Bab.6 Kembali Terulang

Tiga hari kemudian.

“Mama, yakin kalau kita akan pulang sekarang?”

“Tentu saja yakin. Memang nya kenapa?”

“Mama yakin, kalau Mama sudah siap untuk bertemu dengan Papa?”

Deg.

Gendis bergeming. Tidak langsung menjawab pertanyaan dari putrinya itu. Jujur, Gendis masih belum siap untuk bertemu dengan Arya. Namun, dia juga tidak bisa terus menghindar seperti ini.

Tiga hari berlalu sudah dari kejadian hari itu dan Gendis rasa. Sudah waktunya untuk dia dan Arya bicara. Membicarakan apa yang terjadi kepada mereka saat ini.

Meski rasa sesak masih terus menghimpit dadanya, dikala mengingat perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya. Namun, Gendis harus tetap melangkah maju. Menghadapi permasalahan rumah tangganya, meskipun terasa sangat sulit dan juga berat.

“Siap, belum siap, Mama tetap harus bertemu dengan Papa. Didalam ajaran agama kita, kita tidak boleh membiarkan masalah itu berlarut larut. Mama rasa, tiga hari ini sudah cukup bagi Mama untuk menenangkan diri. Kini, sudah waktunya Mama menghadapi masalah ini. Toh, mau sekarang ataupun nanti, Mama tetap harus bertemu dan bicara dengan Papa, kan?” jawab Gendis, menciptakan raut wajah cemas di wajah putrinya.

“Kamu tenang saja, meski Mama terlihat lemah. Tapi, Mama tidak selemah yang kamu pikirkan. Sudah, sekarang lebih baik kamu siap siap. Sebentar lagi Pak Anto datang untuk menjemput kita,” lanjut Gendis, mencoba menenangkan putrinya yang terlihat begitu mencemaskan dirinya.

“Baiklah kalau begitu. Aku dan Ardi tunggu Mama di bawah. Kami sudah siap dari tadi soalnya,”

“Iya, turunlah dulu. Nanti Mama nyusul.”

Gisya pun akhirnya mengalah. Gadis yang sudah beranjak remaja itu, pun keluar dari kamar sang Mama dan turun lebih dulu ke lantai bawah rumah Oma dan Opa nya.

“Sayang, mana Mama mu?” tanya Oma Dewi pada cucu perempuan nya yang baru saja turun dari lantai atas rumah itu.

“Masih di atas Oma. Mungkin sebentar lagi turun,” jawab Gisya, sembari duduk tepat di samping sang Oma.

“Sya,”

“Iya, Oma,”

“Mamamu, baik baik saja, kan? Tidak terjadi sesuatu yang buruk kepadanya kan?” tanya Oma Dewi, tiba tiba. Membuat Gisya kaget, hingga menghentikan gerak tangan nya yang sedang memasukkan beberapa barang pribadi miliknya ke dalam tas.

“Ma_maksud Om apa? Memang nya, ada apa dengan Mama? Bukan kah, selama disini Mama baik baik saja?” tanya balik Gisya, dengan terbata karena kaget dan juga gugup. Takut jika keadaan Mama nya diketahui oleh Oma dan Opa nya.

“Iya sih. Tapi, entah kenapa, Oma merasa jika ada sesuatu yang terjadi pada Mamamu,” mendengar ucapan Oma Dewi semakin membuat Gisya gugup dan juga takut.

“Mama kebiasaan deh. Selalu saja overthinking,” sela Gendis, saat mendengar percakapan Ibu dan juga anaknya.

“Bukan overthinking, sayang. Hanya saja, biasanya, ya. Feeling seorang ibu itu tidak pernah salah,”

“Tapi kali ini. Feeling Mama itu salah besar. Sudah tahu aku baik baik saja, masih saja nanya keadaan aku. Mama ini aneh,”

“Bukan aneh. Hanya saja…”

“Sudah, sudah ah. Mama jangan terlalu banyak pikiran. Apalagi pikiran yang tidak tidak. Doakan saja, agar anakmu ini selalu diberi kesehatan dan keberkahan. Berhubung Pak Anto sudah datang, kami pamit dulu, ya,” lanjut Gendis yang langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya karena kebetulan, supir pribadinya sudah datang untuk menjemput dirinya dan juga anak anaknya.

“Baiklah. Tapi, ingat. Jika terjadi sesuatu, cepat cepat hubungi Mama, ok,”

“Iya, Mama sayang. Jangan khawatir, aku akan selalu baik baik saja. Ya sudah, kami pamit, ya. Sayang, ayo salim dulu sama Oma sama Opa,” titah Gendis kepada anak anaknya.

“Oma, Opa, kami pamit pulang dulu, ya,” sambung kedua anaknya.

“Iya, Nak. Hati hati dijalan. Kabari Oma kalau kalian sudah sampai,”

“Siap, Oma. Kami pergi, ya. Assalamualaikum,”

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.”

Meski terasa berat hati, Oma Dewi pun membiarkan anak dan cucu nya pergi dari rumah nya. Namun, entah kenapa. Seiring lajunya mobil yang dipakai oleh Gendis dan juga anak anaknya.

Seiring itu juga rasa cemas yang ada didalam hati Oma Dewi semakin kuat dirasakan oleh wanita paruh baya itu.

