Bab 19. Rasa curiga

Omongan demi omongan keluar dari mulut nya para warga yang heboh dengan kematian Pendi, sudah banyak yang menuduh bahwa bisa saja ini arwah Sukma yang melakukan balas dendam pada nya. bila Sukma balas dendam pada Pendi, maka pasti nya Pendi punya kesalahan pada Sukma, bisa saja Pendi adalah salah satu pelaku.

Oleh sebab itu mereka banyak yang kurang bersimpati pada Pak Bardim, padahal belum jelas juga apa kah Pendi memang punya salah pada Sukma. memang mulut tetangga sangat susah sekali untuk di rem, jatuh nya kali ini malah fitnah, sehingga Pendi walau tidak bersalah malah kian di salahkan oleh orang orang.

"Bisa saja Pendi memang pelaku nya, mungkin Sukma yang membunuh Pendi." Anjar bicara pada Abang nya.

"Kau tidak usah bicara sembarangan begitu, An!" Tomo tidak mau termakan omongan orang orang.

"Ini hal yang masuk akal, Kang! Pendi mati dan kata Faisal ada sesuatu yang sangat kuat menarik nya, bisa saja itu Sukma." Anjar tetap kekeh.

"Bisa saja kan? kau saja belum yakin dan mau juga tidak melihat bahwa itu Sukma pelaku nya!" sentak Tomo tak suka.

"Kakang membutakan diri karena Bardim teman mu, tidak ingat nasib anak di buat begitu." kesal Anjar yang merasa marah sekali pada Tomo akibat tidak percaya dengan ucapan nya.

Tomo menarik nafas panjang karena debat dengan Anjar tak akan ada habis nya, Bardim memang teman nya Tomo bahkan mereka sangat dekat karena bisnis mereka yang sama sama menguntungkan satu sama lain. bahkan selama berbisnis pun mereka tidak pernah bertengkar, jadi Tomo ragu apa memang Pendi sudah melakukan kejahatan.

Selama ini juga Pendi dan Sukma kelihatan baik baik saja, mereka tidak pernah debat atau pun bertengkar. kalau pun ada penolakan cinta rasa nya juga tidak mungkin, sebab Pendi dan Sukma pernah akan di jodohkan tapi mereka bicara terus terang bahwa sudah ada orang lain yang mengisi hati mereka.

Pendi jatuh cinta pada Ainun anak nya Mak Ratih, sedangkan Sukma masih mendekati Fitra dan mereka belum saling pacaran. hanya pendekatan saja, jadi rasa nya tidak mungkin pula bila ada cinta di tolak dan kemudian ada kekerasan hingga Pendi nekat menyakiti Sukma, hal itu lah yang di pertimbangkan oleh Tomo.

"Bila memang benar Pendi itu pembunuh nya Sukma, maka aku akan membunuh Bardim dengan santet ku!" ancam Anjar kesal sekali.

"Ilmu santet mu itu yang kau banggakan? mau sampai kapan kau terus bergelut dalam ilmu hitam!" bentak Tomo.

"Terserah mu lah, Kang! suatu saat kau pasti butuh dengan bantuan ku, ingat lah." geram Anjar segera pergi.

"Ya Allah!" Tomo benar benar pusing dengan kelakuan Adik nya itu.

"Sudah lah, Mas. biarkan saja Anjar, dia memang suka begitu." Bu Dian menenangkan suami nya.

"Dia terus bilang kalau Pendi adalah orang yang membunuh Sukma, aku tidak enak sama Bardim." keluh Tomo.

Bu Dian menarik nafas panjang karena dia pun juga tau bagai mana rasa kehilangan anak, baru kemarin dia kehilangan dua anak sehingga tau bagai mana perasaan Bardim. mana sekarang orang orang malah menuduh nya bahwa Pendi adalah pembunuh, sudah pasti perasaan Bardim sangat hancur dengan pernyataan dari orang orang.

"Ayo kita kerumah Bardim sekarang, kalau tidak datang nanti dia malah mengira kita percaya dengan tuduhan itu." ajak Bu Dian.

"Kamu sudah bisa keluar rumah to?" Tomo menatap istri nya yang masih pucat.

"Insya Allah bisa, nanti di sana kan cuma duduk juga." jawab Bu Dian menarik nafas panjang.

