Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira

    Pak Kendra tiba di Bandung tepat jam 15.00 Wib. Ia langsung menuju apartemen milik Bima. Di sana kehadirannya disambut suka cita oleh Mira. Maklum sudah beberapa tahun Mira tidak bertemu papanya.

    "Papa, tumben banget Papa sangat rapi dan tampan. Jangan katakan Papa sedang jatuh cinta dan sudah mendapat pengganti mama," rajuk Mira seraya menatap lekat wajah sang papa yang terasa beda.

    Wajah papanya terlihat lebih bersih dan selalu menyunggingkan senyum. Benar-benar atmosfernya berbeda. Wajahnya terpancar kebahagiaan dan rasa optimis. Ada apa dengan papanya Mira?

    Setahu Mira, sang papa tidak pernah lagi jatuh cinta setelah mamanya meninggal beberapa tahun yang lalu. Sudah banyak wanita yang berusaha mencuri perhatian sang papa, akan tetapi Pak Kendra tidak tergoyahkan, cintanya terhadap almarhumah istrinya, sudah terpatri di dalam hati. Wajahnya selalu murung dan termenung sejak belahan jiwa meninggalkan untuk selamanya, menyusul kakak laki-laki Mira setelah empat tahun berlalu.

    Namun kini, setelah 20 tahun berlalu, gelagat sang papa sangat berbeda dari biasanya, terakhir bertemu sang papa tiga tahun lalu, Mira masih mendapati sang papa murung dan tidak bergairah.

    Hati Mira bertanya-tanya, siapa gerangan yang membuat sang papa berubah drastis seperti ini? Sang papa nampak lebih muda sepuluh tahun, pakaiannya rapi dan terlihat modis gaya cool anak muda. Rambut juga kini klimis dan wangi, parfum yang dikenakannya juga sampai tercium radius 30 meter.

    Hal itu semakin menambah kecurigaan Mira. Mira tidak rela kalau sang papa menikah lagi. Dia tidak mau posisi sang mama diganti oleh wanita lain.

    "Katakan kalau Papa tidak sedang jatuh cinta dan memiliki wanita idaman lain selain mama?" selidik Mira menatap ke dalam mata sang papa, mencari sebuah kejujuran sekaligus kebohongan.

    "Kamu ini, jangan desak papa seperti itu. Papa bukan penjahat," sahut Pak Kendra menghindari pertanyaan Mira. Mira kesal sebab sang papa bukan menjawab pertanyaannya.

    "Pokoknya aku tidak mau harta Papa nanti jatuh pada wanita lain, pokoknya aku tidak mau. Kalau Papa nikah lagi, maka aku minta harta bagianku sekarang."

    Pak Kendra geleng-geleng kepala melihat tingkah sang anak yang sudah meminta harta warisan, sementara dirinya masih hidup.

    "Ya ampun, Mira. Apakah kamu tidak lihat kalau papa masih hidup? Perasaan papa setiap bulan selalu memberimu uang, apakah itu tidak cukup? Masalah warisan yang kamu minta, kamu tenang saja, bagianmu tidak akan sampai hilang ke mana-mana, semua ada dan aman," tukas Pak Kendra merasa jengah dengan desakan Mira yang menuduhnya tidak mendasar.

    "Ayolah, kamu harus beristirahat untuk acara resepsi besok. Mana suami kamu, apakah dia masih sibuk?" Pak Kendra menggulirkan matanya ke berbagai arah mencari Bima suami Mira.

    "Mas Bima masih di kantor, dia sebentar lagi kembali," sahut Mira seraya memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa keram. Pak Kendra mengalihkan fokusnya pada tangan Mira yang meraba perutnya lalu diusap-usap.

    "Kenapa dengan perutmu, apakah merasakan sakit?" tanya Pak Kendra khawatir.

    "Tidak. Perutku hanya keram saja," alasannya seraya meninggalkan sang papa untuk ke dapur, kemudian membawa air minum.

    Pak Kendra menatap seluruh ruangan apartemen milik Bima yang tidak terlalu mewah. Setahunya selera anaknya tidak seperti ini, Mira selalu ingin terlihat mewah karena Mira memang mempunyai gengsi tinggi. Akan tetapi setelah melihat kesederhanaan apartemen ini, Pak Kendra menilai kalau Mira setelah menikah sudah berubah. Ini positif bagi Pak Kendra, menurutnya Mira ada kemajuan.

    "Papa, ini minumnya." Mira memberikan minuman itu pada sang papa. Pak Kendra segera meraih cangkir dari tangan Mira, kemudian meneguk kopi panas itu dengan nikmat.

