Bab 10. Arjuna bisa

Arjuna terdiam seribu bahasa saat di datangi oleh Kakak beradik yang tidak lain dan tidak bukan Ketua agensi tempat dia berada, sudah menjadi dugaan untuk Arjuna bahwa dia akan di datangi oleh mereka berdua. dia juga tau sebab meteka datang, karena selama ini memang dia hanya diam saja walau sudah tau semua nya.

Sayang nya Purnama dan Arya baru menyadari sekarang soal masalah ini, sehingga baru datang sekarang dan membahas masalah tentang kekuatan Arjuna. sebab selama ini mereka sudah melihat semua member, bahkan Sagara yang member baru saja sudah mereka ketahui kekuatan nya, hanya Arjuna yang masih di sembunyikan dan baru ini mau di desak.

"Jadi itu benar?" Purnama menatap Arjuna tajam.

Yang di tatap hanya terdiam menunduk karena takut juga, selain takut Arjuna pun merasa bersalah pada mereka berdua. kesan nya seolah dia tidak tau terima kasih, padahal Arya dan Purnama sudah menolong diri nya dan menerima dia sebagai member.

"Maafkan aku." Arjuna menunduk malu dan juga takut sekarang.

"Tidak perlu minta maaf, kami hanya ingin tau apa itu memang benar?" desak Arya.

"Iya, hanya saja aku tidak berani mengaku karena aku takut ramalan itu bida meleset." Arjuna mengaku juga pada akhir nya.

"Astaga, hampir satu tahun lebih aku kesana kemati mencari arwah yang bisa membaca masa depan dan kau sama sekali tidak ada bicara." Arya mengusap wajah nya kasar.

"Maafkan aku, bukan karena aku tidak mau menolong mu tapi aku tidak yakin dengan diriku sendiri." Arjuna memberikan alasan nya kenapa dia hanya diam saja walau Arya sudah pontang panting sibuk mencari arwah yanh bisa membaca masa depan.

Arjuna bisa melakukan itu namun dia tidak yakin dengan terawangan nya sendiri, bahkan dia seratus persen yakin Arya tak akan percaya dengan apa yang akan dia katakan. maka dari itu dia pun memilih untuk bungkam saja, dari pada salah dan ujung ujung nya menjadi malu.

Mana saat itu Arya sangat menggebu sekali mencari arwah nya, Arjuna takut malah akan mengecewakan Arya bila dia salah. jadi Arjuna pun berpikir bahwa solusi yang paling baik adalah diam saja, walau pun dia terus saja ketar ketir karena takut bila di tuduh tidak mau membantu Ketua nya yang sedang kesusahan.

"Sebelum kau ribut soal kutukan, tanpa sengaja aku sudah membaca soal masa depan Arka." lirih Arjuna.

"Apa yang kau lihat, Jun?" Arya tak sabar ingin mendengar nya.

"Tapi ini entah benar atau tidak, tolong kau jangan marah padaku bila seandai nya meleset." pinta Arjuna bersungguh sungguh.

"Tidak apa apa, katakan saja apa yang sudah kau lihat." Purnama juga membuka suara.

Arjuna mengusap tangan nya berulang kali agar rasa grogi di hati nya bisa hilang, walau pun sudah jadi hantu tapi tetap saja dia punya rasa grogi saat menghadapi ketua nya begini, takut salah dan nanti nya mereka sudah cemas duluan.

"Aku berjanji tidak akan marah walau misal nya kau salah pun." angguk Arya.

"Nah Arya sudah berjanji, jadi kau bisa mengatakan penderitaan macam apa yang akan Arka alami." Purnama juga tidak sabar.

"Aku mohon katakan lah, Juna! agar aku bisa mencari penawar walau hanya sedikit saja." Arya sampai memohon pada member nya.

"Hal ini lah yang membuat ku ragu pada diriku sendiri, kalian berulang kali mengatakan bahwa Arka akan menderita. tapi dari yang aku lihat, dia tidak menderita." ucap Arjuna.

"Maksud mu?" Arya mengerut bingung.

"Katakan semua nya, agar kami lebih jelas memahami nya." desak Purnama sudah tidak sabar lagi.

