Bab 11. Eko bersumpah

Usai di mandikan maka mayat pun kembali di bawa kembali masuk kedalam rumah untuk segera di kafani, yang memandikan Razi begitu kesulitan karena darah masih saja kekuar dari tubuh pria itu sehingga saat di angkat maka mau tak mau darah juga merembes, ini saja bagian perut akan di sumpal dengan kapas agar darah nya tidak keluar.

Takut nya nanti malah kafan tembus dengan darah sehingga mereka harus mengulang kembali kafan nya, jadi setelah Zayn memikirkan maka langsung saja di sumpal kapas agar darah nya di serap dengan kapas itu kebagian dalam nya hingga tak bisa lagi keluar mengotori kain kafan.

"Zayn." Tomo mendekati pria yang masih muda ini.

"Enggeh, Pak." Zayn menjawab sopan sekali.

"Bila nanti sudah selesai semua nya, Bapak mau minta tolong dan jangan kamu tolak ya." Tomo berkata dengan mata merah.

"Kamu ini ngomong apa lagi to, Tom? anak mu ini belum di kubur, tapi sudah sibuk saja mau kinta tolong!" sergah Anjar adik nya Tomo.

"Ya aku cuma mau minta tolong saja, Mbak." lirih Tomo.

"Aku tau apa yang kamu pikirkan, jangan berpikiran macam macam tentang kematian anak ku!" sentak Anjar tampak tak senang.

"Bagai mana mungkin aku tidak berpikir macam macam, Sukma saja di bunuh begitu dan kemudian menyusul Razi." Tomo juga mulai sengit.

Anjar kesal sekali dengan adik nya karena Tomo sudah mau menggunakan kekuatan ustad atau bahkan dia pasti mau mencari dukun untuk melihat siapa yang sudah berbuat jahat pada anak anak nya, sebagai adik tentu saja Anjar sudah kenal banyak dengan sikap Tomo.

"Itu kita bahas nanti saja ya, Pak. sekarang mari kita urus jenazah nya Razi dulu!" Zayn membuka suara.

"Baik lah." angguk Tomo lemas sekali.

"Insya Allah akan terungkap semua nya, yang penting panjenengan banyak berdoa pada Allah agar di tunjukan jalan keluar nya." nasihat Zayn pada orang tua ini.

Yang di nasehati hanya mengangguk dan kembali mengurus mayat putra nya yang sedang di kafani, Tomo sudah yakin ini ada yang tidak beres dari kematian kedua nya. sebab Sukma saja sudah meninggal dalam keadaan terpotong potong, belum lagi sekarang Razi yang di temukan dalam keadaan perut jebol di depan kebun kacang.

"AAAAAHHKK!"

Baru saja Tomo akan bisa santai menenangkan hati nya, dari rombongan wanita malah berteriak keras saat membawa jenazah nya Sukma masuk kedalam ruang tamu untuk di kafani juga. jerit pekik bukan cuma dari mulut Bu Dian saja, melainkan dari semua orang yang ikut memandikan jenazah anak bungsu nya Tomo.

"Ada apa?" Tomo dan Reno berlari mendekati dan langsung kaget.

"Cepat bantu, ambil semua bagian tubuh nya!" Mak Ratih dan Mak Sabar tanpa takut memunguti bagian tubuh Sukma yang berantakan.

"Ya Allah anak ku!" Tomo menangis mendekap kepala anak nya yang lepas lagi dari raga.

"Huhuhuuu...Kenapa anak ku kau siksa begini, Ya Allah?" Bu Dian terduduk lemas.

"Ibu!" Delisa memeluk Ibu nya karena dia pun juga sangat syok.

"Dosa apa yang sudah Sukma lakukan, apa dia sudah melakukan kesalahan besar?" Anjar berkata pelan.

"Ngomong apa kamu, Mbak?!" bentak Tomo tidak terima bila anak nya di katakan begitu, walau yang bilang adalah adik nya sendiri.

"Sudah! jangan ribut lagi, mari kita urus secepat nya." Mak Ratih menengahi mereka semua.

Ainun juga ada di sana dan tadi sempat ikut memandikan pula, ketika tadi tubuh Sukma di angkat untuk di bawa masuk. Ainun juga melihat bagai mana tubuh yang sudah di sambung itu malah jatuh hingga berhamburan, bagaikan barang plastik yang di banting hingga hancur berantakan.

