Bab 18 Fitting Baju Pengantin

     "Baiklah, Pak. Saya terima pinangan Bapak."   

     Akhirnya, setelah berpikir agak lama, Sauza menerima pinangan Pak Kendra. Kalimatnya singkat dan padat. Setelah mengucapkan itu, Sauza menundukkan kepala, sudut matanya hampir saja mengeluarkan air mata. Namun, Sauza segera menyekanya.

     Pak Kendra sangat senang setelah pinangannya diterima Sauza. Dia sampai menitikkan air mata bahagia saat kalimat iya, terlontar dari bibir Sauza.

    "Terimakasih, Za, karena kamu mau menerima saya." Pak Kendra dengan refleks memeluk Sauza sampai Sauza kaget.

    Pak Kendra memutuskan bahwa pernikahannya akan digelar sebulan lagi secara sederhana atas permintaan Sauza.

     Sebelum pernikahan itu digelar, Pak Kendra segera mempersiapkan segalanya. Selama seminggu, Sauza tidak diijinkan masuk kerja dalam rangka menyiapkan pernikahan yang akan digelar sebulan lagi.

     "Tapi, Pak. Saya tidak enak kalau harus libur kerja, saya takut teman-teman yang lain iri melihat saya," protes Sauza.

     "Jangan pikirkan yang lain atau karyawan lain. Saya bos di restoran ini. Dan saya berhak menentukan kamu masuk kerja atau libur. Mereka tidak akan berani mencampuri urusan saya." Pak Kendra menegaskan. Akhirnya Sauza mau tidak mau mengikuti arahan Pak Kendra yang sebentar lagi akan bergelar suami.

     "Besok kita akan fitting baju pengantin di sebuah butik. Kamu mau pilih gaun pengantin seperti apa, terserah. Atau mau memilih baju pengantin adat daerah kamu, misalnya, terserah. Di butik, ada banyak pilihan baju adat pengantin," ujar Pak Kendra sembari menatap Sauza penuh cinta.

     "Baiklah Pak, biar besok saya melihat dulu," balas Sauza. Pak Kendra senang, lalu mereka melanjutkan makan malam mereka. Setelah itu mereka kembali. Pak Kendra mengantarkan Sauza pulang ke mess.

     Besoknya, Pak Kendra menjemput Sauza di mess. Sauza merasa risih, jika kebersamaan mereka diketahui oleh karyawan restoran maupun Asmi.

     "Masuklah. Kamu jangan takut atau risih seperti itu. Semua karyawan di restoran ini sudah saya bilang tidak akan usil atau ikut campur dengan urusan saya. Jadi, kamu tidak perlu bersikap seperti itu," bujuk Pak Kendra seraya meraih lengan Sauza lalu mengantarnya ke pintu mobil dan membiarkan Sauza masuk.

     "Terimakasih banyak, Pak," ucap Sauza. Pak Kendra manggut-manggut, kemudian ia menyusul memasuki mobil.

     Mobil Pak Kendra segera melaju, keluar dari area restoran. Ketika mobil itu mulai melaju, ada sunggingan senyum bahagia dari seseorang.

     "Nah, begitu dong, Za. Kamu tidak akan rugi dan menyesal karena sudah menerima pinangan Pamanku. Dia lelaki baik dan tanggung jawab. Semoga kalian berbahagia, walaupun aku tahu, kamu belum siap menerima Pak Kendra sebagai lelaki pilihan hatimu," bisik Asmi lega.

     Mobil Pak Kendra kini sudah berada di sebuah butik. Pak Kendra dengan sigap keluar dari mobil lalu berlari kecil menuju pintu mobil yang diduduki Sauza.

     "Silahkan," ucap Pak Kendra seraya membuka pintu itu lebar-lebar.

     "Terimakasih banyak, Pak." Kaki Sauza mulai menapaki halaman parkir butik itu. Di depan pintu butik, kedatangan mereka sudah disambut oleh seorang pegawai butik yang dengan ramah menyambut kedatangan mereka berdua.

     "Silahkan," ujar Pelayan butik itu.

     "Terimakasih," ucap Sauza dan Pak Kendra kompak. Keduanya saling lempar tatap saat mengetahui membalas Pelayan itu dengan bersamaan.

     "Ayo." Pak Kendra mengajak masuk lebih dalam ke dalam butik.

     "Pak Kendra, ada berita apa Anda mendatangi butik langganan almarhumah istri Anda setelah berpuluh tahun?" ujar seseorang yang diperkirakan usianya seumuran dengan Pak Kendra.

     Pak Kendra tersenyum seraya membalas uluran tangan perempuan setengah abad itu. Dia Amara, sahabat almarhumah istri dari Pak Kendra, yang ketika masih ada, selalu memesan gaun apapun dari butik ini.

     "Amara, bagaimana kabarmu dan suamimu, sehat?" Pak Kendra tidak menjawab, ia mengalihkan tanya tentang kabar Bu Amara dan suaminya.

