Bab 5 Tentang Zahira

...Mencintai Bumi adalah sebuah sakit yang di sengaja....

...*Zahira*...

...----------------...

Hari ini dokter Harfa terlihat sedikit ceria. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan sampai kena tegur Dokter Yeri.

Padahal, hari ini adalah hari dimana Bumi akan menikah. Harusnya Dokter Harfa menangis di pojok ruang sana.

Sikap dokter Harfa sampai membuat dokter Zahra keheranan. Begitupun dengan dokter Sam dan dokter Langit. Mereka merasakan perubahan dokter Harfa.

Tingkah dokter Harfa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di hidupnya. Kadang ceria, suatu hari bisa murung bahkan diam seribu bahasa. Tapi, hari ini Dokter Harfa kembali ke setelan pabriknya. Dimana memang dokter Harfa adalah dokter ceria dan gampang akrab dengan semua pasien. Karakteristik nya sama dengan dokter Sinta dulu.

Kali ini, dokter Harfa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dokter Harfa pulang lebih awal dari jadwal karena harus menghadiri acara pernikahan Bumi.

Siapa yang sanggup datang ke pernikahan orang yang di cintai. Tapi, dokter Harfa melawan semua segala rasanya.

"Kamu baik-baik saja?"

Cemas dokter Zahra menatap dokter Harfa rumit.

Dokter Harfa tersenyum simpul. Membuat dokter Zahra bergidik.

"Tenang saja, aku gak akan mengacau."

Dokter Zahra menghela nafas pelan. Karakter Dokter Harfa memang di luar nulur.

Dokter Harfa memang memilih membawa Zahra ke pernikahan Bumi dan Zahira. Jika orang lain mungkin akan membawa gebetan baru untuk menunjukan jika dirinya sudah move on. Bagi dokter Harfa hal itu hanya akan menyakiti diri sendiri karena ketidakmampuan dia untuk ikhlas.

Dokter Harfa dan dokter Zahra memasuki aula resepsi pernikahan. Dokter Harfa sengaja datang ketika acara ijab qobul selesai.

Terlihat semua orang nampak tersenyum bahagia. Tapi, tidak dengan Bumi yang berdiri kaku. Tatapannya begitu kosong, sesekali tersenyum sumbang hanya untuk menjaga nama baik keluarga. Sebuah pernikahan yang tak di inginkan Bumi.

Bumi tak berdaya. Dirinya kini telah menjadi seorang suami dari wanita lain bukan wanita yang dia cintai. Dunianya seakan hancur tapi Bumi hanya bisa menangis dalam diam. Tak mau menyakiti hati kedua orang tuanya.

Deg!

Bumi terpaku, menatap sosok wanita yang berjalan anggun ke arahnya. Rasanya Bumi ingin berlari memeluk dokter Harfa tapi sadar jika itu tak mungkin.

"Selamat."

Ucapan selamat terdengar menyakitkan di telinga Bumi. Dadanya begitu sesak, menatap wanita yang menemaninya berjuang kini bukan lagi miliknya.

Kenapa harus tersenyum palsu. itu menyakitiku. Harusnya kamu marah, menangis jangan siksa aku dengan kepura-puraan.

Senyum mu begitu mempesona seolah tak ada luka di dalamnya. Sedang aku, disini terjebak kesakitan sendiri.

Bumi masih berperang dengan pikirannya sendiri dengan mata terus berjalan ke mana langkah Harfa melangkah.

Hingga langkahnya terhenti ketika sebuah pelukan hangat dokter Harfa dapatkan lagi.

"Astaghfirullah."

Gumam Bumi membuang muka, Bumi sadar jika apa yang dia lakukan menyakiti Zahira, istrinya.

Bumi menatap Zahira yang malah tersenyum manis. Seolah Zahira mengerti apa yang di rasakan Bumi.

"Tak apa, saya mengerti."

Bisik Zahira seolah tak ada rasa sakit dalam senyuman itu. Tak ada rasa cemburu dalam tatapan itu.

Zahira tahu apa yang harus ia lakukan. Mencintai Bumi adalah sebuah sakit yang di sengaja. Untuk itu, Zahira sudah membentengi hatinya agar tidak terbawa hati.

Zahira sadar jika pernikahan mereka hanya sebuah kesepakatan antara dirinya dan Bumi. Zahira tak mampu menolak permintaan mama Bumi karena Mama Bumi sudah banyak berjasa bagi keluarganya. Sampai Zahira sarjana pun tak lepas dari bantuan keluarga Bumi.

