Bab 19 Kedatangan Mira

     Sebelum Pak Kendra dan Sauza menikah, dua minggu sebelum acara pernikahan, Mira datang mengunjungi kediaman Pak Kendra.

    "Papa, aku dengar Papa mau menikah lagi dengan seorang perempuan yang usianya sama denganku, mana perempuan itu, aku ingin tahu dan ingin berjumpa dengannya? Aku tahu, paling Papa sudah dipeletnya karena perempuan itu gila harta. Aku tidak akan biarkan Papa dan istri baru Papa itu hidup tenang, aku tidak mau cinta papa ke mama direbut perempuan gatal itu," dengus Mira geram.

    "Sayang, kamu datang menjumpai papa jauh-jauh dari Bandung hanya untuk mengumpat dan memarahi papa karena papa mau menikah lagi dengan perempuan lain? Kamu ini, Nak, tidak pernah datang dengan tujuan menengok papa. Kamu datang hanya ada maksud tertentu." Pak Kendra geleng kepala dengan sikap anaknya yang datang ke kediamannya hanya karena ingin melabrak calon istrinya.

    "Tapi, aku tidak ikhlas jika cinta Papa dibagi dengan perempuan lain. Sekarang sebutkan tinggal di mana perempuan itu, biar aku kasih pelajaran?" dengus Mira sekali lagi dengan nada mengancam.

    "Silahkan saja kamu mau mengancam atau mau melakukan apapun, asal tanggung resikonya. Papa menikah lagi karena papa merasa bahagia jika berdekatan dengannya. Jadi, kamu tidak usah campuri urusan papa. Kamu saja saat menikah, tidak pernah terbuka dengan papa. Dulu, papa mau kenalkan kamu dengan seorang pengusaha muda kaya-raya, tapi kamu menolak keras dan lebih memilih tinggal di Bandung berpoya-poya sampai uang warisan yang sudah papa bagikan habis tidak bersisa. Oleh karena itu, papa ingatkan jangan recoki niat papa," balas Pak Kendra telak membuat Mira diam sesaat.

    "Lagipula, papa berniat menikah lagi dengan perempuan ini, karena dia baik, cantik, mandiri, pekerja keras, dan sederhana, juga tidak matre," lanjut Pak Kendra.

    "Alah, aku tidak percaya kalau perempuan itu tidak matre. Aku yakin yang dia lihat hanyalah kekayaan Papa," balas Mira.

    "Biar aku amankan sebagian harta papa. Aku tidak mau harta Papa jatuh ke tangan perempuan sundal itu." Mira melanjutkan lagi ocehannya yang dinilai Pak Kendra kasar dan sudah melampaui batas, dengan mengata-ngatai calon istrinya sundal.

    "Stop Mira, jangan kata-katain calon istri papa sundal atau kata-kata hina lagi, sebab dia tidak seperti yang kamu omongkan, dia justru perempuan baik-baik, bahkan tidak mudah disentuh. Dia mau diajak nikah oleh papa bukan mengalami hal memalukan sepertimu." Pak Kendra meradang dengan ucapan Mira yang sudah keterlaluan.

    Mira terdiam dan marah, dia merasa malu karena telah disinggung aibnya oleh papanya sendiri.

    "Oh, ya. Daripada kita memperdebatkan masalah yang tidak jelas, ngomong-ngomong di mana anakmu yang empat bulan lalu kamu bilang sudah dilahirkan, kenapa kamu tidak bawa cucuku itu?" tanya Pak Kendra penasaran.

    Mendengar pertanyaan papanya itu, beberapa saat Mira membeku. Ia teringat kembali kejadian pahit yang menimpanya. Bayi yang baru sebulan dilahirkan Mira itu meninggal dunia karena kejang-kejang dan demam atas kelalaiannya.

Flasback Mira

   Bayi mungil itu telah lahir ke dunia dan berjenis kelamin laki-laki. Bima sangat bahagia saat kelahiran putra pertamanya dari Mira. Mira pun demikian. Namun berhubung pekerjaan Bima kini hanya staf biasa di perusahaan Kavilen Group, Mira berubah perangai dan mulai tidak hormat atau bersikap baik lagi pada Bima.

    Mira menyewa jasa pengasuh bayi, karena ia tidak sanggup merawat bayi, terlebih ini merupakan pengalamannya yang pertama. Bima sebetulnya tidak setuju kalau Mira menyewa jasa pengasuh untuk bayinya. Bima ingin Mira sendiri yang mengasuh bayinya, toh saat ini Mira tidak lagi bekerja sejak hamil.

