15. Perubahan Perlahan

"Apakah Anda mencintai Nyonya Muda, Tuan?" Bas kembali bertanya.

Gerakan jemari Ronan pada keybord laptop terhenti, pandangannya menerawang mengingat hari-hari yang sudah ia lalui bersama istrinya.

Meski ia tinggal bersama istrinya di unit Apartemen yang sama, mereka tidur secara terpisah. Akan tetapi, ia juga sadar, perasaan yang ia miliki terhadap Calia perlahan mulai berubah. Ia tidak menyukai apapun yang akan menempatkan Calia dalam posisi tidak aman, tidak menyukai ketika ada pria lain di dekat istrinya, tidak menyukai ketika melihat wajah istrinya bersedih, serta merasakan kebahagiaan yang tidak bisa ia ungkapkan hanya dengan melihat istrinya tersenyum.

'Mungkinkan aku jatuh cinta padanya?'

Ronan menggeleng pelan, rasa kecewa yang pernah ia rasakan terhadap Retha masih terasa. Akan tetapi, tak bisa ia pungkiri semua itu terkikis secara perlahan. Dan entah sejak kapan, ia lebih menikmati hari-harinya bersama Calia.

"Aku tidak tahu," jawab Ronan.

"Anda memberikan jawaban setelah berpikir lama, saya rasa Anda sudah jatuh cinta pada Nyonya Muda Calia," ucap Bas.

"Aku masih tidak yakin dengan perasaanku," sahut Ronan.

"Tapi, Anda sangat tidak menyukai saat Nyonya Muda didekati pria lain, terutama model pria yang menjadi teman Nyonya," ucap Bas lagi.

"Tentu saja aku tidak menyukainya, Calia istriku," sambut Ronan spontan.

"Pft,,,, Maaf Tuan," ucap Bas terkekeh pelan.

"Anda sudah mendengarnya, Nyonya?"

Dahi Ronan berkerut saat mendengar Bas mengucapkan satu kalimat sembari mendekatkan ponsel ke mulut dengan mengaktifkan pengeras suara.

"Sudah, kerja bagus!"

Kedua mata Ronan membulat kala mendengar suara neneknya dari ponsel Bas, sebagai tanda Bas sedang melakukan panggilan.

"Sejak kapan kau menghubungi Grandma?" tanya Ronan dengan wajah kaku.

"Saat saya menanyakan tentang perasaan Anda terhadap Nyonya Muda," jawab Bas tanpa beban.

"Kau..."

"Jangan protes! itu salahmu karena tidak menghubungi Grandma setelah menikah," potong Grand Bertha cepat.

"Tapi, Grand sendiri tidak menghadiri pernikahanku," balas Ronan tak mau kalah.

"Daddy juga tidak datang,"

"Kami datang, hanya tidak mendekat, dan kamu tahu apa alasannya," jawab Grand Bertha.

"Pihak keluarga Calia juga datang, tapi mereka tidak mendekat," imbuhnya.

"Bagaimana Grand bisa tahu?" sambut Ronan.

"Jika kamu ingin tahu jawabannya, selidiki lah lebih dalam tentang istrimu!" ucap Grand Bertha.

"Hahhh,,, baiklah, aku mengerti," sahut Ronan.

"Kami turut bahagia kamu menikah dengannya. Grandma akan mengatur waktu untuk menemui kalian nanti," kata Grand Bertha.

"Aku mengerti, Grand. Jaga kesehatan Grandma dan Daddy di sana," sambut Ronan.

"Tentu, sayang. Sampai bertemu lagi, jaga cucu menantu Grandma dengan baik!"

"Grandma tidak perlu memintanya, aku akan selalu menjaganya," janji Ronan.

"Jika kamu memang mencintainya, katakanlah padanya. Akan lebih baik jika dia mengetahui perasaanmu,"

Panggilan berakhir begitu saja setelah pesan yang diucapkan sang Nenek menjadi penutup obrolan. Mengukir senyuman samar di bibir Ronan, detik berikutnya ia menatap Bas dengan sorot tajam.

"Saya hanya menjalankan perintah dari Nyonya Besar, Tuan," Bas berkata cepat sebelum Ronan mengeluarkan suara protesnya.

"Andai kau bukan asistenku, aku benar-benar sudah menendangmu," gerutu Ronan.

"Jika saya boleh jujur, Tuan," ucap Bas.

"Apa?"

"Katakan saja pada Nyonya bahwa Anda mencintai Nyonya," saran Bas.

"Dari pengamatan saya, Anda sudah bisa melupakan Nona Retha,"

"Sudah kukatakan bukan? Aku tidak yakin dengan perasaanku," sambut Ronan kembali menatap layar laptopnya.

"Apakah itu artinya Anda akan membiarkannya jika ada seseorang yang menyatakan perasaan pada Nyonya?" tanya Bas.

