas kepsek.

"Lebih baik kamu mengaku saja Nak, kamu jujur kepada kami. Ini sudah ada buktinya kamu tidak bisa mengelak lagi, mungkin kalau tulisan di kertas ini berbeda dengan tulisan tanganmu mungkin saja kamu bisa mengelak, tapi ini kenyataannya tulisan yang ada di kertas ini memang tulisan kamu dan kamu mem-fotocopynya," ucap guru petugas.

"Tapi Buk, saya benar-benar tidak tau Buk," ucap Kinan lirih.

"Begini saja ... kamu Kinan dan Ibu kalian ikut saya," kata kepsek.

Mereka mengikuti kepsek, dan ternyata bapak kepala sekolah membawa mereka ke koperasi skolah.

"Permisi Buk," ucap kepsek kepada ibu pengurus koperasi sekolah.

"Iya Pak, ada apa ya ... tumben Bapak kesini apa ada yang bisa saya bantu," ucap pengurus ks ramah.

"Begini Buk, saya ingin bertanya apa ini adalah hasil dari fotocopy di sini?" tanya kepsek langsung.

"Boleh saya lihat Pak?" tanya pengurus ks.

"Iya boleh silakan," kepsek memberikan kertas-kertas itu.

"Bagaimana Buk?" tanya kepsek lagi.

"Iya Pak, ini benar ... ini kami yang mem-fotocopy nya."

"Apa Ibu yakin?" tanya bapak kepsek meyakinkan.

"Iya, Pak saya yakin."

"Bagaimana bisa, Ibu seyakin itu?" tanya kepsek lagi.

"Pak coba bapak lihat di setiap lembaran kertas ini, ada terdapat cap fotocopy nya dan cap ini adalah milik dari koperasi ini Pak. Dan tidak mungkin ada tempat fotocopy lain yang menggunakan cap ini selain tempat kita Pak." terang pengurus ks.

"Iya ... iya," angguk bapak kepsek.

"Kinan," panggil kepsek.

"Iya Pak."

"Sudah terbukti kan, bahwa kamu memang salah."

"Pak saya benar-benar tidak tau Pak, dan saya juga tidak pernah mem-fotocopy di sini," jelas Kinan.

"Neng, ini eneng yang suka fotocopy di sini kan?" ucap pengurus ks dan menunjuk Kinan.

"Sa ... sa ... saya Buk," tunjuk Kinan pada dirinya sendiri.

"Iya atuh neng, masak saya bilang sama Buk gurunya."

"Kinan jadi bener?" ucap bapak kepsek.

"Enggak Pak ini semua nggak bener, Bapak mohon percaya sama saya," lirih Kinan.

"Neng, eneng kok bohong sama Bapak kepala sekolahnya?" ucap pengurus ks.

"Bohong gimana Buk, saya jujur Buk."

"Eneng nggak boleh begitu, itu namanya eneng bohong enengkan memang sering kesini untuk mem-fotocopy dan dalam 1 minggu ini juga neng ke sini terus, eneng juga suka cerita sama Ibu kalau eneng kadang suka iri sama teman-teman kelas eneng yang pada pinter-pinter dan eneng juga bilang kalau eneng mau ngalahin mereka supa..." belum selesai pengurus ks bicara Kinan langsung memotongnya.

"Stop Buk stop..." bentak Kinan

"Astagfirullah," kaget pengurus ks.

"Kinan," bentak kepsek.

"Kamu jangan kurang ajar ya," sambung kepsek lagi

Terpopuler

Comments

Senandung Rindu

Senandung Rindu

Knapa ya katanya sekolah faforit ga da cctv

2021-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!