Bab.10 | Menyesal

“Assalamualaikum, Mang,”

“Wa’alaikum salam. Eh, Den Arya. Masuk Den,”

“Iya, Mang. Terima kasih,”

“Tumben kemari siang siang? Biasanya setiap datang, pasti saja malam. Ada apa? Apa, ada yang bisa saya bantu?”

“Begini. Apa, Papa dan Mama ada di rumah?” tanya Arya kepada Mang Parjo, begitu ke halaman rumah keluarga Hadiana, setelah di bukakan pintu gerbang oleh Mang Parjo.

“Tuan sama Nyonya baru saja pergi, Den,”

“Pergi? Pergi kemana ya Mang?”

“Tuan bilang. Tuan sama Nyonya mau ke luar kota selama tiga hari, Den. Memangnya kenapa ya?”

“Tidak apa apa. Cuma tanya saja. Lalu, apa Non Gendis ada datang kemari nggak Mang?”

“Non Gendis? Loh, bukannya Non Gendis baru saja pulang tadi pagi. Memangnya, Non Gendis belum sampai ke rumah, ya Den?”

“Iya, Mang. Makanya saya datang, saya kira masih disini,”

“Oalah, kok bisa? Padahal Non Gendis sama anak anak sudah pulang dari tadi. Apa tidak di coba di telepon saja, Den? Siapa tahu Non Gendis sudah pulang ke rumah,”

“Tadi sudah saya coba, Mang. Tapi telepon istri dan anak saya nya mati. Makanya saya ke sini. Saya kira mereka masih di sini,”

“Oh, gitu? Tapi masalahnya, Non Gendis sudah pulang membawa serta Non Gisya dan juga Den Ardi. Mungkin, mereka mampir dulu ke mall, Den. Biasakan, anak anak kalau pergi sama ibu nya pasti minta mampir dulu ke sana,”

“Oh, iya. Kenapa saya tidak kepikiran kesana, ya Mang? Ya sudah, kalau begitu saya pamit, ya Mang. Siapa tahu, saat saya pulang mereka sudah ada di rumah,”

“Tidak masuk dulu, Den?”

“Tidak usah, Mang. Kan Papa sama Mama nya juga tidak ada. Jadi, saya langsung pulang saja, ya Mang. Assalamualaikum,”

“Iya, Den. Silahkan, wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.”

Arya kembali lagi masuk kedalam mobilnya dan bergegas kembali ke rumah nya. Berharap, istri dan anaknya sudah kembali ke rumah.

Akan tetapi, harapan tinggalah harapan. Nyatanya, sampai menjelang petang pun baik Gendis maupun kedua anaknya. Tidak ada yang kembali ke rumah itu.

“Permisi, Tuan. Apa, anda akan makan malam sekarang?”

Suara dari Bi Erni pun akhirnya membangunkan Arya dari lamunan nya. Pria yang sejak pulang dari rumah keluarga Hardiana, terus saja melamun. Akhirnya tersadar dan kembali ke dunia nyata karena suara Bi Erni yang memanggilnya.

“Makan malam?” tanya Arya, terlihat kebingungan.

“Iya, Tuan. Makan malam, ini sudah mau jam 9 malam. Siapa tahu anda mau makan sekarang. Akan saya siapkan, Tuan.”

Larut Dalam lamunan nya, Arya bahkan tidak menyadari jika hari sudah larut malam. Namun, orang yang dia cari dan dia rindukan belum juga nampak dalam penglihatan.

“Nyonya, sama anak anak sudah pulang, Bi?” jawab Arya, menghiraukan tawaran Bi Erni.

“Belum, Tuan. Bagaimana, apa Tuan mau makan malam sekarang?”

“Tidak usah, Bi. Saya masih kenyang, Bibi istirahat saja. Saya ke atas dulu,”

“Baik, Tuan.”

Dengan langkah gontai, Arya memutuskan untuk kembali ke kamarnya di lantai dua dan untuk pertama nya, Arya merasa sangat kesepian.

Rumah yang biasanya ramai oleh suara istri dan kedua anaknya, kini sunyi senyap. Bak rumah yang tidak berpenghuni.

*

*

Sementara di apartemen.

Lagi dan lagi, Gendis kembali menangis tersedu di atas sajadah nya. Wanita itu tidak bisa lagi berpura pura tegar dan kuat kala bersujud menghadap sang pemilik kehidupan.

Masih belum terjawab semua pertanyaan yang hadir di dalam benaknya dan salah satunya adalah. Kenapa suaminya tega mengkhianati dirinya dan juga pernikahan mereka.

