14. Rencana

'Tok... tok... tok...

"Masuk!"

Max berseru kala mendengar suara ketukan dari pintu ruangannya, meletakkan ponsel dan mengarahkan pandangan pada pintu untuk melihat Retha melangkah masuk.

"Kamu memanggilku?" tanya Retha.

"Ya, duduklah," sahut Max.

Retha mengangguk, melangkah mendekat setelah menutup pintu dan duduk di kursi yang berada di depan Max dengan pembatas meja.

"Aku sudah mengatakan padamu bahwa Calia membuka agensinya sendiri bukan?" Max memulai.

"Ya, lalu?" sambut Retha.

"Aku ingin kau mendekati si kurir itu lagi..."

"Dan kau akan mendekati Calia lagi?" Retha menyela, suaranya menyiratkan rasa tidak senang.

"Ya," jawab Max singkat.

"Aku tidak mau!" tolak Retha.

"Itu sama saja aku membiarkan dia kembali lagi ke agensi ini,"

"Seharusnya kau juga sadar bahwa Calia yang berhasil menarik investor terbesar saat ini," ucap Max.

"Tapi, mereka masih tetap memberikan dana meski Calia tidak berada di sini, itu artinya bukan Calia yang menjadi alasan investor menanamkan dana di agensi ini," jawab Retha tak mau kalah.

Max menghembuskan napas kasar, mulai bosan dengan sikap Retha yang sangat sulit di atur. Berbeda dengan Calia yang selalu menuruti apapun yang menjadi keinginannya tanpa perdebatan panjang hanya dengan rayuan sederhana darinya.

"Dengar! Aku tidak ingin berdebat terlalu panjang denganmu. Tapi, aku tidak ingin jika agensi yang mereka dirikan berhasil. Dekati mantan kekasihmu, gali informasi tentang apa yang akan mereka lakukan, karena aku tidak yakin si kurir itu akan membuka semua kartunya pada orang yang baru dia kenal," ucap Max.

"Dan aku akan kembali mendekati Calia dengan tujuan sama. Atau,,, kau lebih senang jika mereka bisa bahagia dengan pernikahan mereka dan berhasil dalam mendirikan agensi mereka?"

Provokasi yang diberikan Max membuat Retha terdiam, dalam benaknya ia tidak rela jika kembali dikalahkan oleh orang yang sudah ia singkirkan.

"Calia bersama para model yang aku keluarkan," Max kembali berbicara.

"Tidakkah kamu merasa bahwa Calia bisa saja berhasil membuka agensinya bersama para model yang aku tolak? Dan jika mereka berhasil, kau-lah yang akan menanggung malu karena dikalahkan oleh seorang figuran yang keluar dari agensi tempatmu berada sekarang,"

"Kenapa kamu tidak menjadikan salah satu dari mereka sebagai mata-mata saja," sahut Retha.

Max tersenyum, menyandarkan punggung tanpa melepaskan pandangannya dari Retha.

"Aku sudah melakukannya," ucap Max.

"Kalau begitu, aku tidak perlu bergerak bukan?" sambut Retha.

"Pikirkan ini! Jika kau mendekati si kurir itu, dan aku mendekati Calia, mereka berdua hanya akan fokus pada kita dan tidak akan menaruh curiga pada orang yang aku beri perintah," Max menjawab.

"Jika suatu saat terjadi sesuatu, mereka berdua akan saling melempar tuduhan satu sama lain, dan orang yang aku suruh terhindar dari masalah tapi mendapatkan apa yang kita inginkan,"

"Selain kita menghancurkan kerja keras mereka, kita juga mengacaukan hubungan mereka, dan pandangan publik terhadap mereka yang tersisa hanyalah penilaian buruk,"

"Dan kita,,, bisa meninggalkan mereka setelah tujuan tercapai, selesai,"

Retha kembali diam memikirkan semua yang Max katakan. Ia mencintai Max, pemikiran bahwa Max bisa saja kembali bersama Calia membuat ia tidak ingin berurusan dengan Calia. Tetapi, hatinya juga memanas jika melihat Calia memiliki kehidupan lebih baik darinya.

"Baiklah, akan kulaukan," jawab Retha pada akhirnya.

"Kemarilah!" Max tersenyum, mengulurkan satu tangannya.

Retha tersenyum samar, merasa tidak bisa sepenuhnya melakukan apa yang diinginkan Max. Meski begitu, wanita itu tetap berdiri dan menyambut tangan Max yang segera menariknya hingga ia duduk di atas pangkuan Max.

"Ayolah, sayang. Aku mendekati Calia bukan untuk kembali padanya. Kau-lah yang aku cinta," ucap Max.

