Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos

   "Sekarang kamu tidak bisa menghindar lagi, Mas. Kamu harus segera menikahi aku," desak Mira membuat Bima tidak bisa berkutik. Dia terdiam dalam kehampaan setelah dengan nyata Sauza sudah menceraikannya.

    Pada akhirnya Bima dengan terpaksa menikahi Mira yang sudah mengandung anaknya. Bagaimanapun yang dia lihat adalah perut Mira yang makin membesar.

    Namun, nasib sial justru menimpa Bima dan Mira dihari pertama pernikahannya. Pak Kavi, papanya Bima mengetahui pernikahan Bima dan Mira. Untuk itu Pak Kavi begitu berang. Lantas ia mendatangi kediaman Bima dan mengusir Bima juga Mira dari rumah itu.

    "Jangan tempati rumah ini, karena rumah ini milik Sauza menantuku yang kamu sia-siakan. Rumah ini ada karena atas pernikahan kamu dan Sauza. Jadi, selain Sauza, tidak boleh ada wanita lain yang menempati rumah ini," tegas Pak Kavi mengusir Bima dan Mira.

    Mira terbelalak tidak percaya saat mertua barunya dengan tega mengusir dirinya yang sedang hamil.

    "Papa, aku sedang hamil cucu papa, aku mohon jangan usir kami. Lagipula aku sudah menjadi istri dari anak papa, sudah sepatutnya aku tinggal di sini juga," sergah Mira tidak terima.

    "Kamu tidak punya hak tinggal di sini, jadi saya mohon kalian segera angkat kaki dari rumah ini. Rumah ini hak penuh Sauza. Ayolah angkat kaki, Bima. Kamu mampu berkhianat pada Sauza, itu artinya kamu masih mampu membelikan rumah untuk dia. Bagaimanapun rumah ini hadiah pernikahan kamu dan Sauza, bukan hadiah pernikahan kamu dan wanita ular ini," umpat Pak Kavi keras seraya memasuki rumah yang dulu ditempati Bima dan Sauza.

    "Papa, aku mohon, jangan, Pah," mohon Bima sembari mengatupkan kedua tangannya di depan papanya.

    "Apa perlu aku bantu untuk mengeluarkan barang-barangmu?" tatap Pak Kavi tajam. Bima akhirnya mengalah, dia berjalan menuju kamarnya untuk mengeluarkan barang-barang miliknya yang penting dan baju beberapa potong.

    "Mas, lalu kita mau tinggal di mana setelah ini? Kamu mau membuat aku dan bayiku hidup terlunta-lunta bagai gembel?" rengek Mira kecewa. Bima tidak berkata apa-apa lagi selain segera mengemasi barang-barangnya, dan keluar dari rumah itu.

    "Cepat keluar, jangan banyak bicara!" sentak Pak Kavi tidak sabar. Kemarahannya benar-benar tidak terbendung lagi, dia merasa kecewa dengan sikap Bima yang sudah menyakiti Sauza, menantu kesayangannya.

    "Kalau tidak ada orang tua Sauza yang berkorban, kita kemungkinan besar sudah jadi mayat waktu itu. Dasar manusia tidak tahu terimakasih," rutuk Pak Kavi benar-benar kecewa.

    Bima tidak membalas. Wajahnya terlihat muram dan merasa bersalah. Jika ingat kejadian di mana musibah beberapa tahun lalu itu terjadi, ia menyadari betapa besar pengorbanan orang tua Sauza, dan Sauza kini sebatang kara setelah kedua orang tuanya pergi untuk selamanya karena telah menyelamatkan mobil kedua orang tuanya supaya tidak masuk jurang.

    Bima melangkahkan kaki sembari menarik kopernya menuruni tangga, diikuti Mira yang merengut, setelah berhasil mengemasi barang-barang penting dan sebagian bajunya.

    Mobil Bima segera melaju meninggalkan rumah yang kurang lebih tiga tahun ini menyimpan banyak kenangan indah bersama Sauza.

    Beberapa kali mobil yang dikendarai Bima hampir oleng dan meresahkan pengendara yang lain. Beberapa mobil sempat membunyikan klakson tanda kesal.

    "Mas, jangan melamun dan melakukan kesalahan. Lihatlah, pengendara lain marah dan merutuk," beritahu Mira kesal. Bima tersentak dan segera sadar. Kepergian Sauza dan perceraiannya telah benar-benar membuat Bima gila.

    Bima mengusap wajahnya kasar, dia berusaha mengusir perasaan galau yang kini melanda dirinya.

