Kamu bisa melepaskannya

Sementara itu Naura tiba-tiba ambruk setelah mendengar kasak kusuk yang membicarakan Shaka dengan Davina. Naura sangat kecewa dengan putra sulungnya, di tambah lagi selama empat bulan ini bahkan dia belum menemukan di mana keberadaan Aruna.

“Mimom!” pekik Hana saat mendapati mamanya pingsan setelah melihat berita.

“Hana kebiasaan deh,” ucap Arya yang baru turun.

“Mimom pingsan kak,” Hana panik melihat Naura pingsan.

Arya langsung mendekat kearah mamanya, dia menggendong mamanya menuju mobil. “Bi telepon kak Tama. Minta tolong baawa papa dan kak Shaka ke rumah sakit,”

“Baik tuan,” Bi Niah langsung menghubungi Tama asisten Daniel. Dia menceritakan pada Tama apa yang terjadi pada nyonya besar mereka.

Sementara itu Arya melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, Hana masih terisak sambil memangku kepala mamanya yang pingsan.

Tidak berepa lama mereka sampai di rumah sakit milik keluara Pradipta, dokter Harun sudah siap. Sebelumnya Arya menelpon dokter Harun, mengatakan kalau mamanya pingsan.

“Kalian tunggu di luar, kami akan menangani mama kalian dulu” dokter Harun meminta Arya dan Hana menunggu diluar.

“Hana. Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Arya pada adiknya.

Hana menceritakan semuanya, karena tadi memang dia sedang menemani mamanya menonton televisi. Hingga keluar berita yang menampilkan Arshaka berjalan bersama Davina, setelah itu mamanya merasakan sesak di dada. Kemudian pingsan. “Sudah jangan menangis lagi. Mama pasti baik-baik saja,” Arya mendekap adiknya yang masih menangis karena khawatir.

Beberapa saat kemudian Daniel dan Arshaka sampai di rumah sakit, di belakangnya mengikuti Danu juga Tama.

Hana langsung memeluk papinya, Daniel mengusap puncak kepala putri bungsunya tersebut. “Mama pasti baik-baik saja, sayang” Daniel berusaha menenangkan putrinya.

Bugh

Semua orang terkejut saat melihat Arya tiba-tiba memukul kakaknya, Arshaka yang tidak siap seketika limbung. Sudut bibirnya berdarah mendapat pukulan dari Arya yang notabenenya suka berlatih beladiri.

“Gue kecewa sama lu, kak. Sekarang lu puas, sudah bikin mommy sakit.”

“Maksud kamu apa, Arya? Papi tidak mengerti kenapa kamu pukul Shaka,” Daniel meminta penjelasan pada putra keduanya tersebut.

Sementara Arshaka masih terduduk di lantai, Danu membantu bosnya tersebut berdiri. “Mimom pingsan gara-gara kak Shaka,” Hana menjelaskan pada Daniel, sedangkan Arya masih menatap tajam kakaknya dengan rasa marah.

“Mommy pingsan setelah melihat berita Davina dan kak Shaka,” tambah Arya.

Daniel memijat kedua pelipisnya. “Tama! Bereskan semua berita yang muncul,” Daniel memerintahkan pada Tama.

Arshaka tertunduk lesu, dia duduk di kursi ruang tunggu bersama dengan keluarganya. Satu jam berlalu, dokter Harun akhirnya keluar dan menuju kearah Daniel beserta keluarganya.

“Naura bagaimana, Harun?”

Harun menghela napas panjang. “Naura terkena serangan jantung, aku rasa ini bukan pertama kalinya. Mengingat kondisinya sekarang, beruntungnya Arya cepat membawanya kemari. Jadi dia bisa terselamatkan,”

Deg

“Serangan jantung kamu bilang, Harun?”

Dokter harun hanya bisa mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Daniel.

Hana semakin terisak dalam pelukan papinya. “Bahagiakan lu sekarang kak? Lu udah hancurin satu-satunya bahagia mommy dan itu kak Kia. Sekarang lu juga mau buat kita semua kehilangan mommy?” ucapan Arya kali ini dengan nada rendah namun sangat menohok untuk kakaknya.

Arshaka hanya bisa terus menunduk, dia tidak tahu jika berita yang muncul membuat mamanya justru terkena serangan jantung.

“Kak Kia pasti semakin benci mimom,” ucap Hana semakin tergugu.

“Apa kami bisa melihat Naura, Harun?”

