Daru berjalan mengikuti peta ke arah Barat. Karena di peta tersebut tidak menunjukkan jarak, Daru membuka smartphone-nya dan mencari "Julius Tomb" di kolom pencarian aplikasi maps nya. Menurut maps, Julius Tomb berada di dalam gua bernama Loner Cave. Di maps juga, ikon gua tersebut berwarna hitam, ketika Daru menekannya, itu dikatakan bahwa ikon berwarna hitam menandakan tidak ada bahaya disana. Sontak, membuat Daru sangat gembira. Jarak antara dia dan gua hanya sekitar 25 menit berjalan kaki, cukup Dekat.
Daru sangat bersemangat dengan apa yang bisa ia temukan disana. Ia pun mulai berlari. Dari perkiraan waktu tempuh 25 menit, Daru bisa sampai ditujuan dengan waktu 15 menit.
Gua itu tampak sedikit menyeramkan dari luar. Karena itu masih dalam lingkup pepohonan Hutan Arc, jadi terlihat agak gelap dan suram. Karena hari sudah semakin sore, Daru berinisiatif untuk mencari beberapa kayu bakar untuk dibuat api unggun didalam gua, dia berencana untuk menginap di sana.
Dalam waktu 30 menit, Daru mengumpulkan setumpuk kayu bakar yang sudah lumayan kering. Daru melihat smartphone-nya, dan waktu masih menunjukkan pukul 17.00. Belum terlalu gelap untuk menyalakan api unggun, jadi Daru menaruh kayu bakarnya di mulut gua dan masuk kedalam untuk mencari harta karunnya.
Dia mengambil senternya dan mulai berjalan kedalam.
Daru menyadari tidak ada satupun makhluk selain dirinya di dalam gua itu. Daru pun mulai mengendurkan kewaspadaannya.
Semakin dalam dan semakin dalam Daru menelusuri gua. Tak terasa, dia sudah menghabiskan 2 jam didalam gua tersebut. Untung saja, senter Daru sudah di isi dengan menggunakan Powerbank surya. Begitu juga dengan smartphone-nya. Ketika dia sedang asik berjalan, Daru melihat didepan ada sebuah pintu kayu. Ya, pintu kayu didalam sebuah gua.
"Ini adalah tempatnya?" ucap Daru sambil bergerak mendekati pintu.
Daru mencoba untuk membuka pintu itu. Tetapi pintu tersebut tak bergerak sedikitpun.
"Hm susah dibuka, Bakar!" ucapnya.
Dia mengeluarkan smartphone-nya dan membeli satu jirigen bensin dari aplikasi e-wallet.
.....
"Mas, ini ketiga kalinya loh. Mas ngerjain saya?" tanya Veux yang tiba-tiba berada dibelakang Daru. Bagaimana Veux tidak merasa kesal? Pertemuan pertama dia di teriaki "Setan" oleh Daru. Pertemuan kedua Daru menganggu "waktu" Veux dengan sang istri. Dan sekarang dia membuat Veux kembali lagi. Daru membuat Veux bolak-balik dari bumi ke Benua Isla tiga kali dalam sehari.
"Hehe, Mas Veux sudah datang. Maaf lagi mas, ini juga darurat, hehe," ucap Daru meminta maaf.
"Lain kali Masnya sebelum belanja dipikir dulu apa saja yang dibutuhkan, jadi sekali jalan bisa selesai. Kasihan yang nganter, ini gratis ongkir. Ngerti sendiri kan kalau gaji saya kecil," ucap Veux dengan nada sedih.
"Maaf ya Mas Veux, pengiriman depan saya kasih komisi, hehe." Daru tersenyum canggung sembari menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Yaudah mas, tanda tangan."
....
Setelah Veux pergi, Daru menyiramkan bensin yang dia dapat tadi ke pintu yang ada didepannya. Lalu dia mengeluarkan korek api plasma nya dan menyalakan api di pintu tersebut.
Daru pun duduk sembari menikmati kehangatan pintu yang dibakarnya. Lalu, dia mengeluarkan sebungkus roti yang terbawa dari dunia asalnya dan memakannya dengan lahap.