Maka nya bagian kepala dan juga bagian lain ikut buyar, kini mereka memunguti nya satu persatu dan memutuskan untuk menguburkan Sukma dalam keadaan begini saja. sebab tubuh nya juga mulai membusuk, padahal sudah di suntik formalin juga saat di kantor polisi kemarin.

...****************...

Dua gundukan tanah yang sudah di siram dengan bunga tujuh rupa kini menjadi tempat terakhir nya untuk Sukma dan Razi, kedua saudara ini bisa di bilang hanya berjarak satu hari saja dan kemudian Razi sudah menyusul adik nya dengan keadaan yang tidak lebih baik walau tidak separah Sukma.

Kepergian mereka menyisakan duka yang amat dalam untuk keluarga, teruma orang tua mereka yang sudah tidak muda lagi. mereka berpikir akan meninggal lebih dulu dari pada anak anak nya, namun ternyata yang meninggal duluan malah sang anak di usia yang terbilang sangat muda, sebab Sukma baru berusia dua puluh tahun.

"Sabar ya, mungkin Allah lebih sayang pada Sukma sehingga dia di panggil duluan." Mak Ratih tetap menghibur bekas majikan nya.

"Aku sungguh tidak bisa melepas Sukma dan Razi begini, luka di tinggal Sukma belum hilang malah di susul pula dengan Razi." rintih Bu Dian.

"Kasihan sekali memang Sukma, siapa yang sebenar nya sudah membunuh dia." Bu Rt juga berucap pelan.

"Aku mendoa kan agar orang yang sudah menyakiti anak anak ku, maka orang itu akan menderita sepanjang hidup nya." geram Tomo lantang di depan kuburan anak anak nya karena Sukma dan Razi di sanding kan.

"Tidak boleh bicara begitu, biar lah Allah yang membalas nya dan polisi pasti cepat mendapatkan pembunuh." nasihat Mak Ratih.

Tomo tertunduk karena dia benar benar tak habis pikir dengan orang yang sudah berani menyakiti keluarga nya seperti ini, padahal rasa nya dia tidak pernah membuat ulah pada siapa pun. bahkan soal menjadi Pak Lurah pun dia sama sekali tidak minta, hanya para warga saja yang sibuk ingin menjadikan dia.

"Tom, aku tidak tau entah orang orang yang tidak suka padaku akan bicara apa padamu! tapi aku sama sekali tidak ada niat untuk menyakiti anak mu, kau boleh tidak percaya tapi aku sudah berkata sejujur nya." Eko mengajak Tomo bicara.

"Tolong yakin kan aku bahwa itu memang bukan kau, Ko." pinta Tomo menangis lagi.

"Demi Allah aku bersumpah di depan kuburan anak mu, aku sama sekali tidak membunuh atau pun menyakiti Sukma atau pun Razi." Eko langsung mengambil sumpah tanpa rasa takut.

"Sudah lah Bapak Bapak, kita tidak bisa juga saling menuduh begini." Zayn tidak mau bila suasana kian panas.

"Saya hanya bicara apa ada nya, Ustad! bahkan saya juga berani bila berhadapan dengan istri nya ustad Zaidan, sebab beliau kata nya bisa membaca pikiran." Eko bicara apa ada nya.

Tomo jadi ragu bahwa Eko yang sudah menyakiti keluarga nya, mungkin saja memang bukan lurah satu ini. siapa tau bahwa Eko memang sudah tidak ingin mencalonkan diri menjadi lurah, sebab dia sudah pasrah bila Tomo yang mau naik, seperti yang di harap kan oleh para warga.