"Arka tidak akan menderita dalam masalah apa pun, justru orang orang lah yang akan menderita karena ulah nya." ujar Arjuna.

"Hah?"

"Kedua anak kalian akan berbeda pendapat, perang di antara kedua nya pasti akan terjadi." jelas Arjuna lagi sambil menatap wajah Arya dan Purnama bergantian.

"Apa itu ada kaitan nya dengan banyak nya orang yang meninggal itu, Juna?" Arya lemas juga mendengar nya.

"Benar! burung gagak sudah memberikan pertanda, akan banyak nyawa melayang karena ulah anak mu." angguk Arjuna.

Lemas Arya karena ini akan jadi masalah untuk diri nya pula, Arka tidak menderita kalau kata Arjuna. justru orang orang yang akan menderita karena ulah dia, namun kutukan Aryo saat itu mengatakan bahwa Arka akan menderita.

Tapi Purnama juga tidak bisa percaya seratus persen pada Arjuna, sebab di awal tadi dia sudah berpesan agar jangan seratus persen percaya dengan ramalan nya. karena itu bisa saja salah, maka nya mereka pun tidak bisa juga mau gegabah.

...****************...

Azan shubuh mulai terdengar dan semua tetangga sudah mulai sibuk membantu untuk mengurus mayat anak anak nya Tuan Tomo, ada dua mayat yang harus mereka bantu hari ini. untung nya laki laki dan perempuan, sehingga bisa bersamaan pula mereka mengurus nya.

Razi akan di urus oleh para pria dan Sukma yang di urus dengan para wanita, begitu pula orang tua nya. Bu Dian memandikan jasad sang anak, dan Tomo memandikan Razi, walau sambil berderai air mata tapi mereka masih mampu juga melakukan nya, Bu Dian yang berulang kali sempoyongan karena menahan sedih.

"Ibu dulu memandikan mu sambil tertawa, Sukma! tapi sekarang Ibu menangis, padahal sudah Ibu bilang kan saat Ibu meninggal nanti maka kamu yang memandikan." Bu Dian mencium kening putri nya.

"Kita harus cepat ya, ini sudah berbau tubuh Sukma." ujar Mak Sabar yang memang biasa membantu memandikan mayat.

"Ayo, Bu! Sukma kasihan kalau terlalu lama." Delisa juga sedih sebenar nya.

Dengan hati hati mereka menyiramkan air ketubuh nya Sukma yang di jahit agar kembali utuh itu, sebagian memang sudah berbau karena ini masuk hitungan dua hari mayat Sukma di biarkan, maka nya mereka memandikan nya cepat cepat agar segera selesai.

"Aaaahhh!" Melisa kaget dan memekik kencang.

"Ada apa, Mel?!" Delisa menatap Kakak nya yang pucat.

"T-tidak!" Melisa menggeleng karena dia tidak mau cerita.

"Cepat lah, jangan banyak tingkah agar kita segera menguburkan Sukma." Delisa kesal lama lama.

Melisa cuma diam saja tidak menyahut ucapan adik nya, sebab tadi dia yakin sekali tangan Sukma bergerak dan memegang lengan nya kencang. oleh sebab itu Melisa pun terpekik kaget, membuat yang lain menatap nya heran.

"Gosok kuku nya dengan ini." Mak Sabar memberikan cotton bud.

"Aku kaki saja, Mak." Melisa pindah pada ujung kaki.

"Sini biar aku saja, Mak." Delisa tak sabar dengan ulah Kakak nya.

Maka mereka pun pindah tempat agar tidak ada keributan yang terjadi, Melisa juga yakin tak akan melihat penampakan aneh sehingga membuat dia sport jantung.

Maaf ya guys, belum bisa up lima memang sslama beberapa hari ini karena lagi sibuk banget othor.

Terpopuler

Comments

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

novel yang 1'y belum rilis ya ka???

