Bab 2. Jasad Sukma

Para warga berkumpul di bank sampah untuk melihat akan ada nya mayat yang terpotong potong di dalam koper hitam itu, mereka semua nya jadi merinding dan bahkan ada yang sampai muntah akibat tidak tahan melihat bentukan daging yang di potong kecil kecil dan darah juga mengalir keluar sehingga menimbulkan bau yang amat pekat.

Bagi yang mental nya lemah maka akan langsung pingsan seketika, Ainun saja masih berpelukan dengan Mak Sabar karena mereka berdua lah yang sudah menemukan mayat tersebut. rasa takut dan juga ngeri bercampur aduk dalam hati, tak sanggup mau makan mereka pasti nya karena terbayang dengan darah segar dari dalam koper.

Ada yang memberi mereka air minum juga karena kasihan melihat Ainun yang gemetar pucat, sebagian warga yang di pimpin oleh Pak Lurah segera memperhatikan isi koper dengan seksama. terlebih pada bagian kepala juga sudah lepas dari badan, sehingga kepala itu bila di balik akan langsung melihat wajah mereka.

"Bismillah, Ya Allah!" Pak Lurah takut juga bila ada apa apa.

"Jangan sampai nanti sidik jari dari pelaku hilang, sebaik nya jangan di pegang pegang." ujar Bagus pelan.

"Bagus benar, takut nya malah sidik jari pelaku hilang." cemas warga.

"Tunggu, ini....ini kan anak nya Tuan tanah Sutomo." Pak Lurah agak kaget juga melihat nya.

"Hah!"

Semua warga kaget dan sontak mendekat untuk memastikan wajah mayat di dalam koper, walau pun penuh dengan darah tapi setidak nya mereka masih mengenali bahwa dia adalah Sukma anak nya Tuan tanah yang sangat kaya raya itu, bisa di bilang hampir separuh di desa ini tanah nya milik Sutomo semua.

"Sukma!"

"Benar, dia adalah Sukma!" timpal yang lain sangat kaget.

"Cepat panggil Tuan Tomo, dia harus tau bahwa anak nya meninggal dengan cara sadis begini." pekik Pak RT sudah cemas tak karuan.

"Ya Allah, ini Sukma yang di bunuh oleh orang jahat." Bagus pun kenal dengan gadis periang itu.

"Siapa yang sudah berani cari masalah dengan Tuan Tomo, habis lah orang itu." Pak Lurah berkata lirih.

Tak lama kemudian tuan tanah itu datang dengan para antek nya yang berjumlah tiga orang, selama ini memang selalu di kawal bila kemana saja pergi nya. maka sekarang pun juga di kawal, Tomo sampai sempoyongan melihat jasad sang putri bungsu di cacah sedemikian rupa oleh orang yang belum di ketahui.

"SUKMAAAAA!" Tomo menjerit keras sembari merangkul koper tanpa rasa jijik.

"Tuan." para anteng bingung harus bagai mana.

"Ya Allah kasihan sekali, padahal baru kemarin aku melihat Sukma naik motor." celetuk Fitra teman nya Sukma.

"Ajal tidak ada yang tau memang, tapi kok yang ini sangat sadis sekali." lirih Bagus tak kuasa menahan sedih juga.

"Sungguh kejam orang yang sudah membuat nya begini. semoga Allah mengampuni segala dosa Sukma, dan menerima di sisi nya." doa ustad Zayn tulus.

"Sukmaaa, siapa yang sudah melakukan ini padamu?" pekik Tuan Tomo.

"SUKMAAAAAA.....

Dari jauh seorang wanita yang sudah tidak muda lagi namun masih nampak cantik berlari sembari mengangkat rok nya agar bisa cepat sampai, dia adalah Bu Dian istri nya Tomo, kabar tentang kematian putri bungsu nya sudah sampai sehingga dia cepat berlari kencang.

"Anak kuuu! Ya Allah, anak ku." Bu Dian menjerit jerit kencang.

"Bu, Istigfar." Melisa merangkul Ibu nya yang kian histeris.

"Anak ku! aku mau nya anak ku, kenapa anak ku di bunuh?" teriak Bu Dian meronta ronta.

"Sebut nama Allah, Bu." Delisa juga ikut menangis tak tahan.

