Bab 4. Prasangka

"ANAKUUUUU.....

Raungan perih dari mulut Bu Dian tidak berhenti sejak tadi karena dia tidak sanggup membayangkan jasad sang anak yang begitu sadis, siapa orang yang sudah tega membunuh anak nha menjadi sepotong demi sepotong. Tomo hanya terdiam dengan mata basah, begitu juga keluarga lain yang ada di dalam rumah.

Para saudara Sukma tidak ada yang berani membuka suara, isak tangis Bu Diam dan juga Delisa yang masih terus terdengar karena meteka sangat kehilangan sosok yang sangat periang itu. Delisa ingat bahwa Sukma bilang bahwa dia akan membelikan nya baju warna merah, sebab adik nya memang selalu begitu bila dapat uang agak berlebih dari Ayah nya.

"Apa organ dalam dan juga mata nya tadi masih ada, Ayah?" Razi anak pertama nya Tuan Tomo.

"Mata nya masih ada, Zi! tapi kalau organ dalam Ayah tidak melihat nya." jawab Tuan Tomo tersentak kaget.

"Aku takut nya dia di culik dan di bunuh untuk di ambil organ dalam nya." ujar Razi.

"Apa ndak ada dalam koper tadi, Kang?" Bu Dian menatap suami nya.

"Kakang tidak melihat ada nya organ dalam memang." Tomo juga baru sadar akan hal itu setelah Razi membuka suara.

"Itu pasti orang dari kota yang mengambil! tapi kemarin sore kan Sukma masih ada." Reno membuka suara juga.

"Reno benar, sore nya Sukma masih ada dan dia cuma pamitan mau kerumah Lala." sahut Bu Dian.

"Tanya kan pada Lala, apa Sukma sudah kerumah dia sore itu." Tomo cepat mengambil tindakan.

Delisa mengambil ponsel nya untuk menghubungi Lala anak nya Pak Lurah, sebab Sukma dan Lala seumuran sehingga sering main bareng. bahkan kadang juga saling menginap, Sukma sering menginap di rumah Pak Lurah dan Lala juga sering menginap di rumah nya Tomo.

"Assalamualaikum, Kak." Lala menjawab panggilan.

"Walaikum sallam, La! Kakak mau tanya nih, sore kemarin Sukma sempat kerumah kamu ya?" tanya Delisa langsung.

"Enggak ada, Kak! aku nungguin dia sampai mau isya, karena enggak ada datang juga jadi ku kira tidak boleh sama Ayah nya." jawab Lala.

"Oh jadi dia enggak kerumah mu?" tanya Delisa agar lebih jelas.

"Tidak! tapi kata Ayah malah Sukma meninggal, memang nya benar ya?" Lala malah bertanya pada Delisa.

"Benar, mungkin dia di culik orang pas mau kerumah mu." jawab Delisa.

"Ya Allah!" Lala juga sangat kaget karena sahabat nya malah meninggal.

"Ya sudah kalau begitu, kalau misal nya ada berita penting tolong kasih tau ya, La." pinta Delisa pada anak gadis nya Pak Lurah.

"Iya, nanti kalau ada barang yang bisa di jadikan bukti akan ku kabari." ujar Lala menyanggupi.

Sukma memang malam itu rencana mau menginap di rumah nya Lala, berangkat sore sekitar jam lima. Lala sudah menunggu di rumah, namun tidak datang datang teman nya itu sehingga dia mengira Sukma tidak jadi karena tidak boleh oleh Ayah nya.

Sebab ponsel nya juga tidak bisa di hubungi, Lala memang tidak menghubungi lagi takut juga akan kena marah oleh Tuan tomo. namun tadi pagi malah ada berita begitu, lemas lah sudah dia karena Sukma tidak bisa di hubungi itu karena sedang di culik oleh pembunuh nya.

"Akan ku cari pembunuh itu walau sampai keujung dunia!" geram Tomo sangat tidak terima.

"Kenapa mereka sangat tega hingga sampai memotong tubuh nya begitu?!" isak Bu Dian membayangkan anak nya.

"Pasti itu memang pembunuh handal, bukan nya memakan waktu juga untuk melakukan pembunuh begitu?" Delisa menatap Razi.