    Mira tidak menggubris penolakan Bima. Dia tetap menyewa jasa pengasuh bayi. Akhirnya Bima terpaksa setuju. Bayi yang diberi nama Raja itu, siangnya diasuh baby sitter, dan malamnya diasuh Mira, itupun atas kesanggupannya sendiri.

     Dalam pengasuhannya, Mira tidak mau menyusui langsung dari putingnya. Ia lebih baik memompa ASI nya lalu dituang ke dalam dot.

    Sudah beberapa kali Bima menegur Mira untuk menyusui bayinya langsung ke puting, akan tetapi Mira kekeuh tidak mau. Dia lebih memilih ambil dot dari kulkas dipanaskan sebentar lalu disusui pada bayi. Tidak lupa saat menyusui bayi, tangan Mira aktif main Hp.

"*Mira, tolong dong jika memberikan Raja susu, kamu jangan sambil main Hp. Fokuslah dulu dengan bayi kita*," tegur Bima suatu kali.

    Kelakuan Mira seperti itu sering kepergok Bima. Hingga pada suatu hari, karena kelalaian Mira, bayi Raja yang disusuinya lewat dot, tiba-tiba mengejang dan menangis sangat kencang, sehingga mengagetkan Bima yang langsung berlari dan melihat kenapa dengan bayinya.

    Bima sudah melihat ASI tumpah di seluruh muka bayi, bahkan ada yang masuk ke telinga bayi. Dan mirisnya lagi, bayi itu kejang-kejang dengan tubuh yang demam. Bima membawa bayi Raja pada malam itu juga ke RS. Sepanjang menuju RS, Bima tidak henti berdoa agar bayi Raja tidak kenapa-kenapa.

    Bayi Raja tidak bisa diselamatkan setelah dua hari dirawat di RS, dokter bilang air susu telah menggenangi telinga bayi dan tertahan di dalam telinga dengan waktu yang lumayan lama.

    Bima menyimpulkan meninggalnya bayi Raja adalah atas kelalaian Mira yang saat menyusui pakai dot sibuk main Hp atau tidur.

    "Mira, kurang ajar kamu. Kamu bunuh anakku. Kenapa kamu biarkan anakku menyusu tapi kamu main Hp. Di mana otak kamu? Mulai saat ini aku ...." Kemarahan Bima sudah pada puncaknya sampai ia hampir saja mengeluarkan kata talak untuk Mira.

    "Jangan, Mas. Aku mohon jangan talak aku. Aku minta maaf."

   Karena Mira memohon, akhirnya Bima mengurungkan niatnya untuk menalak Mira. Walau sebenarnya Mira sudah tidak cinta dan bangga lagi terhadap Bima. Hanya ada satu tujuan kenapa ia mempertahankan Bima, yaitu membuat Sauza cemburu dengan kebersamaannya bersama Bima. Namun sayang, sampai hari ini Mira belum juga bertemu Sauza yang dianggapnya sebagai saingan dalam hidupnya.

    "Mira, ada apa? Kenapa kamu bengong begitu, Nak? Kenapa kamu tidak ajak cucu papa, papa ingin melihatnya?" tegur Pak Kendra. Mira terkejut, mukanya terlihat pias.

    "Aku sengaja tidak bawa Raja, sebab dia saat ini sedang kurang enak badan. Batuk pilek, Papa tahu sendirikan penyakit musim penghujan ini?" alasan Mira berusaha menghindar.

    "Ya, ampun, Mira. Anak masih bayi kamu sengaja tinggalin demi menghalau rencana papa? Padahal bayimu dalam keadaan sakit. Kamu memang keterlaluan. Kamu berbeda dari ibumu yang telaten dan perhatian ngurus anak." Pak Kendra kesal dan marah terhadap Mira yang datang ke Jakarta dalam keadaan meninggalkan bayi yang sedang sakit.

Terpopuler

Comments

Sunaryati

Sunaryati

Ya tak lama setelah nikah nanti segera mengandung bayi laki-laki

2025-02-06

1

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ Emohdimaru 💃

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ Emohdimaru 💃

sudah jadi pelakor, pembunuh masih saja GK ada tobatnya

2025-02-16

1

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

semoga Sauza bisa hamil setelah nikah ma pak Kendra...

2025-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!