Bab 16. Korban berikut nya

Pendi yang memacu motor nya untuk segera sampai di rumah mendadak saja merinding tidak karuan setelah melewati bank sampah, mana setelah ini masih harus melewati ladang kacang panjang pula di sana. apa tidak semakin menyala rasa takut nya Pendi, bisa bisa ini kencing di celana bila sampai di tampakan oleh seseorang.

Dari tadi terus berdoa agar jangan sampai melihat yang aneh aneh, walau tidak memungkiri bahwa punggung nya terasa amat dingin sekali seolah ada es batu yang di tempel kan. sudah di intip dari spion juga apa ada yang aneh di jok motor, tapi sama sekali tidak ada apa apa.

"Sebentar lagi sampai, semoga aku tidak melihat." batin Pendi sangat resah.

Entah apa yang akan Pendi lakukan bila sampai ada sesuatu yang aneh ia lihat sekarang, pasti nya akan teriak duluan karena kaget dan juga takut, itu pun kalau suara nya bisa keluar dari dalam tenggorokan nya, kebanyakan orang jadi tak ada suara bila sudah ketakutan.

Seeerrrr.

"Ya Allah, tolong jangan menampakan apa pun di depan ku." pinta Pendi sangat takut.

Barusan ada bayangan hitam kecil yang lewat di hadapan nya, seperti anak anak yang berlari kencang sehingga cuma bayangan saja yang terlihat. satu nama yang langsung Pendi pikirkan, tau nya kalau setan anak kecil maka pasti itu tuyul.

Sedangkan di desa ini tidak pernah ada yang kehilangan uang sama sekali, sehingga sudah pasti tidak ada tuyul di kampung mereka ini. itu yang membuat Pendi ragu, apa mungkin setan tadi memang tuyul atau hanya halusinasi nua saja karena sudah di dera rasa takut.

"Kebun kacang panjang, aduh kebun ini pula." Pendi menarik nafas dan ngebut.

Bruuuummm.

"Heh, kok tidak bisa jalan?!" panik Pendi karena motor nya cuma meraung raung saja.

Sama seperti motor Fitra yang sekarang di tinggal kan di tengah kebun sawit, motor Pendi tidak bisa mau berjalan dan tinggal lah dia yang ketakutan setengah mati bila tiba tiba saja arwah Razi datang. rumput ilalang di sebelah kebun nampak bertiup, bersama dengan angin malam yang sangat dingin sekali malam ini.

SREEEEEET.

"AAAGKKKKKHH!" Pendi berteriak kencang karena satu kaki di seret oleh sebuah tangan masuk kedalam rumpun ilalang.

GREEEEP.

"Aku akan menarik mu!" Faisal yang juga kebetulan lewat langsung menyambar tangan Pendi.

"Tolong aku, aku mau di tarik oleh sesuatu!" panik Pendi.

"Eeeeghhhkk!" Faisal berusaha sekuat tenaga agar bisa menolong teman nya.

"Tolooooong, tolong aku! ku mohon tolong aku, Faisal." pekik Pendi sangat ketakutan sekali bila dia sampai di bawa pergi.

"Apa yang menarik mu ini, Pen? AAAKKKHH, berat sekali." Faisal sampai kewalahan.

"Tangan nya dingin, Sal! AAAGKKK!" Pendi kian histeris karena Faisal juga malah ikut terseret.

Faisal bertahan dengan satu tangan memegangi pohon kecil dekat kebun kacang, bila tidak maka dia juga akan ikut terseret oleh sesuatu yang tidak terlihat itu. angin kian kencang saja meniou pohon ilalang, membuat rasa nya sangat seram sekali.

"TOLOOOOONG!" Faisal mencoba berteriak barang kali saja ada yang mendengar.

"EEGKKKK! Faisal, Sal....

"AAAARKKKKH!"

Faisal merangkak mundur dengan tangan nya melihat Pendi yang mengeluarkan darah segar dari mulut, dia tampak menggelepar beberapa kali dan tak lama kemudian diam tergeletak tak berdaya di dalam semak ilalang yang cukup tebal.

"Pen, Pendi!" Faisal memanggil teman nya yang sudah tidak bergerak.

"Pendi!"

"Pen?!"