"Ya pasti lah, kita saja memotong ayam membutuhkan waktu!" jawab Razi berat sekali rasa nya.

"Bagai mana bisa orang di cincang begitu, semoga saja saat dia melakukan nya Sukma sudah mati." harap Reno pula.

"Apa maksud mu, Ren?!" sentak Tomo tak terima.

"Bila Sukma masih hidup, Ayah bayangkan saja rasa sakit nya! maka lebih baik saat Sukma sudah mati, agar dia tidak kesakitan." jelas Reno pula.

Terdiam semua nya karena dari semua itu tidak ada yang lebih baik sebenar nya, yang lebih baik itu ya harus nya tidak terjadi. Bu Dian malah kian lemas saja, membayangkan bila Sukma memang masih hidup saat mereka mencincang nya.

"Katakan jujur padaku!" Bu Dian mencengkeram baju suami nya.

"Kenapa, Bu?" Tomo kaget karena mendadak saja istri nya bangkit.

"Kau bukan pelaku nya kan, Kang? kamu tidak seperti Juragan Adi saat itu kan!" pekik Bu Dian ingat kelakuan nya Ayah tiri Maharani yang sangat jahat pada putri nya.

"Gila kamu, Bu!" Tomo kaget sekali mendengar tuduhan itu.

"Jawab jujur! bukan kamu kan pelaku nya?" bentak Bu Dian.

"Bukan! kau pikir aku ini gila, Sukma itu anak ku." teriak Tomo tak habis pikir dengan istri nya.

"Ibu yang tenang, jangan kemana mana pikiran nya." Reno merangkul Bu Dian agar tidak setres.

Bu Dian akhir nya jatuh pingsan juga karena tidak sanggup menahan batin yang terluka, begini pedih hati seorang Ibu yang di tinggal oleh anak nya dengan keadaan yang sangat pilu. mana masih harus menunggu pula sampai besok tentang kabat dari polisi, sudah di pastikan bahwa Bu Dian tak akan bisa tenang.

...****************...

"Dari mana, Bang?" Zidan yang datang membawa oleh oleh menegur saudara nya.

"Ada penemuan mayat di sana, ikut melihat tadi." jawab Zayn bersalaman dengan Zidan.

"Mayat! wah kalau jadi panjang malah nambah pula urusan nanti." Zidan sudah bisa menebak nya.

"Di potong potong mayat nya dan di letakan dalam koper, anak Tuan Tomo." jelas Zayn pula.

"Ya Allah sungguh keji orang yang sudah melakukan nya!" Zidan turut iba mendengar hal itu.

"Purnama tidak ikut kah?" Zayn menanyakan adik ipar nya.

"Tidak bisa ikut, dia sedang sibuk sekali dengan Arya." jawab Zidan.

"Mama lagi sibuk, jadi Om tidak boleh ganggu." Zahra menjawab pula.

"Iya, Om cuma tanya saja kok." Zayn tertawa melihat keponakan nya yang sangat cerewet itu.

"Wajah nya saja yang seperti Purnama, tapi sikap nya beda." bisik Zidan.

Zayn juga mengangguk setuju karena Zahra memang begitu mirip dengan Mama nya, namun yang beda hanya dari sikap. Zahra sangat hangat dan ramah pada siapa pun, sedang kan induk semang nya dingin dan angkuh sekali, tidak akan bertanya bila tidak mood.

Namun walau pun angkuh dan arogan serta wajah antagonis, namun Purnama baik hati nya, suka menolong orang yanh sedang membutuhkan bantuan nya, walau kadang dia juga harus babak belur saat sedang menolong orang.

Kondangan sambil nulis guys.

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

apa iya pelakunya pak lurah....
kok serem banget kalau masih hidup dipotong-potong.