“Tentu. Kondisinya sudah stabil, hanya dia masih dalam pengaruh obat. Jadi Naura belum sadar,”

Hana langsung masuk menemui mamanya, dia duduk di samping ranjang mamanya. Sementara Arshaka, Arya dan Daniel masuk belakangan.

Hana sangat manja pada Naura, jadi dialah yang paling sedih saat mamanya sedang sakit. Gadis tersebut menaruh tangan mamanya di pipinya. “Mimom. Kalau Hana bisa ketemu kak Kia, mimom harus janji tidak sakit lagi.”

Deg

Arshaka seperti tercubit mendengar apa yang diucapkan adik bungsunya tersebut, sesayang itu mamanya pada Aruna. Bukan hanya mamanya, bahkan Hana juga sangat mendukung mamanya.

“Memangnya kamu mau cari kak Kia kemana? Kak Shaka saja tidak bisa menemukannya sampai sekarang,” Arya menanggapi.

“Itu karena kak Shaka tidak ada niat mencari kak Kia, karena dia justru bahagia kak Kia menghilang. Sampai dia lupa kalau statusnya adalah suami tapi lebih mementingkan Davina yang bukan siapa-sapanya”

Arshaka kembali tertohok ucapan Hana, Arya dan Daniel diam-diam tersenyum. Hana memang masih terlalu muda, tapi pikirannya justru lebih dewasa dari kakak-kakaknya.

“Mimom turuti apapun maumu. Kalau kamu bisa menemukan Kia,” lirih Naura.

Sebenarnya dia sudah siuman, dia masih diam karena ingin melihat ekspresi putra sulungnya saat adik bungsunya mencecarnya dengan kata-kata yang menusuk hati.

Mungkin saatnya untuk Naura bersikap tegas pada putranya tersebut, dia harus segera melakukan sesuatu dan sepertinya Hana yang bisa membuat Arshaka justru bertekuk lutut.

“Sayang. Kamu sudah siuman,” Daniel mendekat pada ranjang Naura.

“Huaaaa. Mimom, Hana takut. Jangan sakit lagi,”

Naura menepuk-nepuk punggung putrinya. “Dasar anak manja, katanya mau nyari kak Kia. Masa nangis,”

“Hana tahu kak Kia ada dimana, mimom. Makanya mimom jangan sakit,” bisik Hana pada mamanya. Daniel yang di sana ikut terkejut, dia masih cukup bisa mendengar apa yang di bisikkan putrinya tersebut pada Naura.

Naura semakin erat memeluk putri bungsunya tersebut, tidak salah memang meskipun Hana manja. Tapi isi kepalanya benar-benar di luar dugaan.

“Papi. Mami mau bicara dengan Shaka,”

“Baiklah sayang,” Daniel keluar bersama Hana dan Arya. Mereka membiarkan Arshaka bicara dengan mamanya.

Cukup hening, itulah yang terjadi setelah yang lain keluar dari ruangan rawat Naura. Arshaka masih menunduk, dia tidak berani melihat wajah mamanya. Karena dia tahu sudah salah, bahkan tubuhnya sempat gemetar saat dokter Harun bilang Naura mengalami seerangan jantung.

“Shaka!” Naura memulai pembicaraan dengan putra sulungnya.

“Ya ma,”

“Mama hanya minta kamu tidak akan pernah menyakiti Kia. Seperti kata mama dulu, temukan Kia. Kalau memang kamu tidak ingin dengan Kia, kamu bisa melepaskannya. Tapi kamu harus ingat satu hal, sampai kapanpun menantu mama hanya Kia. Kamu menikah dengan Davina atau orang lain, mama tidak akan perduli lagi. Anggap saja ini permintaan terkahir mama,”

Melepaskan Aruna? Entah kenapa hatinya perih mendengar mamanya mengatakan hal tersebut. Arshaka tahu semua salahnya, tapi akhir-akhir ini tanpa pengetahuan siapapun dia terus mencari keberadaan Aruna.

“Shaka tahu ma. Aku akan memikirkannya,” Arshaka tertunduk. Dia tahu setiap ucapan mamanya kali ini bukan ancaman tapi pernyataan, mamanya mungkin sudah terlanjur kecewa dengannya.

*

*

*

📞“Halo! Kak, bisa bantu Hana?”

📞“Bantu apa bocah? Jangan bilang mau kabur ya, kamu?”

📞“Ish. Enggak ya. Bisa datang ke rumah sakit xxx kak? Sama suami kakak,”

📞“Haah. Siapa yang sakit cil?”

📞“Mimom kak. Aku tunggu malam ini, penting”

📞“Ok,"

"Dasar bocah satu ini. Kalau bukan karena aunty tidak mau aku ke Jakarta sore begini," gerutunya

"Ada apa sayang?"