2025-01-31

4

Serli Agustina

Serli Agustina

menurut ku ramalan Arjuna ada benarnya dan kutukan Aryo juga ada benarnya, penderitaan arka karna tidak bisa mengendalikan diri, entah itu dalam hal apa. Arka menderita karena banyak nyawa yang melayang karna ulahnya. nyambung kok ramalan Arjuna dan kutukan Aryo

2025-01-31

2

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

arka tdk akan menderita sesuatu tapi bisa jadi akan menimbulkan kesengsaraan bagi banyak orang
justru itulah yg membuat dia tersiksa dgn perbuatannya , penyesalan tiada akhir

2025-01-31

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mayat dalam koper
2 Bab 2. Jasad Sukma
3 Bab 3. Gosip pembunuhan
4 Bab 4. Prasangka
5 Bab 5. Razi di hantui
6 Bab 6. Ternyata sudah mati
7 Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8 Bab 8. Clara
9 Bab 9. Cemburu
10 Bab 10. Arjuna bisa
11 Bab 11. Eko bersumpah
12 Bab 12. Asap dari kuburan
13 Bab 13. Mimpi Clara
14 Bab 14. Pakai sayap peri
15 Bab 15. obrolan
16 Bab 16. Korban berikut nya
17 Bab 17. Debat warga
18 Bab 18. Tanah di sepatu
19 Bab 19. Rasa curiga
20 Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21 Bab 21. Tidak punya jantung
22 Bab 22. Anjar dan Melisa
23 Bab 23. Clara
24 Bab 24. Zayn percaya
25 Bab 25. Perasaan Purnama
26 Bab 26. Dua tim
27 Bab 27. baca yasin gantian
28 Bab 28. Orang gila
29 Bab 29. Melisa
30 Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31 Bab 31. Mencuci hati
32 Bab 33. Di tebas Aksara
33 Bab 33. Anjar tumbang
34 Bab 34. Luka di paha
35 Bab 35. Hukuman Anjar
36 Bab 36. Bayangan masa lalu
37 Bab 37. Fitra menangis
38 Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39 Bab 39. bertengkar lagi
40 Bab 40. Anjar tidak kuat
41 Bab 41. Cerita ainun
42 Bab 42. Sukma di kendalikan
43 Bab 43. Siasat Purnama
44 Bab 44. Membongkar kuburan
45 Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46 Bab 46. Dugaan
47 Bab 47. Pertempuran
48 Bab 48. Saling tuduh
49 Bab 49. Yakin itu Xiefa
50 Bab 50. Terbongkar
51 Bab 51. Kesedihan Xiela
52 Bab 52. Kabur
53 Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54 Bab 54. Bertemu Sukma
55 Bab 55. Memang ulah Sukma
56 Bab 56. Kilas balik
57 Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58 Bab 58. Hasutan
59 Bab 59. Menghajar Anjar
60 Bab 60. Kostum tawon
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Desa di bawah sumur
63 Bab 63. Membujuk Xiela
64 Bab 64. Membuka rahasia
65 Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66 Bab 66. Masuk sumur
67 Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68 Bab 68. Di cakar Nana
69 Bab 69. Fatma panik
70 Bab 70. Bertemu lawan nya
71 Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72 Bab 72. Bertemu parakang
73 Bab 73. masih bertempur
74 Bab 74. Bertemu Xiefa
75 Bab 75. Arya tumbang
76 Bab 76. Mendapat obat
77 Bab 77. Purnama tumbang
78 Bab 78. Duka
79 Bab 79. Purnama sadar
80 Bab 80. duka Kiara
81 Bab 81. Masih berduka
82 Bab 82. Hampir meninggal
83 Bab 83. Purnama sedih
84 Bab 84. Turun tangan mencari
85 Bab 85. Arya galau
86 Bab 86. tidak mau mengaku
87 Bab 87. Menemukan Xiefa
88 Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89 Bab 89. Menghukum pengkhianat
90 Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91 Bab 91. Flashback
92 Bab 92. Keputusan Purnama
93 Bab 93. Minta cerai
94 Bab 94. Menguburkan Zahra
95 Bab 95. Di bentak Jalak
96 Bab 96. Fahira bertengkar
97 Bab 97. Iba pada Purnama
98 Bab 98. Mencoba bergurau
99 Bab 99. Zidan menangis
100 Bab 100. Siksaan Xiefa
