Chapter 12 : Kecurigaan

Erica terus memandangi Ferisu dengan tatapan penuh kecurigaan. Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya, sesuatu yang tidak sesuai dengan semua desas-desus tentang Ferisu sebagai "Pangeran Sampah." Setiap langkah Ferisu, setiap kata yang ia ucapkan, semua terasa terlalu terencana, terlalu tajam untuk seseorang yang dianggap tidak berguna.

Saat mereka melewati sebuah toko kecil yang menjual perhiasan, Erica memperhatikan Ferisu melirik sekilas ke arah barang-barang di sana, lalu berjalan tanpa berhenti. Gerakan kecil itu membuat Erica semakin yakin bahwa ada sisi lain dari Ferisu yang disembunyikannya.

"Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Orang seperti Ferisu tak mungkin memperhatikan detail kecil seperti itu tanpa alasan," batin Erica.

Sementara itu, Licia terus bergelayut manja di lengan Ferisu, seolah tak ada yang salah. Senyumnya begitu cerah, matanya berbinar seperti sedang bersama pahlawan idamannya.

"Ferisu-sama, kau hebat sekali tadi! Cara kau menyelesaikan masalah antara pandai besi dan pedagang itu luar biasa. Aku semakin kagum padamu," ujar Licia dengan nada penuh pujian.

Ferisu tersenyum kecil, tapi ia tetap berusaha menjaga jarak emosional. "Ah, itu hanya kebetulan saja. Siapa pun yang cukup memperhatikan situasi bisa menemukan solusi yang sama."

Erica mendengus pelan, tapi cukup keras untuk didengar. "Hmph. Kebetulan, ya?" ujarnya sinis.

Licia menoleh ke arah Erica, tampak bingung. "Ada apa, Erica-sama?"

"Tidak ada," jawab Erica cepat, meski sorot matanya masih penuh curiga.

Saat mereka melanjutkan perjalanan, Erica akhirnya tak tahan lagi. Ia mempercepat langkahnya, menyusul Ferisu, dan berjalan di sampingnya.

"Ferisu," panggil Erica tanpa embel-embel penghormatan.

Ferisu menoleh perlahan, alisnya terangkat sedikit. "Ada apa?"

"Aku hanya ingin bertanya," Erica menatapnya dengan tajam. "Kenapa kau terlihat sangat berbeda hari ini? Bukankah kau seharusnya… malas, tak peduli, dan hanya jadi beban bagi orang lain? Tapi dari apa yang kulihat, kau jauh dari itu semua."

Licia langsung menegang mendengar pertanyaan itu. Ia menatap Erica, lalu Ferisu, dengan tatapan waspada.

Ferisu terdiam sejenak, sebelum akhirnya tertawa kecil, meski tawanya terdengar hambar. "Hah, berbeda, ya? Mungkin kau hanya salah melihat. Aku tetap Ferisu yang sama, Pangeran Sampah seperti yang kalian semua kenal."

Erica tidak puas dengan jawaban itu. "Kau bisa mencoba menutupi semuanya dengan kata-kata, tapi aku tak sebodoh itu. Kau menyembunyikan sesuatu, dan aku akan mencari tahu apa itu."

Ferisu menatap Erica sejenak, lalu tersenyum tipis, penuh arti. "Kalau begitu, aku harap kau berhasil menemukannya," ujarnya sambil kembali berjalan.

Licia menatap Erica dengan ekspresi bingung dan khawatir. "Erica-sama, apa kau benar-benar perlu bersikap seperti itu?" tanyanya pelan.

"Aku hanya ingin tahu kebenarannya," jawab Erica tegas. "Dan jika kau tahu sesuatu, Licia, aku sarankan kau memberitahuku."

Licia terdiam, tapi tangannya di lengan Ferisu sedikit mengerat. Ia tidak menjawab, memilih untuk tetap diam sambil menatap Ferisu dengan ekspresi lembut.

