Bab 5 Bima Mencari Sauza

     Subuh menjelang, adzan Subuh pun terdengar di mana-mana, sehingga membuat Bima terbangun. Saat tubuhnya mulai tersadar, Bima meraba sisi sampingnya yang ternyata sudah kosong. Sauza tidak ada dan menghilang.

     Bima bangkit lalu memeriksa lemari baju Sauza yang masih penuh. Tapi sepertinya ada sebagian yang sudah tidak di dalamnya.

     "Sauzaaa, kamu di mana, kamu jangan pergi," teriak Bima sembari mencari Sauza ke seluruh ruangan. Tapi Sauza sudah benar-benar tidak ada. Bima kembali ke kamarnya dan termenung di ranjang.

     Sauza pergi dan hanya membawa barang-barang pribadinya. Ia membawa sebagian bajunya dan perhiasan emas pemberian mahar saat menikah dengan Bima.

    "Sauza, kamu berani pergi. Lihat saja, aku pasti menemukanmu." Bima kesal dan melempar semua benda yang berada di meja rias.

     Sebelum mama dan papanya datang, Bima segera beranjak dari kamar. Dia bermaksud mencari Sauza.

     "Pokoknya aku harus menemukanmu, Za. Kenapa kamu pergi, Za?" gumamnya sambil meraih jaket dan mengenakannya, lalu bergegas keluar kamar dan menuruni tangga.

     Bima segera mengayun langkah menuju mobilnya. Mobil itu pun melaju membelah jalanan kota yang kira-kira dilewati Sauza.

     "Akan ke manakah dia? Sejauh ini Sauza hanya menghabiskan hari-hari di sekitar kota ini. Mana mungkin dia bisa keluar kota, dan itu sangat tidak mungkin. Tapi, Suaza dulu pernah ke terminal bus. Ahkk, jangan-jangan dia ke sana," duga Bima baru kepikiran. Dan firasatnya kini justru menduga kalau Sauza sedang menuju terminal antar kota antar provinsi.

     "Aku harus segera ke sana, mudah-mudahan saja Sauza masih di sekitaran terminal. Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini jadinya? Kenapa Sauza bisa memergoki aku dan Mira di hotel, dan kenapa Sauza bisa membuntuti mobilku?" Bima meremat rambutnya kasar dengan sebelah tangannya, dan tangan sebelah kanan tetap fokus dengan setir.

     "Ayolah, Za, perlihatkan dirimu. Kamu tidak mungkin pergi jauh, kamu jarang bepergian keluar kota. Aku yakin kamu masih di dalam kota ini," harap Bima masih melajukan mobilnya di jalanan kota Bandung yang masih lancar karena masih pagi.

     Satu jam kemudian, Bima sudah tiba di terminal Leuwipanjang, terminal yang bisa menghubungkan antar kota antar provinsi. Bima tahu bis-bis AKAP di terminal ini, hanyalah mengantarkan penumpang ke kota-kota bagian barat dari provinsi Jawa Barat. Dan jika dugaan Bima benar, Sauza pasti akan pergi yang paling jauh hanyalah ke kota-kota wilayah barat provinsi Jawa Barat saja.

     "Apakah bis MGI itu?" duganya menunjuk bis berwarna biru tua dengan tulisan MGI italik besar berwarna putih yang khusus mengantar penumpang ke kota Sukabumi. "Atau Prima Jassa yang mengantar penumpang ke kota Bekasi, Cikarang dan sekitarnya. Atau Arimbi, yang mengantarkan penumpang khusus ke pelabuhan Merak dan sekitarnya?"

      Bima melajukan mobilnya melewati lajur angkot yang mulai dilewati angkot-angkot. Matanya fokus ke sebelah kiri memperhatikan setiap bis yang mulai berjalan menuju pintu keluar.

     Setelah lajur angkot habis, Bima menepikan mobilnya tepat di samping kiri pintu keluar bis. Lalu ia keluar dan berdiri di atas trotoar mengamati satu per satu bis yang akan melewati jalur itu, berharap Sauza ada dalam salah satu bis yang lewat itu.

     Bis yang diduga dinaiki Sauza, mulai diamati Bima satu persatu. Dengan berdiri mendongak seperti itu, ia bisa mengenali Sauza dari luar meskipun hanya terlihat kepalanya saja.

     "Ya ampun sudah beberapa bis AKAP yang aku amati, tapi Sauza belum terlihat kepalanya, bagaimana ini. Harus ke mana aku mencari dia?" gumamnya frustasi.

