Chapter 2 : Upacara Kontrak

Ruangan megah dengan langit-langit tinggi dihiasi ukiran rumit dan lampu gantung kristal yang memancarkan kemegahan keluarga Velmoria. Di tengahnya, sebuah meja panjang dengan taplak berhias benang emas memantulkan keanggunan para penghuninya. Albert, sang pangeran pertama, duduk tegak dengan wibawa seorang pewaris. Di sebelahnya, Uegio terlihat santai, namun matanya tetap tajam mengamati suasana. Carmia, putri kedua, memutar cangkir tehnya perlahan, tatapannya menusuk meskipun bibirnya tersenyum tipis.

Di ujung meja, Raja dan Ratu Velmoria duduk dengan kharisma yang tak tergoyahkan, menjadi pusat perhatian dalam setiap pertemuan.

Namun, ketenangan itu terusik ketika pintu besar berderit terbuka, memperlihatkan Verina Von Velmoria yang masuk dengan langkah tegas, menyeret seorang anak kecil di belakangnya.

“Maaf atas keterlambatan kami,” ujar Verina dengan nada tenang, meskipun tangan kanannya masih mencengkeram lengan Ferisu yang tampak setengah menyeret kakinya, penuh enggan.

Sorot mata di ruangan itu serempak beralih pada Ferisu. Ekspresi sinis dan kecewa terpancar dari hampir semua orang di meja. Albert menyipitkan mata, Uegio mengangkat sebelah alis dengan senyum mencemooh, sementara Carmia menyandarkan dagunya pada tangan, menatap Ferisu seolah menonton sandiwara yang membosankan.

Begitu dilepaskan, Ferisu berjalan santai ke kursinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia duduk dengan posisi malas, menyandarkan tubuh kecilnya dan memejamkan mata, seolah ingin melarikan diri dari semua tatapan yang menghujamnya.

Keheningan itu akhirnya dipecahkan oleh suara berat Raja Velmoria. “Dua tahun lagi, usiamu akan mencapai tujuh tahun, Ferisu,” ujarnya, nadanya tegas namun lembut. “Seperti semua anggota keluarga Velmoria, kau akan mengikuti Upacara Kontrak Roh.”

Ferisu tetap diam, matanya tertuju pada burung-burung yang terbang bebas di luar jendela. Ia mengambil cangkir teh di depannya, menyesapnya perlahan tanpa peduli pada suasana tegang di ruangan itu.

Ketidaktanggapannya memancing amarah Albert. Dengan suara keras, ia mengetuk meja hingga cangkir teh di depannya bergetar. “Sudahlah, Ayah! Abaikan saja dia! Dia hanya akan mempermalukan keluarga kita lebih jauh!”

“Albert!” potong Verina tajam, tatapannya menancap ke arah kakaknya. Suaranya penuh otoritas, cukup untuk membuat Albert terdiam meski wajahnya masih menyiratkan kejengkelan.

Raja Velmoria menarik napas panjang, mengangkat tangannya untuk menenangkan suasana. “Ferisu, aku tahu ini mungkin terasa berat bagimu. Tapi kontrak dengan roh adalah hal yang mendasar bagi keluarga kita. Ini bukan hanya tradisi, tapi juga bagian dari takdir kita.”

Akhirnya, Ferisu berbicara, meski suaranya hanya sebuah gumaman pelan. “Takdir, ya…”

Ruangan menjadi sunyi. Semua orang menanti kelanjutan kata-katanya, tetapi Ferisu hanya meletakkan cangkirnya perlahan, lalu berdiri dari kursinya.

“Kalau hanya itu yang dibahas, aku izin pergi. Aku sudah mengantuk,” katanya, nadanya datar, tanpa emosi.

Tanpa menunggu izin, ia melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan keluarganya dalam kebisuan.

“Lihat! Ini semua karena Ayah terlalu memanjakannya!” seru Albert dengan nada semakin tinggi, tak mampu menahan amarahnya.

Raja tetap diam, pandangannya tertuju pada pintu yang baru saja tertutup. Ada sesuatu di matanya—entah rasa kecewa, rasa iba, atau pemahaman yang hanya ia sendiri yang tahu.

“Dia hanya seorang pemalas, Verina,” kata Carmia sambil menghela napas panjang, nada suaranya mencemooh. “Tidak semua orang sepertimu.”

Namun, Verina tetap menegakkan punggungnya, tatapannya tajam namun tenang. “Dia adikku. Dan aku percaya, pada waktunya, dia akan membuktikan dirinya.”

Sementara itu, di luar ruangan, Ferisu berjalan perlahan melewati lorong-lorong istana. Langkahnya lamban, pikirannya dipenuhi oleh kenangan dan keengganan terhadap takdir yang terus mengejarnya.