Anak nya Tuan Tomo ada lima dan yang tiga wanit, sedangkan yang pertama dan yang kedua laki laki. Sukma anak nya yang paling bungsu, Melisa nomor tiga dan Delisa nomor empat dalam keluarga mereka, yang paling kecil dan yang paling ramah adalah Sukma.

"Beri kami ruang, agar kami bisa mengusut masalah ini." polisi datang dan memeriksa mayat Sukma.

"Tolong tangkap orang yang sudah membunuh ku, ku mohon tangkap lah dia, Pak!" Tomo memohon pada polisi.

"Kami akan mengusahakan nya, Pak! masalah ini akan kami urus sampai tuntas." janji polisi.

"Berapa pun biaya nya akan saya bayar, asal kan pembunuh itu segera tertangkap." Tomo tau polisi akan bergerak cepat bila ada uang nya.

"SUKMAAAA....Ya Allah, badan mu di cacah begini." pekik Bu Dian yang menghampiri koper.

"Jangan di lihat, Bu!" pekik Delisa karena takut Ibu nya pingsan.

"Hueeeek." Melisa yang tidak kuat hingga akhir nya malah muntah mencium bah darah.

Polisi segera menindak dan mengambil koper yang berisi potongan mayat agar bisa segera di usut, karena di tubuh mayat itu pasti ada sidik jari dari pembunuh keji tersebut. para warga masih kumpul karena mereka penasaran sekali, bank sampah sudah bagai kan pasar saja karena sangking ramai nya para warga yang datang.

"Benar saudari adalah orang yang menemukan koper?" polisi bertanya pada Ainun.

"Be-benar, saya dan Mak Sabar mencari kaleng dan plastik sejak pagi sekali." jawab Ainun gemetar kencang.

"Jangan takut, cerita saja apa yang sudah terjadi." Bagus menguatkan Ainun yang ketakutan.

"Cerita saja, Nun! kamu juga kenal sama saya, jadi tolong cerita yang lengkap agar pembunuh Sukma bisa di temukan." pinta Sutomo.

"Cuma itu yang saya tau, koper itu sudah ada di sini dan ketika saya temukan kondisi nya tertutup rapat." jelas Ainun.

"Apa saudari tidak melihat ada orang yang mencurigakan sedang membuang koper ini?" tanya polisi lebih detail.

"Tidak, Pak!" Ainun menggeleng cepat.

"Baik lah kalau begitu, mayat akan kami bawa dulu untuk di selidiki." polisi segera meninggalkan tempat ini.

Tomo memeluk istri nya yang menjerit kencang ketika koper sudah di tutup lagi oleh para polisi, mayat Sukma di bawa untuk di selidiki lebih lanjut tentang siapa yang sudah menjadi pembunuh nya.

"Sukma, anak ku." Bu Dian tidak bisa bergerak.

"Kasihan sekali Bu Dian, dia pasti sangat terluka!" bisik Fitra pada Bagus.

"Ya pasti lah, nama nya juga seorang Ibu." angguk Bagus.

"Kejam sekali pembunuh nya, masa tubuh orang di cacah begitu." Fitra juga bergidik ngeri membayangkan nya.

"Ayo kita pulang, bisa kan jalan?" Pendi mendekati Ainun yang masih lemas.

Ainun yang sudah agak mendingan segera bangun, walau masih di tuntun juga oleh Pendi agar jangan sampai roboh, kasihan dia karena sangat syok dengan penemuan yang sangat sadis ini, bahkan nafsu nya untuk makan nasi pecal jadi hilang seketika.

Purnama dan Arya ada di sini juga dengan para member, masalah kutukan anak Arya akan sedikit di kupas di sini walau tidak semua.

Terpopuler

Comments

Tini Nurhenti

Tini Nurhenti

S7 aja thor, slmpagi disambut gerimis mengundang, lnjutkelonnnnn/Tongue/

2025-01-29

4

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

ok ka yang pasti selalu di 💖💖💖apa lagi ada mb'Pur,Arya n lara member'y... kupas aja biar qita g bingung juga kelanjutan anak Arya🥰🥰🥰🥰

