episode 18

"Kamu kan yang menculik seorang Ibu! terus di bawa ke Gedung kosong yang berada di jalan xx,kira-kira satu bulan yang lalu." ucap Arfi.

Mendengar ucapan Arfi membuat Niko menunduk takut dan malu,karena memang ada dia,di antara Penculik waktu itu.

"Jadi kamu Fi! waktu itu yang menolong?" tanya Niko.

"Iya! Nik ngapain sih kerja yang nggak halal begitu,apa mungkin kamu terpaksa untuk melakukan itu,tapi saya sarankan untuk tinggalkan Pekerjaan yang nggak halal itu." jawab Arfi sambil menyarankan.

"Iya..saya tau itu Fi! tapi tolong yah,jangan sampai Nia tau,karena saya nggak mau sampai Nia kecewa sama saya." pinta Niko.

"Itu tergantung sama kamu! mau berubah apa nggak nya,kalau kamu butuh Pekerjaan! di Restoran ini juga ada lowongan,itu pun jika kamu mau Nik." ucap Arfi.

Niko sedang memikirkan tawaran dari Arfi,datanglah Nia yang baru keluar dari Toilet dan langsung mengajak pulang,kini keduanya pun pergi dari Restoran,tak lama setelah Nia dan Niko tak terlihat lagi,dering Hp Arfi bunyi tanda ada pesan yang masuk.

TING

"Nak Arfi! Naira sudah sadar,cepetan ke Rumah Sakit yah."

Setelah membaca pesan,Arfi pun langsung bergegas pergi menuju ke Rumah Sakit,di perjalanan menghubungi Bang Afwi,untuk memberikan kabar,kalau Naira sudah sadar,Zahra yang mendengar kabar Sahabatnya,langsung meminta untuk pulang detik ini juga ke Afwi Suaminya,ya karena mereka berdua sedang berbulan madu.

***

Di Rumah Sakit

"Nai! sebentar lagi,katanya Arfi mau ke sini." ucap Bunda Dina.

"Bun! kayanya kita berdua sudah salah deh,karena sudah melupakan suatu hal penting." sahut Naira.

"Tentang apa?" tanya Bunda Dina.

"Bun! bukankah tiga bulan yang lalu,sudah ada seseorang yang meminta Nai melalui Bunda,jadi waktu Nai ingin bertemu Arfi saat itu,mau ngomongin tentang ini." jawab Naira sambil menjelaskan.

"Astagfirullah aduh iya! Bunda lupa tentang itu,habisnya Bunda sudah..." ucap Bunda Dina terpotong.

Karena ada seseorang yang masuk dan mengucapkan salam,ya sebenernya sudah dari tadi Arfi sudah sampai.

Tapi ketika mau masuk di urungkan,karena mendengar pembicaraannya,Arfi pun merasa bersalah,akhirnya Arfi memutuskan masuk sebentar sekedar untuk berpamitan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Arfi pun menghampiri dan langsung mencium punggung tangan Bunda Dina,sedangkan Naira melamun sedang memikirkan sesuatu tersadar ketika di sapa oleh Arfi.

"Gimana Nai! dengan keadaan kamu?" tanya Arfi.

"Ah iya Fi,alhamdulillah sudah baik-baik saja." kaget Naira seraya menjawab.

"Aku masuk ke sini! hanya ingin meminta maaf atas ketidaktahuanku,karena aku sudah mendengar pembicaraan dari Bunda dan kamu Nai,jadi sekali lagi aku minta maaf,semoga kamu bahagia yah Nai,Bun! Arfi pamit yah..." ucap Arfi seraya berpamitan tapi terpotong.

"Nak! maafkan kami berdua yah terutama Bunda,atas kekhilafan Bunda,karena nggak mengingat hal penting itu,maafin Bunda yah Nak!" potong Bunda Dina sambil pinta seraya menunduk malu.

"Bunda apa-apaan sih! Bunda nggak bersalah,ini semua salah Arfi yang sudah meminta seseorang,tanpa tau seseorang tersebut sudah ada yang meminta lebih dulu,jadi kita lupain saja yah,oh iya! Arfi masih di anggap Anak sama Bunda kan?" ucap Arfi seraya bertanya,Bunda Dina mengangguk dan langsung memeluk Arfi.

"Fi maaf yah,sebenernya aku belum..." pinta Naira terpotong.

"Sudah Nai! kita lupain saja yah,yang penting tali silaturahmi antara kita jangan sampai terputus,Bunda sudah yah,Arfi pamit dulu Assalammualaikum." potong Arfi seraya berpamitan.