"Tentu saja tidak!" jawab Ronan cepat.

"Nyonya tidak akan mengetahui tentang perasaan Anda jika Anda tidak mengatakannya. Dari hal itu Nyonya akan berpikir bahwa Tuan tidak mencintai Nyonya," ucap Bas lagi.

"Nyonya juga seorang wanita biasa, Tuan. Jika Tuan tidak bisa memberikan kepastian apapun, hubungan di atas kertas ini akan berakhir dalam waktu singkat,"

Ronan tidak bisa memberikan sanggahan apapun, apa yang baru saja Bas ucapkan adalah kebenaran yang tidak bisa ia sangkal. Gerakan jemari Ronan pada keyboard kembali terhenti, bahkan kini ia terlihat menyudahi apa yang sedang ia kerjakan dan mematikan laptop.

"Di mana istriku sekarang?" tanya Ronan.

"Masih di lokasi pasar tradisional," jawab Bas.

Ronan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, memakai jaket yang dibelikan istrinya, dan melangkah keluar ruangan setelah menyambar kunci sepeda motor miliknya.

Pria yang menjadi asisten Ronan hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala, segera menangkap kemana tuan mudanya akan pergi.

.

.

.

Ronan melihat Calia di bawah siraman cahaya mentari senja dengan minuman kaleng hangat di tangan wanita itu. Hembusan angin dingin yang menerpa kulit tidak membuat Calia menghentikan kegiatan yang tengah ia lakukan.

Sesekali tangannya bergerak memberikan aba-aba pada seseorang yang sedang memasang beberapa kabel yang akan digunakan untuk menghubungkan ke sound sistem, membuat garis menyerupai catwalk, serta mengatur titik-titik di mana mereka harus berjalan untuk peragaan busana yang akan mereka lakukan besok.

Meski banyaknya kegiatan yang dilakukan selama beberapa hari terakhir dan membuat Calia kurang tidur pada malam harinya, tidak membuat wanita itu menunjukkan tanda-tanda kelelahan sama sekali. Matanya yang jernih justru menatap lembut saat Ronan datang mendekat.

"Kenapa tidak bilang jika ingin datang?" sambut Calia.

Ronan tersenyum, memandang lekat wajah istrinya seakan sedang memandang permata terindah di dunia, lalu beralih pada kaleng minuman hangat yang ada di tangan istrinya.

"Bisakah aku mendapatkan sedikit minuman?" tanya Ronan.

"Tentu, sebentar aku ambilkan," sahut Calia.

"Tidak, yang ini saja," Ronan berkata cepat, mengambil alih kaleng minuman istrinya sebelum Calia memiliki kesempatan untuk menjauh.

"Tapi itu bekas milik,,, ku,,,"

Kedua mata Calia melebar kala melihat Ronan meneguk minuman kaleng miliknya tanpa ragu, seakan pria itu tidak mempermasalahkan bahwa dirinya juga meminum dari kaleng yang sama.

"Minuman ini terasa lebih manis," ujar Ronan.

Calia merona. Entah sudah keberapa kalinya ia dibuat tidak bisa mengatakan apapun atas sikap Ronan terhadapnya. Tapi kali ini, Ronan lebih berani menujukkan sikap manisnya yang membuat detak jantungnya kembali berpacu.

"Apakah masih banyak yang perlu dikerjakan?" tanya Ronan.

"Itu,,, Uhmm,,, masih beberapa lagi," jawab Calia.

"Kalau begitu aku akan membantu mereka sebentar, setelah itu kita bisa pulang," sahut Ronan.

Ronan mengembalikan minuman kaleng hangat pada istrinya, melepaskan jaket yang ia kenakan dan menutupi tubuh istrinya menggunakan jaket itu.

"Pakai ini, udaranya semakin dingin,"

Pandangan Calia kini hanya terkunci pada pria yang menjadi suaminya, mengamati bagaimana pria itu membantu para pekerja mengatur tempat yang akan ia gunakan sebagai fashion show, dan melihat pria itu sesekali tertawa bersama para pekerja.

'Tampan,'

Satu kata itu terbersit di dalam benaknya tanpa Calia minta, lalu menurunkan pandangan pada kaleng yang ada di tangannya.

'Jika aku meminumnya,,, bukankah itu sama saja,,, ciuman tidak langsung,,,'

Calia menggeleng kuat, kembali mengarahkan pandangan pada suaminya yang ternyata sedang menatapnya, lalu tersenyum. Membuat Calia tanpa sadar meneguk minuman kaleng di tangannya untuk menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba datang.

Senyum di bibir Ronan kian melebar, memandang wajah istrinya tanpa jemu. Kini ia sadar sepenuhnya bahwa ia telah jatuh cinta pada Calia. Wanita yang berstatus sebagai istrinya.