Pintu itu pun mulai berubah warna menjadi merah menyala. Ya, pintu itu sudah berubah menjadi lebih rapuh. Tak menunggu lebih lama lagi, Daru menendang pintu itu.
Brak
Pintu itu pun runtuh dalam sekali tendang. Tetapi, Daru tidak bisa memasuki ruangan yang berada dibalik pintu. Karena api yang dia nyalakan tadi belum padam. Dia pun kembali duduk menunggu api itu padam.
Setelah menunggu selama beberapa menit, api itu mengecil. Membuat Daru bisa berjalan melewatinya. Daru pun bergegas masuk. Hal pertama yang dia lihat adalah cahaya.
"Emas!" Ya, itu adalah cahaya api yang terpantul oleh tumpukan koin emas. Disana juga ada sebuah peti yang cukup besar berwarna hitam.
"Ahahaha, aku kaya!" teriak Daru sambil berlari kearah tumpukan koin itu. Dia pun melompat hendak menjatuhkan diri ke tumpukan koin. Lalu,
Bugg!
"Adudududuh." Daru meringis merasakan sakit. Sebelum Daru mencapai Tumpukan koin, Koin tersebut sudah masuk kedalam E-wallet-nya.
Zzzz zzzz
[Saldo berhasil ditambahkan]
Notifikasi pun muncul. Daru dengan segera membuka smartphone-nya.
[Saldo]
Rp.19.850.000
1.015 gold coin
Daru ingin menangis bahagia melihat uangnya yang begitu banyak.
"101.500.000! Hahaha, aku suka dunia ini!!"
"Bisakah kau tidak berisik?" Tiba-tiba Daru mendengar suara lembut seorang pria. Daru pun dengan cepat memegang busurnya dan berbalik kearah sumber suara.
"Wow, wow, Tenang ... kau yang mencuri, seharusnya aku yang menodongkan senjata."
"Oh, kau pemilik harta ini? Bisakah kau tunjukkan dirimu?" Ucap Daru.
Tiba-tiba partikel-partikel kecil berwarna putih muncul di udara dan perlahan-lahan berkumpul menjadi satu. Kumpulan partikel-partikel itu membentuk tubuh seorang manusia. Tak lama, seorang pria dengan wajah penuh wibawa terbentuk.
"Aku julius. Dan ya, harta tadi adalah milikku," ucap Julius.
"Apakah kau akan membunuhku?" tanya Daru.
"Tidak," jawab julius.
"Apakah kau akan menghentikanku mencuri hartamu?" tanya Daru lagi.
"Tidak, merepotkan," jawab Julius.
"Apakah kau akan membujukku untuk tidak mencuri?" tanya Daru
"Tidak juga, itu lebih merepotkan," jawab Julius.
"Lalu apa maumu?" tanya Daru.
"Jangan berisik," jawab Julius dengan nada datar.
Daru keheranan dengan jawaban Julius. Bagaimana tidak? Dia menampakkan sosoknya bukan untuk menghentikan Daru mencuri hartanya, melainkan agar Daru tidak berisik dikala mencuri.
"Umm ... Apakah kau tidak merasa sayang dengan hartamu? Apakah kau tidak mau menghajarku?" tanya Daru sekali lagi.
"Hahh ... Aku sudah mati 100 tahun yang lalu. Selama 100 tahun aku menemukan kedamaian. Dan kau tiba-tiba datang dan berteriak seperti seekor kera yang menemukan pohon pisang. Dan harta itu? Aku tidak bisa menyentuh barang-barang fisik. Dan juga tidak ada gunanya lagi mempunyai harta. Kau sudah mengambil hartaku, sekarang pergilah.
"Oh, jangan lupa bawa peti hitam sialan itu, pindahkan ketempat lain. Aku tidak mau ada orang yang mengangguku lagi." Setelah Julius menyelesaikan kalimatnya, dia menghilang begitu saja. Membuat keringat dingin mengalir di punggung Daru.
Itu tadi hantu. Benar-benar hantu, pikirnya. Dia sudah tidak mau berteriak "setan" karena pengalamannya dengan Veux, dia tidak mau melukai hati orang-orang baik.
Daru pun melihat peti yang tadi ditunjuk oleh Julius. Peti itu berbentuk kubus dengan ukuran satu meter. Penasaran dengan isinya, Daru membuka peti itu perlahan.