“Aku tidak butuh kontrak roh,” gumamnya lirih pada dirinya sendiri, suaranya hampir tenggelam oleh langkah kakinya yang kecil. “Tidak untuk dunia ini, tidak untuk mereka, dan tidak untuk diriku.”

Angin dari jendela yang terbuka menyentuh wajahnya, membawa aroma kebebasan yang terasa begitu jauh dari jangkauannya. Di dalam hatinya, ia tahu, waktu dua tahun tidak akan mengubah siapa dirinya. Dunia ini mungkin menunggu, tetapi ia tidak berniat mengikutinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dua tahun telah berlalu. Ruangan megah yang sama kini kembali dipenuhi oleh keluarga kerajaan Velmoria. Di ujung meja panjang, Raja Velmoria duduk dengan wibawa yang tak tergoyahkan, ditemani oleh Ratu di sisinya. Albert, Uegio, Verina, dan Carmia menempati kursi mereka masing-masing, memancarkan kebanggaan khas darah bangsawan.

Di sisi lain, Ferisu duduk bersandar dengan ekspresi bosan. Matanya yang sayu tetap terpaku pada jendela besar di sebelahnya, memandang burung-burung yang beterbangan bebas di langit biru.

“Ferisu,” suara Raja menggema di ruangan, tegas namun tenang. “Kau sudah berusia tujuh tahun. Saatnya kau melakukan Upacara Kontrak Roh, seperti semua anggota keluarga Velmoria.”

Ferisu tidak bereaksi. Tatapannya tetap tertuju ke luar, seolah ucapan ayahnya tidak lebih dari desiran angin.

“Hei! Ayah sedang berbicara denganmu!” bentak Carmia, nadanya tajam dan penuh emosi.

Namun, Ferisu tetap bergeming. Ia hanya menghela napas perlahan, seolah malas meladeni semuanya.

Raja menarik napas panjang sebelum melanjutkan. “Untuk memastikan upacaramu berhasil, aku telah memanggil Gustav Bismarck, pengguna roh bintang lima yang paling dihormati di kerajaan ini.”

Pintu besar ruangan terbuka perlahan, memperlihatkan Gustav, seorang pria berkarisma tinggi. Rambut putihnya berkilau di bawah cahaya lilin, dan mata kuning tajamnya menyapu ruangan dengan kepercayaan diri yang tenang.

“Saya datang memenuhi panggilan Yang Mulia,” ujar Gustav dengan sopan, membungkuk rendah di hadapan Raja.

“Terima kasih telah meluangkan waktu, Gustav,” balas Raja. “Kami percaya pada kemampuanmu.”

Gustav melirik Ferisu, yang masih diam tak bergeming di kursinya. Ia tersenyum tipis sebelum melangkah mendekatinya.

“Ferisu-sama,” panggil Gustav dengan nada ramah namun tegas. “Mari kita mulai.”

Ferisu menoleh perlahan, menatap Gustav dengan mata dingin. “Percuma,” katanya singkat. “Ini hanya buang-buang waktu.”

“Ferisu!” Verina memotong dengan nada tajam, tatapannya menusuk seperti pedang. “Hentikan sikap kekanak-kanakanmu! Kau seorang anggota keluarga kerajaan!”

Ferisu menghela napas panjang, lalu berdiri dengan enggan. “Baiklah, baiklah. Kalau itu membuat kalian berhenti mengomel,” gumamnya, berjalan malas ke tengah ruangan.

Gustav mulai menggambar lingkaran sihir dengan gerakan presisi. Cahaya keemasan memancar dari simbol-simbol yang terukir, memancarkan aura mistis yang memenuhi ruangan. Semua anggota keluarga menahan napas, menunggu momen yang sakral.

“Fokuskan pikiranmu, Ferisu-sama,” kata Gustav dengan lembut. “Panggil roh yang paling cocok dengan hatimu. Mereka akan datang jika kau memanggilnya dengan tulus.”

Ferisu berdiri diam di tengah lingkaran, matanya terpejam. Perlahan, lingkaran sihir itu bersinar terang, membuka portal ke Astral Zero. Energi para roh terasa mengalir masuk, memenuhi ruangan dengan aura tak kasatmata.

Namun, sesuatu yang tidak biasa terjadi. Saat roh-roh itu mencoba mendekati Ferisu, energi aneh memancar dari tubuhnya, menolak mereka dengan kekuatan yang kuat.

“Aku tidak membutuhkan kalian,” bisiknya.

Tiba-tiba, lingkaran sihir menjadi tidak stabil. Cahaya yang semula terang mulai bergetar, berubah menjadi redup. Roh-roh yang mendekat mundur dengan panik, seolah dihadang oleh tembok tak terlihat.

“Tidak mungkin…” gumam Gustav, terkejut.

