Bab 2: Pria di Kamar Nabila

Malam harinya akad dan resepsi pernikahan Gina pun dilangsungkan. Nabila, Vira, dan Melly sampai menangis terharu saat akad dilangsungkan. Mereka begitu bahagia untuk pernikahan sahabatnya itu. Gina, yang selama ini selalu teguh dengan prinsipnya bahwa ia tak akan pernah menikah dan akan menjunjung tinggi karirnya, akhirnya memutuskan untuk mengubah haluannya dan menikahi bos di mana tempatnya bekerja.

Melihat Gina yang mencium tangan suaminya dengan khidmat, Nabila teringat belasan tahun silam, ketika dirinya menikah dengan sang suami, almarhum Hadi. Saat itu Nabila baru saja berusia 17 tahun, ia baru saja dinyatakan lulus SMA. Dan Hadi adalah murid dari almarhum ayahnya.

Di hari ayah Nabila meninggal, Hadi datang bertakziyah, ia ingin mengantar sang guru yang sangat dihormatinya ke peristirahatannya yang terakhir. Melihat Nabila yang adalah anak tertua dari sang guru, dengan dua orang adik yang masih kecil-kecil, ditambah istri dari gurunya tersebut juga tidak bekerja, membuat Hadi memutuskan untuk meminang Nabila saat itu juga. Setelah beberapa bulan setelah pemakaman, Hadi pun datang bersama kedua orang tuanya dan melangsungkan pernikahan dengan resepsi yang cukup besar. Dan semuanya dibiayai oleh Hadi.

Setelah sah menjadi suami istri, Hadi membawa Nabila ke Jakarta dan membiayai Nabila untuk kuliah. Hadi juga membiayai seluruh kebutuhan adik-adik Nabila dan juga sang ibu mertua setelah ayah mertuanya tiada.

Awalnya Hadi hanya menganggap ini sebagai balas budi, karena berkat ayah Nabila, Hadi bisa belajar hingga ke luar negeri dan bahkan bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Di tambah di saat usianya yang sudah menginjak 28 tahun, ia sudah cukup mapan tapi belum juga menikah.

Akhirnya pernikahan itu berjalan dengan lancar dan bahagia. Nabila sangat berterima kasih atas apa yang Hadi lakukan terhadapnya dan keluarganya. Bahkan tak lama setelah menikah, Nabila mengandung, menambah kebahagiaan di antara mereka. Maka dari itu Nabila bertekad untuk menjadi istri yang berbakti bagi Hadi.

Namun ternyata takdir berkata lain, sekitar tujuh tahun kemudian Hadi dipanggil oleh yang Maha Kuasa pada sebuah kecelakaan tunggal. Sejak saat itulah Nabila berusaha untuk menyangga ekonomi keluarga. Nabila mencoba melamar kerja di tempat Hadi bekerja, dan sudah menjadi rejeki, Nabila diterima bekerja, walaupun di posisi tidak setinggi Hadi. Meskipun demikian Nabila tetap bersyukur karena ia bisa tetap membiayai dirinya dan keluarganya di desa.

Setelah kematian Hadi, Nabila tak pernah berpikir untuk mencari laki-laki lain. Baginya Hadi terlalu berjasa baginya. Ia merasa mengkhianati sang malaikat tak bersayap itu jika ia menikahi laki-laki lain. Bagi Nabila, menikah dan berbakti kepada suami, cukup sekali saja. Kali ini hidupnya ia abdikan demi masa depan sang putra dan juga keluarganya.

Akhirnya, acara pun selesai. Nabila, Vira, dan Melly kembali ke kamarnya masing-masing saat waktu menunjukkan pukul 12 malam. Nabila yang merasa lelah berencana setelah mengganti pakaian dan membersihkan diri, ia akan langsung mengistirahatkan tubuhnya.

Nabila masuk ke kamar hotelnya dan melepas high heels yang digunakannya. Ia berjalan lebih dalam sambil melepas jarum yang menyatukan hijab yang dikenakannya.

Namun tiba-tiba... “KYAAAAAA!!” Seketika Nabila berteriak saking terkejutnya. Ia urungkan untuk melepas hijabnya karena ia melihat seorang pria sedang tertidur di kamar hotelnya.

“Siapa kamu?!” teriak Nabila antara marah dan takut. Ia bertanya-tanya, apa ia salah masuk kamar? Namun tidak mungkin salah, ia melihat kopernya ada di lemari kamar itu.

Pria itu bergerak perlahan. Tidurnya terganggu dengan teriakan Nabila yang begitu kencang. Ia pun bangkit dari tidurnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

Nabila menelisik wajah yang masih mengantuk itu. “Kamu Dzaki… sepupunya Gina, 'kan? Kenapa kamu bisa masuk kamar saya?!”