"Ya Allah." Tomo juga menarik nafas untuk melegakan hati nya yang sangat sesak.

Bu Dian ini sebenar nya masih betah di rumah meratapi anak anak nya, namun dia merasa tidak enak dan memilih untuk keluar dan melayat, walau duka di hati masih terus mengalir deras bagaikan air terjun yang menghujam bebas.

...****************...

Suasana duka di rumah nya Pak Bardim tidak seberapa ramai karena sebagian warga yang menuduh tidak mau datang, mereka langsung cap Pendi sebagai pembunuh nya Sukma maka nya dia juga di bunuh begitu seperti Razi. bahkan mereka tidak segan mengatakan bahwa Razi dan Pendi adalah sekongkol, entah masih siapa lagi yang akan di bunuh oleh Sukma.

Inti nya siapa pun yang mati dengan perut koyak sampai dada maka mereka pasti di bunuh oleh Sukma dan itu sebagai balasan atas perbuatan mereka, sebenar nya pernyataan itu bukan cuma menyakiti hati Pak Bardim saja, melainkan hati Bu Dian juga karena seolah olah dia gagal mendidik anak sehingga Razi sebagai saudara tua saja bisa sampai membunuh adik nya.

"Boleh kah saya melihat mayat nya, Pak?" Arya meminta izin pada Pak Bardim.

"Mas Arya! boleh, Mas." Pak Bardim juga kenal dekat dengan Arya.

"Sampean kan orang yang bisa melihat hal ghaib, Mas! tolong lah temukan arwah nya Pendi, ajak dia bicara dan tanya apa benar dia sudah membunuh Sukma." Bu Winar memegang tangan Arya sembari menangis.

"Sabar dulu, Bu." Neneng menenangkan Ibu nya karena di lihat banyak orang.

"Mas, sampean kan memang bisa melihat arwah. aku pernah di temui Sukma, dia bertanya siapa pembunuh nya." Ainun ikut bicara sekarang.

"Dia bertanya?!" kaget Arya menatap Ainun tajam.

"Benar, malam saat Emak mau kerumah nya Bu Dian itu. aku mau masak mie dan dia ada di luar pertama nya, tapi dia tiba tiba ada di hadapan ku lalu bertanya siapa yang sudah membunuh diri nya." jelas Ainun agak takut karena nanti orang orang malah mengira dia mengarang cerita.

"Bagai mana dengan keadaan Sukma, Ai?" Bu Dian datang langsung bertanya.

"Di-dia...Sukma, Sukma mata nya merah." Ainun susah sekali mau menjawab karena sungkan.

"Tolong temukan arwah nya, Nak!" Bu Dian memohon pada Arya.

"Biarkan saya melihat keadaan Pendi dulu ya, Bu." ucap Arya lembut sehingga bisa membuat hati Bu Dian tenang.

"Habis lah sudah Arya, orang orang sudah tau semua bahwa dia sakti." gumam Sam di depan pintu.

"Tapi mau di tutupi bagai mana pun lagi pasti tidak bisa, toh dia juga sering membantu banyak orang." jawab Aksara.

"Bagai mana bila Arka pelaku nya? mampu kah Arya akan membasmi anak nya, bagai mana bila warga juga tau bahwa itu ulah Arka." Samuel sudah memikirkan kesana sekarang.

"Kau curiga pada Arka?" Aksara menatap Samuel yang bersidekap tangan.

"Ayah nya saja curiga, apa kau tidak memperhatikan bahwa sikap Arka memang tidak seperti bocah lain nya? dia terkesan pendiam dan apa yang di suruh itu yang dia lakukan, bila A maka dia akan melakukan A." jelas Sam.

"Tapi aku percaya Arka tidak akan jahat!" Aksara berkata tanpa ragu.

Samuel juga mengangguk karena dia juga belum yakin sepenuh nya, walau ada perasaan curiga namun itu tidak banyak. beda dengan Aksara yang memang seratus persen percaya pada Arka, sehingga mau bagai mana pun dia tak akan merubah rasa percaya nya menjadi rasa curiga. jauh di dalam lubuk hati nya dia malah curiga pada Zahra, namun Aksara diam saja karena takut salah bicara nanti nya.

