MCS 9. Katakan Jika Kau Menyukaiku!

"Ma...maaf, Tuan. Sa...saya permisi dulu."

Suara Amanda terbata. Tangannya sedikit bergetar hingga jari jemari itu kini saling meremat karena degub jantung yang juga semakin meningkat. Apalagi Amanda sangat sadar bahwa Tuan Lucas baru saja meninggalkan ruangan. Itu artinya, saat ini hanya ada mereka berdua.

Amanda sekali lagi membawa langkah ke sisi yang berlawanan, namun Reagan tetap menghalangi jalannya. Amanda menutup mata dan sempat mendengus kesal. Apa sebenarnya yang dikehendaki atasannya ini. Kenapa sikap Reagan sekarang menyebalkan seperti istrinya-Selana.

"Kau kesal?"

"Tidak, Tuan."

Reagan sedikit mengangguk, ia masih berdiri di hadapan Amanda dengan kedua tangannya yang ia sembunyikan di saku celana. Netranya begitu intens memperhatikan Amanda yang masih terus menunduk.

Terlihat biasa. Tidak ada yang istimewa dari wanita di hadapannya ini. Rambut panjang yang Amanda simpul menjadi satu begitu klise di mata Reagan. Belum lagi wajah itu. Terlihat jelas jika tak pernah ada perawatan di sana. Sangat jauh jika dibandingkan dengan penampilan istrinya-Selana.

"Angkat pandangan mu!" perintah Reagan dan dengan cepat Amanda menggeleng kencang. "Kau tidak mau melihatku?"

Reagan mendengus ketika Amanda hanya diam saja.

"Sangat berani." Pria itu mendesis yang membuat Amanda menutup matanya dengan rapat. "Kau ingin dipecat?"

"Jangan!"

Reagan seketika tersenyum kecil saat Amanda yang langsung mengangkat wajah dan kini menatapnya dengan ekspresi panik. Pria itu seperti menikmati ketakutan Amanda atas ancaman yang ia berikan.

Amanda lagi-lagi terpaku. Pandangannya terkunci pada wajah Reagan yang sudah mati-matian ia hindari. Wanita itu kembali terjebak pada pesona pria yang merupakan atasannya. Amanda berusaha menyadarkan dirinya, tapi senyum kecil itu malah semakin menahan tatapannya. Sangat disayangkan untuk sekedar diabaikan.

"Apa aku setampan itu?"

Amanda refleks memberikan anggukan dan semakin membuat Reagan tersenyum lebar. Kini pria itu melipat tangan di dadanya dan menatap pada Amanda.

"Jadi kau menyukai ku?"

Amanda hampir mengangguk, jika saja telinganya tak mampu mendengar pertanyaan Reagan dengan jelas. Wanita itu berkedip, pertanyaan bosnya terdengar aneh.

"Ma...maaf, Tuan?"

"Kau menyukaiku?"

Amanda terperangah saat bisa sepenuhnya mendengar jelas pertanyaan Reagan. Pertanyaan yang begitu frontal. Pria itu mengabaikan kebijaksanaan serta kewibawaannya sebagai seorang atasan.

"Maaf, Tuan. Sa...saya tidak menyukai, Anda?"

"Jadi kau membenciku?"

Amanda kembali dibuat gelagapan atas pertanyaan Reagan. Bukan seperti itu juga maksudnya. Astaga! Amanda rasanya ingin berlari saja dari ruangan ini. Tapi itu sangat lah tidak mungkin, dapat bernapas dengan normal saat berdiri di hadapan Reagan sedekat ini saja Amanda sudah bersyukur.

"Katakan jika kau membenciku?"

"Bukan itu maksud saya, Tuan. Saya tidak mungkin membenci Anda." Kali ini Amanda begitu lancar bersuara karena wanita itu sudah kembali menundukkan pandangannya.

"Aku ada di hadapan mu. Bukan di bawah sana. Tatap lawan bicaramu jika sedang bicara, Amanda!"

Amanda menurut. Ia menatap Reagan dengan bulu kuduknya yang sudah meremang. Reagan mengunci netra itu dan mengambil langkah untuk lebih dekat dengan Amanda.

