Bab 13 Keponakan Pak Kendra

    Seminggu kemudian, Pak Kendra mendatangi kembali ruangan Sauza dengan pakaian yang sudah sangat rapi dan tampan. Walaupun Pak Kendra sudah berumur 50 tahun, tapi jiwa mudanya semakin hari semakin terpancar. Terlebih ketika bertatap muka dengan Sauza, jiwa muda dan semangat hidupnya tumbuh kembali.

    Pak Kendra sempat termenung memikirkan perasaannya terhadap Sauza. Apakah ini rasa cinta atau apa, baru pertama kali melihat Sauza, Pak Kendra merasa semangat hidupnya kembali bangkit. Sejak kepergian almarhumah istrinya, yakni Bu Sely, Pak Kendra sempat terpuruk dan selalu menyendiri. Ia begitu sedih dan kehilangan.

    Bertahun-tahun menyendiri, sedikitpun tidak ada seorang wanita lain yang berhasil memasuki ruang hati Pak Kendra. Padahal tidak jarang, banyak wanita, gadis atau janda yang sengaja cari perhatian di hadapan Pak Kendra. Namun, Pak Kendra sama sekali tidak tergoda, cintanya tetap terpatri pada almarhumah istrinya, Bu Sely.

    Semua berbalik ketika Sauza tiba-tiba hadir dan melamar kerja di restorannya. Ada daya tarik dalam diri Sauza yang membuat hati Pak Kendra selalu terpaut dan jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap.

    Sikap kalem dan sederhana Sauza, membuat Pak Kendra tertarik. Sauza berbeda dengan perempuan lain yang pernah ia temui. Sauza tidak pernah cari perhatian ketika berhadapan dengannya. Justru ia menemukan Sauza tengah bersedih, sebab saat itu Sauza sedang memiliki masalah dengan suaminya yang kini sudah jadi mantan suami berkat bantuan Pak Kendra juga.

    "Sauza, boleh saya masuk?" Lagi-lagi kalimat itu selalu diperdengarkan kini oleh sang pemilik restoran. Padahal kalau dia mau, dia tinggal masuk saja ke ruangan Sauza tanpa harus berbasa-basi terlebih dahulu.

    Wangi maskulin dari tubuh Pak Kendra langsung tercium ke dalam hidung Sauza, sehingga tanpa sadar, Sauza mengisapnya.

    "Ma~masuk, Pak. Silahkan," ujarnya setelah sadar, sedikit terdengar gugup.

    Pak Kendra duduk di depan meja Sauza, lalu meletakkan sebuah rantang yang isinya tentu saja makan siang untuk Sauza dan dirinya. Sauza menatap ragu, ia merasa malu karena Pak Kendra selalu saja membawakan makan siang untuknya dan juga untuk Pak Kendra.

    "Ayo, kita makan siang dulu. Siapa tahu ini makan siang terakhir kita."

    "Deg."

    Jantung Sauza tiba-tiba berdegup kencang saat Pak Kendra selesai mengatakan kalimat terakhirnya. Namun, tidak lama setelah itu, Pak Kendra justru tertawa dan merasa lucu melihat reaksi yang diperlihatkan Sauza.

    "Maksud saya, siapa tahu setelah ini kita tidak ada waktu untuk makan bersama lagi, mengingat kesibukan saya di luar kota yang tentu akan menyita waktu kebersamaan kita," ralat Pak Kendra mencoba meluruskan maksud kalimatnya tadi.

    Sauza tersenyum malu, lalu dengan pengertian ia bangkit dari kursinya serta meraih rantang nasi itu menuju meja di dalam ruangan itu.

   Sauza menyiapkan makan siang untuknya juga untuk Pak Kendra dengan cekatan. Mereka makan siang bersama di dalam ruangan Sauza sesekali diiringi obrolan ringan dari bibir Pak Kendra.

    "Oh, ya. Apakah kamu mau pesan sesuatu saat saya di Bandung nanti?" singgung Pak Kendra sesaat setelah mereka selesai makan siang.

    "Tidak, Pak. Saya tidak mau pesan apa-apa," sahut Sauza tersipu malu karena Pak Kendra menatapnya terus.

    "Baiklah. Kalau begitu saya pergi, ya. Kamu baik-baik di sini," pesannya masih tetap tidak melepaskan tatapnya. Sauza hanya mengangguk canggung, di dalam dadanya tiba-tiba ada desiran yang entah perasaan apa.

    Pak Kendra berjalan meninggalkan ruangan Sauza. Sauza hanya menoleh sekilas ke arah pintu luar. Perasaannya campur aduk, dia merasa berterimakasih terhadap Pak Kendra, tapi Sauza tidak berniat membalas perasaan suka bosnya itu.

    Namun di sisi lain Pak Kendra semakin memperlihatkan perasaan sukanya, dia semakin perhatian terhadap Sauza.

    "Kenapa aku jadi terjebak dengan situasi yang tidak enak ini? Pak Kendra semakin hari semakin memperlihatkan perasaan sukanya padaku, sedangkan aku hanya menganggap dia adalah bosku, dan justru dia lebih pantas menjadi ayahku. Ayahku pun kalau ada, pasti usianya tidak jauh dari Pak Kendra." Sauza masih termenung setelah kepergian Pak Kendra.

    "Sauza, kamu kenapa bengong saja sejak tadi? Apakah karena kepergian Pak Kendra ke Bandung?" Tiba-tiba Asmi datang dan mengejutkan Suaza.