Dzaki mengerjap-ngerjapkan matanya, menghilangkan kantuk yang dirasakannya. Ia tatap ke sekeliling dan terlihat bingung. “Iya juga, kenapa gua ada di sini?”

Nabila mencium sesuatu yang asing. Bau itu sangat menyengat. “Ini bau apa?” Nabila menutup hidungnya.

Dzaki bangkit dan sedikit sempoyongan. Kemudian ia berjalan menghampiri Nabila. Melihat Dzaki yang seperti tidak fokus membuatnya tahu bahwa Dzaki dalam keadaan setengah sadar. “Kamu mabuk?”

Dzaki masih memicingkan matanya. Ia sedikit membungkuk pada Nabila. “Maaf, gua salah masuk kamar.” Karena belum terlalu sadar, tubuh Dzaki oleng dan malah menabrak tubuh Nabila. Seketika dagunya beristirahat di pundak Nabila.

Nabila kembali berteriak seraya mendorong tubuh Dzaki menjauh darinya hingga tubuh Dzaki terlentang kembali di tempat tidur. “Keluar dari sini!”

Melihat Dzaki yang malah terbaring kembali di tempat tidur membuat Nabila tak punya pilihan lain. Ia menarik tubuh Dzaki dan memapahnya menuju pintu kamarnya. Saat membuka pintu tubuh Dzaki kembali mendekat pada Nabila, merekapun kembali pada posisi seperti sedang berpelukan.

Belum sempat Nabila mendorong tubuh Dzaki lagi, seorang pria berteriak. “Ya Tuhan, Dzaki!”

Nabila yang terkejut segera mendorong tubuh Dzaki menjauh darinya. Dilihatnya pria yang ia tahu adalah ayah Dzaki beserta seorang perempuan yang sepertinya adalah istrinya menghampiri keduanya.

“Sedang apa kalian?!” bentak pria paruh baya itu.

Nabila menggeleng cepat. “Saya tidak…”

“Kamu bukannya sahabatnya Gina? Kamu berduaan dengan anak saya di kamar hotel ini?!” teriak perempuan paruh baya itu.

“Tidak, Bu! Saya juga bingung, tiba-tiba Dzaki ada di kam…"

“Kamu kira saya akan percaya?” bentak sang ayah. Ia menatap Dzaki yang masih terdiam dan mencoba berdiri dengan tegap ditengah-tengah dirinya masih dibawah pengaruh alkohol. “Bisa-bisanya kamu mabuk di acara keluarga seperti ini! Di tambah berduaan bersama seorang wanita yang lebih tua di sebuah kamar! Akan sejauh apa lagi kamu akan membuat Mama dan Papa kecewa pada kamu?!”

Dzaki hanya diam tak menggubris orang tuanya.

“Sudah, Pah. Kita bawa Dzaki pergi dulu malam ini.” Sang istri mencoba meredakan emosinya.

“Kamu.” Pria itu menatap tajam pada Nabila. “Temui kami besok pagi di restoran hotel.”

Kemudian ketiga orang itu pergi meninggalkan Nabila yang kebingungan. Selama ini hidup Nabila selalu ‘adem-ayem’ tak pernah ada drama seperti ini, maka dari itu kejadian barusan cukup membuatnya syok.

Keesokan paginya Nabila datang ke restoran hotel. Ia berniat bertemu dengan Vira dan Melly untuk sarapan bersama sebelum mereka pulang, namun saat dirinya tiba di restoran Gina tiba-tiba saja menariknya dan membawa Nabila untuk segera duduk bersama sahabat-sahabatnya di salah satu meja.

“Gin, bukannya lo udah berangkat honeymoon? Kok masih di sini?” tanya Vira keheranan karena sahabatnya yang harusnya sudah pergi tadi malam ke Eropa untuk bulan madu, malah masih berada di sini.

Gina tak menggubris pertanyaan Vira, perhatiannya terfokus pada Nabila. Wajahnya terlihat serius sekali. “Bil, ada kejadian apa semalem? Kenapa tiba-tiba Om Anwar bilang kalau Dzaki mau nikah sama lo?” tanya Gina to the point.