Padahal, selama ini, Gendis sudah mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk suami dan juga keluarganya. Gendis bahkan mengorbankan gelar yang dia punya dan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga saja ketimbang wanita karir.

Padahal, Gendis memiliki potensi yang sangat bagus jika dia memilih untuk menjadi wanita karir. Namun, nyatanya wanita dengan gelar sarjana manajemen(S.M) itu lebih memilih menjadi ibu rumah tangga biasa ketimbang wanita karir.

Akan tetapi, sepertinya. Apa yang Gendis berikan belum cukup membuat seorang Arya Atmajaya berpuas diri. Hingga membuat pria itu berpaling dari dirinya dan berselingkuh dengan wanita yang cantik dan juga hebat.

Tidak bisa Gendis pungkiri, jika sosok Sharon adalah wanita yang sangat cantik dan juga hebat di bidang bisnis. Tidak seperti dirinya, yang hanya paham soal teori nya saja. Sementara untuk dipraktekan, Gendis belum tahu karena dia belum pernah terjun ke dunia bisnis secara langsung.

Dipersunting Arya sejak masih kuliah membuat Gendis melupakan cita citanya yang ingin menjadi seorang bisnis women. Belum lagi, setelah hadirnya si kecil Gisya, membuat Gendis mengubur dalam dalam cita citanya itu dan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga saja.

Toh, sejak menikah sampai saat ini. Rumah tangga nya tidak pernah kekurangan. Gendis dan juga Arya sama sama terlahir dari keluarga berada. Jadi, untuk masalah finansial. Tentunya mereka tidak akan pernah kekurangan karena akan didukung oleh orang tua masing masing.

Karena itulah, fokus hidup Gendis pasca menikah dan memiliki anak hanyalah suami dan anaknya saja. Yang sepertinya, hal itulah yang menjadi pemicu Arya berpaling dari dirinya. Karena jujur, sejak dulu. Arya tipikal pria yang menyukai wanita karir.

Hanya saja, setelah menikah dengan Gendis dan memiliki Gisya. Arya baru menyadari jika seorang wanita masih terlihat keren dan mengagumkan meski dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa dan Arya juga cukup menghargai pilihan Gendis. Yang lebih memilih menjadi ibu rumah tangga biasa ketimbang wanita karir.

Arya tidak menyangka, jika pesona Sharon saat bekerja sebagai seorang wanita karir mampu membuatnya goyah dan tergoda. Hingga akhirnya, Arya pun melakukan kesalahan yang tampaknya akan sangat disesali seumur hidupnya.

Ting…

Sampai akhirnya, suara notif pesan yang masuk ke ponselnya. Mampu mengalihkan perhatian Gendis dari tangisannya dan beralih ke ponsel yang tergeletak di samping sajadah yang dia duduki.

[“Ayo ketemu. Aku akan jelaskan semuanya kesalahpahaman ini. Please, sayang. Jangan pergi, tolong dengarkan dulu penjelasanku. Aku mohon.”]

Tulis Arya, pada pesan terakhir yang dia kirim ke ponsel milik istrinya.

Terpopuler

Comments

mbok Darmi

mbok Darmi

please gendhis ngga usah ketemu arya biarkan dia berpikir dan menyesali perselingkuhan nya percuma bicara yg ada hanya ngeles saja cukup sdh pengorbanan mu selama ini mengabdi demi keluarga saatnya bangkit buktikan kamu kamu berdiri di atas kaki sendiri tanpa arya kamu mampu, segera urus perceraian kalian bukankah kedua anakmu melihat secara langsung perselingkuhan itu

2025-02-26

2

Aira Zaskia

Aira Zaskia

jangan mau ketemu dulu gendhis,biarkan arya bener2 menyesal akan perbuatan nya,perselingkuhan itu gak bisa di maafkan dengan mudah,biar arya intropeksi sama kesalahan nya sendiri,kalau bisa nanti aja ketemu nya ,klo bisa gendhis pergi jauh aja bwa ank2 mu, ayo cerai aja gendhis

2025-02-26

0

ollyooliver🍌🥒🍆

ollyooliver🍌🥒🍆

gw merasa akan ada sesuatu hal bodoh yg terjadi. dimama gendis memaafka arya lalu keadaan membaik dan diakhiri dengan pergulatan panas kemudia gendis dinyatakan hamil lalu terjadi kesalahpahaman lagi endingnya gendis tdk jadi menceraikan arya..selesai, happy ending😌

2025-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!