Di depan mereka, Ferisu melangkah dengan santai, seolah tak peduli. Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa Erica semakin dekat untuk membongkar rahasianya. "Aku harus lebih berhati-hati," pikir Ferisu.

.

.

.

Ferisu berhenti melangkah, berbalik ke arah dua penjaga yang selalu setia mengikuti di belakangnya. Ia menyeringai kecil, sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar permintaan biasa.

"Soal kejadian hari ini," ujarnya santai, "kuharap kalian tutup mata dan mulut. Anggap saja tak ada yang terjadi."

Dua penjaga itu saling pandang, lalu mengangguk mantap. "Seperti yang Anda inginkan, Ferisu-sama," jawab salah satu dari mereka tanpa ragu.

Bagi orang lain, sikap tunduk itu mungkin terlihat biasa. Namun, ada alasan mengapa dua penjaga itu begitu loyal dan mendukung Ferisu di balik layar. Mereka bukan hanya pengawal istana biasa; mereka adalah orang-orang yang mengenal sisi lain dari sang "Pangeran Sampah."

Beberapa tahun sebelumnya, dua penjaga itu pernah mencoba mencegah Ferisu kabur dari istana di malam hari. Tapi alih-alih berhasil menangkapnya, mereka malah terjebak dalam tantangan yang diajukan Ferisu sendiri.

"Jika kalian ingin menghentikanku," kata Ferisu saat itu dengan nada santai, "kalian harus bisa mengalahkanku dulu."

Awalnya mereka menganggap itu hanya lelucon. Bagaimana mungkin pangeran yang dianggap tak berguna bisa melawan mereka, dua prajurit terlatih? Namun, mereka segera menyadari bahwa Ferisu bukanlah pangeran biasa.

Pertarungan itu berlangsung di area terpencil di taman istana. Dalam waktu singkat, Ferisu menunjukkan kecepatan, strategi, dan keterampilan bertarung yang luar biasa. Dengan gerakan gesit, ia mengalahkan kedua penjaga itu satu per satu, tanpa menggunakan senjata sekalipun.

Saat keduanya terbaring di tanah, terengah-engah, Ferisu berdiri di atas mereka dengan senyum penuh kemenangan. "Jadi, bagaimana? Apakah kalian akan membantuku menyelinap keluar, atau aku harus menghajar kalian lagi?"

Sejak saat itu, kedua penjaga itu menjadi sekutu rahasia Ferisu. Mereka tidak hanya menutup mata terhadap pelanggaran kecilnya, tetapi juga membantu menutupi jejaknya agar tak ketahuan oleh penjaga lain.

Kembali ke saat ini, salah satu penjaga melirik ke arah Erica dan Licia, memastikan mereka tidak terlalu memperhatikan percakapan tersebut. "Jangan khawatir, Ferisu-sama. Kami tahu apa yang harus dilakukan," katanya dengan nada penuh keyakinan.

Ferisu tersenyum tipis, lalu kembali melangkah santai. "Bagus. Aku tahu bisa mengandalkan kalian."

Namun, Erica yang sejak tadi mengamati tak luput dari detail kecil itu. Ia mencatat bagaimana Ferisu berinteraksi dengan para penjaga, dan bagaimana mereka tampak begitu patuh kepadanya.

"Ini semakin menarik," pikir Erica. "Pangeran Sampah, tapi dihormati oleh penjaga istana? Apa lagi yang kau sembunyikan, Ferisu?"

Sementara itu, Licia tampak tidak menyadari apa pun. Ia hanya berjalan sambil tersenyum, menganggap semuanya berjalan seperti biasa. Namun di balik senyumnya, ada rasa penasaran yang perlahan tumbuh. "Apa Ferisu-sama benar-benar orang yang mereka bicarakan? Atau ada sesuatu yang belum kuketahui?"

...----------------...

Setelah perjalanan panjang yang penuh drama dan intrik, Ferisu akhirnya tiba di istana. Begitu sampai, ia segera berpisah dari Licia dan Erica, langsung berlari menuju kamarnya dengan langkah ringan.

