Hari pun berganti. Seperti kemarin, hari ini pelanggan berdatangan dalam jumlah besar. Daru dan Frey hampir kewalahan dengan permintaan pelanggan yang berdatangan terus menerus.
Singkat cerita, petang pun tiba. Pelanggan pun mulai menarik diri satu per satu. Menyisakan Frey dan Daru yang saat ini tengah berdiri di belakang meja konter.
"Berapa banyak penghasilan hari ini?" tanya Daru.
"Hari ini kita mendapat 29.500 koin emas, tak terlalu jauh dari kemarin. Untuk rinciannya, 350.000 koin perunggu, 50.000 koin perak, 21.000 koin emas," jawab Frey.
"Baik, Kalau begitu mari bersiap menemui tamu kita," ucap Daru.
Daru dan Frey mulai bersiap untuk menyambut pemimpin dari dua perusahaan dagang. Daru menuju lantai dua bawah sedangkan Frey membersihkan lantai satu atas.
Daru membuka smartphone nya dan membeli 40.000 botol shampo dan 8000 botol parfum. Dia berniat menyerahkan kedua jenis benda itu ke perusahaan dagang. Daru yakin, kedua jenis barang itu akan menarik perhatian orang-orang dari seluruh benua Isla.
Sebotol shampo Daru beli dengan harga sepuluh ribu rupiah, sedangkan sebotol parfum, dia beli dengan harga 50.000 rupiah. Daru menghabiskan 800 juta dalam sekali transaksi. Daru berencana mematok harga jual sebanyak empat kali lipat dari harga beli. Jika hari ini perusahaan dagang membeli semuanya, Daru bisa mendapat 36.000 koin emas. Daru bisa saja mematok harga lima kali lipat dari harga beli, akan tetapi dia tidak bisa mengambil keuntungan terlalu banyak dari perusahaan dagang.
....
Pemimpin dua perusahaan dagang pun tiba. Tetapi mereka tidak hanya berdua, melainkan ada empat orang lain yang mengikuti.
Frey memanggil Daru yang saat ini tengah menata paket-paket berisi botol shampo dan parfum.
"Daru ..., mereka datang. Dan tidak hanya mereka, Pemilik Bar Bull's Horn dan Restoran Bintang Biru juga datang. Aku telah mengantar mereka ke lantai dua atas, aku akan menjamu mereka," ucap Frey yang masih berada di tangga yang menghubungkan Lantai satu dan dua bawah.
"Aku akan segera kesana," jawab Daru.
Kenapa mereka berdua juga datang? Mungkin ingin ikut bekerjasama? Ah sial, aku terlalu sibuk sehingga tidak memeriksa Islagram sama sekali, pikir Daru
Daru pun bergegas menuju ke lantai dua atas. Tak lupa dia juga membawa shampo dan parfum masing-masing satu buah sebagai sampel.
Daru membuka pintu ruangan yang ada di lantai dua atas.
Kreek.
"Maaf membuat kalian menunggu," ucap Daru sembari duduk di sofa.
"Saya tidak ingat mengundang Pemilik Bar Bull's Horn dan Pemilik Restoran Bintang Biru kemari, ada yang bisa jelaskan?" tanya Daru. Dia ingin terlihat sebagai pihak yang unggul, dan sebaliknya, dia ingin pihak lain menyadari bahwa yang membutuhkan kerjasama adalah mereka, bukan Daru.
"Ah, maafkan saya karena telah datang tiba-tiba. Tetapi karena Tuan Daru bisa membuka kerjasama dengan Perusahaan Dagang, bukan tidak mungkin kan membuka kerjasama dengan kami berdua juga?" ucap seorang Wanita yang memakai gaun ketat berwarna biru gelap. Dia adalah Lyd, pemilik Restoran Bintang Biru.
"Benar, Tuan Daru, jangan tersinggung. Kami juga ingin membuka kerjasama dengan Bukit Sarren. Kami juga akan menawarkan keuntungan yang tidak kalah besar dengan perusahaan dagang," ucap Klein, pemilik Bar Bull's Horn.
"Baiklah, tetapi saya ingin berdiskusi penting dengan kedua perusahaan dagang terlebih dahulu, Anda berdua bisa meninggalkan ruangan ini sementara waktu. Frey, antar mereka," ucap Daru.
