Bab 6 Jabatan Bima Dicopot

     Terpaksa Bima kembali ke rumah, hatinya benar-benar kalut karena ia tidak menemukan Sauza, di terminal maupun jalan yang ia lewati.

     Bima memasukkan mobilnya ke dalam halaman rumah. Setelah mobilnya terparkir dengan baik, ia menuruni mobil dengan lemah. Bima masuk rumah dan kembali ke kamar.

     Bima menuju sofa di kamar itu lalu duduk dengan tangan menekuk siku dan kepala menunduk. Posisi seperti ini jelas menandakan ia sedang frustasi dan putus asa.

   Bima berdiri dari sofa, lalu menuju ranjang. Bima menatap ranjang, seketika bayang-bayang kebersamaannya bersama Sauza kembali membayang Tingkah manja dan senyum nakal saat menggodanya, menari-nari dalam pelupuk mata. Bima menghela nafa dalam. Semua yang ada di atas ranjang, tidak luput ia sapu dengan matanya.

  Tatapan Bima terkunci pada bantal bekas Sauza tidur, Bima melihat ada secarik kertas. Bima penasaran dan segera meraih kertas itu lalu dilihatnya.

   Bima langsung menepuk kepalanya, dia tersadar sepertinya secarik kertas inilah yang menjadi pemicu Sauza sampai membuntutinya ke hotel.

   "Argggghhh, semua hancur gara-gara struk sialan ini." Bima mengumpat, dia merasa telah ceroboh membiarkan struk pembayaran hotel tercecer begitu saja.

   Bima segera menghubungi ponsel Sauza kembali. Sayangnya, masih tidak aktif. "Kemana Sauza pergi? Padahal dia tahu kalau dia tidak punya apa-apa. Tidak mungkin perhiasan mahar yang dia bawa bisa cukup untuk hidupnya. Sauza pasti akan kembali, dia pasti kembali." Bima begitu yakin dengan dugaannya, bahwa Sauza hanya pergi untuk sesaat karena marah padanya.

***

   Bima menduduki ranjang dan melamun di sana, dia menyesali perbuatannya sampai membuat Sauza pergi. Biasanya pagi-pagi begini, ia sudah disuguhkan senyum hangat dan secangkir kopi panas dari Sauza.

  "Mas, kopinya." Sauza meletakkan kopi itu di nakas lalu mengecup pipi Bima sekejap. Kalau Bima masih berada di dalam kamar, Sauza meraih lengan dan kopi Bima, lalu dibawanya ke balkon.

   Perlakuan romantis Sauza, kini terkenang-kenang kembali di pelupuk mata. Lalu setelah membuatkan kopi, Sauza akan meninggalkan Bima, dia kembali sibuk dengan rutinitas hariannya. Mengurus rumah yang lumayan besar sendiri demi baktinya pada suami.

   Sebagai istri, Sauza memang sudah sempurna di mata Bima. Namun, ketika godaan itu datang, iman Bima begitu lemah, terlebih sahabat istrinya memang sengaja menggoda Bima.

   "Aku salah, kenapa aku bisa tergoda sama Mira?" desahnya penuh sesal.

   Suara deru mobil terdengar di halaman depan rumah Bima, Bima tersentak dan tersadar dari lamunannya. Ia segera menuruni tangga, melihat siapa yang datang. Bima sudah tahu mobil siapa yang datang. Sehingga kini dia merasa bingung menjelaskan ke mana perginya Suaza pada kedua orang tuanya.

   "Bima, bagaimana keadaan Sauza, apakah dia sudah lebih baik? Dia tidak demam, bukan?" Bu Jeny mencecar Bima dengan beberapa pertanyaan saat kakinya baru saja menapaki lantai beranda tamu. Diikuti Pak Kavi dan Jamal di belakangnya. Kedatangan mereka bertiga sungguh membuat Bima lemah tidak berdaya.

   Bima membeku, sebab dia bingung mau mengatakan apa. Jika dia ungkapkan jujur di depan sang papa, maka akan fatal akibatnya. Bima sudah tahu seperti apa papanya marah.

   "Kenapa diam, bagaimana keadaan mantuku yang telah kamu sia-siakan?" sela Pak Kavi curiga.

   "Atau jangan-jangan Sauza pergi. Kurang ajar kamu Bima, kau buat Sauza pergi?" murkanya sembari melayangkan sebuah tamparan di wajah Bima. Bu Jeny dan Jamal kaget setengah mati melihat tindakan kasar Pak Kavi.

