Bab 3 Kepergok Akan Cek In

Sauza membelalakkan matanya, setelah dia berhasil menarik kaca mata dan masker perempuan seusianya itu. Rasanya ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kamu, Mira?" kejutnya dengan mulut menganga.

"Sauza."

Bima dan Mira berpekik menyebut nama Sauza bersamaan, mereka sangat kaget setelah kebersamaan mereka diketahui Sauza.

"Ke~kenapa kamu bisa berada di sini?" Bima bertanya dengan wajah tegang, sementara Mira melipir dan berdiri di belakang Bima, menghindari dari amukan Sauza. Saat ini saja mata Sauza sudah melotot ke arahnya.

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu ada di sini bersama dia? Bukankah Mas Bima mau keluar kota, tapi kenapa berada di hotel ini bersama dia? Apa kalian akan cek in dan melakukan perbuatan mesum di hotel ini?" tuding Sauza berpekik dan lantang sampai suaranya terdengar oleh orang-orang di sekitar hotel itu.

"Za pelankan suaramu. Itu tidak seperti bayanganmu. Kami ini sedang rapat. Perusahaan aku dengan perusahaan tempat dia bekerja sedang menjalin kerja sama, dan Mira salah satu perwakilannya," kelit Bima dengan wajah yang masih tegang.

Sauza tahu, Bima sedang berbohong padanya. Wajah tegang dan memerah seperti itu sudah bisa Sauza tebak, apa sebenarnya yang sedang disembunyikan suaminya.

"Bohong, kalian berbohong. Aku tahu kalian memang mau melakukan kerja sama, tapi kerja sama secara birahi." Sauza berteriak lantang sampai tamu-tamu hotel ada yang ikut keluar dan menyaksikan kemarahan Sauza.

"Sudah, diam. Nanti aku jelaskan." Bima meraih bahu Sauza dan merangkulnya agar istrinya itu diam. Tapi Sauza berontak dan berhasil menarik lengan Mira, lalu berkata tidak kalah lantang.

"Kamu juga Mira, kenapa kamu tega-teganya menusuk aku dari belakang? Padahal kamu tahu kita sahabatan. Tapi mengapa perlakuanmu seperti ini? Apakah kamu tidak laku sampai tega merebut suami sahabat sendiri? Aku menyesal, dari dulu aku selalu mengalah dan membela kamu jika kamu mendapat bullyan dari teman-teman kamu, kalau akhirnya pengkhianatan yang kamu balas," pekiknya sembari menjambak rambut Mira sekuat tenaga.

"Awwwww, sakit Za," teriak Mira menahan rambutnya yang ditarik Sauza.

"Sauza, lepaskan. Ini bisa menyakiti kepala Mira." Bima berhasil melepaskan tangan Sauza dari kepala Mira dibantu penghuni hotel.

"Diam, kamu. Dasar pengkhianat."

"Plakkk."

Tamparan keras mengenai wajah Bima. Sauza berlari mendekati grab dan memasukinya, lalu memerintahkan Pak Supir untuk keluar dari area hotel dan kembali ke rumah.

"Sauzaaa." Bima memanggil.

Sayang sekali teriakan Bima sama sekali tidak didengar Sauza, dia pergi bersama grab yang ditumpanginya.

Mira menatap kepergian Sauza dengan berbagai kecamuk rasa. Mukanya memerah karena menahan malu dilihat orang-orang.

"Mas, bagaimana ini? Kenapa sampai ketahuan Sauza, katanya kamu sudah sangat hati-hati?" protes Mira dengan muka sedih dan kecewa.

"Sudah, kita kembali ke rumah. Aku harus luruskan dan membujuk Sauza sebelum dia laporan sama Mama." Bima menuju mobil dan urung cek in di hotel itu. Mobilnya keluar dari halaman hotel. Para tamu hotel ikut bubar setelah kepergian mobil Bima.

Grab yang ditumpangi Sauza terus membelah jalanan kota itu menuju rumah Bima. Di dalam mobil, Sauza tidak henti menangis. Tapi dia masih sadar, nangis saja tidak cukup menyelesaikan masalah. Dengan cepat dia segera menghubungi Bu Jeny mama mertuanya untuk datang ke rumah. Karena Sauza tahu, Bima juga sedang dalam perjalanan dan kembali ke rumah.

Bu Jeny menerima panggilan dari Sauza dengan heran, karena suara Sauza diiringi isak tangis.

"Za, kamu kenapa. Kamu di mana?" Bu Jeny bertanya dengan risau.

