Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran

Luka robekan itu sama persis seperti yang di lakukan oleh Purnama dulu saat dia masih jadi siluman ular yang sangat jahat pada manusia. sama sekali tidak ada beda nya walau hanya sedikit saja, membuat jantung Arya berdegup kencang karena hati nya kian ketakutan bila Arka akan bersikap seperti Purnama pula.

Di sisi lain dia ingin menyangkal bahwa ini bukan lah ulah nya Arka karena anak nya itu murni manusia, sebab Arya saja sudah bertapa selama seratus tahun agar jadi manusia normal. namun kenapa sekarang malah dia bisa di tuduh membuat kejahatan, mungkin saja karena kutukan Aryo yang sangat jahat itu.

Zahira yang kata nya bisa jadi siluman jahat sehingga Purnama saja tak akan bisa mengendalikan malah meninggal juga akhir nya, namun kenapa sekarang malah Arka yang jadi jahat. sebenar nya masih masuk akal bila Zahra yang salah jalan, sebab anak itu punya darah seperti Mama nya dan bisa berubah juga.

Sedangkan Arka ini sama sekali tidak bisa, sehingga rasa nya sangat aneh bila dia membuat kejahatan dengan menghilangkan banyak nyawa. sesak dada Arya memikirkan ini semua, tak akan bisa dia menyangkal lagi bahwa putra nya memang sudah membuat ulah dan membunuh tiga nyawa yang melayang di desa tempat Zayn tinggal.

"Ya Allah." gumam Arya pelan nyaris tidak terdengar oleh siapa pun.

"Sama seperti luka nya Razi juga, mungkin memang pembunuh nya sama!" lirih Bu Dian pula.

"Sudah pasti pembunuh nya sama itu, Sukma yang balas dendam pada mereka!" teriak warga yang lain.

"Luka nya sama dengan Razi, jeroan nya hilang begitu! percaya lah Tuan Tomo, ini pasti Pendi membunuh Sukma." warga menjadi kompor.

"Jeroan Sukma juga hilang!" bentak Tomo mulai di liputi amarah karena warga terus saja begitu.

"Hah! jeroan Sukma juga hilang?" warga kaget sekali mendengar nya.

"Jadi Sukma jeroan nya juga tidak ada, Pak?" Arya bertanya pelan pada Tomo.

"Tidak ada, Mas." Tomo menggeleng pelan.

Keringat dingin mengalir deras di dahi nya Arya karena tiga mayat ini berarti memiliki kematian yang sama, hanya saja beda nya Sukma di potong potong dan di masukan kedalam koper, yang dua lain nya hanya di biarkan saja utuh dan jeroan nya juga hilang.

Masalah jeroan ini yang Arya ributkan, sebab siluman bangsa nya ini memang sangat suka jeroan manusia. terutama bagian jantung dan hati, seolah itu adalah makanan yang sangat nikmat sehingga mereka sangat ingin memakan nya terus terusan. Arya sendiri tidak pernah makan itu, yang sudah kenyang makan jeroan adalah Purnama.

"Mari kita urus dulu jenazah nya Pendi, nanti malah terlalu malam pula." Zayn membuka suara setelah lama diam.

"Benar, nanti kita diskusi kan lagi ya." Arya juga setuju.

"Terima kasih kalian masih mau membantu." Pak Bardim bersyukur sekali.

"Ini sudah kewajiban antara sesama manusia, tidak boleh pilih pilih saat membantu." jawab Zayn bijak.

Jenazah Pendi segera di gotong keluar untuk di mandikan dulu, mana hari sudah semakin siang dan nanti nya setelah sholat zuhur baru lah mayat Pendi akan di sholat kan. sehingga acara penguburan nya tidak terlalu sore pula, kasihan para penggali yang sudah kepanasan walau pun mereka juga di bayar.

"Ai!" Neneng menggoyang Ainun yang termenung.

"Ah iya." Ainun menoleh cepat karena tadi memang termenung.

"Kamu kehilangan Pendi ya?" Neneng bertanya pelan.

"Tentu saja aku kehilangan dia." jawab Ainun sembari menunduk agar air mata nya tidak di lihat orang banyak.

"Tunggu sebentar, aku punya sesuatu dari dia." Neneng masuk kedalam kamar Abang nya.

Ainun cuma diam saja dan menunggu karena dia pun tidak tau apa yang mau Neneng ambil, hati gadis ini masih pilu akibat kehilangan pria yang diam diam ia cintai juga. hanya saja selama ini dia masih menunggu ungkapan cinta nya Pendi, namun sudah tidak keburu lagi karena Pendi sudah meninggal.