2025-01-29

4

Dela Asmarani

Dela Asmarani

gpp Mak sambil kondangan juga asal jangan sampe makan aja nulisnya MH....gak naik panggung kah Mak nyumbang lagu gitu..gara gara sebotol minuman

2025-01-29

2

MiilaaManurung

MiilaaManurung

Haaah itu baru betul kak,
hahaha fokus ya ngetiknya jangan sampe mau makan salah ambil daging 🤭😂

2025-01-29

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mayat dalam koper
2 Bab 2. Jasad Sukma
3 Bab 3. Gosip pembunuhan
4 Bab 4. Prasangka
5 Bab 5. Razi di hantui
6 Bab 6. Ternyata sudah mati
7 Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8 Bab 8. Clara
9 Bab 9. Cemburu
10 Bab 10. Arjuna bisa
11 Bab 11. Eko bersumpah
12 Bab 12. Asap dari kuburan
13 Bab 13. Mimpi Clara
14 Bab 14. Pakai sayap peri
15 Bab 15. obrolan
16 Bab 16. Korban berikut nya
17 Bab 17. Debat warga
18 Bab 18. Tanah di sepatu
19 Bab 19. Rasa curiga
20 Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21 Bab 21. Tidak punya jantung
22 Bab 22. Anjar dan Melisa
23 Bab 23. Clara
24 Bab 24. Zayn percaya
25 Bab 25. Perasaan Purnama
26 Bab 26. Dua tim
27 Bab 27. baca yasin gantian
28 Bab 28. Orang gila
29 Bab 29. Melisa
30 Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31 Bab 31. Mencuci hati
32 Bab 33. Di tebas Aksara
33 Bab 33. Anjar tumbang
34 Bab 34. Luka di paha
35 Bab 35. Hukuman Anjar
36 Bab 36. Bayangan masa lalu
37 Bab 37. Fitra menangis
38 Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39 Bab 39. bertengkar lagi
40 Bab 40. Anjar tidak kuat
41 Bab 41. Cerita ainun
42 Bab 42. Sukma di kendalikan
43 Bab 43. Siasat Purnama
44 Bab 44. Membongkar kuburan
45 Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46 Bab 46. Dugaan
47 Bab 47. Pertempuran
48 Bab 48. Saling tuduh
49 Bab 49. Yakin itu Xiefa
50 Bab 50. Terbongkar
51 Bab 51. Kesedihan Xiela
52 Bab 52. Kabur
53 Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54 Bab 54. Bertemu Sukma
55 Bab 55. Memang ulah Sukma
56 Bab 56. Kilas balik
57 Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58 Bab 58. Hasutan
59 Bab 59. Menghajar Anjar
60 Bab 60. Kostum tawon
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Desa di bawah sumur
63 Bab 63. Membujuk Xiela
64 Bab 64. Membuka rahasia
65 Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66 Bab 66. Masuk sumur
67 Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68 Bab 68. Di cakar Nana
69 Bab 69. Fatma panik
70 Bab 70. Bertemu lawan nya
71 Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72 Bab 72. Bertemu parakang
73 Bab 73. masih bertempur
74 Bab 74. Bertemu Xiefa
75 Bab 75. Arya tumbang
76 Bab 76. Mendapat obat
77 Bab 77. Purnama tumbang
78 Bab 78. Duka
79 Bab 79. Purnama sadar
80 Bab 80. duka Kiara
81 Bab 81. Masih berduka
82 Bab 82. Hampir meninggal
83 Bab 83. Purnama sedih
84 Bab 84. Turun tangan mencari
85 Bab 85. Arya galau
86 Bab 86. tidak mau mengaku
87 Bab 87. Menemukan Xiefa
88 Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89 Bab 89. Menghukum pengkhianat
90 Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91 Bab 91. Flashback
92 Bab 92. Keputusan Purnama
93 Bab 93. Minta cerai
94 Bab 94. Menguburkan Zahra
95 Bab 95. Di bentak Jalak
96 Bab 96. Fahira bertengkar
97 Bab 97. Iba pada Purnama
98 Bab 98. Mencoba bergurau
99 Bab 99. Zidan menangis
100 Bab 100. Siksaan Xiefa
101 Bab 101. Kecemasan Sam
102 Bab 102. Berbicara
103 Bab 103. Berbaikan
104 Bab 104. Pulang semua