"Kenapa Sauza, Ma?" tanya seorang pria muda yang wajahnya sekilas mirip Bima, dia tampan dan lebih muda dua tahun dari Bima. Dia **Jamal** adik kandung Bima yang dulu sebelum Sauza dijodohkan dengan sang kakak, Jamal sudah menyukai Sauza. Tapi sayang, cintanya tidak sempat ia ungkapkan. Sauza keburu dijodohkan dan menerima perjodohan dengan Bima sang kakak.

"Sauza menangis dan mengatakan bahwa dia memergoki perselingkuhan kakakmu dengan sahabatnya sendiri si Mira. Mama harus ke rumah Bima sekarang, sebab Bima juga menyusul dan pulang ke rumah setelah kepergok mau memasuki lobi hotel."

Jamal terkesiap.

"Jamal ikut, Ma." Bu Jeny dan Jamal bersiap dan keluar dari rumah, di depan pintu rumah, mereka berpapasan dengan **Pak Kavi**, papanya Jamal dan Bima.

"Ke mana kalian, seperti buru-buru?" tanya Pak Kavi penasaran. Bu Jeny dan Jamal hanya melambai dan bergegas menuju mobil Jamal yang terparkir, tidak lama mobil itu berlalu dan menuju rumah Bima yang jaraknya bisa ditempuh kurang lebih lima belas menit.

Sementara Grab yang ditumpangi Sauza sudah tiba di depan halaman rumah Bima. Sauza membayar ongkosnya sebelum turun.

"Terimakasih banyak, Pak," ucapnya seraya berjalan menuju gerbang.

"Sama-sama, Neng. Yang sabar, ya, Neng." Supir grab itu pun segera berlalu dari depan gerbang rumah Bima.

Tidak berapa lama, mobil Bima tiba dan segera masuk ke dalam gerbang mencegat Sauza yang akan menapaki teras.

Bima turun diikuti Mira. Bima meraih lengan Sauza dan menahannya. Bima sedikit lega, sebab di halaman rumahnya belum ada mobil orang tuanya, padahal tadi Bima sudah was-was bahwa Sauza akan segera menghubungi kedua orang tuanya, seperti masalah sebelum-sebelumnya Sauza memang sering melibatkan orang tua Bima jika mereka bertengkar.

"Tunggu dulu, biar Mas jelasin duduk masalahnya. Aku dan Mira tidak terlibat hubungan apa-apa selain bisnis. Sudah aku katakan di hotel tadi bahwa perusahaanku dengan perusahaan tempat Mira bekerja sedang menjalin sebuah kerja sama dan Mira salah satu utusannya."

Mendengar itu, Mira sedikit kecewa, maunya Bima langsung saja membeberkan apa yang sebenarnya terjadi.

"Tidak, kalian bohong. Kalian terlibat cinta dan kalian berdua sedang berkhianat di belakang aku. Kalian tega." Sauza terus menyangkalnya. Kini matanya beralih pada Mira, seketika emosinya meluap dan tangannya seakan sudah tidak tahan ingin menampar wajah sok melankolis dan imut itu.

"Kamu Mira, wajahmu yang sangat lembut dan melankolis itu rupanya hanya topeng belaka. Begini cara kamu menjadi seorang perebut suami orang, dengan berkata melas-melas dan wajah sok imut. Ternyata kamu iblis betina yang tega merusak sebuah nilai persahabatan," pekik Sauza lantang seraya berhasil mendaratkan tamparan di wajah mulus sok imut Mira.

"Awwww. Sakittt." Mira memekik seraya memegangi wajahnya yang terkena tamparan Sauza.

"Sauza, sekali lagi kamu gunakan tanganmu untuk menampar Mira, maka ...."

"Maka apa? Kamu mau balas tampar aku demi pelacur murahan seperti dia. Tampar saja, aku tidak takut," tantangnya seraya menyodorkan wajahnya ke hadapan Bima. Bima mengangkat jemarinya perlahan.

Tetes bening yang keluar dari mata Sauza sejenak meluluhkan Bima. Hatinya berdesir, wajah yang dulu sangat dia cintai dan tidak sanggup ia sakiti, tapi kini kenyataannya berbalik, Bima tega mengkhianati tulusnya cinta Sauza. Padahal Bima pun masih sama dan mencintai Sauza, tapi nafsu ternyata lebih menggoda imannya, terlebih dia tidak kuasa dengan Mira yang secara diam-diam sering menghubungi Bima dan menjerat Bima.