Didalam peti itu, terdapat sebuah buku lusuh bersampul biru, beberapa koin emas, dan sebuah plat emas bertuliskan "Julius". Seperti biasa, koin emas yang ada di peti tersebut menghilang dan masuk kedalam e-wallet Daru. Dia pun mengambil yang tersisa dan memindahkan peti hitam tersebut ke bagian lain gua yang cukup jauh dari tempatnya berasal.
Daru pun segera kembali ke mulut gua tempat dia menumpuk kayu bakar yang ia kumpulkan tadi. Setelah sampai, Daru menyusun kayu-kayu tersebut dan membuat api unggun kecil untuk menemaninya tidur malam hari ini.
Banyak hal aneh terjadi hari ini. Tapi entah mengapa, aku merasa aku terlalu cepat beradaptasi, pikirnya sambil mencoba untuk memejamkan mata dan tidur.
.....
Malam dengan cepat berlalu. Berkas-berkas cahaya mulai tampak dari ufuk. Daru terbangun dari tidurnya karena dia merasa lapar.
"Ugh, aku baru ingat kemarin hanya makan satu bungkus roti," ucap Daru sambil memegang perutnya.
Daru pun mengambil busurnya dan berjalan keluar gua untuk berburu. Dia kembali berjalan ke timur menuju tempat yang ia ingin tuju sebelumnya, Deuz River.
Sementara itu di sebuah ruangan di istana Kerajaan Resia.
"Maaf Yang Mulia, saya telah gagal mendapatkan info tentang Tuan Putri Rennesia." Seorang wanita berlutut meminta maaf didepan seorang pria dengan pakaian yang mencolok dan mahkota emas di kepala. Wanita itu adalah Frey, wanita yang diselamatkan Daru di hutan Arc kemarin. Sedangkan pria di depannya adalah Raja Kerajaan Resia, Raja Vanir.
"Gagal? Gagal? Hahahaha, Kalian semua tidak becus! Putriku masih diluar sana, dan kau berani-beraninya datang dan berkata bahwa kau gagal?" ucap Raja Vanir dengan marah.
"Maaf Yang Mulia, saya akan kembali ke Dark Plain dengan lebih banyak orang," balas Frey dengan ketakutan.
"Lupakan tentang Dark Plain, sumber lain mengatakan Rennesia ada di sebuah gua yang berada di perbatasan Resia-Vradarian. Kumpulkan orang dan cari Putriku! Jangan sampai gagal atau aku penggal kepalamu di depan keluargamu." Raja Vanir memerintah.
"Baik Yang Mulia!" Frey memberi hormat dan segera pergi menjalankan titah sang Raja. Menyisakan Raja Vanir seorang di ruangan itu.
"Intel tidak berguna, melacak seorang gadis saja tidak bisa. Apa yang harus aku lakukan ...," ucap Raja Vanir dengan ekspresi sedih. Sudah enam bulan sejak Putri Rennesia menghilang. Dan sampai saat ini, informasi dari intel selalu berubah-ubah. Membuat Raja Vanir semakin depresi.
Enam bulan lalu, Putri Rennesia menghilang dari kediaman Kerajaan. Ditemukan sepucuk surat di atas ranjangnya bertuliskan "aku dapatkan putrimu" dengan tinta berwarna merah yang menyerupai darah. Permaisuri Kerajaan Resia, Fiona Lionness, yang menemukan suratnya, langsung jatuh pingsan saat itu juga, dan berlanjut pada kesehatannya yang terus menurun. Sementara itu, Raja Vanir pada saat itu langsung mengerahkan semua pasukan yang dia miliki untuk menyebar dan mencari keberadaan Putri Rennesia. Sayangnya, usaha sebesar itu tak membuahkan hasil sama sekali hingga saat ini.
"Kumohon Dewa Agung Odeat, lindungilah putriku." Raja Vanir memejamkan mata seraya menahan air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
nur kholifah
beli seafood maknyusssss
2022-10-15
0
Riangga Mustika
up
2021-08-17
0
Xyn〜ハンサム
hantu apa setan hayoloh
2021-07-01
1