Terpopuler

Comments

imau

imau

mau tanya dong, ini kira-kira di bab keberapa jawabannya terbongkar?

wkwkwk 🤣 saking putus asa nya saya main tebak-tebakan mlh tnya bab ke berapa terbongkar

2025-02-02

5

Yuli a

Yuli a

wes.... cari Sono Sampek mumet.... para setan-setan juga nggak tau siapa yang membunuh mereka. apa lagi kita-kita... bisa apa..😤

2025-02-02

5

MiilaaManurung

MiilaaManurung

Mungkinkah Zahira ?
kerena mungkin makin bertambah nya ilmu dia, belum bisa nguasai diri..

2025-02-02

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mayat dalam koper
2 Bab 2. Jasad Sukma
3 Bab 3. Gosip pembunuhan
4 Bab 4. Prasangka
5 Bab 5. Razi di hantui
6 Bab 6. Ternyata sudah mati
7 Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8 Bab 8. Clara
9 Bab 9. Cemburu
10 Bab 10. Arjuna bisa
11 Bab 11. Eko bersumpah
12 Bab 12. Asap dari kuburan
13 Bab 13. Mimpi Clara
14 Bab 14. Pakai sayap peri
15 Bab 15. obrolan
16 Bab 16. Korban berikut nya
17 Bab 17. Debat warga
18 Bab 18. Tanah di sepatu
19 Bab 19. Rasa curiga
20 Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21 Bab 21. Tidak punya jantung
22 Bab 22. Anjar dan Melisa
23 Bab 23. Clara
24 Bab 24. Zayn percaya
25 Bab 25. Perasaan Purnama
26 Bab 26. Dua tim
27 Bab 27. baca yasin gantian
28 Bab 28. Orang gila
29 Bab 29. Melisa
30 Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31 Bab 31. Mencuci hati
32 Bab 33. Di tebas Aksara
33 Bab 33. Anjar tumbang
34 Bab 34. Luka di paha
35 Bab 35. Hukuman Anjar
36 Bab 36. Bayangan masa lalu
37 Bab 37. Fitra menangis
38 Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39 Bab 39. bertengkar lagi
40 Bab 40. Anjar tidak kuat
41 Bab 41. Cerita ainun
42 Bab 42. Sukma di kendalikan
43 Bab 43. Siasat Purnama
44 Bab 44. Membongkar kuburan
45 Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46 Bab 46. Dugaan
47 Bab 47. Pertempuran
48 Bab 48. Saling tuduh
49 Bab 49. Yakin itu Xiefa
50 Bab 50. Terbongkar
51 Bab 51. Kesedihan Xiela
52 Bab 52. Kabur
53 Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54 Bab 54. Bertemu Sukma
55 Bab 55. Memang ulah Sukma
56 Bab 56. Kilas balik
57 Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58 Bab 58. Hasutan
59 Bab 59. Menghajar Anjar
60 Bab 60. Kostum tawon
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Desa di bawah sumur
63 Bab 63. Membujuk Xiela
64 Bab 64. Membuka rahasia
65 Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66 Bab 66. Masuk sumur
67 Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68 Bab 68. Di cakar Nana
69 Bab 69. Fatma panik
70 Bab 70. Bertemu lawan nya
71 Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72 Bab 72. Bertemu parakang
73 Bab 73. masih bertempur
74 Bab 74. Bertemu Xiefa
75 Bab 75. Arya tumbang
76 Bab 76. Mendapat obat
77 Bab 77. Purnama tumbang
78 Bab 78. Duka
79 Bab 79. Purnama sadar
80 Bab 80. duka Kiara
81 Bab 81. Masih berduka
82 Bab 82. Hampir meninggal
83 Bab 83. Purnama sedih
84 Bab 84. Turun tangan mencari
85 Bab 85. Arya galau
86 Bab 86. tidak mau mengaku
87 Bab 87. Menemukan Xiefa
88 Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89 Bab 89. Menghukum pengkhianat
90 Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91 Bab 91. Flashback
92 Bab 92. Keputusan Purnama
93 Bab 93. Minta cerai
94 Bab 94. Menguburkan Zahra
95 Bab 95. Di bentak Jalak
96 Bab 96. Fahira bertengkar
97 Bab 97. Iba pada Purnama
98 Bab 98. Mencoba bergurau
99 Bab 99. Zidan menangis
100 Bab 100. Siksaan Xiefa
101 Bab 101. Kecemasan Sam