Kok pada sepi ya komen nya🥹

Terpopuler

Comments

Vergenha Cardoso

Vergenha Cardoso

Thor yg rahasia rumah suamiku dicari ngak ada

2025-03-17

0

Imaz Ajjah

Imaz Ajjah

masih JD misteri siapa dalang d balik pembunuhan Sukma🤔🤔,,,klu Razi kan memang Sukma yg bunuh,itupun klu ngg ad cerita yg d sembunyikan SM othornya😅😅✌️

2025-01-31

5

Mbu'y Fahmi

Mbu'y Fahmi

jadi penasaran siapa pelaku nya...
reno kah... atau clara... atau mungkin istri pak tomo yg lain...
masih menjadi misteri🤔🤔

2025-01-31

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mayat dalam koper
2 Bab 2. Jasad Sukma
3 Bab 3. Gosip pembunuhan
4 Bab 4. Prasangka
5 Bab 5. Razi di hantui
6 Bab 6. Ternyata sudah mati
7 Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8 Bab 8. Clara
9 Bab 9. Cemburu
10 Bab 10. Arjuna bisa
11 Bab 11. Eko bersumpah
12 Bab 12. Asap dari kuburan
13 Bab 13. Mimpi Clara
14 Bab 14. Pakai sayap peri
15 Bab 15. obrolan
16 Bab 16. Korban berikut nya
17 Bab 17. Debat warga
18 Bab 18. Tanah di sepatu
19 Bab 19. Rasa curiga
20 Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21 Bab 21. Tidak punya jantung
22 Bab 22. Anjar dan Melisa
23 Bab 23. Clara
24 Bab 24. Zayn percaya
25 Bab 25. Perasaan Purnama
26 Bab 26. Dua tim
27 Bab 27. baca yasin gantian
28 Bab 28. Orang gila
29 Bab 29. Melisa
30 Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31 Bab 31. Mencuci hati
32 Bab 33. Di tebas Aksara
33 Bab 33. Anjar tumbang
34 Bab 34. Luka di paha
35 Bab 35. Hukuman Anjar
36 Bab 36. Bayangan masa lalu
37 Bab 37. Fitra menangis
38 Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39 Bab 39. bertengkar lagi
40 Bab 40. Anjar tidak kuat
41 Bab 41. Cerita ainun
42 Bab 42. Sukma di kendalikan
43 Bab 43. Siasat Purnama
44 Bab 44. Membongkar kuburan
45 Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46 Bab 46. Dugaan
47 Bab 47. Pertempuran
48 Bab 48. Saling tuduh
49 Bab 49. Yakin itu Xiefa
50 Bab 50. Terbongkar
51 Bab 51. Kesedihan Xiela
52 Bab 52. Kabur
53 Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54 Bab 54. Bertemu Sukma
55 Bab 55. Memang ulah Sukma
56 Bab 56. Kilas balik
57 Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58 Bab 58. Hasutan
59 Bab 59. Menghajar Anjar
60 Bab 60. Kostum tawon
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Desa di bawah sumur
63 Bab 63. Membujuk Xiela
64 Bab 64. Membuka rahasia
65 Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66 Bab 66. Masuk sumur
67 Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68 Bab 68. Di cakar Nana
69 Bab 69. Fatma panik
70 Bab 70. Bertemu lawan nya
71 Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72 Bab 72. Bertemu parakang
73 Bab 73. masih bertempur
74 Bab 74. Bertemu Xiefa
75 Bab 75. Arya tumbang
76 Bab 76. Mendapat obat
77 Bab 77. Purnama tumbang
78 Bab 78. Duka
79 Bab 79. Purnama sadar
80 Bab 80. duka Kiara
81 Bab 81. Masih berduka
82 Bab 82. Hampir meninggal
83 Bab 83. Purnama sedih
84 Bab 84. Turun tangan mencari
85 Bab 85. Arya galau
86 Bab 86. tidak mau mengaku
87 Bab 87. Menemukan Xiefa
88 Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89 Bab 89. Menghukum pengkhianat
90 Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91 Bab 91. Flashback
92 Bab 92. Keputusan Purnama
93 Bab 93. Minta cerai
94 Bab 94. Menguburkan Zahra
95 Bab 95. Di bentak Jalak
96 Bab 96. Fahira bertengkar
97 Bab 97. Iba pada Purnama
98 Bab 98. Mencoba bergurau
99 Bab 99. Zidan menangis
100 Bab 100. Siksaan Xiefa
101 Bab 101. Kecemasan Sam