   "Papa, jangan seperti ini. Lebih baik beraksi dengan elegan." Bu Jeny menahan lengan suami dan membujuk Pak Kavi supaya tidak kebablasan melakukan kekerasan.

   "Sauzaaa." Jamal akhirnya meneriakkan nama Sauza lantang. Berusaha mencarinya dalam setiap ruangan rumah. Namun, sayang, semua sia-sia. Karena Sauza telah pergi.

   "Sauza pergi, dia sudah tidak ada sejak subuh tadi," tutur Bima lirih dengan wajah menunduk.

   "Kurang ajar, kamu buat Sauza sampai pergi? Kamu tidak ingat pengorbanan kedua orang tuanya saat menyelamatkan mobil kita dari kecelakaan maut? Mereka mengorbankan dirinya dan lebih memilih mobilnya yang celaka dan masuk jurang demi mobil yang kita tumpangi selamat." Pak Kavi mendesis marah di depan Bima.

   "Mulai sekarang aku cabut jabatan CEO-mu. Kamu turun jabatan menjadi staf biasa. Mulai hari ini, aku yang akan memimpin kembali perusahan itu," tandas Pak Kavi membuat Bima tercengang.

   "Jabatan itu bisa kembali ke tanganmu, jika kamu bisa menemukan Sauza dan membawanya kembali ke rumah ini, lalu kamu lupakan selingkuhanmu itu. Papa tahu, selingkuhanmu hanya cinta kamu karena melihat jabatanmu saja, bukan mencintaimu apa adanya," tegas Pak Kavi lagi.

   Lagi-lagi Bima terhenyak dengan ucapan papanya, dia kecewa dengan keputusan sang papa yang menurunkan jabatannya menjadi staf biasa, serta menyuruh dia meninggalkan Mira yang saat ini sedang hamil.

    "Bima minta maaf, Pa. Untuk jabatan Bima yang Papa copot sebagai CEO, mungkin Bima bisa terima. Tapi, untuk meninggalkan Mira sepertinya Bima tidak bisa, sebab ... Mira saat ini sedang hamil darah daging Bima," tutur Bima lemah, tapi cukup membuat semua yang berada di beranda melotot.

   "Kurang ajar, kamu berkhianat sampai menghamili perempuan itu. Jangan harap aku bisa merestui hubungan kalian," dengus Pak Kavi kecewa. Pak Kavi membalikkan badan, dia memilih pergi daripada harus sport jantung. Kelakuan Bima seperti ini bisa-bisa membuat kambuh jantungnya. Untuk itu Pak Kavi memilih pergi setelah dadanya mengalami sedikit sesak.

   "Kamu akan menyesal telah menyia-nyiakan Sauza. Kurang apa dia? Dia selama ini sudah sangat baik melayani kamu, bela-belain dia berhenti kerja dan rela mengerjakan pekerjaan rumah sendirian tanpa asisten rumah tangga. Kenapa kamu bodoh sekali Bima?" tatap Bu Jeny tajam. Namun sayang, Bima tidak berkata sepatah katapun, dia hanya menunduk dan mengakui kesalahannya di dalam hati.

   Bu Jeny membalikkan badan, lalu melangkah dan pergi meninggalkan beranda rumah Bima.

   "Mas Bima sungguh keterlaluan. Kalau tahu Sauza bakal Mas Bima khianati, maka sudah dari tiga tahun lalu aku yang merebutnya dari tanganmu. Dasar lelaki bodoh," umpat Jamal kecewa terhadap Bima, sang kakak.

     Bima menatap kepergian sang adik dengan nanar. Beberapa saat, ia begitu sedih dan menyesali perbuatannya terhadap Sauza, istri yang selalu memberi perhatiannya penuh untuk Bima. Tapi kini ia sia-siakan.

     "Sauzaaaa, ke mana kamu, Sayang? Kenapa kamu harus pergi? Bukankah semua bisa kita bicarakan?" Bima terpuruk dan berteriak setelah kepergian kedua orang tuanya dan Jamal.

     Tangisnya pecah di sana, ia merutuki betapa bodoh dirinya telah mengkhianati Sauza.

     "Aku memang bodoh, aku bodoh karena telah tergoda oleh Mira," rutuknya menyesali kebodohannya.

***

Terpopuler

Comments

Ina Karlina

Ina Karlina

rasakan sendiri kehancuran mu Bima .. nikahilah pelakir mu dan kamu akan tahu sipat aslinya seperti apa

2025-03-09

1

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ Emohdimaru 💃

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ Emohdimaru 💃

jangan2 itu bukan anak mu

2025-02-15

1

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

gak usah nikahi,biarkan tau rasa si Mira...

2025-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!