Frey pun berdiri dan berkata, "Tolong ikuti saya".
Pemimpin dari Bar Bull's Horn dan Restoran Bintang Biru saling memandang sejenak dan akhirnya menyerah. Mereka sebenarnya ingin tahu bisnis apa yang akan dilakukan Daru dengan perusahaan dagang. Mereka pun mengikuti Frey turun ke lantai satu.
"Oh, dua wanita yang berdiri di belakang Anda, aku yakin mereka adalah budak yang Anda siapkan, Tuan Ronald?" tanya Daru kepada Ronald.
"Ya, mereka adalah budak paling cerdas dan menarik yang saya punya," ucap Ronald sembari memandang kedua wanita yang ada di belakangnya.
Dua wanita itu memanglah memiliki bentuk tubuh yang menarik. Wajah mereka terlihat cantik walaupun kotor seperti budak pada umumnya. Pakaian mereka berdua juga lusuh dengan banyak lubang. Daru yang prihatin dengan kondisi mereka hanya mengerutkan keningnya.
Ronald pun memperhatikan perubahan ekspresi pada wajah Daru. Dia pun menebak-nebak sebelum berbicara, "Walaupun luarnya tampak buruk seperti itu, aku yakin tubuhnya masih halus tanpa bekas luka apapun. Saya bisa menjaminnya," ucap Ronald dengan percaya diri bahwa tebakannya benar.
Mendengar ucapan Ronald, Daru menatap Ronald dengan dingin. Ronald pun tiba-tiba merasa bersalah setelah merasakan tatapan Daru. Dia tidak tau kesalahan apa yang telah dia perbuat, jadi dia memilih diam tanpa mengatakan apa-apa lagi.
"Hah, lupakan. Karena kalian sudah disini, saya akan membicarakan bisnisnya." Daru mengeluarkan dua botol yang terlihat asing bagi Ronald dan Zed, Pemimpin Perusahaan Dagang Samudera.
Daru menjelaskan tentang kedua benda itu kepada mereka berdua, meliputi kegunaan, keawetan, dan harga. Mereka berdua tampak takjub dengan apa yang dijelaskan Daru.
"Untuk saat ini, saya memiliki 40.000 botol shampo dan 8000 botol parfum. Satu botol shampo saya jual seharga empat koin perak, sedangkan satu botol parfum, saya jual seharga dua koin emas. Itu harga paling rendah yang bisa saya tawarkan kepada kalian, terserah kalian ingin menjualnya dengan harga berapapun," ucap Daru.
"40.000 Botol?! Delapan ribu botol?! Sebanyak itu?!" Zed berteriak.
"Tapi Tuan Daru, harga yang anda tawarkan itu terlalu tinggi. Memang produk mu menarik, tetapi saya tidak bisa menjamin itu akan laku keras," ucap Ronald yang masih berpikiran tenang.
"Saya tahu akan ketidakyakinan kalian, lagipula kalian berdua belum mencobanya. Bawa pulang dua sampel ini, lakukan riset pasar terhadapnya. Saya akan memberi waktu sampai lusa di jam yang sama untuk keputusannya," ucap Daru.
"Kalau begitu, kami berdua akan kembali lagi lusa. Lalu, bagaimana dengan budaknya? Anda jadi membeli mereka?" tanya Ronald memastikan.
Daru tiba-tiba melemparkan kantong besar berisi 40.000 koin perunggu ke atas meja.
"40.000 koin perunggu. Maaf, aku hanya bisa membeli dengan koin perunggu. Tempat penyimpanan uangku terlalu penuh sehingga sulit untuk menyimpan koin dalam jumlah besar," ucap Daru.
"Tak apa, saya membawa cincin dimensi." Ronald pun memasukkan kantong uang itu ke dalam cincin dimensinya, lalu mengeluarkan dua kertas berwarna coklat dengan beberapa tulisan disana.
"Ini kontrak darahnya Tuan Daru. Selama anda memegangnya, dua budak ini akan patuh kepada Anda," tambah Ronald sembari menyerahkan dua kertas itu.
"Ah, ya," ucap Daru. Daru sebenarnya tidak tahu apa-apa mengenai kontrak darah. Tetapi demi menghindari kecurigaan yang merepotkan, Daru mengiyakan perkataan Ronald.