"Abang sempat beli cincin ini dan dia bilang mau memberikan padamu." Neneng memberikan kotak cincin.

"Tidak usah kau berikan padaku, takut di katai orang." Ainun menolak nya.

"Kenapa kau memikirkan orang, tolong pikirkan Abang ku. dia pasti senang bila kau memakai cincin nya!" desak Neneng.

"Tapi ini juga cincin mahal, Neng." Ainun merasa tidak enak.

"Pakai lah, Nak! Pendi yang meminta Ibu membelikan saat itu, dia bilang mau melamar mu." Bu Winar juga membuka suara.

"Pikirkan saja Abang, kau juga cinta kan sama dia?" Neneng menatap Ainun yang masih nampak bimbang untuk mengambil cincin nya.

Bu Winar mengambil cincin itu dan memakai kan di jari nya Ainun, tampak pas karena Pendi memang sudah tau ukuran jari nya Ainun sehingga dia tau saat membelikan nya bersama dengan Bu Winar. hanya saja dia gagal melamar Ainun, karena sudah lebih dahulu menghadap tuhan nya akibat sebuah tragedi yang masih misteri.

...****************...

"Kau kan bisa membaca masa yang sudah di lewati bila memegang barang nya." Purnama menatap Fatma.

"Kali ini tidak bisa, Mbak!" Fatma menggeleng cepat.

"Anak anak memang tidak bisa mau di baca pikiran nya, entah apa yang sebenar nya sudah terjadi sekarang." Purnama juga tidak menyalahkan Fatma.

"Tadi pun aku sudah mencoba nya, tapi sama sekali tidak ada bayangan apa pun dari sepatu itu." keluh Fatma.

"Musuh yang kita hadapi sangat berbahaya, bila memang itu adalah Arka maka kita juga tidak tau harus bagai mana." Xiela turut bicara.

"Jangan langsung menuduh nya, kita masih belum tau pasti." sergah Purnama sambil berjalan memasuki kamar nya Arka.

"Kau terus saja membela nya, padahal kau juga curiga pada dia." keluh Fatma menarik nafas berat.

Purnama tidak menjawab karena dia sekarang sudah berhadapan dengan keponakan tampan nya ini, apa lagi sudah selesai mandi dan Arka juga bisa berdandan sendiri agar terlihat tampan dan juga rapi.

"Anak Mama sudah mandi, mau sarapan ya, Nak?" Purnama berjongkok di depan Arka.

"Ibu buat sarapan untuk ku tadi, Mama sudah sarapan?" Arka menatap Purnama juga, sama sekali tidak menghindari kontak mata dengan Ratu ular.

"Sudah, tadi Mama beli di luar." Purnama tersenyum lebar, walau dalam hati nya mengeluh karena lagi lagi dia tidak bisa membaca pikiran Arka.

"Kalau belum ayo sarapan sama Arka." ajak Arka pula.

"Arka saja yang sarapan lah, Mama sudah kok tadi." tolak Purnama mengajak keponakan nya duduk.

Arka duduk di meja makan dan menikmati sarapan nasi goreng yang Fatma buatkan, tak lupa juga susu di meja sudah siap karena setiap pagi memang itu rutinitas nya Arka, walau pun sedang tidak sekolah sekali pun.

Ini bab terakhir untuk hari ini ya, maafkan kalau banyak typo karena ini ngetik sambil ngobrol sama yang punya pesta. untung othor anak bungsu sehingga enggak terlalu di ajak ngobrol, yang tua tua aja yang fokus🤣

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

hebat..../Good//Good//Good/
bahkan masih sempet-sempetnya nulis disaat sedang ngobrol-ngobrol. untung obrolannya nggak ikut ketulis... xiexiexiexie....

kata Arjuna, arkha cuma ngebantuin seseorang kan. apa mungkin Zahra. arkha cuma bantuin prosesnya... tapi yang eksekusi Zahra..🤔🤔🤔😵😵😵

2025-02-02

8

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

ingat lah Fatma...mb'Pur juga sama pusing dan takut seperti yang kalian rasakan, apa lagi anak" g bisa di baca pikiran'y😌😌😌mengingat Zahra yang begitu kuat dan sakti dari ma"y emang lebihengarah ke dia cie kalo dia jahat, karna Zahra kan asli keturunan mb'Pur ( iblis) 🤭🤭🤭🙈🙈apa lagi ma"y dulu juga pernah makan jeroan... tapi yang aneh kenapa yang kotor ko sepatu'y Arka ya🤔🤔🤔🤔🤔