102 Bab 102. Berbicara
103 Bab 103. Berbaikan
104 Bab 104. Pulang semua
105 Bab 105. Bicara rumah tangga
106 Bab 106. Gun berkelana
107 Bab 107. Sulur di sayap
108 Bab 108. Ribut otong
109 Bab 109. Sudah lega
110 Bab 110. Selesai
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Mayat dalam koper
2
Bab 2. Jasad Sukma
3
Bab 3. Gosip pembunuhan
4
Bab 4. Prasangka
5
Bab 5. Razi di hantui
6
Bab 6. Ternyata sudah mati
7
Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8
Bab 8. Clara
9
Bab 9. Cemburu
10
Bab 10. Arjuna bisa
11
Bab 11. Eko bersumpah
12
Bab 12. Asap dari kuburan
13
Bab 13. Mimpi Clara
14
Bab 14. Pakai sayap peri
15
Bab 15. obrolan
16
Bab 16. Korban berikut nya
17
Bab 17. Debat warga
18
Bab 18. Tanah di sepatu
19
Bab 19. Rasa curiga
20
Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21
Bab 21. Tidak punya jantung
22
Bab 22. Anjar dan Melisa
23
Bab 23. Clara
24
Bab 24. Zayn percaya
25
Bab 25. Perasaan Purnama
26
Bab 26. Dua tim
27
Bab 27. baca yasin gantian
28
Bab 28. Orang gila
29
Bab 29. Melisa
30
Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31
Bab 31. Mencuci hati
32
Bab 33. Di tebas Aksara
33
Bab 33. Anjar tumbang
34
Bab 34. Luka di paha
35
Bab 35. Hukuman Anjar
36
Bab 36. Bayangan masa lalu
37
Bab 37. Fitra menangis
38
Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39
Bab 39. bertengkar lagi
40
Bab 40. Anjar tidak kuat
41
Bab 41. Cerita ainun
42
Bab 42. Sukma di kendalikan
43
Bab 43. Siasat Purnama
44
Bab 44. Membongkar kuburan
45
Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46
Bab 46. Dugaan
47
Bab 47. Pertempuran
48
Bab 48. Saling tuduh
49
Bab 49. Yakin itu Xiefa
50
Bab 50. Terbongkar
51
Bab 51. Kesedihan Xiela
52
Bab 52. Kabur
53
Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54
Bab 54. Bertemu Sukma
55
Bab 55. Memang ulah Sukma
56
Bab 56. Kilas balik
57
Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58
Bab 58. Hasutan
59
Bab 59. Menghajar Anjar
60
Bab 60. Kostum tawon
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Desa di bawah sumur
63
Bab 63. Membujuk Xiela
64
Bab 64. Membuka rahasia
65
Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66
Bab 66. Masuk sumur
67
Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68
Bab 68. Di cakar Nana
69
Bab 69. Fatma panik
70
Bab 70. Bertemu lawan nya
71
Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72
Bab 72. Bertemu parakang
73
Bab 73. masih bertempur
74
Bab 74. Bertemu Xiefa
75
Bab 75. Arya tumbang
76
Bab 76. Mendapat obat
77
Bab 77. Purnama tumbang
78
Bab 78. Duka
79
Bab 79. Purnama sadar
80
Bab 80. duka Kiara
81
Bab 81. Masih berduka
82
Bab 82. Hampir meninggal
83
Bab 83. Purnama sedih
84
Bab 84. Turun tangan mencari
85
Bab 85. Arya galau
86
Bab 86. tidak mau mengaku
87
Bab 87. Menemukan Xiefa
88
Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89
Bab 89. Menghukum pengkhianat
90
Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91
Bab 91. Flashback
92
Bab 92. Keputusan Purnama
93
Bab 93. Minta cerai
94
Bab 94. Menguburkan Zahra
95
Bab 95. Di bentak Jalak
96
Bab 96. Fahira bertengkar
97
Bab 97. Iba pada Purnama
98
Bab 98. Mencoba bergurau
99
Bab 99. Zidan menangis
100
Bab 100. Siksaan Xiefa
101
Bab 101. Kecemasan Sam
102
Bab 102. Berbicara
103
Bab 103. Berbaikan
104
Bab 104. Pulang semua
105
Bab 105. Bicara rumah tangga
106
Bab 106. Gun berkelana
107
Bab 107. Sulur di sayap
108
Bab 108. Ribut otong
109
Bab 109. Sudah lega
110
Bab 110. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!