Beberapa waktu berlalu, pekerjaan itu selesai ketika hari telah berganti malam. Semua pekerja sudah pulang, termasuk teman-teman Calia serta Ronan yang membantu, menyisakan mereka berdua dalam keheningan malam.

"Aku perlu mengatakan sesuatu padamu, Alia,"

. . . .

. . . .

To be continued...

Terpopuler

Comments

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Manis karena bekas bibirnya Calia kan Ron,,,, bilang aja modus pengin nyium dari bekas minumannya dulu, baru setelah itu nanti bibirnya yang disosor /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-02-11

2

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Sepertinya Grandma sudah tau sesuatu tentang Calia ini /Shy//Shy//Shy/ Ayo Ronan, giliranmu mencari tahu juga /Determined//Determined//Determined//Determined/

2025-02-11

1

〈⎳ Moms TZ

〈⎳ Moms TZ

sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu

2025-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Pengkhianatan
2 2. Kontrak
3 3. Mecari Tahu
4 4. Berakhir
5 5. Menginap???
6 6. Bersedia
7 7. Janji
8 8. Pernikahan Kilat
9 9. Rencana Di Balik Pernikahan
10 10. Satu Tempat Tinggal.
11 11. Max Retha & Ronan Calia
12 12. "Dream Fashion"
13 13. Tema Alter Ego
14 14. Rencana
15 15. Perubahan Perlahan
16 16. Mencintaimu
17 17. Kesempatan
18 18. Pengulangan Janji
19 19. Terjalin
20 20. Max Datang Ke Apartemen
21 21. Pewaris
22 22. Gagal Ngambek
23 23. Rahasia Yang Terbuka
24 24. Gala Fashion
25 25. Berulah
26 26. Ketty Smith
27 27. Penyusup
28 28. Masalah
29 29. Sebenarnya
30 30. Menghilangkan Kecurigaan
31 31. Macan Tutul
32 32. Terimalah Suamiku
33 33. Mulai Terbuka
34 34. Grandma
35 35. Masalah Menjelang Fashion Show
36 36. Tidak Ada Pilihan Lain
37 37. Amarah
38 38. Terbongkar
39 39. Fashion Show
40 40. Fashion Show 2
41 41. Fashion Show 3
42 42. Keputusan Ketty Smith dan Alasannya
43 43. Salah Lawan
44 44. Terungkap
45 45. Kebenaran Dari Pernikahan
46 46. Mudah Emosi
47 47. Penjelasan
48 48. Kabar Buruk dan Baik
49 49. Rencana Retha
50 50. Kembalinya Max
51 51. Tindakan Retha
52 52. Coklat Isi Kentang
53 53. Terasa Asing dan Familiar.
54 54. Curiga
55 55. Dugaan
56 56. Diawasi
57 57. Menerima Clovis
58 58.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62.
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Awal Pengkhianatan
2
2. Kontrak
3
3. Mecari Tahu
4
4. Berakhir
5
5. Menginap???
6
6. Bersedia
7
7. Janji
8
8. Pernikahan Kilat
9
9. Rencana Di Balik Pernikahan
10
10. Satu Tempat Tinggal.
11
11. Max Retha & Ronan Calia
12
12. "Dream Fashion"
13
13. Tema Alter Ego
14
14. Rencana
15
15. Perubahan Perlahan
16
16. Mencintaimu
17
17. Kesempatan
18
18. Pengulangan Janji
19
19. Terjalin
20
20. Max Datang Ke Apartemen
21
21. Pewaris
22
22. Gagal Ngambek
23
23. Rahasia Yang Terbuka
24
24. Gala Fashion
25
25. Berulah
26
26. Ketty Smith
27
27. Penyusup
28
28. Masalah
29
29. Sebenarnya
30
30. Menghilangkan Kecurigaan
31
31. Macan Tutul
32
32. Terimalah Suamiku
33
33. Mulai Terbuka
34
34. Grandma
35
35. Masalah Menjelang Fashion Show
36
36. Tidak Ada Pilihan Lain
37
37. Amarah
38
38. Terbongkar
39
39. Fashion Show
40
40. Fashion Show 2
41
41. Fashion Show 3
42
42. Keputusan Ketty Smith dan Alasannya
43
43. Salah Lawan
44
44. Terungkap
45
45. Kebenaran Dari Pernikahan
46
46. Mudah Emosi
47
47. Penjelasan
48
48. Kabar Buruk dan Baik
49
49. Rencana Retha
50
50. Kembalinya Max
51
51. Tindakan Retha
52
52. Coklat Isi Kentang
53
53. Terasa Asing dan Familiar.
54
54. Curiga
55
55. Dugaan
56
56. Diawasi
57
57. Menerima Clovis
58
58.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62.
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!