"Entahlah," sahut Retha mendorong dada Max menjauh.

"Dia cantik, dan kamu tentu menilai dia lebih cantik dariku," lirih Retha.

"Tapi dia tidak seseksi dirimu," jawab Max mulai menjalankan jemarinya di atas paha Retha yang terbuka.

Kedua mata Retha terpejam sembari menggigit bibir bawahnya merasakan sentuhan tangan Max yang bergerak semakin naik.

"Max,,, kita masih di kantor," tegur Retha.

"Apa bedanya kita di sini atau di Apartemenku? Aku selalu tidak bisa melakukan apa yang aku suka di rumah karena ayahku tidak akan menyukainya, hanya di sini dan di Apartemen pribadiku saja aku bisa bebas," jawab Max.

Retha tersenyum, memberikan ciuman lembut dan dalam pada pria itu, lalu menjauhkan wajahnya.

"Tidak siang ini," ujar Retha.

"Aku perlu menyelesaikan urusan di luar, sekaligus memikirkan cara untuk mendekati Ronan,"

"Baiklah, temui aku di Apartemen malam ini," sahut Max.

"Tentu," jawab Retha.

Mereka kembali berciuman selama beberapa saat sebelum Retha bangun dari pangkuan Max dan pergi meninggalkan ruangan.

"Kita akan bertemu lagi, Calia,"

......>>><<<......

.

.

.

"Tuan Muda..."

"Panggil aku Ronan saat kita sedang di sini, Bas! Aku tidak ingin istriku curiga!"

Bas menghembuskan napas lelah, memperhatikan majikan mudanya tengah serius menatap layar laptop yang memperlihatkan barisan kode yang memenuhi layar sementara jemari tangannya bergerak cepat menekan keyboard seiring dengan kode-kode baru yang terus bermunculan, mengetik serangkaian kode progam dengan cepat di laptopnya.

Menyerang dan bertahan, itulah yang Ronan lakukan. Satu waktu ia mendorong keluar serangan virus yang mencoba untuk masuk ke dalam jalur akses miliknya, detik berikutnya ia mencoba menerobos pertahanan lawan untuk mencuri data, tetapi kembali gagal.

"Aneh..."

"Bagaimana bisa data istriku tidak bisa ditembus sama sekali?" Ronan bergumam.

"Tuan,,,"

"Ronan,,, berapa kali aku harus memperingatkanmu, Bas? Atau kau sudah bosan bekerja padaku!" potong Ronan tanpa mengangkat wajahnya.

"Anda menempatkan saya diposisi sulit, Tuan," keluh Bas.

"Anda bahkan meminta saya memanggil Nyonya Muda dengan panggilan nama, bagaimana saya melakukannya?"

"Apakah dia memintamu untuk melakukan sesuatu?" Ronan bertanya, mengabaikan keluhan asistennya.

"Ada, Tuan," sambut Bas.

Ronan menghembuskan napas kasar, mengangkat wajah dan menatap asistennya. Pria yang memiliki usia lebih tua darinya dan menjadi asisten kepercayaan keluarga itu tetap bersikap hormat terhadap Ronan.

Sejenak, Ronan mengedarkan pandangan, tidak melihat siapapun selain hanya mereka bedua yang ada di dalam ruangan.

"Apa yang istriku minta untuk kamu lakukan?" tanya Ronan.

"Mengawasi Silvester Group," jawab Bas.

"Apa?"

"Nyonya Muda memiliki firasat bahwa Max Morgen tidak akan diam jika mengetahui Nyonya Muda mendirikan perusahaan sendiri bersama Anda," Bas menjelaskan.

"Saat Nyonya Muda masih bekerja di bawah naungan Silvester Group, Nyonya mengenal tabiat Max Morgen yang akan menggunakan segala cara untuk menyingkirkan saingannya. Jadi, Nyonya meminta saya untuk mengawasi mereka dalam pemasaran,"

Ronan mengangguk setuju. "Lakukan saja apa yang dia minta,"

"Saya mengerti, Tuan,"

"Apakah ada jadwal pertemuan untukku?" tanya Ronan kembali berkutat dengan laptop di depannya.

"Untuk hari ini sampai tiga hari kedepan, tidak ada jadwal khusus untuk Anda. Sementara pekerjaan kantor, saya masih bisa mengatasinya dengan bantuan orang-orang kepercayaan Anda," jawab Bas.

Ronan kembali mengangguk.

"Bolehkan saya bertanya, Tuan?" tanya Bas.

"Katakan saja!" sambut Ronan.

"Apakah Anda menikah dengan Nyonya karena ancaman dari Nyonya besar tentang warisan?" tanya Bas.