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

Kirana itu siapa yaa...apa typo soalny kn cuma Nabila sm dzaki yg dikamar....waduhhh salah paham yg berujung kesulitan buat Nabila

2025-01-28

1

🇲🅰🆈🆁🅰ᵈᵉʷᶦ🌀🖌

🇲🅰🆈🆁🅰ᵈᵉʷᶦ🌀🖌

nikah!!! sama berondong, aseeekkk

2025-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Janda Satu Anak
2 Bab 2: Pria di Kamar Nabila
3 Bab 3: Mendadak Nikah
4 Bab 4: Sisi Dzaki
5 Bab 5: Bulan Madu
6 Bab 6: Bila
7 Bab 7: Mulai Penasaran
8 Bab 8: Mendekat
9 Bab 9: Usaha Dzaki
10 Bab 10: Rasa yang Dalam
11 Bab 11: Tak Berjarak
12 Bab 12: Malam Terakhir
13 Bab 13: Sepuluh Tahun Lalu
14 Bab 14: Gagal Berkenalan
15 Bab 15: Patah Hati
16 Bab 16: Hanya Nabila
17 Bab 17: Di Rumah Nabila
18 Bab 18: Bertemu Diam-diam
19 Bab 19: Protektif
20 Bab 20: Pendekatan
21 Bab 21: Berdebat
22 Bab 22: Kesempatan Sekali Seumur Hidup
23 Bab 23: Bertemu Mertua
24 Bab 24: Permintaan
25 Bab 25: Semakin Curiga
26 Bab 26: Cepat atau Lambat
27 Bab 27: Keluarga Nabila
28 Bab 28: Manis
29 Bab 29: Ini adalah Saatnya
30 Bab 30: Suami Baru
31 Bab 31: Sesi Curhat Ayah-Anak Sambung
32 Bab 32: Pencemburu
33 Bab 33: Akal-akalan Dzaki
34 Bab 34: Rumah Baru
35 Bab 35: Manager?
36 Bab 36: Bisa Menerima
37 Bab 37: Kata-kata Ajaib
38 Bab 38: Sushi untuk Hazel
39 Bab 39: Salah Paham
40 Bab 40: Orang yang Penting
41 Bab 41: Cerminan Diri
42 Bab 42: Jalan yang Sama
43 Bab 43: Sudah siap
44 Bab 44: Gugup
45 Bab 45: Sudut Pandang
46 Bab 46: Mantan Ibu Mertua
47 Bab 47: Suami Pertama
48 Bab 48: Menenangkan Nabila
49 Bab 49: Memberi Tahu
50 Bab 50: Tak Terima
51 Bab 51: Tanpa Ragu
52 Bab 52: Gua Cinta Nyokap Lu
53 Bab 53: Hikmah
54 Bab 54: Benci
55 Bab 55: Apa yang Salah dengan Jatuh Cinta?
56 Bab 56: Mulai Luluh
57 Bab 57: Masih ada Harapan
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1: Janda Satu Anak
2
Bab 2: Pria di Kamar Nabila
3
Bab 3: Mendadak Nikah
4
Bab 4: Sisi Dzaki
5
Bab 5: Bulan Madu
6
Bab 6: Bila
7
Bab 7: Mulai Penasaran
8
Bab 8: Mendekat
9
Bab 9: Usaha Dzaki
10
Bab 10: Rasa yang Dalam
11
Bab 11: Tak Berjarak
12
Bab 12: Malam Terakhir
13
Bab 13: Sepuluh Tahun Lalu
14
Bab 14: Gagal Berkenalan
15
Bab 15: Patah Hati
16
Bab 16: Hanya Nabila
17
Bab 17: Di Rumah Nabila
18
Bab 18: Bertemu Diam-diam
19
Bab 19: Protektif
20
Bab 20: Pendekatan
21
Bab 21: Berdebat
22
Bab 22: Kesempatan Sekali Seumur Hidup
23
Bab 23: Bertemu Mertua
24
Bab 24: Permintaan
25
Bab 25: Semakin Curiga
26
Bab 26: Cepat atau Lambat
27
Bab 27: Keluarga Nabila
28
Bab 28: Manis
29
Bab 29: Ini adalah Saatnya
30
Bab 30: Suami Baru
31
Bab 31: Sesi Curhat Ayah-Anak Sambung
32
Bab 32: Pencemburu
33
Bab 33: Akal-akalan Dzaki
34
Bab 34: Rumah Baru
35
Bab 35: Manager?
36
Bab 36: Bisa Menerima
37
Bab 37: Kata-kata Ajaib
38
Bab 38: Sushi untuk Hazel
39
Bab 39: Salah Paham
40
Bab 40: Orang yang Penting
41
Bab 41: Cerminan Diri
42
Bab 42: Jalan yang Sama
43
Bab 43: Sudah siap
44
Bab 44: Gugup
45
Bab 45: Sudut Pandang
46
Bab 46: Mantan Ibu Mertua
47
Bab 47: Suami Pertama
48
Bab 48: Menenangkan Nabila
49
Bab 49: Memberi Tahu
50
Bab 50: Tak Terima
51
Bab 51: Tanpa Ragu
52
Bab 52: Gua Cinta Nyokap Lu
53
Bab 53: Hikmah
54
Bab 54: Benci
55
Bab 55: Apa yang Salah dengan Jatuh Cinta?
56
Bab 56: Mulai Luluh
57
Bab 57: Masih ada Harapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!