Yang di panggil cuma diam saja dengan mata melotot dan mulut masih mengalirkan darah segar, Faisal mau tak mau memberanikan diri untuk menarik teman nya keluar dari dalam semak ilalang ini. walau pun jantung Faisal sudah tidak karuan, tapi demi teman maka dia nekat saja.

Sraaaaak.

Suara tubuh Pendi yang tertarik dengan ilalang itu, namun tak lama kemudian Faisal kembali histeris melihat keadaan teman nya yang sudah tidak utuh lagi. perut Pendi koyak sampai dada, jeroan nya hilang bersih sama sekali tidak ada sisa.

"AAAAHKKKKK, TOLOOOOONG!" Faisal kembali berteriak.

"Ada apa, Sal? dari tadi kamu teriak terus, ini sudah malam." Pak RT yang baru pulang juga berlari kencang karena lamat lamat sejak tadi mendengar teriakan.

"Pe-pendi mati, Pak RT!" Faisal menunjuk jasad nya Pendi.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar!" Pak Rt juga syok melihat jenazah Pendi.

"Yang membunuh nya ada di dalam belukar itu, Pak! tadi dia di tarik, aku tidak kuat mau menarik nya kembali." Faisal sampai menangis saat menjelaskan.

"Apa yang di dalam sana, Sal? kau melihat bentuk nya kan!" Pak Rt juga lemas melihat mayat ini.

Faisal menggeleng karena dia memang tidak tau apa yang menarik Pendi tadi, hanya saja dia yakin mahluk itu sangat besar karena kekuatan nya saja sangat luar biasa sekali, tidak mungkin bila kecil karena dia saja hampir terseret masuk kedalam semak ilalang itu juga.

...****************...

Neneng terbangun saat mendengar suara berisik seperti orang sedang mengunyah tulang yang sangat keras, padahal baru saja mata nya terpejam karena sekarang baru pukul dua belas malam lewat, sedangkan tadi dia masuk kedalam rumah Ainun saja sudah hampir jam dua belas dan memang langsung tidur karena tubuh mereka sangat lelah sekali membantu acara pemakaman nya Sukma.

"Ai!" Neneng menegur gadis yang sedang duduk membelakangi diri nya.

Ranjang berderit kencang karena Neneng yang bangun dari tidur nya, suara orang mengunyah ini berasal dari mulut nya Ainun. Neneng mengira Ainun sedang makan apa, karena suara nya saja sangat nyaring terdengar.

"Ainun?"

"Jangan ganggu aku!" sentak Ainun dengan suara yang berat.

"Kamu lagi apa, Ai?" Neneng menarik pundak nya Ainun.

"Jangan ganggu aku, kalau tidak kau akan mati!" Ainun berbalik dan menyerang Neneng hingga gadis ini jatuh telentang di atas ranjang.

"Ainun!" Neneng kaget sekali karena Ainun bermata merah dan sebagian wajah nya samar, mana sekarang dia mencekik Neneng kencang.

"Siapa yang membunuh kuuuuu...

"Ainun sadar lah!" Neneng terus berusaha melepaskan diri.

Namun cekikan Ainun sangat kencang membuat Neneng susah sekali mau bernafas, sudah berusaha untuk memukul lengan Ainun juga tapi masih saja tidak mau lepas, sedangkan mata nya kian merah dan ada darah berlendir yang menetes di dagu Neneng.

"Neneng!" Ainun yang baru masuk kamar berteriak karena Neneng meronta ronta sendirian.

"Hah, Hahhhh!" Neneng menarik nafas lega dan menjauhi Ainun.

"Kenapa kamu?!" Ainun kebingungan melihat Neneng.

Yang di tanya masih tidak bisa mau menjawab karena sangat syok, seumur hidup baru kali ini Neneng melihat setan, mana setan nya juga langsung menyerang dan ingin membunuh diri nya.

Comen yang banyak ya, makasih sebelum nya🫰🫰🌺

Terpopuler

Comments

Imaz Ajjah

Imaz Ajjah

waaah makin banyak aj nich korban nya,,,knp Arya ngg langsung nanya aj si j SM arka atu pantau gtu gerak gerik d arka nya,,,mana penjahat nya bisa menghapus ingatan gtu LG...

2025-02-01

5

Yuli a

Yuli a

apakah benar, siluman 🐍 ular yang menarik pedi ke semak-semak. lalu membunuhnya dan mengambil jeroannya...
kasihan si Ainun... belum juga dilamar udah ditinggal mati...
padahal Pendi baik banget sama dia...
yang dibunuh orang yang baik-baik ya...