"Konyol!" sambut Ronan tertawa.

"Tentu saja bukan! Aku melakukannya murni untuk menuruti keinginan Grandma. Jika tentang warisan, aku lebih menyukai apa yang kuhasilkan dengan kedua tanganku,"

"Aku menyayangi Grandma dan Daddy lebih dari apapun," Ronan menambahkan.

"Apakah Anda mencintai Nyonya Muda, Tuan?"

. . . .

. . . .

To be continued...

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Sibuk menghancurkan, tapi lupa berprestasi....

2025-02-11

2

Dewi Payang

Dewi Payang

Sakit gak tuh dengarnya?

2025-02-11

2

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Niat banget si Max/Smug//Smug//Smug/

2025-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Pengkhianatan
2 2. Kontrak
3 3. Mecari Tahu
4 4. Berakhir
5 5. Menginap???
6 6. Bersedia
7 7. Janji
8 8. Pernikahan Kilat
9 9. Rencana Di Balik Pernikahan
10 10. Satu Tempat Tinggal.
11 11. Max Retha & Ronan Calia
12 12. "Dream Fashion"
13 13. Tema Alter Ego
14 14. Rencana
15 15. Perubahan Perlahan
16 16. Mencintaimu
17 17. Kesempatan
18 18. Pengulangan Janji
19 19. Terjalin
20 20. Max Datang Ke Apartemen
21 21. Pewaris
22 22. Gagal Ngambek
23 23. Rahasia Yang Terbuka
24 24. Gala Fashion
25 25. Berulah
26 26. Ketty Smith
27 27. Penyusup
28 28. Masalah
29 29. Sebenarnya
30 30. Menghilangkan Kecurigaan
31 31. Macan Tutul
32 32. Terimalah Suamiku
33 33. Mulai Terbuka
34 34. Grandma
35 35. Masalah Menjelang Fashion Show
36 36. Tidak Ada Pilihan Lain
37 37. Amarah
38 38. Terbongkar
39 39. Fashion Show
40 40. Fashion Show 2
41 41. Fashion Show 3
42 42. Keputusan Ketty Smith dan Alasannya
43 43. Salah Lawan
44 44. Terungkap
45 45. Kebenaran Dari Pernikahan
46 46. Mudah Emosi
47 47. Penjelasan
48 48. Kabar Buruk dan Baik
49 49. Rencana Retha
50 50. Kembalinya Max
51 51. Tindakan Retha
52 52. Coklat Isi Kentang
53 53. Terasa Asing dan Familiar.
54 54. Curiga
55 55. Dugaan
56 56. Diawasi
57 57. Menerima Clovis
58 58.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62.
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Awal Pengkhianatan
2
2. Kontrak
3
3. Mecari Tahu
4
4. Berakhir
5
5. Menginap???
6
6. Bersedia
7
7. Janji
8
8. Pernikahan Kilat
9
9. Rencana Di Balik Pernikahan
10
10. Satu Tempat Tinggal.
11
11. Max Retha & Ronan Calia
12
12. "Dream Fashion"
13
13. Tema Alter Ego
14
14. Rencana
15
15. Perubahan Perlahan
16
16. Mencintaimu
17
17. Kesempatan
18
18. Pengulangan Janji
19
19. Terjalin
20
20. Max Datang Ke Apartemen
21
21. Pewaris
22
22. Gagal Ngambek
23
23. Rahasia Yang Terbuka
24
24. Gala Fashion
25
25. Berulah
26
26. Ketty Smith
27
27. Penyusup
28
28. Masalah
29
29. Sebenarnya
30
30. Menghilangkan Kecurigaan
31
31. Macan Tutul
32
32. Terimalah Suamiku
33
33. Mulai Terbuka
34
34. Grandma
35
35. Masalah Menjelang Fashion Show
36
36. Tidak Ada Pilihan Lain
37
37. Amarah
38
38. Terbongkar
39
39. Fashion Show
40
40. Fashion Show 2
41
41. Fashion Show 3
42
42. Keputusan Ketty Smith dan Alasannya
43
43. Salah Lawan
44
44. Terungkap
45
45. Kebenaran Dari Pernikahan
46
46. Mudah Emosi
47
47. Penjelasan
48
48. Kabar Buruk dan Baik
49
49. Rencana Retha
50
50. Kembalinya Max
51
51. Tindakan Retha
52
52. Coklat Isi Kentang
53
53. Terasa Asing dan Familiar.
54
54. Curiga
55
55. Dugaan
56
56. Diawasi
57
57. Menerima Clovis
58
58.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62.
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!