Beberapa detik kemudian, lingkaran sihir itu padam sepenuhnya. Tidak ada roh yang muncul. Tidak ada segel kontrak yang terbentuk.

Keheningan menyelimuti ruangan, memunculkan suasana yang semakin menekan. Gustav membungkuk dengan wajah penuh penyesalan. “Yang Mulia… Tidak ada roh yang mau menjawab panggilannya.”

Suasana berubah tegang. Albert memecah keheningan dengan tawa sinis. “Lihat, Ayah! Aku sudah bilang, dia hanya aib bagi keluarga ini! Bahkan roh pun tidak mau mengakuinya!”

“Albert!” Verina kembali memotong, nadanya lebih tajam dari sebelumnya. “Diam!”

Namun, kali ini, Ferisu tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya berbalik, melangkah pergi dari ruangan dengan tenang. Tidak ada kemarahan, tidak ada rasa malu. Ia hanya pergi, meninggalkan mereka di belakang.

“Ferisu!” Verina memanggil, tapi pangeran muda itu tidak berhenti.

Di lorong istana yang sepi, Ferisu berjalan dengan langkah ringan. Senyum tipis muncul di wajahnya.

“Seperti yang direncanakan,” gumamnya. “Aku tidak akan membiarkan diriku terikat pada apa pun. Tidak di dunia ini. Tidak oleh mereka.”

Angin malam bertiup pelan melalui celah jendela, membawa aroma kebebasan yang terasa begitu dekat, namun tetap tak terjangkau. Ferisu menatap langit berbintang, matanya penuh dengan tekad yang tidak pernah terlihat sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Cukup menarik