"Kalau begitu kami berdua pamit. Terima kasih atas waktunya, Tuan Daru," ucap Zed sembari meraih kedua botol yang ada dihadapan Daru.
"Terima kasih atas kedatangan kalian. Saya akan mengantar kalian berdua," ucap Daru kepada mereka berdua.
Daru memandang kedua budak dan berkata, "kalian berdua ikut aku."
Kedua budak itu hanya mengangguk. Tatapan mereka kosong seolah-olah mereka sudah menyerah dalam keadaan apapun. Daru hanya menghela nafas dan mengantar kedua tamunya pergi.
....
Dilantai satu, suasananya hening. Itu semua karena Frey yang terus menerus menatap Lyd dengan dingin. Frey masih ingat dengan apa yang dilakukan oleh Lyd kepada Daru dua hari yang lalu. Keheningan pun terpecah ketika Daru tiba di lantai satu dengan empat orang yang mengikutinya.
"Sampai jumpa, Tuan Ronald, Tuan Zed," ucap Daru kepada Ronald dan Zed.
"Sampai jumpa Tuan Daru." Keduanya berkata bebarengan dan berjalan ke luar toko.
Setelah itu, Daru melirik Frey yang saat ini duduk di belakang konter berhadapan-hadapan dengan dua orang.
"Frey, antar mereka berdua ke kamar mandi untuk membersihkan badan mereka," ucap Daru kepada Frey sembari menunjuk kedua budaknya.
"Baik, jangan lakukan hal yang aneh-aneh," ucap Frey sembari melirik Lyd.
Lyd hanya terdiam. Siapa yang tak kenal Frey sang petualang peringkat atas? Untuk masuk dalam jajaran peringkat atas, seorang petualang dituntut untuk mempunyai keahlian yang luar biasa, tak terkecuali Frey. Lyd tidak tahu jika Daru dan Frey memiliki hubungan yang lebih dari bos dan karyawan. Jika dia tahu lebih awal, Lyd pasti tidak akan pernah melakukan itu kepada Daru.
Daru hanya menghela nafas karena merasakan aura permusuhan dari Frey. Sementara Frey mengantar kedua budak Daru menuju kamar mandi, Daru menghampiri dua tamu yang telah menunggunya dari tadi.
"Lalu, kerjasama seperti apa yang ada di pikiran kalian berdua?" tanya Daru.
Keduanya saling memandang berniat untuk memutuskan siapa yang bicara terlebih dahulu. Lyd mengangguk pelan kepada Klein mempersilahkan Klein untuk bicara terlebih dahulu.
"Tuan Daru, biar saya yang bicara duluan," ucap Klein.
Daru mengangguk setuju.
"Saya berpikiran untuk membuka bar di Bukit Sarren, karena banyak orang yang datang kemari setiap harinya. Bagaimana dengan itu tuan Daru?" ucap Klein.
"Hmm, apa yang Anda tawarkan, Tuan Klein?" tanya Daru.
"Apa yang Tuan Daru inginkan? Saya bisa menawarkan uang," ucap Klein.
"Saya tidak butuh uang. Bagaimana jika 30% keuntungan Bull's Horn masuk ke kantong saya? Bukan hanya izin, tapi saya juga akan memberi bantuan dana pembangunan sebesar lima ribu koin emas," ucap Daru.
"Lima ribu?! Sebanyak itu?! Anda tidak bercanda kan? Lima ribu koin emas adalah penghasilan saya selama 3 tahun," tanya Klein memastikan.
"Tentu, tapi saya juga ingin nama saya dan seluruh karyawan saya di masa depan masuk dalam blacklist dari Bull's Horn," ucap Daru sembari tersenyum.
"Kenapa anda ingin masuk keda- ah tentu saja!" Klein langsung mengerti maksud Daru.
Sebenarnya, Bull's Horn bukan hanya sebuah bar, melainkan sebuah cover untuk menutupi apa yang ada di dalamnya. Tetapi karena keuntungan yang didapat dari Bar cukup besar, Klein tidak hanya fokus pada "dalamnya", melainkan pada bar juga, itu juga kasus yang sama yang dialami Restoran Bintang Biru.