2025-02-01

4

Aris Setyawan

Aris Setyawan

aku rasa bukan arka anaknya arya sich,,
Karena kan pas arwah sukma mendatangi ainun itu ada yg mengambil,,
mgkin dimanfaatkan dan memanipulasi menjadi anak2 kecil juga..
aku yakin bukan arka,,

2025-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mayat dalam koper
2 Bab 2. Jasad Sukma
3 Bab 3. Gosip pembunuhan
4 Bab 4. Prasangka
5 Bab 5. Razi di hantui
6 Bab 6. Ternyata sudah mati
7 Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8 Bab 8. Clara
9 Bab 9. Cemburu
10 Bab 10. Arjuna bisa
11 Bab 11. Eko bersumpah
12 Bab 12. Asap dari kuburan
13 Bab 13. Mimpi Clara
14 Bab 14. Pakai sayap peri
15 Bab 15. obrolan
16 Bab 16. Korban berikut nya
17 Bab 17. Debat warga
18 Bab 18. Tanah di sepatu
19 Bab 19. Rasa curiga
20 Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21 Bab 21. Tidak punya jantung
22 Bab 22. Anjar dan Melisa
23 Bab 23. Clara
24 Bab 24. Zayn percaya
25 Bab 25. Perasaan Purnama
26 Bab 26. Dua tim
27 Bab 27. baca yasin gantian
28 Bab 28. Orang gila
29 Bab 29. Melisa
30 Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31 Bab 31. Mencuci hati
32 Bab 33. Di tebas Aksara
33 Bab 33. Anjar tumbang
34 Bab 34. Luka di paha
35 Bab 35. Hukuman Anjar
36 Bab 36. Bayangan masa lalu
37 Bab 37. Fitra menangis
38 Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39 Bab 39. bertengkar lagi
40 Bab 40. Anjar tidak kuat
41 Bab 41. Cerita ainun
42 Bab 42. Sukma di kendalikan
43 Bab 43. Siasat Purnama
44 Bab 44. Membongkar kuburan
45 Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46 Bab 46. Dugaan
47 Bab 47. Pertempuran
48 Bab 48. Saling tuduh
49 Bab 49. Yakin itu Xiefa
50 Bab 50. Terbongkar
51 Bab 51. Kesedihan Xiela
52 Bab 52. Kabur
53 Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54 Bab 54. Bertemu Sukma
55 Bab 55. Memang ulah Sukma
56 Bab 56. Kilas balik
57 Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58 Bab 58. Hasutan
59 Bab 59. Menghajar Anjar
60 Bab 60. Kostum tawon
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Desa di bawah sumur
63 Bab 63. Membujuk Xiela
64 Bab 64. Membuka rahasia
65 Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66 Bab 66. Masuk sumur
67 Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68 Bab 68. Di cakar Nana
69 Bab 69. Fatma panik
70 Bab 70. Bertemu lawan nya
71 Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72 Bab 72. Bertemu parakang
73 Bab 73. masih bertempur
74 Bab 74. Bertemu Xiefa
75 Bab 75. Arya tumbang
76 Bab 76. Mendapat obat
77 Bab 77. Purnama tumbang
78 Bab 78. Duka
79 Bab 79. Purnama sadar
80 Bab 80. duka Kiara
81 Bab 81. Masih berduka
82 Bab 82. Hampir meninggal
83 Bab 83. Purnama sedih
84 Bab 84. Turun tangan mencari
85 Bab 85. Arya galau
86 Bab 86. tidak mau mengaku
87 Bab 87. Menemukan Xiefa
88 Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89 Bab 89. Menghukum pengkhianat
90 Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91 Bab 91. Flashback
92 Bab 92. Keputusan Purnama
93 Bab 93. Minta cerai
94 Bab 94. Menguburkan Zahra
95 Bab 95. Di bentak Jalak
96 Bab 96. Fahira bertengkar
97 Bab 97. Iba pada Purnama
98 Bab 98. Mencoba bergurau
99 Bab 99. Zidan menangis
100 Bab 100. Siksaan Xiefa
101 Bab 101. Kecemasan Sam
102 Bab 102. Berbicara
103 Bab 103. Berbaikan
104 Bab 104. Pulang semua
105 Bab 105. Bicara rumah tangga
106 Bab 106. Gun berkelana
