Bab 8 Mendapat Pekerjaan

Dua bulan kemudian,

Sauza sudah memiliki tempat tinggal sementara di sebuah kontrakan petak di pinggiran kota Jakarta, dengan harga yang terbilang mahal menurut kantongnya. Sementara ini, Sauza bertahan hidup dengan uang penjualan perhiasan yang dia gadaikan ke pegadaian. Daripada dijual ke toko emas, dia lebih memilih menjual ke pegadaian, sebab menjual ke toko emas akan rugi banyak karena potongannya lumayan besar.

Untuk dua bulan ke depan, uang hasil gadai emas cukup untuk bayar kontrakan dan makan sehari-hari. Tapi, Sauza tidak mungkin berdiam diri sampai menunggu uang itu habis. Sauza berpikir keras dan kembali akan mencari pekerjaan di rumah-rumah makan di kota besar itu, sebelum uang hasil menggadaikan emas itu habis.

Hari ini dia kembali akan mencari pekerjaan. Menurut berita yang didapatnya di koran pagi ini, di kawasan Jagakarsa ada lowongan kerja sebagai pelayan restoran ternama. Sayangnya jarak tempuh dari kontrakannya lumayan jauh, yakni 45 menit. Itupun ditempuh dengan menaiki angkot jika sedang lancar. Tapi jika sedang macet, maka dipastikan akan datang terlambat di tempat tujuan.

Namun, Sauza tetap pergi dan menjumpai restoran itu. Dengan berpakaian formal khas melamar pekerjaan, Sauza dengan semangat berangkat dengan menaiki angkot jurusan yang sama dengan alamat restoran tujuannya.

Suasana di kota Jakarta sudah mulai terasa panas, meskipun hari masih pagi. Sauza mengipas tubuhnya dengan tangannya untuk mengipasi tubuhnya yang terasa panas dan mulai berkeringat. Kemeja sedikit basah.

Empat puluh menit kemudian, angkot yang ditumpangi Sauza tiba. Sauza menoleh ke sebelah kiri, tepat di depannya sebuah plang besar terpampang sebuah nama restoran dengan tulisan yang besar.

Ini dia, **Selera Kita Restoran** yang menjadi tujuan utama Sauza. Sauza memasuki gerbang restoran yang sepertinya selalu terbuka sepanjang waktu, sebab restoran ini tidak pernah sepi dari pengunjung.

Sauza harus berjalan beberapa meter ke dalam, untuk menuju restoran, karena restoran itu halaman parkirnya luas dengan pengunjung yang banyak.

Tiba di depan meja kasir, Sauza menyapa ramah sang kasir. "Maaf Mbak, lowongan pekerjaan di restoran ini apakah masih kosong?" tanyanya berharap banyak pada salah satu Kasir di sana.

"Sebentar, Mbak duduk saja dulu di kursi tunggu. Saya sedang melayani pelanggan." Kasir itu justru menyuruh Sauza duduk menunggu. Padahal apa salahnya jika menjawab lowongan pekerjaan itu sudah terisi atau tidak.

Tapi Sauza mencoba menunggu dan sabar, siapa tahu kasir itu memang orang yang punya kompeten di restoran ini untuk menilai seorang pelamar untuk kerja di restoran ini.

Setengah jam kemudian, kasir itu tiba-tiba memanggil Sauza.

"Mbak," panggilnya seraya melambaikan tangan pada Sauza yang tadi sempat putus asa. Sauza sumringah lalu berdiri.

"Iya, Mbak."

"Kalau kamu bekerja di sini, kamu harus jujur dan jaga sikap. Jika sekali tidak jujur, maka akan mudah didepak oleh Bos," peringatnya seraya menatap Sauza tajam.

"Baik, Mbak. Saya paham." Sauza menyahut dan mengangguk.

"Baiklah. Kamu lewati ruangan pengunjung ini, naik tangga lalu lurus, belok kanan. Di sana ruangan Bos. Dan Bos sendiri yang akan langsung mewawancara kamu." Kasir itu memberi petunjuk jalan untuk Sauza. Sauza cukup paham.

"Terimakasih Mbak," ucapnya seraya bergegas meninggalkan meja kasir lalu berjalan sesuai arahan kasir tadi.

Sauza mulai menaiki tangga, lalu lurus dan belok kanan. Di depan sana ada satu ruangan tertutup. Kemungkinan itu adalah ruangan pemilik restoran ini. Sauza segera mendekat dan berdiri di depan pintu itu.

