Bab 9 Mulai Bekerja

     "Ini ruangan kamu. Ruangan kamu bersebelahan dengan ruangan saya. Di sini tidak ada Sekretaris, saya hanya memperkerjakan seorang Bendahara sebagai orang terdekat saya di restoran ini."

  "Kalau kamu penasaran ke mana Bendahara yang sebelum kamu, dia terpaksa harus keluar karena diajak pindah ke luar kota oleh suaminya," jelas Pak Kendra tanpa ditanya.

  Sauza mengangguk mendengarkan penjelasan sang pemilik restoran.

  "Terimakasih, Pak. Lalu, tugas saya seperti apa?" Sauza memberanikan diri bertanya.

  "Tugas kamu hanyalah menerima keuangan, dan melaporkannya di pembukuan ini," jelas Pak Kendra sembari memperlihatkan sebuah buku catatan khusus pembukuan keuangan masuk dan keluar.

  Sejenak Sauza mengamati dan memeriksa buku itu. Dalamnya sudah ada catatan pembukuan dari Bendahara yang terdahulu. Sejauh ini Sauza sedikit banyak paham mengenai pembukuan seperti itu.

  "Baik, Pak. Saya paham."

  "Bagus. Kamu tentu tahu tanggung jawab kamu selain tugas yang akan kamu kerjakan? Tanggung jawab kamu adalah menjaga amanah keuangan yang kamu pegang. Saya menyukai orang yang jujur dan dapat dipercaya. Sebaliknya, saya benci orang yang tidak jujur dan culas. Sekali ketahuan culas, maka saya tidak segan mendepaknya tanpa ampun," beber Pak Kendra menggambarkan sebuah sikap tegas, jika salah satu pegawainya berbuat culas.

  "Baik, Pak. Saya mengerti, dan Insya Allah saya akan bertanggung jawab dan amanah dengan tugas yang diberikan Bapak terhadap saya," sahut Sauza sungguh-sungguh.

  "Ok. Kalau begitu, jika kamu tidak keberatan, kamu boleh mulai kerja hari ini."

  "Serius, Pak?" Sauza bertanya dengan mimik muka sangat bahagia. Pak Kendra sebagai pemilik restoran, merasa bahagia melihat antusiasme yang ditunjukkan Sauza.

  "Serius. Lalu kamu tinggal di mana? Saya tidak mau jika rumah kamu kejauhan dan nanti akan menghambat pekerjaan kamu." Pak Kendra terlihat risau jika ternyata tempat tinggal Sauza jauh dari restoran miliknya.

  "Kebetulan saat ini saya tinggal di Kampung Rambutan. Tadi saat ke sini, saya menaiki angkot dan sampai kurang lebih satu jam. Tapi besok saya bisa lebih pagi dari rumah supaya datang tidak telat," tutur Sauza yakin.

  "Kamu sewa rumah?"

  "Betul, Pak. Tepatnya rumah kontrakan yang satu kamar, yang luasnya hanya ukuran 3x4 meter," terang Sauza seadanya.

  "Oh ya? Kalau kamu tidak keberatan, saya mau menawarkan kamu tinggal di mess di belakang restoran ini. Kebetulan masih ada beberapa mess yang masih kosong, kalau kamu mau, kamu bisa tempati salah satu mess yang kosong itu," tawar pria matang itu dengan senyum khasnya.

  "Bagaimana?" tanya Pak Kendra lagi meyakinkan.

  "Saya mau, Pak, tinggal di mess. Tapi sepertinya saya baru bisa menempati messnya besok. Besok saya akan sekalian membawa barang-barang saya di kontrakan."

  "Tidak perlu, biar nanti saja sepulang kamu bekerja, kamu akan saya antar langsung dengan mobil saya membawa barang-barang kamu. Kalau bisa nanti saya sewakan pick up untuk mengangkut semua barang-barang kamu."

  "Tidak usah, Pak. Tidak usah sewa pick up segala. Lagipula barang-barang saya hanya baju dan sedikit perabot rumah untuk makan dan minum," jelas Sauza malu-malu.

  "Baiklah. Nanti saya yang angkut barang-barang kamu pakai mobil saya," tukas Pak Kendra seraya tersenyum.

  "Sekali lagi terimakasih, Pak. Saya jadi tidak enak menerima kebaikan Bapak." Sauza menundukkan wajahnya malu.

  "Tidak apa-apa. Kamu santai saja," balas Pak Kendra seraya menatap Sauza diam-diam dan lebih dalam.

     "Sepertinya perempuan muda ini sangat jujur dan sangat bertanggung jawab dalam pekerjaan. Dia juga cantik, tapi sayang suaminya sangat bodoh mengkhianati istri secantik ini," bisik Pak Kendra dalam hati penuh rasa kagum. Hanya dalam waktu beberapa saat, lelaki matang berkharisma itu merasa tertarik lebih jauh dengan Sauza.