2025-01-28

3

bunjun🥰

bunjun🥰

haseeek ada mba Pur,Arya dan para member,,Thor pinter bgt bikin cerita🫶

2025-01-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mayat dalam koper
2 Bab 2. Jasad Sukma
3 Bab 3. Gosip pembunuhan
4 Bab 4. Prasangka
5 Bab 5. Razi di hantui
6 Bab 6. Ternyata sudah mati
7 Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8 Bab 8. Clara
9 Bab 9. Cemburu
10 Bab 10. Arjuna bisa
11 Bab 11. Eko bersumpah
12 Bab 12. Asap dari kuburan
13 Bab 13. Mimpi Clara
14 Bab 14. Pakai sayap peri
15 Bab 15. obrolan
16 Bab 16. Korban berikut nya
17 Bab 17. Debat warga
18 Bab 18. Tanah di sepatu
19 Bab 19. Rasa curiga
20 Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21 Bab 21. Tidak punya jantung
22 Bab 22. Anjar dan Melisa
23 Bab 23. Clara
24 Bab 24. Zayn percaya
25 Bab 25. Perasaan Purnama
26 Bab 26. Dua tim
27 Bab 27. baca yasin gantian
28 Bab 28. Orang gila
29 Bab 29. Melisa
30 Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31 Bab 31. Mencuci hati
32 Bab 33. Di tebas Aksara
33 Bab 33. Anjar tumbang
34 Bab 34. Luka di paha
35 Bab 35. Hukuman Anjar
36 Bab 36. Bayangan masa lalu
37 Bab 37. Fitra menangis
38 Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39 Bab 39. bertengkar lagi
40 Bab 40. Anjar tidak kuat
41 Bab 41. Cerita ainun
42 Bab 42. Sukma di kendalikan
43 Bab 43. Siasat Purnama
44 Bab 44. Membongkar kuburan
45 Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46 Bab 46. Dugaan
47 Bab 47. Pertempuran
48 Bab 48. Saling tuduh
49 Bab 49. Yakin itu Xiefa
50 Bab 50. Terbongkar
51 Bab 51. Kesedihan Xiela
52 Bab 52. Kabur
53 Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54 Bab 54. Bertemu Sukma
55 Bab 55. Memang ulah Sukma
56 Bab 56. Kilas balik
57 Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58 Bab 58. Hasutan
59 Bab 59. Menghajar Anjar
60 Bab 60. Kostum tawon
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Desa di bawah sumur
63 Bab 63. Membujuk Xiela
64 Bab 64. Membuka rahasia
65 Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66 Bab 66. Masuk sumur
67 Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68 Bab 68. Di cakar Nana
69 Bab 69. Fatma panik
70 Bab 70. Bertemu lawan nya
71 Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72 Bab 72. Bertemu parakang
73 Bab 73. masih bertempur
74 Bab 74. Bertemu Xiefa
75 Bab 75. Arya tumbang
76 Bab 76. Mendapat obat
77 Bab 77. Purnama tumbang
78 Bab 78. Duka
79 Bab 79. Purnama sadar
80 Bab 80. duka Kiara
81 Bab 81. Masih berduka
82 Bab 82. Hampir meninggal
83 Bab 83. Purnama sedih
84 Bab 84. Turun tangan mencari
85 Bab 85. Arya galau
86 Bab 86. tidak mau mengaku
87 Bab 87. Menemukan Xiefa
88 Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89 Bab 89. Menghukum pengkhianat
90 Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91 Bab 91. Flashback
92 Bab 92. Keputusan Purnama
93 Bab 93. Minta cerai
94 Bab 94. Menguburkan Zahra
95 Bab 95. Di bentak Jalak
96 Bab 96. Fahira bertengkar
97 Bab 97. Iba pada Purnama
98 Bab 98. Mencoba bergurau
99 Bab 99. Zidan menangis
100 Bab 100. Siksaan Xiefa
101 Bab 101. Kecemasan Sam
102 Bab 102. Berbicara
103 Bab 103. Berbaikan
104 Bab 104. Pulang semua