     "Seperti yang Anda lihat Pak Kendra, saya masih diberikan kesehatan. Suami saya juga alhamdulillah sehat. Lalu, apa gerangan kedatangan Anda bersama gadis muda ini, apakah ini Mira? Tapi, rasanya wajahnya berbeda?" Bu Amara menatap Sauza yang diduganya Mira, akan tetapi wajahnya beda.

     "Bukan, ini bukan Mira, tapi calon istriku." Kalimat yang diucapkan Pak Kendra barusan, sontak membuat Bu Amara tersentak, ia kaget mendengar bahwa Pak Kendra akan menikah lagi, terlebih dengan perempuan muda yang seumuran Mira.

     "Serius?" yakinnya lagi.

     "Serius. Ini calon istriku. Ayolah Mara, tolong carikan gaun pengantin untuk calon pengantinku. Kami akan menikah sebulan lagi, itupun kalau tidak ada halangan," ungkap Pak Kendra lagi-lagi membuat Bu Amara tidak percaya.

     "Baiklah, akan aku tunjukkan gaun pengantin adat maupun nasional untuk calon pengantin Anda yang muda dan cantik ini." Bu Amara membawa Sauza ke sebuah ruangan yang khusus memajang gaun pengantin berbagai daerah maupun nasional dan internasional, meskipun hatinya masih belum yakin kalau suami dari almarhumah istrinya itu kembali akan menikah dengan perempuan muda.

     "Silahkan, Mbak. Dipilih sepuasnya sampai Mbak menemukan gaun pengantin yang cocok untuk Anda. Saya tinggal dulu, supaya Mbak merasa leluasa memilih." Bu Amara memilih membiarkan Sauza memilih secara leluasa gaun-gaun pengantin yang ada di situ. Sementara dirinya, akan kembali menemui Pak Kendra.

     "Terimakasih banyak, Bu," balas Sauza disertai senyuman ramah.

     "Baiklah. Kalau Mbak butuh apa-apa, Mbak bisa panggil salah satu pelayan butik ini. Saya tinggal dulu, ya," ucap Bu Amara seraya meninggalkan Sauza di sana. Sauza mengangguk, lalu melihat satu per satu gaun pengantin yang terpajang di sana.

     Bu Amara kembali menghampiri Pak Kendra, perempuan paruh baya itu masih belum percaya kalau suami almarhumah sahabatnya itu kembali akan menikah setelah sekian lama ditinggal Sely, sang istri.

     "Ini serius Pak Kendra? Kenapa baru sekarang, saya pikir Anda masih mempertahankan cinta Anda untuk almarhumah Sely?"

     "Cinta aku untuk Sely tidak akan luntur Mara, sampai kapanpun. Tapi perempuan muda itu, tiba-tiba saja membuat hatiku selalu gembira dan bahagia. Setiap melihatnya, seakan-akan gejolak cinta ini menyala-nyala. Padahal kamu tahu sendiri, bukan? Sudah banyak perempuan-perempuan muda, perawan bahkan janda yang berusaha memikat hatiku, tapi aku sama sekali tidak tertarik. Aku justru tidak menyukai mereka, karena tidak ada yang sebanding dengan Sely," tutur Pak Kendra.

     "Ya aku tahu, Anda memang tidak pernah jatuh cinta lagi kepada perempuan lain setelah meninggalnya istrimu. Tapi kali ini, Anda sangat berbeda. Gairah mudanya terpancar. Dan benar yang Anda bilang, Anda terlihat sangat bahagia saat berjalan berdampingan dengan perempuan muda itu."

    "Begitulah, Mara. Aku jatuh cinta padanya saat pertama kali dia datang ke restoran aku. Dia melamar pekerjaan di restoran aku setahun lalu," terang Pak Kendra mengenang kembali saat Sauza datang ke restorannya untuk melamar pekerjaan.

     "Lantas, apa yang membuat Anda jatuh cinta lagi sama perempuan muda itu, pasti dia istimewa. Padahal dia seumuran sama Mira sepertinya," telisik Bu Amara ingin tahu.

     "Selain cantik, dia itu jujur, baik, dan sederhana. Meskipun dia seumuran dengan Mira, tapi aku merasa jatuh cinta padanya, dia bagaikan ...."

     "Pak Kendra, sepertinya saya lebih suka memilih gaun pengantin adat Sunda." Tiba-tiba Sauza datang, menghentikan obrolan Pak Kendra dan Bu Amara.

Terpopuler

Comments

Sunaryati

Sunaryati

Nah gitu Sauza semoga lukamu segera terobati, hidup bahagia dan dapat momongan cowok. Hilang dendam hidup Damai. Saya yakin mantan suamimu sangat menyesal apalagi jika ternyata Mira hamil bukan anaknya, semakin seru aku akan puas.

2025-02-06

1

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ Emohdimaru 💃

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ Emohdimaru 💃

di tunggu pesta pernikahan kalian

2025-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!