Bab 14

Akhir nya kami sampai di pos jaga terakhir yang tempat nya ada di dalem hutan. Di situ ada sebuah air terjun dan kolam air. Kami di suruh berendam di kolam air itu sambil menyebutkan pancasila, pembukaan UUD 45, dasa dharma pramuka dan yel yel yang sudah kami buat di tenda sebelum nya.

Mungkin ini adalah tantangan paling sadis yang di berikan para senior, apalagi suhu air kolam itu sedingin es.

Waktu itu kami semua di suruh bertelanjang dada untuk berendam. Astaga, badan gue kedinginan parah pas berendam di kolam itu. Rasanya kayak di tusuk-tusuk sama jarum kecil, abis itu gue juga mesti nyebutin pancasila, pembukaan UUD 45, dasa dharma pramuka dan nyanyiin yel yel dalam keadaan menggigil.

Mungkin karena terlalu lama berendam, kulit gue kayak mati rasa, gue merasakan ada sesuatu yang hangat di punggung gue. Gue pikir, Mungkin ini gara-gara efek mati rasa kali yah.

Setelah sepuluh menit berendam, akhir nya kami di suruh keluar dari kolam. Gile bener dah dingin nya minta ampun. Badan gue nggak berhenti menggigil, apalagi waktu itu langit tampak mendung dan nggak ada sinar matahari sedikit pun untuk sekedar berjemur menghangatkan diri.

🪴🪴🪴🪴

Lima belas menit kemudian, Saskia memanggil kami lagi untuk melanjutkan perjalanan sampai kembali ke perkemahan. Kami kembali berjalan membentuk dua barisan. Seperti sebelum nya, gue berjalan paling belakang bareng si Danu.

"Her... tadi pas di kolam elu ngerasain anget nggak di punggung?"

"Iya Dan... kenapa ya? Mungkin gara-gara punggung gue mati rasa?"

"Aduh sorry banget nih Her, gue tadi sebenernya pipis persis di belakang lu pas lagi berendam, gue udah nggak kuat kedinginan"

"ANJING DANU! Lu ngencingin gue? Goblok!"

Gue langsung berbalik, lalu lari menuju air terjun yang tadi.

"Her, lu mau kemana?" tanya Danu.

"Gue mau mandi dulu buat nge bersihin kencing najis lu" jawab gue sambil berlari.

"Tapi elu bakal di tinggalin nih sama tim?" teriak Danu yang semakin samar.

"Biarin, gue tau jalan balik" sahut gue sambil berlari.

Gue kembali masuk ke hutan tadi untuk menuju pos jaga di air terjun. Pas nyampe lokasi, pos jaga sudah sepi, karena kami adalah kelompok terakhir yang kesana dan para senior sudah pada bubar.

Gue langsung buka baju dan celana, lalu mandi di bawah air terjun. Gue mengambil dedaunan yang ada dan gue gosokkan ke punggung. Waktu itu gue mandi sambil telanjang di air terjun karena gue pikir gak ada orang lain.

Setelah merasa badan gue sudah bersih, gue kembali pake baju dan berjalan keluar hutan menuju lokasi perkemahan. Jarak nya cukup jauh sekitar dua kilometer. Gue menyusuri jalan setapak yang mengarah ke jalur perkebunan.

Siang itu, langit sangat mendung dan tak lama kemudian kabut langsung menyelimuti daerah itu. Gue mendadak nggak bisa liat apa-apa, gue pun berjalan pelan sambil meraba-raba pohon teh sebagai penentu arah. Kabut di sana sangat pekat Gan/Sis, jarak pandang ke depan cuman lima meter.

Ketika gue berjalan perlahan, tiba-tiba gue melihat siluet orang yang mendekat dari arah depan. Gue mendadak takut banget pas liat siluet itu sehingga gue menghentikan langkah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!