“Sudah. Jangan terlalu dipikirkan, kita doakan saja. Semoga anak, cucu dan menantu kita dalam keadaan baik baik saja,” bujuk Opa Yandi, yang melihat dengan begitu jelas kekhawatiran dimata Oma Dewi.

“Tapi, Pa…”

“Sudah. Percaya saja pada Gendis. Meskipun saat dia sedang ada masalah. Papa yakin, kalau dia pasti mampu melalui permasalahan yang dia alami saat ini.” lanjut Opa Yandi.

Meski begitu, tetap saja tidak bisa membuat hati Oma Dewi merasa tenang. Wanita baya itu tetap meyakini, jika ada sesuatu yang terjadi pada anak dan juga menantunya.

*

*

“Are you okay?” tanya Gisya, membangunkan Gendis dari lamunan nya.

“Eemm.” jawab Gendis, hanya dengan deheman. Karena dia sendiri bingung harus menjawab dengan apa dan bagaimana.

Gendis bahkan tidak tahu harus bersikap bagaimana saat berhadapan dengan Arya, nanti. Dulu, sebelum kejadian dimana dirinya mendapati Arya selingkuh.

Peluk cium selalu menyertai pertemuan keduanya. Kini, semua nya sudah berubah dan Gendis masih belum tahu harus bagaimana dia bersikap.

Tidak ingin membuat luka sang Mama terus menganga. Gisya pun akhirnya memutuskan untuk diam. Gisya tahu, saat ini adalah waktu yang sangat berat untuk Mama nya hadapi.

Tidak ingin membuat suasana semakin rumit. Gisya pun tidak lagi bertanya perihal keadaan Mamanya. Karena dia tahu, saat ini sang Mama sedang tidak baik baik saja.

Tanpa terasa, perjalanan satu jam pun telah mereka lalui. Mobil yang dibawa oleh Pak Anto pun kini sudah mulai memasuki halaman rumahnya.

Suasana rumah tampak sepi, mungkin saja Arya sudah tidak rumah karena pria itu sangat bersemangat saat harus bekerja. Jadi, kemungkinan pria itu sudah berada di kantor karena saat ini jam sudah menunjukan pukul 10.00 wib dan biasanya di jam segitu Arya sudah berada di kantor.

Dengan langkah gontai, Gendis dan juga Gisya menapaki setiap sudut rumah mewah mereka. Sama, di dalam rumah itu pun tampak terlihat sunyi dan sepi.

Sepertinya, Bi Erni selaku art disana sedang pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang sudah habis dan tanpa prasangka apapun. Gindis dan Gisya pun langsung naik ke lantai dua. Dimana kamar mereka ada di sana.

“Ma,”

“Iya, apa?”

“Eemm, boleh nggak kalau aku ikut istirahat di kamar Mama?” tanya Gisya, saat keduanya dalam perjalanan menuju ke lantai dua.

“Tumben, biasanya nolak terus kalau Mama suruh tidur di kamar Mama,” goda Gendis, karena memang. Sejak beranjak remaja. Gisya selalu menolak untuk satu kamar dengan Mamanya.

“Lagi mau aja. Boleh, ya?”

“Tentu saja boleh, sayang.”

Keduanya pun kembali melangkah berdampingan. Gisya menggandeng erat tangan sang Mama. Sementara si kecil Ardi, langsung sibuk dengan mainan nya yang memang terletak di lantai bawah rumah itu.

Kreekkk…

Deg.

Braaakkkk...

Ibu dan anak itu dibuat kaget saat membuka pintu kamar utama. Mereka tidak menyangka jika mereka akan kembali menyaksikan kejadian yang tiga hari yang lalu mereka saksikan di kantor sang ayah.

Bahkan, saking kagetnya. Baik Gendis maupun Gisya sama sama langsung menjatuhkan tas yang mereka pegang.

Terpopuler

Comments

mbok Darmi

mbok Darmi

fix cerai aja gendis ternyata suami mu tdk layak diberikan kesempatan kedua ingat saja sekali selingkuh maka selama nya ajan mengulang kesalahan yg sama, demi kewarasan mu dan kedua anakmu gugat lah cerai suami mu ngga perlu lagi dengerin penjelasan apapun, semoga kamu kedepannya bisa dipertemukan dgn jodoh yg terbaik dan mencintai mu dgn tulus biar suami mu menyesal telah membuang berlian demi batu kali lumutan

2025-02-09

1

ollyooliver🍌🥒🍆

ollyooliver🍌🥒🍆

sedang bercinta atau sebenarnya ada sebuah kesalahpahaman?🤔

kalau benar sdh sampai bercinta..fix jangan minta balik percuma karakternya dibangun jadi wanita tegar kalau karna hamil malah gak jadi cerai..gw skip gau mau baca😌

tapi gw juga sering dapat cerita yg pada ujungnya malah sebnarnya yang diliat ibu dan anak itu hanya kesalahpahaman..ada cerita dibalik itu.

tapi apapun ceritanya..tolong jangan kebali pd pria itu say, apapun alasannya.

tapi gw ragu lagi..nih cerita malah bawa" kehamilan, hadeuwww🙃

2025-02-12

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Emang harus dihadapin dan diselesaikan lah permasalahannya ,jgn lari dari masalah ,bicarakan baik2 ,ingat masih ada Anak2 ,beri pilihan pada suami dia pilih siapa istrinya atau selingkuhannya 🤔

2025-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!