2025-02-02

3

Dewi

Dewi

Tpi kok memng di sni mnrtku musuh lain deh mcem anten nino mgkn.. jdi memng dbkin ke arah zahra atau arka aja hehe.. Yg psti awl sukma di bnuh mnusia yg berilmu ku curiga anjar.. nah mgkn setah pdliharaan nya lh yg bisa jdi bunuh razi sm pendi yg mkan organ dlem nya jdi..
biar mrip kya purnma jdi otmtis curiga ke zahra atau arka

2025-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mayat dalam koper
2 Bab 2. Jasad Sukma
3 Bab 3. Gosip pembunuhan
4 Bab 4. Prasangka
5 Bab 5. Razi di hantui
6 Bab 6. Ternyata sudah mati
7 Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8 Bab 8. Clara
9 Bab 9. Cemburu
10 Bab 10. Arjuna bisa
11 Bab 11. Eko bersumpah
12 Bab 12. Asap dari kuburan
13 Bab 13. Mimpi Clara
14 Bab 14. Pakai sayap peri
15 Bab 15. obrolan
16 Bab 16. Korban berikut nya
17 Bab 17. Debat warga
18 Bab 18. Tanah di sepatu
19 Bab 19. Rasa curiga
20 Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21 Bab 21. Tidak punya jantung
22 Bab 22. Anjar dan Melisa
23 Bab 23. Clara
24 Bab 24. Zayn percaya
25 Bab 25. Perasaan Purnama
26 Bab 26. Dua tim
27 Bab 27. baca yasin gantian
28 Bab 28. Orang gila
29 Bab 29. Melisa
30 Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31 Bab 31. Mencuci hati
32 Bab 33. Di tebas Aksara
33 Bab 33. Anjar tumbang
34 Bab 34. Luka di paha
35 Bab 35. Hukuman Anjar
36 Bab 36. Bayangan masa lalu
37 Bab 37. Fitra menangis
38 Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39 Bab 39. bertengkar lagi
40 Bab 40. Anjar tidak kuat
41 Bab 41. Cerita ainun
42 Bab 42. Sukma di kendalikan
43 Bab 43. Siasat Purnama
44 Bab 44. Membongkar kuburan
45 Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46 Bab 46. Dugaan
47 Bab 47. Pertempuran
48 Bab 48. Saling tuduh
49 Bab 49. Yakin itu Xiefa
50 Bab 50. Terbongkar
51 Bab 51. Kesedihan Xiela
52 Bab 52. Kabur
53 Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54 Bab 54. Bertemu Sukma
55 Bab 55. Memang ulah Sukma
56 Bab 56. Kilas balik
57 Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58 Bab 58. Hasutan
59 Bab 59. Menghajar Anjar
60 Bab 60. Kostum tawon
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Desa di bawah sumur
63 Bab 63. Membujuk Xiela
64 Bab 64. Membuka rahasia
65 Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66 Bab 66. Masuk sumur
67 Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68 Bab 68. Di cakar Nana
69 Bab 69. Fatma panik
70 Bab 70. Bertemu lawan nya
71 Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72 Bab 72. Bertemu parakang
73 Bab 73. masih bertempur
74 Bab 74. Bertemu Xiefa
75 Bab 75. Arya tumbang
76 Bab 76. Mendapat obat
77 Bab 77. Purnama tumbang
78 Bab 78. Duka
79 Bab 79. Purnama sadar
80 Bab 80. duka Kiara
81 Bab 81. Masih berduka
82 Bab 82. Hampir meninggal
83 Bab 83. Purnama sedih
84 Bab 84. Turun tangan mencari
85 Bab 85. Arya galau
86 Bab 86. tidak mau mengaku
87 Bab 87. Menemukan Xiefa
88 Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89 Bab 89. Menghukum pengkhianat
90 Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91 Bab 91. Flashback
92 Bab 92. Keputusan Purnama
93 Bab 93. Minta cerai
94 Bab 94. Menguburkan Zahra
95 Bab 95. Di bentak Jalak
96 Bab 96. Fahira bertengkar
97 Bab 97. Iba pada Purnama
98 Bab 98. Mencoba bergurau
99 Bab 99. Zidan menangis
100 Bab 100. Siksaan Xiefa
101 Bab 101. Kecemasan Sam
102 Bab 102. Berbicara
103 Bab 103. Berbaikan
104 Bab 104. Pulang semua