102 Bab 102. Berbicara
103 Bab 103. Berbaikan
104 Bab 104. Pulang semua
105 Bab 105. Bicara rumah tangga
106 Bab 106. Gun berkelana
107 Bab 107. Sulur di sayap
108 Bab 108. Ribut otong
109 Bab 109. Sudah lega
110 Bab 110. Selesai
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Mayat dalam koper
2
Bab 2. Jasad Sukma
3
Bab 3. Gosip pembunuhan
4
Bab 4. Prasangka
5
Bab 5. Razi di hantui
6
Bab 6. Ternyata sudah mati
7
Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8
Bab 8. Clara
9
Bab 9. Cemburu
10
Bab 10. Arjuna bisa
11
Bab 11. Eko bersumpah
12
Bab 12. Asap dari kuburan
13
Bab 13. Mimpi Clara
14
Bab 14. Pakai sayap peri
15
Bab 15. obrolan
16
Bab 16. Korban berikut nya
17
Bab 17. Debat warga
18
Bab 18. Tanah di sepatu
19
Bab 19. Rasa curiga
20
Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21
Bab 21. Tidak punya jantung
22
Bab 22. Anjar dan Melisa
23
Bab 23. Clara
24
Bab 24. Zayn percaya
25
Bab 25. Perasaan Purnama
26
Bab 26. Dua tim
27
Bab 27. baca yasin gantian
28
Bab 28. Orang gila
29
Bab 29. Melisa
30
Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31
Bab 31. Mencuci hati
32
Bab 33. Di tebas Aksara
33
Bab 33. Anjar tumbang
34
Bab 34. Luka di paha
35
Bab 35. Hukuman Anjar
36
Bab 36. Bayangan masa lalu
37
Bab 37. Fitra menangis
38
Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39
Bab 39. bertengkar lagi
40
Bab 40. Anjar tidak kuat
41
Bab 41. Cerita ainun
42
Bab 42. Sukma di kendalikan
43
Bab 43. Siasat Purnama
44
Bab 44. Membongkar kuburan
45
Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46
Bab 46. Dugaan
47
Bab 47. Pertempuran
48
Bab 48. Saling tuduh
49
Bab 49. Yakin itu Xiefa
50
Bab 50. Terbongkar
51
Bab 51. Kesedihan Xiela
52
Bab 52. Kabur
53
Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54
Bab 54. Bertemu Sukma
55
Bab 55. Memang ulah Sukma
56
Bab 56. Kilas balik
57
Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58
Bab 58. Hasutan
59
Bab 59. Menghajar Anjar
60
Bab 60. Kostum tawon
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Desa di bawah sumur
63
Bab 63. Membujuk Xiela
64
Bab 64. Membuka rahasia
65
Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66
Bab 66. Masuk sumur
67
Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68
Bab 68. Di cakar Nana
69
Bab 69. Fatma panik
70
Bab 70. Bertemu lawan nya
71
Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72
Bab 72. Bertemu parakang
73
Bab 73. masih bertempur
74
Bab 74. Bertemu Xiefa
75
Bab 75. Arya tumbang
76
Bab 76. Mendapat obat
77
Bab 77. Purnama tumbang
78
Bab 78. Duka
79
Bab 79. Purnama sadar
80
Bab 80. duka Kiara
81
Bab 81. Masih berduka
82
Bab 82. Hampir meninggal
83
Bab 83. Purnama sedih
84
Bab 84. Turun tangan mencari
85
Bab 85. Arya galau
86
Bab 86. tidak mau mengaku
87
Bab 87. Menemukan Xiefa
88
Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89
Bab 89. Menghukum pengkhianat
90
Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91
Bab 91. Flashback
92
Bab 92. Keputusan Purnama
93
Bab 93. Minta cerai
94
Bab 94. Menguburkan Zahra
95
Bab 95. Di bentak Jalak
96
Bab 96. Fahira bertengkar
97
Bab 97. Iba pada Purnama
98
Bab 98. Mencoba bergurau
99
Bab 99. Zidan menangis
100
Bab 100. Siksaan Xiefa
101
Bab 101. Kecemasan Sam
102
Bab 102. Berbicara
103
Bab 103. Berbaikan
104
Bab 104. Pulang semua
105
Bab 105. Bicara rumah tangga
106
Bab 106. Gun berkelana
107
Bab 107. Sulur di sayap
108
Bab 108. Ribut otong
109
Bab 109. Sudah lega
110
Bab 110. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!