Chapter 15 : Hari Pertama

Pagi itu, langit gelap diselimuti awan kelabu, hujan gerimis turun perlahan, membasahi setiap sudut kota. Para bangsawan datang dengan kereta kuda megah, berhenti di depan gerbang Akademi Astralis. Mereka berlari kecil menuju gedung utama, menghindari hujan agar seragam mereka tetap kering dan rapi.

Di sisi lain, rakyat biasa berjuang melawan dinginnya pagi dengan mantel sederhana, berusaha melindungi seragam mereka dari basah dan kotor akibat lumpur.

Namun, di tengah kesibukan itu, seorang pemuda berjalan santai tanpa terganggu oleh hujan. Air membasahi rambut dan seragamnya, tapi dia tak peduli. Dialah Ferisu, melangkah dengan tenang menuju gedung utama, seakan hujan hanyalah angin sepoi-sepoi baginya.

Hari itu adalah hari pertama tahun ajaran baru di Akademi Astralis. Semua murid, baik bangsawan maupun rakyat biasa, berkumpul di aula utama yang besar. Tempat itu cukup luas untuk menampung ratusan siswa yang diterima di akademi.

Ferisu memilih tempat duduk di sudut ruangan, tempat strategis yang memudahkannya keluar setelah acara selesai. Di sekelilingnya, para siswa tampak bersemangat, saling bercengkerama atau memandang kagum pada arsitektur megah aula tersebut. Namun, Ferisu hanya bersandar di kursi dengan wajah bosan, menunggu acara selesai.

...----------------...

Acara dimulai dengan suara lantang pembawa acara, salah satu instruktur yang dikenal tegas. Setelah sambutan singkat, pidato panjang dari kepala sekolah dimulai. Untaian kata-kata yang megah itu cukup untuk membuat sebagian siswa mulai menguap, termasuk Ferisu yang sudah setengah mengantuk.

"Ini tidak ada akhirnya, ya?" gumam Ferisu sambil menyandarkan dagu ke tangannya.

Namun, suasana aula berubah ketika seorang nama dipanggil.

"Viana Voltaire," ujar pembawa acara dengan nada penuh hormat.

Ruangan mendadak hening. Semua mata tertuju pada seorang gadis yang melangkah anggun menuju podium. Rambutnya panjang dan berkilau seperti emas, matanya hijau cerah bagai zamrud, dan kulitnya seputih susu, memancarkan aura kemurnian. Wajah cantiknya membuat setiap orang terpesona, hingga mereka tak sadar menahan napas.

Viana Voltaire, putri Duke Gigas Voltaire, dikenal sebagai sosok berbakat luar biasa. Dia memiliki dua atribut sihir, Air dan Petir, serta menjalin kontrak dengan dua roh kuat: Thunder Bird dan Jormugar, naga air.

Pidatonya singkat, namun penuh semangat. Kata-katanya menghidupkan antusiasme setiap murid di aula, kecuali Ferisu.

"Ini tidak berakhir juga, ya?" gumam Ferisu sambil menutupi mulut yang menguap.

Acara akhirnya selesai, dilanjutkan dengan pembagian kelas. Murid-murid berkumpul di papan pengumuman untuk mencari nama mereka.

Ketika Ferisu melihat daftar tersebut, ia mendapati dirinya satu kelas dengan dua tunangannya, Licia dan Erica. Namun, yang lebih mengejutkan, nama Viana Voltaire juga tertera di daftar itu.

Ferisu mendengus kecil. "Hebat, aku dikelilingi para bintang," gumamnya merasa ia akan kesulitan mendapatkan ketenangan.

Di sisi lain, Erica tampak menahan kekesalan. "Kenapa aku harus satu kelas dengan dia?" pikirnya, merujuk pada Ferisu.

Sementara itu, Licia justru tersenyum ceria. "Kita satu kelas, Ferisu-sama! Ini pasti akan menyenangkan!" katanya sambil memeluk lengan Ferisu.

Dan Viana? Dia hanya menatap Ferisu sekilas, dengan tatapan tajam yang sulit diartikan, sebelum beranjak pergi tanpa sepatah kata.