    Keesokan harinya, acara resepsi pernikahan Mira dan Bima digelar. Pak Kendra segera menghampiri kedua mempelai. Saat menghampiri pengantin, Pak Kendra memeluk sang putri dengan perasaan haru. Melihat putri semata wayangnya sudah menikah, hati Pak Kendra lega. Untuk itu tugasnya selesai dan kini ia akan menyerahkan Mira pada Bima.

    "Bima, titip anakku. Jaga dan cintai dia. Jangan pernah kamu sia-siakan dia," pesan Pak Kendra lalu memeluk Bima penuh harap. Bima mengangguk tanda menyetujui pesan sang papa mertua.

    Setelah menghadiri acara resepsi pernikahan anak semata wayangnya, Pak Kendra segera angkat kaki dari gedung itu. Agendanya hari ini masih banyak, ia akan menemui salah satu mitra di perusahaannya untuk menjalin sebuah kerja sama.

    Di sinilah kini Pak Kendra, di sebuah perusahaan Kavilen Group. Pemilik perusahaan yang ternyata papanya Bima, menyambut kedatangan calon relasinya. Mereka masuk ke dalam ruangan Pak Kavi untuk membicarakan lebih lanjut mengenai kerja sama perusahaan mereka.

    Pembicaraan itu berjalan santai, akan tetapi tidak keluar dari tujuannya. Mereka akhirnya mendapat kata sepakat, bahwa perusahaan Kavilen Group deal dan menjalin kerja sama dengan perusahaan Kendra Corp.

    "Terimakasih Pak Kendra atas kedatangannya. Kerja sama kita hari ini telah disepakati dan ditandatangani. Semoga perusahaan kita semakin solid dan lancar ke depannya." Pak Kavi menggenggam erat tangan Pak Kendra, kemudian pose mereka diabadikan dalam sebuah foto sebagai dokumentasi.

    "Kebetulan sekali Anda datang ke Bandung. Kalau boleh tahu, dalam rangka apa Anda ke Bandung, biasanya Anda sangat sukar dihubungi?" Pak Kavi merasa penasaran dengan keberadaan Pak Kendra yang kali ini bisa hadir di perusahaannya untuk membicarakan kerja sama kedua perusahaan.

    "Iya saya sangat bersyukur untuk hari ini, yang kebetulan bertepatan dengan hari resepsi pernikahan anak saya. Acaranya sudah selesai, dan saya langsung menuju perusahaan Kavilen Group," ujar Pak Kendra diiringi senyum bahagia. Bahwasanya dia seakan sedang mendayung, kedua pulaunya bisa ia lampaui.

    Tanpa mereka sadari, sesungguhnya kedua orang yang hampir sebaya itu, kini merupakan besan. Akan tetapi baik Pak Kendra maupun Pak Kavi, tidak mengetahui kalau anak-anak merekalah yang sedang melangsungkan resepsi pernikahan. Lagipula pernikahan Bima sama sekali tidak dihadiri satupun dari keluarganya.

    "Baiklah, kalau begitu saya harus pamit dulu. Saya masih ada agenda di tempat lain. Sampai jumpa, semoga kerjasama kita berjalan lancar dan sukses." Pak Kavi dan Pak Kendra bersalaman sebelum mereka akhirnya berpisah.

    Sebelum melanjutkan pertemuannya dengan klien dan beberapa teman sejawatnya, Pak Kendra mampir sejenak ke sebuah mall, dia membelikan sesuatu untuk Sauza. Dengan senyum di balik bibirnya, Pak Kendra tidak hentinya bergumam bahwa ia pasti akan memiliki Sauza.

    Beberapa hari kemudian, Pak Kendra telah kembali ke Jakarta. Semua urusannya sudah selesai di kota Bandung.

    Sementara itu, Sauza kini sedang berada di sebuah toko. Kemarin ia kehabisan sabun cuci dan odol. Setelah selesai belanja, tiba-tiba sebuah notif di intastory nya muncul. Seketika Sauza terhenyak, saat menyaksikan resepsi pernikahan Bima dan Mira yang begitu meriah.

    Di dalam foto itu tersemat sebuah kata cinta. "Cintaku yang pernah hilang kini kembali ke dalam pelukan."

    "Jadi, selama pernikahan kami, Mira selalu menantikan Mas Bima dan berusaha ingin memiliki Mas Bima. Kenapa merebut saja bangga?" Hati Sauza seakan teriris oleh perlakuan Mira yang menusuk dari belakang, dan Bima yang tidak setia.

    "Jika aku bisa membalas, pasti akan aku balas," gumam Sauza menggebu.

Terpopuler

Comments

Sunaryati

Sunaryati

Terima saja cinta bapaknya, itu cara membalas dengan elegan.

2025-02-03

2

YuWie

YuWie

lha..background mira yo gak kaleng2 lho..kupikir org misquen

2025-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!