"Waalaikumsalam." sahut Bunda Dina dan Naira serempak.

"Maafkan aku Fi,sebenarnya aku sudah mulai suka sama kamu,tapi karena ada seseorang yang sudah serius memintaku ke Bunda aaaa." batin Naira menjerit.

Arfi pun keluar dari ruang rawat Naira dan langsung pulang,meskipun kecewa tapi Arfi merasa bersalah,karena sudah meminta seseorang,sedangkan yang di minta sudah ada yang memintanya lebih dulu,ketika baru naik motor ada yang menghampiri.

"Fi! mau kemana?" tanya Zahra.

"Eh Mbak! mau pulang Mbak." kaget Arfi seraya menjawab.

"Kok pulang! bukannya Naira sudah sadar kan kata kamu,kenapa nggak menemuinya." bingung Zahra.

"Nggak apa-apa! lebih baik Arfi menjauh dari Naira,daripada aku menikung Saudara sesama Muslim,ya udah yah Mbak,Bang! aku pamit Assalamu'alaikum." pamit Arfi sambil langsung pergi tanpa menunggu salamnya di jawab.

Brummm

"Hah! Fii,huft..Waalaikumsalam." shock Zahra sambil balas salamnya.

"Mas! maksudnya Arfi apa yah?" tanya Zahra.

"Huft..nggak tau juga,tapi menurut Mas! setelah mendengar ucapan dari Arfi barusan,itu artinya Naira sudah ada yang memintanya sebelum Arfi." jawab Afwi sambil menebak.

"Hah! masa sih Mas,kalau iya! kok Ara nggak tau yah." kaget Zahra seraya bingung.

"Ya udah yuk! kita langsung tanya saja,daripada menerka-nerka begini." ajak Afwi,Zahra mengangguk.

Afwi dan Zahra pun melangkah pergi menuju ke kamar rawat Naira,sesampainya di depan kamar ingin langsung masuk tapi di urungkan,karena mendengar pembicaraan antara Bunda Dina dan Naira.

Di Dalam Kamar Rawat Naira

"Nai! maafin Bunda yah,karena Bunda sud..." ucap Bunda Dina terpotong.

"Sudahlah Bun! bener kata Arfi,kita lupakan saja." potong Naira.

"Tapi Bunda lihat kamu sedih begitu,saat Arfi keluar dari ruangan ini,apa kamu sudah punya rasa sama Arfi,kalau iya! kamu tolak saja yang meminta kamu ke Bunda itu,kamu juga kan belum menjawabnya." saran Bunda Dina.

"Iya sih Bunda bener,sudahlah Bun! Nai mohon nggak usah membahas ini lagi,huft..Nai cuman nggak mau..." ucap Naira terpotong.

"Nggak mau apa wahai Sahabat,Assalamu'alaikum." potong Zahra seraya ucap salam.

"Waalaikumsalam." sahut Bunda Dina dan Naira serempak.

Zahra dan Afwi pun menghampiri Bunda Dina dan langsung mencium punggung tangannya secara bergantian.

"Nggak mau apa nih,coba lanjutin ucapan kamu yang barusan." titah Zahra.

"Kamu tau dari mana,kalau aku sudah sadar Ra?" tanya Naira.

"Ck.mulai deh! oh itu dari Bunda lah,dari siapa lagi coba,gimana keadaan kamu sekarang?" kesal Zahra seraya bertanya.

"Oh gitu! Alhamdulillah sudah baik-baik saja,oh iya maaf yah,nggak bisa hadir di hari kebahagian kamu." jawab Naira sambil minta.

"Udah sih nggak usah di pikirin lagi,oh iya Bun apa kata Dokter?" tanya Zahra.

"Alhamdulillah kata Dokter! hari ini juga sudah boleh pulang,kalau Naira merasa sudah lebih baik dan nggak merasakan gejala." jawab Bunda Dina.

"Oh begitu! jadi..." ucap Zahra terpotong.

"Sudah Sayang! jangan mulai...

Bersambung

~ *See You Next* ~

Episodes
1 episode 1
2 episode 2
3 episode 3
4 episode 4
5 episode 5
6 episode 6
7 episode 7
8 episode 8
9 episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
Episodes

Updated 86 Episodes

1
episode 1
2
episode 2
3
episode 3
4
episode 4
5
episode 5
6
episode 6
7
episode 7
8
episode 8
9
episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!