Prov mama papanya Difa.
Di sekolah.
Uks.
"Difaa," tangis mama Difa.
"Sudah ya Ma. Mama yang tenang ya," papa Difa mencoba menenangkan istrinya itu.
"Gimana Mama mau tenang Pa, Papa nggak lihat Difa anak kita satu-satunya terbaring lemah seperti ini. Mama nggak tega Pa melihatnya," ucapnya masih terus menangis.
"Iya Ma Papa tahu, Papa juga sedih kok melihat keadaan anak kita seperti ini. Tapi coba Mama fikir kalau seandainya Difa tahu kalau kita itu sedih karna melihatnya, pasti Difa juga akan ikutan sedih juga Ma. Dan mama nggak maukan melihat Difa sedih," ucap papanya Difa.
"Iya Pa," jawab mamanya Difa sudah sedikit tenang.
Selang beberapa menit Difa pun tersadar dari pingsannya.
"Ma ... Pa ..." panggil Difa setelah ia membuka matanya.
"Alhamdulillah, Nak akhirnya kamu sadar juga," ucap mama dan papa bahagia.
Difa tersenyum.
"Sayang, sekarang kita pulang ya," ucap mamanya lembut.
"Tapi Ma, sekolahnya Difa bagaimana?" tanya Difa.
"Sudah kamu nggak perlu khawatir, masalah itu nanti biar Bapak yang mengurusnya. Sekarang kamu pulang saja ya dan pesan Bapak untuk kamu ya. Banyak-banyak istirahat supaya kamu bisa cepat sembuh dan bisa kembali bersekolah lagi," ucap kepala sekolah.
"Iya Pak terima kasih," ucap Difa dan tersenyum ramah.
Percepat kediaman, keluarga DIRGANTARA
Sudah 2 hari Difa tidak pergi ke sekolah
Keesokannya.
"Pagi Ma ... pagi Pa," ucapnya sambil menuruni anak tangga rumahnya.
"Lho sayang, kamu mau kemana kok pake seragam sekolah?" tanya mama Difa.
"Difa mau sekolah Ma," jawab Difa.
"Tapi sayang, keadaan kamu belum sepenuhnya membaik lho," ucap mama lagi.
"Siapa bilang Ma, Difa udah sehat kok," ucap Difa mantap dan tersenyum.
"Yaudah Ma biarin aja, kalau Difa nya sendiri mau sekolah," ucap papa.
"Oke ... Mama izinin tapi, kamu berangkat sekolahnya harus bareng Papa ya," ucap mama.
"Tapi Ma," tolak Difa.
"Yaudah kalau kamunya nggak mau, mama nggak akan bolehin kamu berangkat ke sekolah," ucap mamanya.
"Yaaa Mama kok gitu sih," cemberut Difa.
Mama hanya tersenyum.
"Yaudah deh, Difa mau berangkat bareng Papa," kesal Difa.
"Nah gitu dong, itu baru anak mama," senyum mama.
"Iya Mama ku yang paling cantik."
Mereka pun sarapan...
Di sekolah.
"Huh ... akhirnya aku bisa sekolah lagi, rasanya bahagiaaaa banget," ucap Difa gembira.
Tiba-tiba di saat perjalanan menuju kelas, Difa lagi dan lagi kembali menabrak seseorang siapa lagi kalau bukan ...
"Eh ... maaf kak, tadi Difa nggak sengaja nabrak kakak," menunduk ketakutan.
"Maafin Difa ya kak," lanjut Difa.
Deo menatap Difa.
"Difa mohon kak, maafin Difa ya," mohon Difa.
Deo hanya diam dan tanpa basa-basi lagi, ia langsung menarik tangan Difa.
"Kakk lepasin ... lepasin kak, Difa mohon," mohon Difa dan berusaha melepas tangan Deo dari tangannya.
"Sudah nggak usah banyak ngomong."
Difa menangis.
"Sekarang lo duduk," menyuruh Difa.
Difa duduk di bangku taman sekolah itu.
*Owhhh ternyata Deo tadi ngebawak Difa ke taman sekolah, ayoo ngaku siapa yang tadi mikirnya aneh-aneh dosa lho.*
Setelah Difa duduk Deo pun juga ikut duduk.
Difa menangis.
"Hey, kenapa nangis hem," ucap Deo lembut.
"Maafin Difa kak" ucap Difa menangis sesegukan.
"Kakak nggak bakal maafin kamu, dan karna tadi kamu sudah nabrak kakak. Kakak bakal kasih kamu hukuman," ucap Deo.
"Hukuman?" ucap Difa.
"Iya hukumannya, adalah kamu harussss...
"Harus apa kak?" tanya Difa.
"Tapi kamu harus janji dulu ya, kalau kamu bakal jawab dengan jujur," ucap Deo.
"Memang hukumannya apa kak?" tanya Difa.
"Hukumannya kamu harus jujur sama kakak, kenapa kemaren kamu bisa ada di gudang?" ucap Deo.
"Emh ... ituuuu ..." ucap Difa gugup.
"Itu apa? coba, kamu cerita yang sebenarnya" suruh Deo.
"Tapi kakak, harus janji dulu ya sama Difa kalau kakak nggak bakal kasih tahu ini ke siapa-siapa," ucapnya.
"Oke."
Difa menceritakan semua kejadian yang di alaminya kemarin.
"Jadi gitu kak," ucap Difa setelah ia selesai bercerita.
"Owh jadi orang yang sekap kamu itu Cica," ucap Deo dengan muka marah.
Difa mengangguk.
"Nggak bisa di biarin ini," marahnya dan ingin berdiri.
"Eh ... eh kakak mau ngapain," menarik tangan Deo.
"Kakak mau nyamperin Cica" ucap Deo.
"Buat apa kak?" tanya Difa.
"Ya buat kasih dia pelajaran lah, karna dia udah berani-beraninya gangguin kamu," jelas Deo.
"Udah kak nggak perlu, biarin aja," ucap Difa.
"Tapi kan dia..."
"Udah kak sekarang Difa mau tanya sama kakak, kenapa kakak tiba-tiba baik kayak gini sama Difa bukannya kakak benci ya sama Difa?" tanya Difa.
"Dif sebelumnya kakak mintak maaf ya, kalau misalkan selama ini kakak itu sering banget jahatin kamu," ucap Deo tulus.
Difa hanya diam.
"Kakak tahu kakak itu salah, dan tidak semestinya kakak ngelakuin itu tapi sekarang kakak sadar. Dan kakak janji kakak nggak bakalan ngulangin ini semua lagi kamu mau, kan maafin kakak," ucap Deo tulus.
Difa yang melihat wajah Deo yang penuh dengan ketulusan, hatinya pun luluh.
"Syukur deh kalau misalkan kakak, sudah bisa menyadari kesalahan kakak sendiri," ucap Difa pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
gun ting tang
kok ngak di usut padahal ketemunya di gudang dalam keadaan terikat apa outornya buru buru yah sampai ngak kepikiran
2024-08-10
0
kagome
kesambet apa an tu deo.kepenthok kali ya kepalanya😄
2021-07-13
0
Senandung Rindu
Kuk sering 2 nabrak itu anak aneh
2021-06-25
1