    "Kita sekarang mau ke mana, Mas?" Dari tadi Mira belum berhenti bicara, membuat Bima sakit kepala dan kesal. Harusnya dalam keadaan seperti ini, Mira cukup duduk diam dulu dan tenang.

    "Kita akan menyewa apartemen untuk sementara."

    "Tapi, apartemennya yang bagus dan mewah. Aku tidak mau tinggal di tempat yang kecil atau kumuh," tuntutnya. Bima tidak merespon. Baru saja dinikahi secara resmi, tingkah laku Mira sudah membuatnya jengkel.

    Mobil Bima tiba di sebuah apartemen biasa. Ia segera turun, begitu juga Mira. Sejak turun dari mobil, mata Mira terus mengamati sekitar apartemen. Lalu saat akan menaiki lift, matanya juga tidak berhenti bergulir.

    Tiba di depan salah satu unit, Bima berhenti dan mencoba menggesekkan sebuah kunci yang mirip dengan kartu ATM. Pintu unit itu pun terbuka lebar. Bima masuk duluan sembari meletakkan kopernya.

    "Tidak salah, Mas, apartemen sejelek dan bau seperti ini?" protes Mira dengan raut jijik.

    "Sudahlah, kamu jangan banyak protes dulu. Masalah kotor atau bau, nanti bisa kita bersihkan bersama. Sekarang aku sangat lelah, aku ingin istirahat dulu sebentar saja." Bima memohon karena pada kenyataannya dia sangat lelah. Lelah fisik sekaligus pikiran.

    "Istrinya mau bicara sedikit saja, kamu malah enak-enakkan pengen tidur," gerutu Mira kecewa. Bima tidak merespon lagi perkataan Mira, ia sudah melayang ke alam mimpi saking lelahnya.

    "Huhh, dasar Mas Bima, tahu begini nyesel aku ngejar dia sampai aku goda dan jatuh ke dalam pelukan. Mana perusahaannya kini diambil alih papanya. Kalau hanya seorang staff biasa di kantor papanya, untuk apa aku kejar? Bisa gengsi aku jika ketemu teman-teman sosialitaku jika mereka tahu kalau suamiku hanya seorang staff biasa di kantor Kavilen Grup," dumel Mira menyesal.

***

    Berbeda di tempat lain, Sauza yang kini sudah menyandang status janda atas bantuan Pak Kendra dan salah seorang Pengacara terkenal negeri ini, merasa beban hidupnya semakin ringan setelah menyandang status janda. Meskipun diawal sempat merasa sedih, tapi dengan hati yang bulat ia memutuskan mengambil keputusan yang menurutnya sudah tepat.

    Semakin hari perasaan cinta yang Suaza rasakan terhadap Bima semakin pupus. Sauza kini mulai menata kehidupan barunya dengan bekerja penuh semangat. Hal ini sangat disukai sang Bos, yakni Pak Kendra Kafeela.

    Lelaki 50 tahun itu semakin berjiwa muda saja ketika ia menghampiri meja kerja Sauza. Senyumnya selalu merekah saat dia berbicara dengan Sauza.

    Sauza tidak bisa menghindar ketika bosnya itu selalu datang ke ruangannya.

    "Bagaimana perasaanmu setelah menyandang status baru, Za?" Pertanyaan itu terlontar begitu santai dan terdengar akrab. Sauza merasa sedikit canggung, terlebih di hadapannya adalah bosnya. Tapi lelaki di hadapannya ini justru menganggap Sauza tidak seperti karyawan di restorannya.

    "Saya merasa lebih ringan dan santai, Pak. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas bantuan Bapak dan Pak Saka selaku Pengacara yang membantu saya. Saya tidak tahu harus dengan apa saya membalas kebaikan Bapak. Yang saya bisa hanyalah berterimakasih dan mendoakan semoga Bapak dan Pak Saka selalu sehat dan sukses," ujar Sauza.

    Pak Kendra hanya menatap lekat sejak Sauza berbicara. Matanya tidak berkedip sama sekali.

    "Saya tidak perlu dibalas dengan apa-apa. Tapi, saya ingin jujur sama kamu. Sejak kedatangan kamu ke restoran saya, saya merasa suka terhadap kamu," lontar Pak Kendra entah sadar atau tidak. Tapi semua yang diucapkannya barusan sungguh-sungguh mengejutkan Sauza.

Terpopuler

Comments

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

kamu salah memilih mangsa Mira 🤣🤣🤣🤣

2025-02-02

1

Sunaryati

Sunaryati

Wah Bosku suka Sauza

2025-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!