Di dalam Bull's Horn ada sebuah organisasi pembunuh bayaran terbesar di seluruh Benua Isla, Black Minotaur. Tidak ada yang menyadari bahwa Bull's Horn yang identik dengan minuman keras terbaik di tujuh kerajaan merupakan organisasi pembunuh bayaran.
Pada pertemuan sebelumnya antara Daru dan tokoh-tokoh berpengaruh di Kerajaan Resia, Daru membisikkan hal itu kepada Klein. Klein saat itu tidak merasa terancam, tetapi dia malah merasa tertarik dengan kemampuan Daru. Dalam pikiran Klein, dia ingin menjalin hubungan yang baik dengannya agar bisa mendapat manfaat yang baik untuk pertumbuhan organisasinya.
Apa yang dimaksud Daru saat ini adalah dia tidak ingin ada pembunuh bayaran dari Black Minotaur menargetkannya ataupun karyawan-karyawannya. Walaupun Daru adalah seseorang yang kuat dengan senjata yang mematikan, tetapi tidak dengan karyawannya. Frey juga bisa dibilang kuat, tetapi hanya sebatas satu lawan satu.
Mereka berdua pun menyetujui kerjasamanya. Setelah mengatur beberapa hal lain, Klein berpamitan dan beranjak dari kursinya.
Sementara itu, Lyd hanya diam berusaha mencerna percakapan yang Daru dan Klein miliki.
Apakah Bull's Horn memiliki kondisi yang sama seperti Restoranku? Tapi organisasi apa? pikir Lyd mencoba mengurai fakta.
"Dan Nona Lyd, kerjasama apa yang Nona Lyd inginkan?" ucap Daru kepada Lyd setelah Kleim pergi.
"Saya ingin membeli resep dari makanan yang tempo hari Tuan Daru sajikan kepada tamu. Saya juga berharap untuk diberi izin membangun restoran cabang di Bukit Sarren," ucap Lyd sembari menyesuaikan ekspresinya agar terlihat menarik.
"Bisa, seperti sebelumnya, apa yang anda tawarkan?" tanya Daru.
"Kalau begitu, seperti sebelumnya. Syarat yang anda ajukan kepada Bull's Horn juga bisa saya terima. Hanya saja, saya tidak akan menerima bantuan dana dari Tuan Daru, saya akan memakai dana saya sendiri untuk pembangunan, tetapi jumlah keuntungan yang dibagi dengan Tuan Daru hanya 25%," ucap Lyd.
"Baik, tetapi resep itu hanya bisa Anda pakai di restoran yang ada di Bukit Sarren. Jika saja Anda melanggarnya, saya akan menghancurkan restoran anda sekaligus organisasi mata-mata yang ada didalamnya, Third-eye," ancam Daru.
Seketika itu juga, tubuh Lyd bercucuran keringat dingin karena takut terhadap ancaman Daru. Orang dengan jaringan informasi yang lebih hebat dari organisasiku pastilah hal yang mudah untuk melakukan itu, pikir Lyd.
"Tentu saja saya menjamin itu, Tuan Daru," ucap Lyd.
"Dan mengenai blacklist seperti syaratku kepada Bull's Horn, saya tidak masalah jika anda mencari-cari informasi tentang saya atau karyawan-karyawan saya, tetapi jangan pernah membocorkan informasi itu kepada siapapun," tambah Daru.
Jadi Bull's Horn benar-benar sebuah organisasi sepertiku ..., seberapa dalam kemampuan orang ini mencari informasi? pikir Lyd.
"Baik Tuan Daru, saya berjanji tidak akan melakukannya. Saya akan mulai membangun restoran besok, apakah tidak ada masalah?" tanya Lyd.
"Lakukan saja. Apa ada hal lain?"
"Tidak, kalau begitu saya permisi," ucap Lyd. Lyd pun pergi meninggalkan Toko Daru
.....
"Dengan ini, organisasi mata-mata dan organisasi pembunuh bayaran tidak akan menyentuhku. Haha ..., ini terlalu mudah," gumam Daru sembari berjalan menuju kamar mandi dimana Frey dan kedua budak berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Galih Gates
mainnya langsung ngancem dah 😑
2021-08-18
0
Riangga Mustika
up
2021-08-17
0
Abdurrahman Sidik
keren
2020-10-24
5