101 Bab 101. Kecemasan Sam
102 Bab 102. Berbicara
103 Bab 103. Berbaikan
104 Bab 104. Pulang semua
105 Bab 105. Bicara rumah tangga
106 Bab 106. Gun berkelana
107 Bab 107. Sulur di sayap
108 Bab 108. Ribut otong
109 Bab 109. Sudah lega
110 Bab 110. Selesai
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Mayat dalam koper
2
Bab 2. Jasad Sukma
3
Bab 3. Gosip pembunuhan
4
Bab 4. Prasangka
5
Bab 5. Razi di hantui
6
Bab 6. Ternyata sudah mati
7
Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8
Bab 8. Clara
9
Bab 9. Cemburu
10
Bab 10. Arjuna bisa
11
Bab 11. Eko bersumpah
12
Bab 12. Asap dari kuburan
13
Bab 13. Mimpi Clara
14
Bab 14. Pakai sayap peri
15
Bab 15. obrolan
16
Bab 16. Korban berikut nya
17
Bab 17. Debat warga
18
Bab 18. Tanah di sepatu
19
Bab 19. Rasa curiga
20
Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21
Bab 21. Tidak punya jantung
22
Bab 22. Anjar dan Melisa
23
Bab 23. Clara
24
Bab 24. Zayn percaya
25
Bab 25. Perasaan Purnama
26
Bab 26. Dua tim
27
Bab 27. baca yasin gantian
28
Bab 28. Orang gila
29
Bab 29. Melisa
30
Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31
Bab 31. Mencuci hati
32
Bab 33. Di tebas Aksara
33
Bab 33. Anjar tumbang
34
Bab 34. Luka di paha
35
Bab 35. Hukuman Anjar
36
Bab 36. Bayangan masa lalu
37
Bab 37. Fitra menangis
38
Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39
Bab 39. bertengkar lagi
40
Bab 40. Anjar tidak kuat
41
Bab 41. Cerita ainun
42
Bab 42. Sukma di kendalikan
43
Bab 43. Siasat Purnama
44
Bab 44. Membongkar kuburan
45
Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46
Bab 46. Dugaan
47
Bab 47. Pertempuran
48
Bab 48. Saling tuduh
49
Bab 49. Yakin itu Xiefa
50
Bab 50. Terbongkar
51
Bab 51. Kesedihan Xiela
52
Bab 52. Kabur
53
Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54
Bab 54. Bertemu Sukma
55
Bab 55. Memang ulah Sukma
56
Bab 56. Kilas balik
57
Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58
Bab 58. Hasutan
59
Bab 59. Menghajar Anjar
60
Bab 60. Kostum tawon
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Desa di bawah sumur
63
Bab 63. Membujuk Xiela
64
Bab 64. Membuka rahasia
65
Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66
Bab 66. Masuk sumur
67
Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68
Bab 68. Di cakar Nana
69
Bab 69. Fatma panik
70
Bab 70. Bertemu lawan nya
71
Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72
Bab 72. Bertemu parakang
73
Bab 73. masih bertempur
74
Bab 74. Bertemu Xiefa
75
Bab 75. Arya tumbang
76
Bab 76. Mendapat obat
77
Bab 77. Purnama tumbang
78
Bab 78. Duka
79
Bab 79. Purnama sadar
80
Bab 80. duka Kiara
81
Bab 81. Masih berduka
82
Bab 82. Hampir meninggal
83
Bab 83. Purnama sedih
84
Bab 84. Turun tangan mencari
85
Bab 85. Arya galau
86
Bab 86. tidak mau mengaku
87
Bab 87. Menemukan Xiefa
88
Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89
Bab 89. Menghukum pengkhianat
90
Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91
Bab 91. Flashback
92
Bab 92. Keputusan Purnama
93
Bab 93. Minta cerai
94
Bab 94. Menguburkan Zahra
95
Bab 95. Di bentak Jalak
96
Bab 96. Fahira bertengkar
97
Bab 97. Iba pada Purnama
98
Bab 98. Mencoba bergurau
99
Bab 99. Zidan menangis
100
Bab 100. Siksaan Xiefa
101
Bab 101. Kecemasan Sam
102
Bab 102. Berbicara
103
Bab 103. Berbaikan
104
Bab 104. Pulang semua
105
Bab 105. Bicara rumah tangga
106
Bab 106. Gun berkelana
107
Bab 107. Sulur di sayap
108
Bab 108. Ribut otong
109
Bab 109. Sudah lega
110
Bab 110. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!