2025-03-04

0

Raysonic Lans™

Raysonic Lans™

oke

2025-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Akhir Dan Awal Yang Baru
2 Chapter 2 : Upacara Kontrak
3 Chapter 3 : Menyelinap
4 Chapter 4 : Pertunangan
5 Chapter 5 : Ramalan
6 Chapter 6 : Pertemuan Di Hutan
7 Chapter 7 : Ah, Merepotkan...
8 Chapter 8 : Ini Tidak Masuk Akal!
9 Chapter 9 : Kenapa Hari Ini Jadi Penuh Drama?
10 Chapter 10 : Dua Bunga
11 Chapter 11 : Sisi Lain Pangeran Sampah
12 Chapter 12 : Kecurigaan
13 Chapter 13 : Galau
14 Chapter 14 : Akademi Astralis
15 Chapter 15 : Hari Pertama
16 Chapter 16 : Aku Menantangmu Duel!
17 Chapter 17 : Tak Tahu Malu
18 Chapter 18 : Acara Bulanan
19 Chapter 19 : Kelas 1-D VS Kelas 1-B
20 Chapter 20 : Percakapan Antara Dua Laki-laki
21 Chapter 21 : Pertandingan Yang Berat
22 Chapter 22 : Kalian Sudah Berusaha
23 Chapter 23 : Kenangan Masa Lalu Yang Muncul
24 Chapter 24 : Mau Dipikir Bagaimanapun Itu Tidak Masuk Akal
25 Chapter 25 : Keributan Di Perpustakaan
26 Chapter 26 : Pangeran Sampah Meminta Maaf?
27 Chapter 27 : Praktik Dungeon
28 Chapter 28 : Hal Yang Tak Terduga
29 Chapter 29 : Lantai Yang Belum Diketahui
30 Chapter 30 : Kemampuan Asli Sang Pangeran
31 Chapter 31 : Manticore
32 Chapter 32 : Kali Ini Saja... Aku Akan Menggunakan Sihir
33 Chapter 33 : Rahasiakan Ini...
34 Chapter 34 : Sesuatu Berubah?
35 Chapter 35 : Percakapan Di Taman
36 Chapter 36 : Kunjungan Dadakan
37 Chapter 37 : Sepertinya Ada Pesaing Yang Mulai Serius
38 Chapter 38 : Orang Bodoh Mana Yang Mau Menyerang Raja-nya Sendiri?
39 Chapter 39 : Kencan
40 Chapter 40 : Kencan #2
41 Chapter 41 : Kamu Sangat Menginginkan Kekuatan?
42 Chapter 42 : Senjata Roh
43 Chapter 43 : Membolos
44 Chapter 44 : Masih Berpikir Kau Benar-benar Mengerti Sihir?
45 Chapter 45 : Pangeran Sampah Dengan Sihirnya
46 Chapter 46 : Sepertinya Aku Dalam Bahaya Besar
47 Chapter 47 : Pengusiran!?
48 Chapter 48 : Latihan
49 Chapter 49 : Mimpi Buruk
50 Chapter 50 : Energi Yang Menjijikkan
51 Chapter 51 : Sesuatu Mulai Bergerak
52 Chapter 52 : Hari Festival
53 Chapter 53 : Kekacauan
54 Chapter 54 : Mengamuk
55 Chapter 55 : Sosok Yang Dikenal
56 Chapter 56 : Roh Dalam Legenda
57 Chapter 57 : Sudah Kubilang, kan? Kau Tak Akan Bisa Membunuhku
58 Chapter 58 : Aku Mencintaimu...
59 Side Story Eliza : Gadis Dari Daerah Kumuh
60 Side Story Eliza : Istana
61 Side Story Eliza : Berbakat!
62 Side Story Eliza : Menjadi Kuat
63 Side Story Eliza : Menyelinap
64 Side Story Eliza : Garis Depan Medan Perang
65 Side Story Eliza : Kebangkitan Dan Kehilangan
66 Season 2 : Prolog
67 [Season 2] Chapter 1 : Pengusiran Pangeran
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Chapter 1 : Akhir Dan Awal Yang Baru
2
Chapter 2 : Upacara Kontrak
3
Chapter 3 : Menyelinap
4
Chapter 4 : Pertunangan
5
Chapter 5 : Ramalan
6
Chapter 6 : Pertemuan Di Hutan
7
Chapter 7 : Ah, Merepotkan...
8
Chapter 8 : Ini Tidak Masuk Akal!
9
Chapter 9 : Kenapa Hari Ini Jadi Penuh Drama?
10
Chapter 10 : Dua Bunga
11
Chapter 11 : Sisi Lain Pangeran Sampah
12
Chapter 12 : Kecurigaan
13
Chapter 13 : Galau
14
Chapter 14 : Akademi Astralis
15
Chapter 15 : Hari Pertama
16
Chapter 16 : Aku Menantangmu Duel!
17
Chapter 17 : Tak Tahu Malu
18
Chapter 18 : Acara Bulanan
19
Chapter 19 : Kelas 1-D VS Kelas 1-B
20
Chapter 20 : Percakapan Antara Dua Laki-laki
21
Chapter 21 : Pertandingan Yang Berat
22
Chapter 22 : Kalian Sudah Berusaha
23
Chapter 23 : Kenangan Masa Lalu Yang Muncul
24
Chapter 24 : Mau Dipikir Bagaimanapun Itu Tidak Masuk Akal
25
Chapter 25 : Keributan Di Perpustakaan
26
Chapter 26 : Pangeran Sampah Meminta Maaf?
27
Chapter 27 : Praktik Dungeon
28
Chapter 28 : Hal Yang Tak Terduga
29
Chapter 29 : Lantai Yang Belum Diketahui
30
Chapter 30 : Kemampuan Asli Sang Pangeran
31
Chapter 31 : Manticore
32
Chapter 32 : Kali Ini Saja... Aku Akan Menggunakan Sihir
33
Chapter 33 : Rahasiakan Ini...
34
Chapter 34 : Sesuatu Berubah?
35
Chapter 35 : Percakapan Di Taman
36
Chapter 36 : Kunjungan Dadakan
37
Chapter 37 : Sepertinya Ada Pesaing Yang Mulai Serius
38
Chapter 38 : Orang Bodoh Mana Yang Mau Menyerang Raja-nya Sendiri?
39
Chapter 39 : Kencan
40
Chapter 40 : Kencan #2
41
Chapter 41 : Kamu Sangat Menginginkan Kekuatan?
42
Chapter 42 : Senjata Roh
43
Chapter 43 : Membolos
44
Chapter 44 : Masih Berpikir Kau Benar-benar Mengerti Sihir?
45
Chapter 45 : Pangeran Sampah Dengan Sihirnya
46
Chapter 46 : Sepertinya Aku Dalam Bahaya Besar
47
Chapter 47 : Pengusiran!?
48
Chapter 48 : Latihan
49
Chapter 49 : Mimpi Buruk
50
Chapter 50 : Energi Yang Menjijikkan
51
Chapter 51 : Sesuatu Mulai Bergerak
52
Chapter 52 : Hari Festival
53
Chapter 53 : Kekacauan
54
Chapter 54 : Mengamuk
55
Chapter 55 : Sosok Yang Dikenal
56
Chapter 56 : Roh Dalam Legenda
57
Chapter 57 : Sudah Kubilang, kan? Kau Tak Akan Bisa Membunuhku
58
Chapter 58 : Aku Mencintaimu...
59
Side Story Eliza : Gadis Dari Daerah Kumuh
60
Side Story Eliza : Istana
61
Side Story Eliza : Berbakat!
62
Side Story Eliza : Menjadi Kuat
63
Side Story Eliza : Menyelinap
64
Side Story Eliza : Garis Depan Medan Perang
65
Side Story Eliza : Kebangkitan Dan Kehilangan
66
Season 2 : Prolog
67
[Season 2] Chapter 1 : Pengusiran Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!