Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos

    Setelah dari mall, Sauza memutuskan untuk segera kembali ke mess. Sauza berjalan menuju mess, bersamaan dengan itu sebuah mobil mewah yang tentu saja sudah Sauza kenal membunyikan klakson untuknya dua kali.

"Tid tid."

    "Pak Kendra?" Sauza membalikkan badan lalu menatap mobil mewah itu. Pemilik mobil segera turun dan menghampiri Sauza.

    "Kamu dari mana? Habis belanja?" tanyanya seraya melihat kantong yang dijinjing oleh Sauza. Sauza mengangguk.

    "Kamu duluan masuk mess, nanti saya menyusul," ujar Pak Kendra seraya kembali masuk ke dalam mobilnya. Sauza sejenak termenung, mau apa Bosnya itu nyusul ke mess? Tanpa pikir panjang, Sauza segera menuju mess karena memang ia tujuannya ke sana.

    Tiba di mess, Sauza merapikan belanjaannya ke dapur dan kamar, setelah itu ia menuju kamar mandi membasuh wajahnya yang terlihat lelah.

    Untuk beberapa saat Pak Kendra yang tadi janji akan menyusul ke mess, masih belum muncul juga, Sauza lega dan berharap bosnya itu tidak jadi ke mess.

    "Lagian buat apa Pak Kendra mau ke mess, gimana kalau ada orang yang melihat lalu mereka curiga dan menuduh kita melakukan hal tidak senonoh?" pikir Sauza sejauh itu.

    Sampai Sauza selesai ganti baju dengan pakaian tidur dan mencuci mukanya dengan pencuci wajah, Pak Kendra belum ada tanda-tanda muncul.

    Sauza tidak peduli, justru ia senang. Ingatannya justru kini kembali pada foto pernikahan mantan suami dan Mira mantan sahabat yang kini jadi pengkhianat.

    "Kalau ingat akan pengkhianatan mereka, ingin rasanya aku membalas. Tapi membalasnya seperti apa aku tidak tahu. Kalian itu tidak punya perasaan, kalian pasti tidak akan bahagia." Sauza mendengus kecewa. Rasa sakit itu kembali terasa semakin nyeri di dadanya.

    "Mira, Pak Kendra. Ternyata mereka anak dan ayah. Lalu kenapa Mira bertahun-tahun memilih tinggal bersama neneknya di Bandung dan memilih jadi perebut suami orang? Padahal Pak Kendra kurang apa, dia harta banyak dan cukup bisa membahagiakan anak yang hanya satu?" pikirnya.

    "Apa aku terima saja ungkapan cinta Pak Kendra tempo hari yang menyatakan sukanya sama aku? Hitung-hitung aku membalas sakit hatiku pada Mira dan Mas Bima. Tapi, apakah mereka akan sakit hati jika melihat aku bersanding dengan Pak Kendra, yang notabene ayah kandung Mira? Tapi, aku tidak menyukai Pak Kendra, aku hanya menghormatinya sebagai Bos." Sauza masih merenung sampai suara ketukan pintu terdengar.

    "Tok, tok, tok!"

    Suara pintu terdengar diketuk beberapa kali di depan, Suaza yang tengah termenung, seketika tersentak dan heran siapa gerangan yang mengetuk pintu di jam yang hampir menuju ke jam 21.00 itu.

    Ketukan itu terdengar lagi seperti tidak sabar, terpaksa Sauza bangkit dari kursi riasnya. Ia segera menuju pintu, sebelum dibuka, Sauza membuka gorden untuk melihat siapa yang bertamu.

    "Apakah Pak Kendra?" duganya sembari melihat ke arah luar dari jendela kaca. Benar dugaannya, ternyata orang itu memang bosnya.

    Dengan perasaan yang tidak enak, Sauza akhirnya membuka pintu lebar-lebar. Sengaja pintu itu dibuka lebar sekali supaya keberadaan dia bersama bosnya di dalam bisa diketahui orang lain dan tidak timbul fitnah.

    "Kamu belum tidur, Za? Saya minta maaf karena datangnya malam. Tadi saya mau segera nyusul kamu, tapi tidak jadi karena klien saya tiba-tiba menghubungi. Saya boleh masuk, Za?" ujar Pak Kendra menjelaskan.

    "Eee, masuk, Pak. Silahkan. Tapi, saya tidak enak kalau pertemuan kita ini justru timbul fitnah," ucap Sauza merasa riskan.

    "Tidak akan Za, mereka tidak akan pedulikan kita. Lagipula mereka sudah tidur. Lihatlah mess sepi begini," tukas Pak Kendra seraya meletakkan sebuah kantong di atas meja.

    "Silahkan duduk dulu, Pak. Saya akan bawakan minum untuk Bapak." Sauza bermaksud menuju dapur untuk membawa minum.

    "Jangan, Za. Duduklah! Saya datang kemari hanya untuk memberikan sesuatu untuk kamu."