105 Bab 105. Bicara rumah tangga
106 Bab 106. Gun berkelana
107 Bab 107. Sulur di sayap
108 Bab 108. Ribut otong
109 Bab 109. Sudah lega
110 Bab 110. Selesai
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Mayat dalam koper
2
Bab 2. Jasad Sukma
3
Bab 3. Gosip pembunuhan
4
Bab 4. Prasangka
5
Bab 5. Razi di hantui
6
Bab 6. Ternyata sudah mati
7
Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8
Bab 8. Clara
9
Bab 9. Cemburu
10
Bab 10. Arjuna bisa
11
Bab 11. Eko bersumpah
12
Bab 12. Asap dari kuburan
13
Bab 13. Mimpi Clara
14
Bab 14. Pakai sayap peri
15
Bab 15. obrolan
16
Bab 16. Korban berikut nya
17
Bab 17. Debat warga
18
Bab 18. Tanah di sepatu
19
Bab 19. Rasa curiga
20
Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21
Bab 21. Tidak punya jantung
22
Bab 22. Anjar dan Melisa
23
Bab 23. Clara
24
Bab 24. Zayn percaya
25
Bab 25. Perasaan Purnama
26
Bab 26. Dua tim
27
Bab 27. baca yasin gantian
28
Bab 28. Orang gila
29
Bab 29. Melisa
30
Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31
Bab 31. Mencuci hati
32
Bab 33. Di tebas Aksara
33
Bab 33. Anjar tumbang
34
Bab 34. Luka di paha
35
Bab 35. Hukuman Anjar
36
Bab 36. Bayangan masa lalu
37
Bab 37. Fitra menangis
38
Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39
Bab 39. bertengkar lagi
40
Bab 40. Anjar tidak kuat
41
Bab 41. Cerita ainun
42
Bab 42. Sukma di kendalikan
43
Bab 43. Siasat Purnama
44
Bab 44. Membongkar kuburan
45
Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46
Bab 46. Dugaan
47
Bab 47. Pertempuran
48
Bab 48. Saling tuduh
49
Bab 49. Yakin itu Xiefa
50
Bab 50. Terbongkar
51
Bab 51. Kesedihan Xiela
52
Bab 52. Kabur
53
Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54
Bab 54. Bertemu Sukma
55
Bab 55. Memang ulah Sukma
56
Bab 56. Kilas balik
57
Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58
Bab 58. Hasutan
59
Bab 59. Menghajar Anjar
60
Bab 60. Kostum tawon
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Desa di bawah sumur
63
Bab 63. Membujuk Xiela
64
Bab 64. Membuka rahasia
65
Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66
Bab 66. Masuk sumur
67
Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68
Bab 68. Di cakar Nana
69
Bab 69. Fatma panik
70
Bab 70. Bertemu lawan nya
71
Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72
Bab 72. Bertemu parakang
73
Bab 73. masih bertempur
74
Bab 74. Bertemu Xiefa
75
Bab 75. Arya tumbang
76
Bab 76. Mendapat obat
77
Bab 77. Purnama tumbang
78
Bab 78. Duka
79
Bab 79. Purnama sadar
80
Bab 80. duka Kiara
81
Bab 81. Masih berduka
82
Bab 82. Hampir meninggal
83
Bab 83. Purnama sedih
84
Bab 84. Turun tangan mencari
85
Bab 85. Arya galau
86
Bab 86. tidak mau mengaku
87
Bab 87. Menemukan Xiefa
88
Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89
Bab 89. Menghukum pengkhianat
90
Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91
Bab 91. Flashback
92
Bab 92. Keputusan Purnama
93
Bab 93. Minta cerai
94
Bab 94. Menguburkan Zahra
95
Bab 95. Di bentak Jalak
96
Bab 96. Fahira bertengkar
97
Bab 97. Iba pada Purnama
98
Bab 98. Mencoba bergurau
99
Bab 99. Zidan menangis
100
Bab 100. Siksaan Xiefa
101
Bab 101. Kecemasan Sam
102
Bab 102. Berbicara
103
Bab 103. Berbaikan
104
Bab 104. Pulang semua
105
Bab 105. Bicara rumah tangga
106
Bab 106. Gun berkelana
107
Bab 107. Sulur di sayap
108
Bab 108. Ribut otong
109
Bab 109. Sudah lega
110
Bab 110. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!