  Maka hari ini Sauza sudah mulai bekerja. Sauza begitu cepat memahami setiap detil pekerjaannya. Pembukuan laporan keuangan ini dianggapnya enteng. Yang menjadi tuntutannya adalah kejelian dalam menghitung uang yang masuk. Antara uang yang masuk dan pembukuan harus sama, di situ tanggung jawab Sauza dituntut.

  Dua bulan sudah Sauza bekerja di Selera Kita Restoran, dan selama itu juga ia telah tinggal di messnya.

    Pada hari pertama Sauza bekerja, sepulangnya bekerja, pemilik restoran mengantar Sauza pulang ke kontrakannya, lalu membawa pindah seluruh barang-barang Sauza hari itu juga ke mess.

  Pekerjaan Sauza dinilai begitu baik oleh Pak Kendra. Beberapa kali Sauza mendapat decakan kagum dari lelaki yang selalu memperhatikan Sauza diam-diam itu. Dalam hatinya terbersit perasaan suka. Pak Kendra seperti jatuh cinta kembali ketika melihat Sauza yang sangat disiplin dan cekatan dalam bekerja, terlebih Sauza benar-benar jujur dalam bekerja, hal ini menambah nilai positif bagi Sauza di mata Pak Kendra.

  Jam istirahat tiba. Sauza menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. Kepalanya mendongak ke langit-langit ruangan, melepas lelah setelah beberapa jam ke belakang bekerja.

  Tiba-tiba Hp nya berbunyi. Sebuah panggilan dari seseorang yang dia benci karena telah berkhianat, kini memanggil dan meminta Sauza segera mengangkatnya.

   Dengan terpaksa Sauza mengangkat panggilan itu. Bukan tanpa alasan Sauza masih menggunakan nomer Hp lamanya itu, tidak lain hanya untuk bisa berkomunikasi dengan Bima masalah perceraiannya yang sampai kini belum Bima ajukan, sepertinya Bima memang sengaja menunda-nunda karena dia memang tidak ingin menceraikan Sauza.

  "Lalu jika kamu tidak ingin menceraikan aku, kenapa kamu masih melanjutkan rencana pernikahan kamu dengan perempuan selingkuhan kamu itu, Mas? Kamu sungguh biadab dan sengaja ingin membuat aku sakit hati dan menderita," pekik Sauza membalas Bima dari sambungan telpon.

  "Karena Mira terlanjur hamil, Za. Jadi, aku mohon kamu bersabarlah menunggu sampai Mira lahiran. Setelah itu kita akan kembali bersama dan bahagia," celoteh Bima seperti sebuah cemoohan dan ocehan tanpa makna bagi Sauza. Dengan entengnya Bima berkata seperti itu tanpa memikirkan perasaannya yang terluka.

  "Ceraikan aku segera Mas. Aku tidak peduli kamu mau menikahi dia sampai selamanya pun, aku serius. Aku sudah tidak mau hidup sama kamu. Jadi tolong, segera ceraikan aku." Sekali lagi Sauza berpekik sampai tidak sadar pekikannya telah didengar Pak Kendra yang sengaja mendatangi Sauza, yang tadinya akan dia ajak makan bersama.

  Sauza memutus panggilan itu dengan kasar, lalu meletakkan Hp nya di atas meja dengan kasar juga. Air matanya semakin deras menetes, dia seakan dipermainkan oleh Bima. Rasa cinta Sauza terhadap Bima, kini mulai terkikis dan berganti menjadi perasaan benci. Isaknya begitu memilukan hati siapa saja yang mendengar, termasuk Pak Kendra si pemilik restoran.

  "Kamu ingin bercerai tanpa harus menunggu dia menceraikan kamu?" Suara itu benar-benar mengagetkan Sauza yang tengah meratapi kekecewaan dan sakit hati oleh Bima.

  "Pak Kendra! Ma~maafkan saya, Pak." Sauza gugup dan segera menyeka air matanya dari pipi.

  "Bagus, hapuslah air mata itu. Karena kamu tidak pantas menangis untuk pria pengkhianat itu," cetus Pak Kendra lantang.

  "Maksud Bapak?" Sauza mengerutkan keningnya penasaran.

  "Kamu akan segera bercerai dari suami pengkhianat itu. Serahkan pada saya, saya punya Pengacara untuk segera mengabulkan keinginan kamu," tegas Pak Kendra seraya meraih bahu Sauza dan menatapnya.

  Sauza terkesima dan belum paham dengan maksud yang diutarakan Pak Kendra barusan.

  Nantikan kisah selanjutnya. Apakah Sauza akan benar-benar berpisah dari Bima?

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

agak2 aneh si laki2 memang termasuk pak kendra..biasalah lah fisik sauz cantik. coba klo biasa2 aja gak mungkin jadi lead female..hahahahah

2025-03-13

1

Sunaryati

Sunaryati

Semoga cepat resmi bercerai atas bantuan Pak Kendra. Untuk apa bertahan sama lelaki pengkhianat apalagi dengan sahabatmu sendiri

2025-02-02

1

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

Semoga Pak Kendra memang laki laki yang baik...

2025-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!