“Ah, akhirnya… tempat tidur,” gumam Ferisu sambil menguap lebar, membayangkan tidur panjang tanpa gangguan.

Erica memandang kepergiannya dengan tatapan datar, lalu menghela napas. “Hah, dia tetap saja sampah yang pemalas,” gumamnya cukup keras hingga terdengar oleh Licia yang berdiri di dekatnya.

Licia menoleh dengan wajah bingung. “Kenapa kau terus menghina Ferisu-sama seperti itu?” tanyanya dengan nada tak setuju. “Apa salahnya padamu?”

Erica mengangkat alis, lalu melirik Licia dengan sedikit heran. “Kau benar-benar tak tahu apa-apa tentang dia, ya?”

Licia menggeleng pelan. “Aku hanya tahu dia adalah orang yang menyelamatkanku di hutan. Dia mungkin terlihat biasa saja, tapi dia jelas orang yang baik hati dan pintar.”

Erica mendengus kecil. “Baik hati dan pintar? Kau tahu apa yang orang-orang sebut tentang dia di sini? Pangeran Sampah. Itu gelarnya,” ujarnya tajam.

Licia mengerutkan kening. “Kenapa dia disebut begitu? Aku tak mengerti. Dia bahkan sangat cerdas saat membantu menyelesaikan masalah tadi di kota.”

Erica memutar matanya. “Itu karena dia biasanya sama sekali tidak seperti itu. Kau hanya melihat sisi baiknya, tapi tahukah kau bagaimana dia bertingkah sehari-hari?”

Licia tetap diam, menunggu penjelasan Erica.

Erica bersandar di dinding dekatnya, menatap ke arah kamar Ferisu dengan ekspresi campuran antara jengkel dan bingung. “Dia tak punya bakat sihir. Bahkan untuk menggunakan pedang pun, dia gagal dalam semua pelatihan. Sebagai pangeran, dia seharusnya bisa setidaknya melakukan kontrak dengan roh, tapi dia tak bisa. Dia selalu membolos latihan, tidur sepanjang hari, dan lebih sering kabur dari istana untuk hal-hal yang tak jelas.”

Licia tampak terkejut, namun tetap diam.

“Para bangsawan memandang rendah dirinya,” lanjut Erica. “Karena itulah dia disebut Pangeran Sampah. Dia dianggap tak berguna, bahkan oleh keluarganya sendiri.”

“Lalu kenapa dia terlihat sangat berbeda saat di kota tadi?” tanya Licia akhirnya, matanya berbinar penuh rasa penasaran.

“Itulah yang membuatku bingung,” Erica mengakui. “Di luar istana, dia bisa memecahkan masalah yang bahkan orang-orang dewasa sulit atasi. Dia punya cara berbicara dan bertindak seperti seseorang yang berpengalaman. Tapi di dalam istana, dia seperti orang yang menyerah pada hidup. Aku tak tahu apa yang dia sembunyikan, tapi aku yakin ada sesuatu yang tidak dia tunjukkan pada kita semua.”

Licia merenung, mencoba memahami ucapan Erica. Bagaimanapun, sosok Ferisu yang ia lihat di hutan dan kota tadi terasa begitu berbeda dari gambaran yang Erica jelaskan.

“Aku hanya tahu satu hal,” kata Licia akhirnya. “Ferisu-sama menyelamatkanku tanpa meminta apa pun sebagai balasan. Aku percaya, dia lebih dari sekadar apa yang kau dan orang lain pikirkan tentangnya.”

Erica menatap Licia dengan pandangan skeptis. “Kita lihat saja,” gumamnya. “Aku tak akan diam sampai tahu apa rahasianya.”