107 Bab 107. Sulur di sayap
108 Bab 108. Ribut otong
109 Bab 109. Sudah lega
110 Bab 110. Selesai
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Mayat dalam koper
2
Bab 2. Jasad Sukma
3
Bab 3. Gosip pembunuhan
4
Bab 4. Prasangka
5
Bab 5. Razi di hantui
6
Bab 6. Ternyata sudah mati
7
Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8
Bab 8. Clara
9
Bab 9. Cemburu
10
Bab 10. Arjuna bisa
11
Bab 11. Eko bersumpah
12
Bab 12. Asap dari kuburan
13
Bab 13. Mimpi Clara
14
Bab 14. Pakai sayap peri
15
Bab 15. obrolan
16
Bab 16. Korban berikut nya
17
Bab 17. Debat warga
18
Bab 18. Tanah di sepatu
19
Bab 19. Rasa curiga
20
Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21
Bab 21. Tidak punya jantung
22
Bab 22. Anjar dan Melisa
23
Bab 23. Clara
24
Bab 24. Zayn percaya
25
Bab 25. Perasaan Purnama
26
Bab 26. Dua tim
27
Bab 27. baca yasin gantian
28
Bab 28. Orang gila
29
Bab 29. Melisa
30
Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31
Bab 31. Mencuci hati
32
Bab 33. Di tebas Aksara
33
Bab 33. Anjar tumbang
34
Bab 34. Luka di paha
35
Bab 35. Hukuman Anjar
36
Bab 36. Bayangan masa lalu
37
Bab 37. Fitra menangis
38
Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39
Bab 39. bertengkar lagi
40
Bab 40. Anjar tidak kuat
41
Bab 41. Cerita ainun
42
Bab 42. Sukma di kendalikan
43
Bab 43. Siasat Purnama
44
Bab 44. Membongkar kuburan
45
Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46
Bab 46. Dugaan
47
Bab 47. Pertempuran
48
Bab 48. Saling tuduh
49
Bab 49. Yakin itu Xiefa
50
Bab 50. Terbongkar
51
Bab 51. Kesedihan Xiela
52
Bab 52. Kabur
53
Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54
Bab 54. Bertemu Sukma
55
Bab 55. Memang ulah Sukma
56
Bab 56. Kilas balik
57
Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58
Bab 58. Hasutan
59
Bab 59. Menghajar Anjar
60
Bab 60. Kostum tawon
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Desa di bawah sumur
63
Bab 63. Membujuk Xiela
64
Bab 64. Membuka rahasia
65
Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66
Bab 66. Masuk sumur
67
Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68
Bab 68. Di cakar Nana
69
Bab 69. Fatma panik
70
Bab 70. Bertemu lawan nya
71
Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72
Bab 72. Bertemu parakang
73
Bab 73. masih bertempur
74
Bab 74. Bertemu Xiefa
75
Bab 75. Arya tumbang
76
Bab 76. Mendapat obat
77
Bab 77. Purnama tumbang
78
Bab 78. Duka
79
Bab 79. Purnama sadar
80
Bab 80. duka Kiara
81
Bab 81. Masih berduka
82
Bab 82. Hampir meninggal
83
Bab 83. Purnama sedih
84
Bab 84. Turun tangan mencari
85
Bab 85. Arya galau
86
Bab 86. tidak mau mengaku
87
Bab 87. Menemukan Xiefa
88
Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89
Bab 89. Menghukum pengkhianat
90
Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91
Bab 91. Flashback
92
Bab 92. Keputusan Purnama
93
Bab 93. Minta cerai
94
Bab 94. Menguburkan Zahra
95
Bab 95. Di bentak Jalak
96
Bab 96. Fahira bertengkar
97
Bab 97. Iba pada Purnama
98
Bab 98. Mencoba bergurau
99
Bab 99. Zidan menangis
100
Bab 100. Siksaan Xiefa
101
Bab 101. Kecemasan Sam
102
Bab 102. Berbicara
103
Bab 103. Berbaikan
104
Bab 104. Pulang semua
105
Bab 105. Bicara rumah tangga
106
Bab 106. Gun berkelana
107
Bab 107. Sulur di sayap
108
Bab 108. Ribut otong
109
Bab 109. Sudah lega
110
Bab 110. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!