"Bima, apa yang akan kamu lakukan? Kamu mau menampar istri kamu?" Bu Jeny dan Jamal tiba-tiba datang dan menarik tubuh Sauza yang sudah pasrah jika tadi ditampar Bima.

Bima dan Mira terkejut dengan kedatangan Bu Jeny dan Jamal. Bima pasti tahu resiko setelah ini.

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

hihhhh aq paling benci kalau ada pelakor berkedok sahabat 😠

2025-02-25

1

Anna

Anna

jambak tu mira Bu jeni

2025-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2 Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3 Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4 Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5 Bab 5 Bima Mencari Sauza
6 Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7 Bab 7 Meminta Cerai
8 Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9 Bab 9 Mulai Bekerja
10 Bab 10 Bercerai
11 Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12 Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13 Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14 Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15 Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16 Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17 Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18 Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19 Bab 19 Kedatangan Mira
20 Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21 Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22 Bab 22 Panggilan Mesra
23 Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24 Bab 24 Ada Yang Cemburu
25 Bab 25 Kelakuan Mira
26 Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27 Bab 27 Dibongkar
28 Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29 Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30 Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31 Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32 Bab 32 Seorang Istri CEO
33 Bab 33 Sauza Berbohong
34 Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35 Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36 Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37 Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38 Bab 38 Mirip Sauza
39 Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40 Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41 Bab 41 Harapan Jamal
42 Bab 42 Kedatangan Mira
43 Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44 Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45 Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46 Bab 46 Meeting Dadakan
47 Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48 Bab 48 Muak Dengan Mira
49 Bab 49 Diam-Diam Berobat
50 Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51 Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52 Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53 Bab 53 Jamal Bercerita
54 Bab 54 Menjumpai Sauza
55 Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Penemuan Struk Penginapan
2
Bab 2 Membuntuti Mobil Bima
3
Bab 3 Kepergok Akan Cek In
4
Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu
5
Bab 5 Bima Mencari Sauza
6
Bab 6 Jabatan Bima Dicopot
7
Bab 7 Meminta Cerai
8
Bab 8 Mendapat Pekerjaan
9
Bab 9 Mulai Bekerja
10
Bab 10 Bercerai
11
Bab 11 Ungkapan Hati Sang Bos
12
Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan
13
Bab 13 Keponakan Pak Kendra
14
Bab 14 Pernikahan Bima dan Mira
15
Bab 15 Hadiah Spesial dari Bos
16
Bab 16 Pelukan yang Tidak Diduga
17
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
18
Bab 18 Fitting Baju Pengantin
19
Bab 19 Kedatangan Mira
20
Bab 20 Pernikahan Sauza dan Pak Kendra
21
Bab 21 Kedatangan Mira dan Bima
22
Bab 22 Panggilan Mesra
23
Bab 23 Sarapan Pagi Bersama
24
Bab 24 Ada Yang Cemburu
25
Bab 25 Kelakuan Mira
26
Bab 26 Sauza Kecebur Kolam Renang
27
Bab 27 Dibongkar
28
Bab 28 Mira dan Bima Diusir
29
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
30
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
31
Bab 31 Kedatangan Orang dari Masa Lalu
32
Bab 32 Seorang Istri CEO
33
Bab 33 Sauza Berbohong
34
Bab 34 Seperti Ada Yang Hilang
35
Bab 35 Perdebatan Yang Bocor
36
Bab 36 Jamal Ketinggalan HP
37
Bab 37 Mantan Besan dan Mantan Mertua
38
Bab 38 Mirip Sauza
39
Bab 39 Pertemuan Kembali Bima dan Sauza
40
Bab 40 Kepulangan Bima ke Bandung
41
Bab 41 Harapan Jamal
42
Bab 42 Kedatangan Mira
43
Bab 43 Perkelahian Sauza dan Mira
44
Bab 44 Hikmah Kelalaian Sarah
45
Bab 45 Kemarahan Pak Kendra Terhadap Mira
46
Bab 46 Meeting Dadakan
47
Bab 47 Menjebloskan Mira ke Dalam Penjara
48
Bab 48 Muak Dengan Mira
49
Bab 49 Diam-Diam Berobat
50
Bab 50 Pak Kendra Ke Australia
51
Bab 51 Tiba-tiba Pak Kendra Mendatangi Jamal
52
Bab 52 Kabar Duka Pak Kendra
53
Bab 53 Jamal Bercerita
54
Bab 54 Menjumpai Sauza
55
Bab 55 Bukti-Bukti Kuat Di Dalam Berkas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!