105 Bab 105. Bicara rumah tangga
106 Bab 106. Gun berkelana
107 Bab 107. Sulur di sayap
108 Bab 108. Ribut otong
109 Bab 109. Sudah lega
110 Bab 110. Selesai
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Mayat dalam koper
2
Bab 2. Jasad Sukma
3
Bab 3. Gosip pembunuhan
4
Bab 4. Prasangka
5
Bab 5. Razi di hantui
6
Bab 6. Ternyata sudah mati
7
Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8
Bab 8. Clara
9
Bab 9. Cemburu
10
Bab 10. Arjuna bisa
11
Bab 11. Eko bersumpah
12
Bab 12. Asap dari kuburan
13
Bab 13. Mimpi Clara
14
Bab 14. Pakai sayap peri
15
Bab 15. obrolan
16
Bab 16. Korban berikut nya
17
Bab 17. Debat warga
18
Bab 18. Tanah di sepatu
19
Bab 19. Rasa curiga
20
Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21
Bab 21. Tidak punya jantung
22
Bab 22. Anjar dan Melisa
23
Bab 23. Clara
24
Bab 24. Zayn percaya
25
Bab 25. Perasaan Purnama
26
Bab 26. Dua tim
27
Bab 27. baca yasin gantian
28
Bab 28. Orang gila
29
Bab 29. Melisa
30
Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31
Bab 31. Mencuci hati
32
Bab 33. Di tebas Aksara
33
Bab 33. Anjar tumbang
34
Bab 34. Luka di paha
35
Bab 35. Hukuman Anjar
36
Bab 36. Bayangan masa lalu
37
Bab 37. Fitra menangis
38
Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39
Bab 39. bertengkar lagi
40
Bab 40. Anjar tidak kuat
41
Bab 41. Cerita ainun
42
Bab 42. Sukma di kendalikan
43
Bab 43. Siasat Purnama
44
Bab 44. Membongkar kuburan
45
Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46
Bab 46. Dugaan
47
Bab 47. Pertempuran
48
Bab 48. Saling tuduh
49
Bab 49. Yakin itu Xiefa
50
Bab 50. Terbongkar
51
Bab 51. Kesedihan Xiela
52
Bab 52. Kabur
53
Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54
Bab 54. Bertemu Sukma
55
Bab 55. Memang ulah Sukma
56
Bab 56. Kilas balik
57
Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58
Bab 58. Hasutan
59
Bab 59. Menghajar Anjar
60
Bab 60. Kostum tawon
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Desa di bawah sumur
63
Bab 63. Membujuk Xiela
64
Bab 64. Membuka rahasia
65
Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66
Bab 66. Masuk sumur
67
Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68
Bab 68. Di cakar Nana
69
Bab 69. Fatma panik
70
Bab 70. Bertemu lawan nya
71
Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72
Bab 72. Bertemu parakang
73
Bab 73. masih bertempur
74
Bab 74. Bertemu Xiefa
75
Bab 75. Arya tumbang
76
Bab 76. Mendapat obat
77
Bab 77. Purnama tumbang
78
Bab 78. Duka
79
Bab 79. Purnama sadar
80
Bab 80. duka Kiara
81
Bab 81. Masih berduka
82
Bab 82. Hampir meninggal
83
Bab 83. Purnama sedih
84
Bab 84. Turun tangan mencari
85
Bab 85. Arya galau
86
Bab 86. tidak mau mengaku
87
Bab 87. Menemukan Xiefa
88
Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89
Bab 89. Menghukum pengkhianat
90
Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91
Bab 91. Flashback
92
Bab 92. Keputusan Purnama
93
Bab 93. Minta cerai
94
Bab 94. Menguburkan Zahra
95
Bab 95. Di bentak Jalak
96
Bab 96. Fahira bertengkar
97
Bab 97. Iba pada Purnama
98
Bab 98. Mencoba bergurau
99
Bab 99. Zidan menangis
100
Bab 100. Siksaan Xiefa
101
Bab 101. Kecemasan Sam
102
Bab 102. Berbicara
103
Bab 103. Berbaikan
104
Bab 104. Pulang semua
105
Bab 105. Bicara rumah tangga
106
Bab 106. Gun berkelana
107
Bab 107. Sulur di sayap
108
Bab 108. Ribut otong
109
Bab 109. Sudah lega
110
Bab 110. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!