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

sepertiny hanya licia aja yg gk Tau apapun

2025-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Akhir Dan Awal Yang Baru
2 Chapter 2 : Upacara Kontrak
3 Chapter 3 : Menyelinap
4 Chapter 4 : Pertunangan
5 Chapter 5 : Ramalan
6 Chapter 6 : Pertemuan Di Hutan
7 Chapter 7 : Ah, Merepotkan...
8 Chapter 8 : Ini Tidak Masuk Akal!
9 Chapter 9 : Kenapa Hari Ini Jadi Penuh Drama?
10 Chapter 10 : Dua Bunga
11 Chapter 11 : Sisi Lain Pangeran Sampah
12 Chapter 12 : Kecurigaan
13 Chapter 13 : Galau
14 Chapter 14 : Akademi Astralis
15 Chapter 15 : Hari Pertama
16 Chapter 16 : Aku Menantangmu Duel!
17 Chapter 17 : Tak Tahu Malu
18 Chapter 18 : Acara Bulanan
19 Chapter 19 : Kelas 1-D VS Kelas 1-B
20 Chapter 20 : Percakapan Antara Dua Laki-laki
21 Chapter 21 : Pertandingan Yang Berat
22 Chapter 22 : Kalian Sudah Berusaha
23 Chapter 23 : Kenangan Masa Lalu Yang Muncul
24 Chapter 24 : Mau Dipikir Bagaimanapun Itu Tidak Masuk Akal
25 Chapter 25 : Keributan Di Perpustakaan
26 Chapter 26 : Pangeran Sampah Meminta Maaf?
27 Chapter 27 : Praktik Dungeon
28 Chapter 28 : Hal Yang Tak Terduga
29 Chapter 29 : Lantai Yang Belum Diketahui
30 Chapter 30 : Kemampuan Asli Sang Pangeran
31 Chapter 31 : Manticore
32 Chapter 32 : Kali Ini Saja... Aku Akan Menggunakan Sihir
33 Chapter 33 : Rahasiakan Ini...
34 Chapter 34 : Sesuatu Berubah?
35 Chapter 35 : Percakapan Di Taman
36 Chapter 36 : Kunjungan Dadakan
37 Chapter 37 : Sepertinya Ada Pesaing Yang Mulai Serius
38 Chapter 38 : Orang Bodoh Mana Yang Mau Menyerang Raja-nya Sendiri?
39 Chapter 39 : Kencan
40 Chapter 40 : Kencan #2
41 Chapter 41 : Kamu Sangat Menginginkan Kekuatan?
42 Chapter 42 : Senjata Roh
43 Chapter 43 : Membolos
44 Chapter 44 : Masih Berpikir Kau Benar-benar Mengerti Sihir?
45 Chapter 45 : Pangeran Sampah Dengan Sihirnya
46 Chapter 46 : Sepertinya Aku Dalam Bahaya Besar
47 Chapter 47 : Pengusiran!?
48 Chapter 48 : Latihan
49 Chapter 49 : Mimpi Buruk
50 Chapter 50 : Energi Yang Menjijikkan
51 Chapter 51 : Sesuatu Mulai Bergerak
52 Chapter 52 : Hari Festival
53 Chapter 53 : Kekacauan
54 Chapter 54 : Mengamuk
55 Chapter 55 : Sosok Yang Dikenal
56 Chapter 56 : Roh Dalam Legenda
57 Chapter 57 : Sudah Kubilang, kan? Kau Tak Akan Bisa Membunuhku
58 Chapter 58 : Aku Mencintaimu...
59 Side Story Eliza : Gadis Dari Daerah Kumuh
60 Side Story Eliza : Istana
61 Side Story Eliza : Berbakat!
62 Side Story Eliza : Menjadi Kuat
63 Side Story Eliza : Menyelinap
64 Side Story Eliza : Garis Depan Medan Perang
65 Side Story Eliza : Kebangkitan Dan Kehilangan
66 Season 2 : Prolog