Hari pertama di Akademi Astralis baru saja dimulai, dan Ferisu tahu, hari-harinya di sini akan jauh dari kata membosankan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kelas 1-D dipenuhi dengan atmosfer khas hari pertama: penuh rasa ingin tahu, kecemasan, dan antusiasme. Di ruangan itu, Ferisu duduk di salah satu sudut dengan posisi yang tampak santai, matanya setengah terpejam. Kelas tersebut berada di bawah pengawasan Instruktur Edward, seorang pria berpenampilan tegas dengan rambut hitam pendek dan bekas luka samar di pipinya, menambah aura ketegasan.

"Baiklah, mari kita mulai dengan perkenalan diri. Sebutkan nama, asal kalian, dan keahlian apa pun yang kalian miliki," ujar Edward dengan nada mantap, memulai sesi pertama.

Satu per satu siswa berdiri, memperkenalkan diri mereka dengan penuh semangat. Ada yang membanggakan keterampilan sihir mereka, ada pula yang memamerkan kemampuan bertarung dengan senjata tertentu.

"Aku Markus Grimwald, ahli pedang beratribut api! Aku yakin akan menjadi yang terbaik di kelas ini!" seru seorang siswa dengan nada percaya diri.

"Aku Selena Frost, pengguna sihir es. Aku bercita-cita menjadi penyihir hebat seperti ibuku," ujar seorang gadis lain dengan senyum anggun.

Setiap siswa memperkenalkan dirinya dengan nada optimis, menciptakan suasana yang semakin hidup.

Namun, ketika giliran Ferisu tiba, suasana langsung berubah. Semua mata tertuju pada sang pangeran ketiga, menunggu apa yang akan dia katakan.

Ferisu berdiri dengan gerakan malas. Wajahnya yang setengah mengantuk dan rambutnya yang sedikit berantakan semakin memperkuat kesan tidak peduli.

"Namaku Ferisu von Velmoria. Seperti yang kalian tahu, aku adalah Pangeran ketiga Kerajaan ini," ucapnya dengan nada datar. Dia menambahkan, "Itu saja," sebelum langsung duduk kembali.

Ruangan hening untuk beberapa saat, sebelum bisikan-bisikan mulai terdengar dari berbagai sudut.

"Jadi itu pangeran sampah yang dibicarakan orang-orang?"

"Dia terlihat malas sekali. Bahkan tidak seperti bangsawan."

"Rumor itu memang benar, dia tidak punya keahlian apa pun."

Beberapa siswa terlihat menahan tawa, sementara yang lain memandangnya dengan campuran rasa penasaran dan penghinaan.

Edward mengetuk mejanya, menghentikan bisik-bisik para siswa. Tatapannya tajam, membuat suasana kembali tenang.

"Diam!" katanya singkat namun penuh otoritas. "Apakah kalian lupa di mana kalian berada? Akademi ini adalah tempat untuk belajar dan berkembang. Status dan latar belakang tidak berarti apa-apa jika kalian tidak membuktikan diri di sini."

Suasana kelas menjadi tegang. Para siswa saling pandang, tak berani melanjutkan gosip mereka.

Edward melanjutkan dengan suara yang lebih tenang, "Setiap orang akan dinilai berdasarkan kerja keras dan hasil. Termasuk Pangeran ketiga. Tidak ada yang istimewa di sini."

Mendengar itu, Ferisu hanya tersenyum kecil, entah karena terhibur atau tidak peduli.

Rasa Penarasan dan Ejekan Diam-Diam

Meski suasana kembali terkendali, bisik-bisik tentang Ferisu tetap terpendam di pikiran banyak siswa. Beberapa mulai menganggap Ferisu sebagai bahan lelucon, sementara yang lain penasaran dengan sifat aneh pangeran itu.

Di sisi lain, Erica yang juga berada di kelas tersebut, hanya menatap Ferisu dengan tatapan penuh kecurigaan. "Dia memang seperti ini. Tapi aku yakin ada sesuatu yang dia sembunyikan," gumam Erica dalam hati.

Dan Licia? Dia tetap tersenyum ceria, tak peduli dengan pandangan negatif orang-orang terhadap Ferisu. Bagi Licia, Ferisu adalah penyelamatnya, dan itu cukup baginya untuk setia berada di sisinya.