  Pintu itu sepertinya otomatis, sebab hanya dengan sedikit sentuhan kulit, pintu itu tiba-tiba terbuka lebar. Sauza sangat kaget, tadinya dia akan berbasa-basi dan mengucap salam.

"Silahkan masuk."

Seorang lelaki dengan tubuh membelakangi meja mempersilahkan Sauza masuk. Dengan langkah ragu, Sauza masuk dan mendekat.

"Selamat pagi, Pak," sapanya ramah. Lelaki dewasa yang usianya diperkirakan mau setengah abad itu perlahan memutar kursinya dan menghadap ke arah Sauza.

"Pagi. Kamu yang mau melamar pekerjaan itu?" tanyanya langsung.

"Betul, Pak." Sauza menjawab sembari menundukkan kepalanya segan, sebab lelaki paruh baya itu menatap Sauza dari atas hingga bawah tanpa berkedip sedikitpun.

Lelaki paruh baya yang usianya diperkirakan sekitar 50 tahun itu, masih terlihat tampan dan gagah, tidak terlihat setua itu. Senyumnya sangat menawan dan ramah.

"Baiklah. Saya sendiri yang akan mewawancara kamu. Jawab yang jujur dan cepat." Sauza mengangguk setuju.

"Status?" Lelaki yang bernama **Kendra Kafeela** itu bertanya di luar konteks. Tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

"Status apa maksudnya, Pak?" Sauza memberanikan diri bertanya karena dia kurang paham.

"Status pernikahan kamu?" ulangnya. Sauza tidak langsung menjawab, dia bingung menjawab.

"Apakah kamu keberatan dengan pertanyaan itu?" Sauza menggeleng. "Lalu?" Lelaki itu melanjutkan pertanyaan dengan nada ingin tahu.

"Status perkawinan saya masih istri orang, Pak. Tapi, kemungkinan besar dalam waktu dekat ini saya dan suami saya akan bercerai. Karena suami saya ketahuan selingkuh dengan sahabat saya," jawab Sauza lancar. Entah kenapa dia begitu lancar memberi jawaban dan tanpa segan. Mungkin karena pemilik restoran itu mendesaknya sehingga tidak ada pilihan lain untuk Sauza.

"Oh, ya? Kamu serius? Perempuan secantik dan semuda kamu dengan tega dikhianati suami? Dan gilanya lagi suaminya berselingkuh dengan sahabat kamu sendiri?" kagetnya seakan tidak percaya.

"Ya, begitulah, Pak. Karena saya belum hamil, suami saya menganggap saya mandul dan akhirnya tergoda dengan sahabat saya." Sauza meneteskan air mata saat mengakhiri ceritanya.

Pria di depannya tidak tega melihat Sauza menangis.

"Baiklah, saya terima kamu bekerja di sini, dengan syarat kamu harus tinggal di mess ini," tekan lelaki itu.

"Serius Pak, saya diterima?" Sauza tidak percaya, matanya sampai terbelalak.

"Iya. Silahkan ikut saya, saya akan tunjukkan ruangan kamu sebagai Bendahara restoran ini," ucapnya berdiri lalu mengajak Sauza ke sebuah ruangan.

Sauza semakin terhenyak, saat lelaki paruh baya itu berdiri dan mengajaknya ke sebuah ruangan yang disebutnya ruang Bendahara.

"*Ruang Bendahara, itu artinya aku akan jadi Bendahara di restoran ini? Yang benar, apakah aku tidak sedang bermimpi? Aku pikir hanya jadi Pelayan biasa di restoran ini, tapi kenapa jadi Bendahara*?" batinnya bertanya-tanya. Walau demikian, Sauza tetap mengikuti pria yang kini akan menjadi Bosnya itu menuju ruang Bendahara.

Terpopuler

Comments

Sunaryati

Sunaryati

Baru mampir langsung suka, kebanyakan suami selingkuh mertua membela jika alasan anak, ini lain dari pada yang lain orang tua Bima menyalahkan Bima dan memberi hukuman. Jika perlu usir tidak boleh menempati rumah yang ditinggali Suara. Jangan- jangan Mira menggoda Bima karena sudah hamil dari lelaki lain. Jika begitu aku tambah bersorak, Bima jika sadari akan kesalahannya hidupnya makin menderita. Sudah diabaikan orang tua ditipu Mira😂😂😂🤭aku ikut menghayal Thoor. Akan Kubilai bintang 5⭐ jika Bima dan Mira, sudah mendapat balasan dan cerai dengan istri sahnya

2025-01-31

3

Rita Murwanti

Rita Murwanti

Thor maaf baru denger ada bagian bendahara di resto 😅

2025-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!