    Sauza kemudian duduk berhadapan dengan Pak Kendra. Pak Kendra tersenyum senang melihat Sauza mengikuti perintahnya.

    "Ini, terimalah." Pak Kendra memberikan kantong di atas meja itu pada Sauza. Sauza bengong dan kaget kenapa Pak Kendra memberikan sesuatu untuknya.

    "Apa ini, Pak?" heran Sauza seraya menatap kantong itu yang di dalamnya ada goodie bag dan sebuah kotak perhiasan.

    "Buka dan pakailah!" titah Pak Kendra. Sauza tidak bisa membantah, ia segera membuka melihat kantong itu. Di dalam goodie bag itu terdapat gaun mewah yang elegan panjang semata kaki berwarna krem mencolok.

    "Pakailah!" Sauza sampai mengerutkan kening, kenapa harus dipakai? Sauza menggeleng.

    "Kenapa tidak?" tanya Pak Kendra menatap dalam ke arah mata Sauza. Sauza segera melepas tatapan bosnya itu ke arah lain untuk menghindar.

    "Baiklah, gaun itu bisa dipakai besok saat kita akan makan malam. Sekarang buka kotak perhiasan itu." Perintah Pak Kendra beralih pada kotak perhiasan.

    Sauza ragu dan merasa tidak enak menerima pemberian bosnya itu. Pikirannya melayang-layang tentang kenapa bosnya itu memberikan hadiah sebagus dan semahal itu.

    "Bukalah! Atau perlu saya bukakan dan pakaikan?" Sauza langsung menggeleng. Dia segera membuka kotak perhiasan itu. Perlahan dan dengan jantung yang berdebar, Sauza membuka kotak perhiasan itu.

    Sauza tercengang dengan apa yang dilihatnya. Kotak perhiasan itu bukan hanya sekedar emas melainkan berlian.

    "Kenapa Bapak memberikan ini semua? Saya tidak butuh, Pak," ucap Sauza terkesan menolak. Pak Kendra tersenyum penuh arti, dia sudah bisa menduga kalau perempuan muda di hadapannya ini pasti akan menolak pemberiannya.

    "Karena, kamu spesial buat saya. Mari saya pakaikan kalung ini. Kamu pasti sangat cantik dengan kalung ini."

    "Tidak usah, Pak. Saya tidak butuh semua pemberian ini. Bapak sudah baik menerima saya bekerja dan membiarkan saya tinggal di mess ini. Jadi, pemberian ini buat saya terlalu berlebihan." Sekali lagi Sauza menolak pemberian Pak Kendra, dia tidak enak dan kurang nyaman. Saat akan menolak, Pak Kendra sudah meraih kalung berlian itu lalu memasangkannya di leher Sauza.

    "Sangat cantik. Perempuan cantik, baik, pekerja keras seperti kamu pantas mendapatkan ini."

   "Tapi, untuk apa, Pak. Saya tidak pantas dapatkan ini. Lebih baik semua ini Bapak berikan pada orang spesial dalam hidup Bapak," ujar Sauza kembali menolak.

    "Tidak ada lagi orang spesial selain kamu, jadi terimalah itu semua. Kamu pantas mendapatkannya," tekan Pak Kendra membuat Sauza melongo. Apa yang dikatakan Pak Kendra membuat dia tersentak. Tidak ada orang spesial dalam hidupnya kecuali dirinya.

    Sauza masih bengong dengan ungkapan Pak Kendra barusan, dia benar-benar tidak percaya.

    "Pak, mohon maaf, bukan saya menolak pemberian Bapak. Tapi, saya benar-benar tidak pantas menerima semua ini. Saya ini baru menyandang status janda yang pernah tersakiti oleh orang yang pernah saya cintai. Saya masih trauma jika mengingatnya," tutur Sauza masih menolak pemberian Pak Kendra.

    "Baik. Simpan saja pemberian saya ini jika kamu belum mau memakainya. Tapi, hadiah itu memang saya berikan tulus dan sengaja untuk kamu. Mengenai perasaan saya, lupakan saja. Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu."

    Pak Kendra berdiri dan akan beranjak dari kursi itu.

    "Pak," panggil Sauza yang langsung ditoleh oleh Pak Kendra.

    "Iya," sahutnya menatap Sauza dengan tatap yang menyiratkan sebuah harapan.

    "Terimakasih banyak," ucap Sauza. Pak Kendra tersenyum bahagia, lalu ia kini benar-benar berlalu dari messnya Sauza. Sauza menatap kepergian bosnya dengan berbagai kecamuk rasa di dalam kepalanya.

Terpopuler

Comments

Ina Karlina

Ina Karlina

apa jadinya ya ketika pak Kendra tahu bahwa anak nya yg merebut suami sauza

2025-03-10

1

Sunaryati

Sunaryati

Ayo, Terima ungkapan perasaan Pak Kendra, Sauza.

2025-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!