Hari pertama di kelas 1-D baru dimulai, namun dinamika yang unik sudah mulai terbentuk. Tapi ada satu hal yang pasti, Ferisu berniat untuk terus bermalas-malasan selama di akademi.

Terpopuler

Comments

ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊

ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊

beliau selalu tenang🗿

2025-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Akhir Dan Awal Yang Baru
2 Chapter 2 : Upacara Kontrak
3 Chapter 3 : Menyelinap
4 Chapter 4 : Pertunangan
5 Chapter 5 : Ramalan
6 Chapter 6 : Pertemuan Di Hutan
7 Chapter 7 : Ah, Merepotkan...
8 Chapter 8 : Ini Tidak Masuk Akal!
9 Chapter 9 : Kenapa Hari Ini Jadi Penuh Drama?
10 Chapter 10 : Dua Bunga
11 Chapter 11 : Sisi Lain Pangeran Sampah
12 Chapter 12 : Kecurigaan
13 Chapter 13 : Galau
14 Chapter 14 : Akademi Astralis
15 Chapter 15 : Hari Pertama
16 Chapter 16 : Aku Menantangmu Duel!
17 Chapter 17 : Tak Tahu Malu
18 Chapter 18 : Acara Bulanan
19 Chapter 19 : Kelas 1-D VS Kelas 1-B
20 Chapter 20 : Percakapan Antara Dua Laki-laki
21 Chapter 21 : Pertandingan Yang Berat
22 Chapter 22 : Kalian Sudah Berusaha
23 Chapter 23 : Kenangan Masa Lalu Yang Muncul
24 Chapter 24 : Mau Dipikir Bagaimanapun Itu Tidak Masuk Akal
25 Chapter 25 : Keributan Di Perpustakaan
26 Chapter 26 : Pangeran Sampah Meminta Maaf?
27 Chapter 27 : Praktik Dungeon
28 Chapter 28 : Hal Yang Tak Terduga
29 Chapter 29 : Lantai Yang Belum Diketahui
30 Chapter 30 : Kemampuan Asli Sang Pangeran
31 Chapter 31 : Manticore
32 Chapter 32 : Kali Ini Saja... Aku Akan Menggunakan Sihir
33 Chapter 33 : Rahasiakan Ini...
34 Chapter 34 : Sesuatu Berubah?
35 Chapter 35 : Percakapan Di Taman
36 Chapter 36 : Kunjungan Dadakan
37 Chapter 37 : Sepertinya Ada Pesaing Yang Mulai Serius
38 Chapter 38 : Orang Bodoh Mana Yang Mau Menyerang Raja-nya Sendiri?
39 Chapter 39 : Kencan
40 Chapter 40 : Kencan #2
41 Chapter 41 : Kamu Sangat Menginginkan Kekuatan?
42 Chapter 42 : Senjata Roh
43 Chapter 43 : Membolos
44 Chapter 44 : Masih Berpikir Kau Benar-benar Mengerti Sihir?
45 Chapter 45 : Pangeran Sampah Dengan Sihirnya
46 Chapter 46 : Sepertinya Aku Dalam Bahaya Besar
47 Chapter 47 : Pengusiran!?
48 Chapter 48 : Latihan
49 Chapter 49 : Mimpi Buruk
50 Chapter 50 : Energi Yang Menjijikkan
51 Chapter 51 : Sesuatu Mulai Bergerak
52 Chapter 52 : Hari Festival
53 Chapter 53 : Kekacauan
54 Chapter 54 : Mengamuk
55 Chapter 55 : Sosok Yang Dikenal
56 Chapter 56 : Roh Dalam Legenda
57 Chapter 57 : Sudah Kubilang, kan? Kau Tak Akan Bisa Membunuhku
58 Chapter 58 : Aku Mencintaimu...
59 Side Story Eliza : Gadis Dari Daerah Kumuh
60 Side Story Eliza : Istana
61 Side Story Eliza : Berbakat!
62 Side Story Eliza : Menjadi Kuat
63 Side Story Eliza : Menyelinap