"Kau membenciku?" Amanda menggeleng kaku. Ia sama sekali tidak membenci atasannya itu, ia malah menyukainya. Ehh! "Jadi kau menyukaiku?"

Amanda tak menjawab. Wanita itu kini bahkan tak tau caranya bernapas. Reagan begitu dekat, aroma parfum pria itu bahkan seperti meniupkan mantra pada wajah Amanda. Iya! Aku sangat menyukaimu! batin Amanda ingin berteriak. Tapi tak ada kata yang mampu wanita itu ucap. Karena jauh di bawah alam sadarnya mengetahui jika pria yang mempesona ini adalah suami Selena. Reagan sudah ada pemiliknya.

"Kau tidak bisa mengelaknya, Amanda. Matamu sudah menjawab semua. Katakan jika kau menyukaiku!" Reagan terus mendesak dengan pertanyaan yang sama. Belum lagi tindakan Reagan yang saat ini semakin menyudutkan tubuh Amanda. "Maka setelahnya aku akan memacarimu," lanjut Reagan dengan begitu serius.

Amanda benar-benar terkejut dengan perkataan Reagan yang terakhir. Memacarinya? Apa maksud pria itu adalah menjalin hubungan dengannya? Astaga! Apakah saat ini Reagan sedang mengajaknya untuk berselingkuh. Amanda benar-benar terkejut dibuatnya.

Tapi kenapa dirinya? Amanda sangat tahu siapa dirinya dan jika dibandingkan dengan Selena yang begitu cantik dan berkelas, Amanda tidak ada apa-apanya. Netra Amanda seketika berubah tajam membalas tatapan Reagan. Mencoba mencari tahu apa tujuan Reagan sebenarnya.

*

*

*

"Apa yang kau lakukan di hadapanku, Lucas?"

"Tidak ada. Aku hanya ingin melihat penampilan mu hari ini!"

Selena dibuat heran. Lucas saat ini berdiri di hadapannya dan memperhatikannya dengan begitu intens. Selena sempat berpikir apakah pria yang merupakan sahabat suaminya ini menyukainya. Tapi itu tidak aneh sih, Selena sangat tahu jika ia sangat cantik dan tidak sedikit laki-laki yang memang mau menjadi kekasihnya meski tahu ia telah bersuami.

Namun untuk Lucas? Seingat Selena pria yang membantu suaminya dalam menjalankan perusahaan ini tidak begitu tertarik dengan yang namanya wanita.

"Menyingkir lah, aku ingin bertemu Rey."

"Kau tidak membawa apa pun?"

"Maksudmu?" tanya Selena heran. Ia sudah ingin membawa langkah melewati Lucas untuk menuju ruangan suaminya di ujung sana. Wanita yang penampilannya begitu glamor itu hanya menenteng sebuah tas yang bisa dipastikan harganya tidak main-main.

"Makan siang untuk Rey."

Selena tertawa mendengar perkataan Lucas. Pria ini sepertinya lelah bekerja hingga sikapnya begitu aneh.

"Kau seperti tidak mengenal ku saja, Lucas. Aku tidak suka hal yang merepotkan. Rey juga tidak menyukainya."

Lucas mengalihkan pandangan saat mendengar perkataan Selena. Terlihat enggan sebenarnya untuk bicara terlalu lama dengan istri Reagan tersebut.

"Kami bisa makan di restoran. Sekarang aku juga ingin mengajaknya makan siang, Luc."

"Rey tidak ada di ruangannya."

Selena kembali berbalik ketika sudah melewati Lucas. "Yang benar saja. Aku baru bertemu asistennya di bawah dan dia bilang Rey ada di ruangannya." Selena menatap Lucas kesal. Ia kembali melanjutkan langkah untuk masuk ke dalam ruangan Reagan-suaminya.

Sedangkan Lucas hanya bisa menghela napas, ia tidak bisa menahan Selena lebih lama. Bukan tidak bisa, lebih tepatnya Lucas malas jika harus bicara terlalu lama dengan Selena. Biar saja wanita sombong itu melihat tingkah suaminya di dalam sana.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***