105 Bab 105. Bicara rumah tangga
106 Bab 106. Gun berkelana
107 Bab 107. Sulur di sayap
108 Bab 108. Ribut otong
109 Bab 109. Sudah lega
110 Bab 110. Selesai
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Mayat dalam koper
2
Bab 2. Jasad Sukma
3
Bab 3. Gosip pembunuhan
4
Bab 4. Prasangka
5
Bab 5. Razi di hantui
6
Bab 6. Ternyata sudah mati
7
Bab 7. tidak tau pembunuh nya
8
Bab 8. Clara
9
Bab 9. Cemburu
10
Bab 10. Arjuna bisa
11
Bab 11. Eko bersumpah
12
Bab 12. Asap dari kuburan
13
Bab 13. Mimpi Clara
14
Bab 14. Pakai sayap peri
15
Bab 15. obrolan
16
Bab 16. Korban berikut nya
17
Bab 17. Debat warga
18
Bab 18. Tanah di sepatu
19
Bab 19. Rasa curiga
20
Bab 20. Tetap tidak bisa membaca pikiran
21
Bab 21. Tidak punya jantung
22
Bab 22. Anjar dan Melisa
23
Bab 23. Clara
24
Bab 24. Zayn percaya
25
Bab 25. Perasaan Purnama
26
Bab 26. Dua tim
27
Bab 27. baca yasin gantian
28
Bab 28. Orang gila
29
Bab 29. Melisa
30
Bab 30. Kemarahan Bu Dian
31
Bab 31. Mencuci hati
32
Bab 33. Di tebas Aksara
33
Bab 33. Anjar tumbang
34
Bab 34. Luka di paha
35
Bab 35. Hukuman Anjar
36
Bab 36. Bayangan masa lalu
37
Bab 37. Fitra menangis
38
Bab 38. Diskusi para penghuni ghaib
39
Bab 39. bertengkar lagi
40
Bab 40. Anjar tidak kuat
41
Bab 41. Cerita ainun
42
Bab 42. Sukma di kendalikan
43
Bab 43. Siasat Purnama
44
Bab 44. Membongkar kuburan
45
Bab 45. Fatma mendapat mimpi
46
Bab 46. Dugaan
47
Bab 47. Pertempuran
48
Bab 48. Saling tuduh
49
Bab 49. Yakin itu Xiefa
50
Bab 50. Terbongkar
51
Bab 51. Kesedihan Xiela
52
Bab 52. Kabur
53
Bab 53. Percakapan Ibu dan Anak
54
Bab 54. Bertemu Sukma
55
Bab 55. Memang ulah Sukma
56
Bab 56. Kilas balik
57
Bab 57. Pembunuhan Mak Ratih
58
Bab 58. Hasutan
59
Bab 59. Menghajar Anjar
60
Bab 60. Kostum tawon
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Desa di bawah sumur
63
Bab 63. Membujuk Xiela
64
Bab 64. Membuka rahasia
65
Bab 65. Bagas mengajak bertemu
66
Bab 66. Masuk sumur
67
Bab 67. Ramalan Arjuna lagi
68
Bab 68. Di cakar Nana
69
Bab 69. Fatma panik
70
Bab 70. Bertemu lawan nya
71
Bab 71. Pertarungan orang tua dan anak
72
Bab 72. Bertemu parakang
73
Bab 73. masih bertempur
74
Bab 74. Bertemu Xiefa
75
Bab 75. Arya tumbang
76
Bab 76. Mendapat obat
77
Bab 77. Purnama tumbang
78
Bab 78. Duka
79
Bab 79. Purnama sadar
80
Bab 80. duka Kiara
81
Bab 81. Masih berduka
82
Bab 82. Hampir meninggal
83
Bab 83. Purnama sedih
84
Bab 84. Turun tangan mencari
85
Bab 85. Arya galau
86
Bab 86. tidak mau mengaku
87
Bab 87. Menemukan Xiefa
88
Bab 88. Mendapatkan Xiefa
89
Bab 89. Menghukum pengkhianat
90
Bab 90. Keputusan yang akan di ambil
91
Bab 91. Flashback
92
Bab 92. Keputusan Purnama
93
Bab 93. Minta cerai
94
Bab 94. Menguburkan Zahra
95
Bab 95. Di bentak Jalak
96
Bab 96. Fahira bertengkar
97
Bab 97. Iba pada Purnama
98
Bab 98. Mencoba bergurau
99
Bab 99. Zidan menangis
100
Bab 100. Siksaan Xiefa
101
Bab 101. Kecemasan Sam
102
Bab 102. Berbicara
103
Bab 103. Berbaikan
104
Bab 104. Pulang semua
105
Bab 105. Bicara rumah tangga
106
Bab 106. Gun berkelana
107
Bab 107. Sulur di sayap
108
Bab 108. Ribut otong
109
Bab 109. Sudah lega
110
Bab 110. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!