67 [Season 2] Chapter 1 : Pengusiran Pangeran
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Chapter 1 : Akhir Dan Awal Yang Baru
2
Chapter 2 : Upacara Kontrak
3
Chapter 3 : Menyelinap
4
Chapter 4 : Pertunangan
5
Chapter 5 : Ramalan
6
Chapter 6 : Pertemuan Di Hutan
7
Chapter 7 : Ah, Merepotkan...
8
Chapter 8 : Ini Tidak Masuk Akal!
9
Chapter 9 : Kenapa Hari Ini Jadi Penuh Drama?
10
Chapter 10 : Dua Bunga
11
Chapter 11 : Sisi Lain Pangeran Sampah
12
Chapter 12 : Kecurigaan
13
Chapter 13 : Galau
14
Chapter 14 : Akademi Astralis
15
Chapter 15 : Hari Pertama
16
Chapter 16 : Aku Menantangmu Duel!
17
Chapter 17 : Tak Tahu Malu
18
Chapter 18 : Acara Bulanan
19
Chapter 19 : Kelas 1-D VS Kelas 1-B
20
Chapter 20 : Percakapan Antara Dua Laki-laki
21
Chapter 21 : Pertandingan Yang Berat
22
Chapter 22 : Kalian Sudah Berusaha
23
Chapter 23 : Kenangan Masa Lalu Yang Muncul
24
Chapter 24 : Mau Dipikir Bagaimanapun Itu Tidak Masuk Akal
25
Chapter 25 : Keributan Di Perpustakaan
26
Chapter 26 : Pangeran Sampah Meminta Maaf?
27
Chapter 27 : Praktik Dungeon
28
Chapter 28 : Hal Yang Tak Terduga
29
Chapter 29 : Lantai Yang Belum Diketahui
30
Chapter 30 : Kemampuan Asli Sang Pangeran
31
Chapter 31 : Manticore
32
Chapter 32 : Kali Ini Saja... Aku Akan Menggunakan Sihir
33
Chapter 33 : Rahasiakan Ini...
34
Chapter 34 : Sesuatu Berubah?
35
Chapter 35 : Percakapan Di Taman
36
Chapter 36 : Kunjungan Dadakan
37
Chapter 37 : Sepertinya Ada Pesaing Yang Mulai Serius
38
Chapter 38 : Orang Bodoh Mana Yang Mau Menyerang Raja-nya Sendiri?
39
Chapter 39 : Kencan
40
Chapter 40 : Kencan #2
41
Chapter 41 : Kamu Sangat Menginginkan Kekuatan?
42
Chapter 42 : Senjata Roh
43
Chapter 43 : Membolos
44
Chapter 44 : Masih Berpikir Kau Benar-benar Mengerti Sihir?
45
Chapter 45 : Pangeran Sampah Dengan Sihirnya
46
Chapter 46 : Sepertinya Aku Dalam Bahaya Besar
47
Chapter 47 : Pengusiran!?
48
Chapter 48 : Latihan
49
Chapter 49 : Mimpi Buruk
50
Chapter 50 : Energi Yang Menjijikkan
51
Chapter 51 : Sesuatu Mulai Bergerak
52
Chapter 52 : Hari Festival
53
Chapter 53 : Kekacauan
54
Chapter 54 : Mengamuk
55
Chapter 55 : Sosok Yang Dikenal
56
Chapter 56 : Roh Dalam Legenda
57
Chapter 57 : Sudah Kubilang, kan? Kau Tak Akan Bisa Membunuhku
58
Chapter 58 : Aku Mencintaimu...
59
Side Story Eliza : Gadis Dari Daerah Kumuh
60
Side Story Eliza : Istana
61
Side Story Eliza : Berbakat!
62
Side Story Eliza : Menjadi Kuat
63
Side Story Eliza : Menyelinap
64
Side Story Eliza : Garis Depan Medan Perang
65
Side Story Eliza : Kebangkitan Dan Kehilangan
66
Season 2 : Prolog
67
[Season 2] Chapter 1 : Pengusiran Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!