64 Side Story Eliza : Garis Depan Medan Perang
65 Side Story Eliza : Kebangkitan Dan Kehilangan
66 Season 2 : Prolog
67 [Season 2] Chapter 1 : Pengusiran Pangeran
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Chapter 1 : Akhir Dan Awal Yang Baru
2
Chapter 2 : Upacara Kontrak
3
Chapter 3 : Menyelinap
4
Chapter 4 : Pertunangan
5
Chapter 5 : Ramalan
6
Chapter 6 : Pertemuan Di Hutan
7
Chapter 7 : Ah, Merepotkan...
8
Chapter 8 : Ini Tidak Masuk Akal!
9
Chapter 9 : Kenapa Hari Ini Jadi Penuh Drama?
10
Chapter 10 : Dua Bunga
11
Chapter 11 : Sisi Lain Pangeran Sampah
12
Chapter 12 : Kecurigaan
13
Chapter 13 : Galau
14
Chapter 14 : Akademi Astralis
15
Chapter 15 : Hari Pertama
16
Chapter 16 : Aku Menantangmu Duel!
17
Chapter 17 : Tak Tahu Malu
18
Chapter 18 : Acara Bulanan
19
Chapter 19 : Kelas 1-D VS Kelas 1-B
20
Chapter 20 : Percakapan Antara Dua Laki-laki
21
Chapter 21 : Pertandingan Yang Berat
22
Chapter 22 : Kalian Sudah Berusaha
23
Chapter 23 : Kenangan Masa Lalu Yang Muncul
24
Chapter 24 : Mau Dipikir Bagaimanapun Itu Tidak Masuk Akal
25
Chapter 25 : Keributan Di Perpustakaan
26
Chapter 26 : Pangeran Sampah Meminta Maaf?
27
Chapter 27 : Praktik Dungeon
28
Chapter 28 : Hal Yang Tak Terduga
29
Chapter 29 : Lantai Yang Belum Diketahui
30
Chapter 30 : Kemampuan Asli Sang Pangeran
31
Chapter 31 : Manticore
32
Chapter 32 : Kali Ini Saja... Aku Akan Menggunakan Sihir
33
Chapter 33 : Rahasiakan Ini...
34
Chapter 34 : Sesuatu Berubah?
35
Chapter 35 : Percakapan Di Taman
36
Chapter 36 : Kunjungan Dadakan
37
Chapter 37 : Sepertinya Ada Pesaing Yang Mulai Serius
38
Chapter 38 : Orang Bodoh Mana Yang Mau Menyerang Raja-nya Sendiri?
39
Chapter 39 : Kencan
40
Chapter 40 : Kencan #2
41
Chapter 41 : Kamu Sangat Menginginkan Kekuatan?
42
Chapter 42 : Senjata Roh
43
Chapter 43 : Membolos
44
Chapter 44 : Masih Berpikir Kau Benar-benar Mengerti Sihir?
45
Chapter 45 : Pangeran Sampah Dengan Sihirnya
46
Chapter 46 : Sepertinya Aku Dalam Bahaya Besar
47
Chapter 47 : Pengusiran!?
48
Chapter 48 : Latihan
49
Chapter 49 : Mimpi Buruk
50
Chapter 50 : Energi Yang Menjijikkan
51
Chapter 51 : Sesuatu Mulai Bergerak
52
Chapter 52 : Hari Festival
53
Chapter 53 : Kekacauan
54
Chapter 54 : Mengamuk
55
Chapter 55 : Sosok Yang Dikenal
56
Chapter 56 : Roh Dalam Legenda
57
Chapter 57 : Sudah Kubilang, kan? Kau Tak Akan Bisa Membunuhku
58
Chapter 58 : Aku Mencintaimu...
59
Side Story Eliza : Gadis Dari Daerah Kumuh
60
Side Story Eliza : Istana
61
Side Story Eliza : Berbakat!
62
Side Story Eliza : Menjadi Kuat
63
Side Story Eliza : Menyelinap
64
Side Story Eliza : Garis Depan Medan Perang
65
Side Story Eliza : Kebangkitan Dan Kehilangan
66
Season 2 : Prolog
67
[Season 2] Chapter 1 : Pengusiran Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!