    "Mbak Asmi, ada apa Mbak?" Sauza kaget dengan keberadaan Asmi, kasir kepercayaan Pak Kendra.

    "Kenapa kamu bisa kaget, padahal saya sejak tadi sudah mengetuk pintu?" sergah Asmi. Kasir percayaan Pak Kendra itu memang terlihat ketus terhadap Sauza sejak awal pertemuan mereka. Saat itu Sauza datang dan ingin melamar pekerjaan di Restoran Selera Kita. Sikap Asmi saat itu juga kesannya judes dan galak.

    "Tidak, Mbak. Tidak apa-apa. Ada apa nih, Mbak?" Sauza berusaha menguasai diri setelah tadi sempat termenung memikirkan sikap bosnya yang perhatian.

    "Saya lihat-lihat bos kita sering masuk ke dalam ruangan kamu dan ngajak makan siang bersama. Apakah kamu yakin dia tidak ada perasaan apa-apa sama kamu?" ujar Asmi seraya menatap penasaran ke arah Sauza. Sauza menjadi bingung dan kaget, Asmi bisa menyimpulkan seperti itu.

    "Saya tidak pernah tahu apakah Pak Kendra ada perasaan apa terhadap saya," jawab Sauza tidak jujur, padahal seperti yang pernah Pak Kendra ungkapkan bahwa bosnya itu menyukai dirinya.

    "Jangan bohong kamu Sauza, Pak Kendra pernah cerita sama saya bahwa dia pernah mengungkapkan perasaannya sama kamu, tapi sayangnya kamu sepertinya tidak membalas. Apa yang kurang dalam diri Pak Kendra, tampan iya, kaya juga iya, dia perhatian juga sama kamu. Lagipula Pak Kendra menyukai kamu terutama kejujuran dan kerja kamu yang bagus, lalu kenapa kamu tidak membalasnya?" Asmi seakan sedang memberikan kalimat tekanan pada Sauza, sehingga Sauza bingung dengan apa yang Asmi katakan barusan.

    Sauza terkejut saat Asmi justru tahu tentang perasaan Pak Kendra terhadapnya. Memangnya hubungan Asmi dengan Pak Kendra itu apa, kenapa bisa sedekat itu sampai Pak Kendra cerita tentang perasaannya kepada Asmi.

    "Maaf Mbak, apa saya salah tidak membalas perasaan seseorang karena saya tidak suka? Saya ini baru menyandang status janda dan belum bisa melupakan kejadian yang menyakitkan dalam hidup saya. Lagipula tidak ada gunanya jika saya menerima Pak Kendra kalau melihat hartanya, karena harta saja tidak cukup, yang saya butuhkan hanya kesetiaan dan kejujuran. Karena saya sudah mengalami pahitnya hidup dan dikhianati pasangan," tutur Sauza terlihat berkaca-kaca.

    "Saya minta maaf. Tapi saya hanya ingin menyampaikan saja sama kamu, jarang lho Pak Kendra menyukai perempuan, bahkan tidak pernah lagi sejak istrinya meninggal. Padahal sudah banyak perempuan yang mencoba mendekati Pak Kendra tapi beliau tidak suka, karena kebanyakan perempuan itu hanya melihat Pak Kendra dari hartanya saja." Asmi menjeda sejenak ucapannya.

    "Tapi, ketika melihat kamu pada pandangan pertama, dia sangat menyukai kamu, terlebih sikap dan cara kerja kamu dinilai baik oleh Pak Kendra. Dia itu menyukai kamu, kalau kamu tidak keberatan tidak ada salahnya kamu balas perasaannya. Cinta itu akan hadir kalau terbiasa bersama, saya yakin itu. Saya baru melihat pertama kali Pak Kendra jatuh cinta lagi setelah almarhumah istrinya meninggal, yaitu hanya sama kamu," lanjut Asmi lagi mencoba meyakinkan.

    Sauza mendongak dengan wajah yang sendu, di sana tergambar jelas begitu banyak yang dipikirkannya.

    "Maaf Mbak Asmi, kalau boleh saya mengungkapkan pendapat saya, kenapa tidak Mbak Asmi saja terima Pak Kendra, bukankah Mbak Asmi orang kepercayaan Pak Kendra? Mbak juga saya yakin orang baik dan jujur, kenapa Pak Kendra tidak memilih Mbak saja," cetus Sauza membuat Asmi tersentak.

    "Itu tidak mungkin Sauza, orang Pak Kendra menyukai kamu. Ahhh, ya, sudahlah kalau kamu menolak. Tapi ingat, ya, sekali lagi saya ingatin, kamu jangan pernah kecewain Pak Kendra, dia sudah begitu tulus menyukai kamu, maka dari itu jika kamu memang tidak suka, jangan pernah kasih harapan," peringat Asmi seraya berlalu dari ruangan Sauza. Sauza terhenyak dengan peringatan Asmi, dia tidak mengerti kenapa dia yang kini ditekan.

    Asmi pun keluar dari ruangan Sauza dengan kecewa. Sauza justru membalikkan perkataannya pada dia yang jelas-jelas tidak bisa. "Kalau kamu mau tahu kenapa saya tidak bisa, karena Pak Kendra adalah paman kandung saya Sauza. Saya justru mendukung kamu jadian sama Pamanku, dan sepertinya kamu memang perempuan yang baik dan tidak cari muka seperti perempuan-perempuan lainnya."

    Asmi berlalu semakin jauh dari ruangan Sauza dengan membawa hati yang kecewa karena gagal membujuk Sauza.

Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!