Zahira gadis ayu yang terlahir tanpa ayah. Sejak dalam kandungan, ayah Zahira meninggal dunia ketika bertugas ke Papua. Sebuah resiko yang harus di tanggung istri seorang tentara.

Ibu Zahira meninggal dunia ketiga Zahira berusia 15 tahun. Zahira tinggal bersama kakak perempuan nya di rumah peninggalan mendiang ayah dan ibunya. Dan keluarga Bumi lah yang menjadi penolong mereka berdua bahkan sampai kakak Zahira menikah juga dengan seorang tentara keluarga Bumi lah yang membantu semua keperluan.

Zahira tak ada pilihan lain selain dari pada membayar jasa-jasa keluarga Bumi. Tapi, bukan berarti Zahira tidak punya harga diri.

Zahira sudah tahu apa yang akan dia lalui bersama Bumi. Laki-laki dingin, irit bicara sejak dulu. Bahkan Zahira tahu siapa wanita yang di cintai Bumi.

"Maaf."

Kata Bumi. Setidaknya Bumi sadar siapa dirinya sekarang.

Bumi tahu jika dirinya hilang kendali. Tak seharunya Bumi seperti itu. Walau Bumi tak mencintai Zahira tapi Bumi sudah berjanji tak akan menyakiti Zahira dalam sengaja.

"Tak apa, Ira baik-baik saja."

Ucap Zahira menguatkan diri. Perjalan dirinya baru di mulai. Mungkin akan banyak rasa sakit lagi kedepannya. Zahira tak tahu, apa ia akan kuat atau tidak dalam pernikahan ini.

"Terimakasih."

Bumi bernafas lega, setidaknya Zahira tak banyak menuntut apapun padanya. Dan mengerti jika di hatinya masih ada Harfa. Tapi bukan berarti Bumi tak akan belajar menerima Zahira dalam hidupnya. Bumi dan Harfa sudah sepakat untuk menjalani hidup masing-masing. Bumi tak ingin menyakiti Harfa lewat menyakiti hati Zahira. Harfa akan kecewa jika Bumi melakukan hal itu. Sebuah janji yang harus Bumi penuhi namun sulit.

Setidaknya Bumi sudah berusaha semampu dirinya. Hati siapa yang tahu, Bumi sendiri tak kuasa akan perasaan nya sendiri.

Biarlah Allah yang menggerakan hati Bumi.

Sebuah pernikahan bukan taman bermain. Ketika sudah bosan dan lelah di tinggalkan.

"Sama-sama."

Zahira dan Bumi kembali berdiri ketika ada orang yang menyalami mereka. Zahira maupun Bumi mereka begitu kompak dalam akting. Seolah mereka pasangan yang bahagia.

Padahal jauh dalam lubuk hati keduanya mereka sama-sama sakit.

"Ya Allah jangan biarkan aku menjadi orang dzolim. Kau persatu kan aku dan Zahira di saat hatiku milik orang lain. Aku tak tahu, apa yang sebenarnya engkau inginkan. Aku hanya memohon, jangan biarkan diriku menyakiti siapapun."

Batin Bumi bertekad jika dirinya akan berusaha menerima takdir yang sudah Allah gariskan untuknya. Berhasil tidaknya Bumi tak tahu. Setidaknya Bumi sudah berusaha tak ingin menyakiti siapapun.

Zahira menatap Bumi sekilas. Perasaan nya campur aduk. Memang saat ini Zahira tak mempunyai rasa apapun pada Bumi. Tapi, Zahira tak menjamin bagaimana kedepannya nanti. Zahira berharap perasaan itu tak akan muncul. Cukup hubungan mereka hanya pertemanan dalam pernikahan ini.

Zahira tak mau menyakiti dirinya sendiri dengan berharap lebih. Setidaknya Bumi menghormati nya saja itu sudah lebih dari cukup.

Toh, Zahira juga tak tahu sampai kapan ia akan menjadi istri Bumi. Zahira berharap, tidak lama agar di hatinya tak timbul perasaan.

"Jagalah hati ini ya Allah. Hamba tak mengharapkan apapun dalam pernikahan ini. Engkau tahu kondisi Hamba."

Batin Zahira sudah sangat pasrah akan semuanya.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

lily

lily

lanjut 🥰

2025-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!