     Sementara Sauza, yang kini masih berada di dalam area terminal, baru saja memasuki satu bis yang arah tujuannya menuju terminal kampung rambutan. Sebelum menaiki bis, Sauza sempat mampir ke WC dan warung kecil untuk membeli minuman mineral dan makanan kecil untuk cemilan di dalam bis.

     "Bismillah," ucapnya sembari memasuki bis dengan kaki kanannya. Bis mulai melaju perlahan. Penumpangnya masih hitungan jari dan hanya ada delapan. Biasanya bis ini akan dapat penumpang di jalan-jalan yang dilewatinya.

     "Rambutan-rambutan." Seorang Kernet berpakaian awak bis meneriaki calon penumpang tepat bis sudah berada di pintu keluar bis. Bis sengaja menepi dan beberapa saat ngetem di sana.

     "Mas Bima!!!" kejutnya, disertai degupan jantung yang tiba-tiba kencang ketika matanya melihat mobil dan Bima berada di pinggir kiri jalan. Sauza segera merunduk menghindari dari penglihatan Bima. Sementara bis mulai melewati mobil Bima dan jarak tiga meter di depan Bima, bis berhenti untuk menunggu penumpang di sana.

     "Rambutan-rambutan, Cililitan-litan-litan," teriaknya lagi tidak patah semangat. Sauza terus merunduk dan berharap bis yang ia tumpangi segera pergi dari situ.

     Beberapa pedagang asongan mulai menaiki bis.

     "Bang rokoknya dua batang, ya ampun sudah saya teriaki malah tidak noleh," protes suara yang sangat Sauza kenal yang saat ini seakan begitu dekat, karena Bima memang menaiki bis itu untuk menyusul pedagang asongan penjual rokok dan minuman.

     "Maafkan Mas, saya tidak kedengaran tadi. Dengan kopinya?" Pedagang itu mulai menawarkan dagangan lainnya.

     "Tidak, rokok saja." Bima menjawab, lagi-lagi suaranya sangat dekat. Sauza sudah bergetar takutnya Bima berjalan ke lorong depan dan sengaja mencari dirinya. Kalau Bima berjalan ke depan kursi bis, jelas dia akan ketahuan.

     "Ya Allah jangan sampai Mas Bima ke depan dan mencari aku. Kalau sampai terjadi, aku pasti akan ketemu," harap Sauza.

     Untungnya Bima sepertinya tidak ke depan, dia mulai turun dan menyalakan rokoknya di luar bis.

     "Apakah Mas Bima sudah keluar dari bis ini?" Sauza cemas dan masih merunduk, sebab Bima masih berada di sekitar situ. Beberapa penumpang mulai memasuki bis, dan hampir setengahnya kursi bis itu penuh. Bis pun mulai berjalan meninggalkan simpang tiga pintu keluar terminal.

     "Selamat tinggal Mas, aku terpaksa pergi, karena sudah tidak kamu inginkan lagi." Sauza menangis sembari perlahan menaikkan kembali tubuhnya dan duduk dengan benar seperti tadi.

     Bis semakin jauh dan jauh, Sauza lega, kini ia bisa bebas duduk di kursi bis tanpa takut harus ketahuan Bima.

     Sementara itu, Bima kini mulai bosan dan lelah mencari dan mengamati satu per satu bis yang melewati simpang tiga pintu keluar terminal. Hatinya kalang kabut karena tidak bisa menemukan Sauza. Terpaksa dia kembali dan memutar balik mobilnya dan kembali pulang seraya berharap di jalan ia bisa menemukan Sauza.

     "Ya ampun Za, ke mana kamu pergi? Kenapa kamu harus nekad? Coba aktifkan sekali saja Hp mu Za, biar aku bisa melacak keberadaanmu," doanya, tidak terasa air matanya turun dari sudut mata. Mungkin Bima baru sadar bahwa kepergian Sauza baru terasa semenyakitkan ini. Belum lagi nanti di rumah tentu saja akan mendapat interogasi dari kedua orang tuanya. Dan yang paling Bima takutkan adalah kemarahan sang papa.

Terpopuler

Comments

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

Biarkan Sauza menjauh dulu...
pasti sakit hati banget dikhianati suami...😭😭😭
Biarkan hatinya tenang dulu,biar Bima merasakan penyesalan terdalam 😤

2025-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!