"Kak, kita ke Jakarta sekarang. Aunty Naura masuk rumah sakit,"

Pasangan muda tersebut langsung minta supir untuk mengantar mereka ke Jakarta, entah apa yang terjadi. Hana begitu panik saat menelponnya

 

Terpopuler

Comments

Zea Rahmat

Zea Rahmat

jgn2 Alice sodaraan sm arka lg

2025-02-21

0

Arsyila Syafina

Arsyila Syafina

up 2 kk

2025-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Penolakan
2 Chapter 2. Ruang meeting
3 Chapter 3. Tim delta 1
4 Chapter 4. Keluarga Pradipta
5 Chapter 5. Aku minta maaf
6 Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7 Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8 Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9 Chapter 9. Ini bukan kamarku
10 Chapter 10. Gosip kantor
11 Chapter 11. Kalian menikah lusa
12 Chapter 12. Menikah denganku
13 Aku bersedia
14 Sah
15 Aku harus kemana?
16 Aruna Pergi
17 Salah kira
18 Memulai awal di Bandung
19 Pertemuan 3 sahabat
20 Kamu bisa melepaskannya
21 Kebetulan yang luar biasa
22 CEO baru Hanapra Retail
23 Tidak semudah itu
24 Profesionalitas seorang Aruna
25 Gebrakan Arshaka pada Aruna
26 Password leptop Aruna
27 Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28 Amarah Alice & Eris
29 Apartemen Aruna
30 Nathanael Kaysa Wijaya
31 Membantu tim delta 1
32 Kedatangan mama mertua
33 Vienna International Airport
34 Permintaan mama mertua
35 Kembali di retas
36 Misi Danu
37 Dulu disiakan
38 Tujuan di balik penjebakan
39 Kedatangan Ael (Revisi)
40 apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41 Tidak ada keraguan dalam hatiku
42 Di hatimu masih ada aku
43 Hana ngambek
44 Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45 Bertemunya sahabat lama
46 Kesalah pahaman yang terurai
47 Mereka sudah berdamai?
48 Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49 Ael x Ciara
50 Aruna & Ciara
51 Rencana Naura via Anres
52 Insident
53 Mungkinkah ini di Sengaja?
54 Kolaborasi Ran x Eris
55 Mengintai (Masih Ran x Eris)
56 Arshaka siuman
57 Biarkan aku melindungi Kia
58 Angga & Davina ke rumah sakit
59 Pulang ke apartemen
60 Arshaka demam
61 Beri aku satu minggu
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1. Penolakan
2
Chapter 2. Ruang meeting
3
Chapter 3. Tim delta 1
4
Chapter 4. Keluarga Pradipta
5
Chapter 5. Aku minta maaf
6
Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7
Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8
Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9
Chapter 9. Ini bukan kamarku
10
Chapter 10. Gosip kantor
11
Chapter 11. Kalian menikah lusa
12
Chapter 12. Menikah denganku
13
Aku bersedia
14
Sah
15
Aku harus kemana?
16
Aruna Pergi
17
Salah kira
18
Memulai awal di Bandung
19
Pertemuan 3 sahabat
20
Kamu bisa melepaskannya
21
Kebetulan yang luar biasa
22
CEO baru Hanapra Retail
23
Tidak semudah itu
24
Profesionalitas seorang Aruna
25
Gebrakan Arshaka pada Aruna
26
Password leptop Aruna
27
Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28
Amarah Alice & Eris
29
Apartemen Aruna
30
Nathanael Kaysa Wijaya
31
Membantu tim delta 1
32
Kedatangan mama mertua
33
Vienna International Airport
34
Permintaan mama mertua
35
Kembali di retas
36
Misi Danu
37
Dulu disiakan
38
Tujuan di balik penjebakan
39
Kedatangan Ael (Revisi)
40
apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41
Tidak ada keraguan dalam hatiku
42
Di hatimu masih ada aku
43
Hana ngambek
44
Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45
Bertemunya sahabat lama
46
Kesalah pahaman yang terurai
47
Mereka sudah berdamai?
48
Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49
Ael x Ciara
50
Aruna & Ciara
51
Rencana Naura via Anres
52
Insident
53
Mungkinkah ini di Sengaja?
54
Kolaborasi Ran x Eris
55
Mengintai (Masih Ran x Eris)
56
Arshaka siuman
57
Biarkan aku melindungi Kia
58
Angga & Davina ke rumah sakit
59
Pulang ke apartemen
60
Arshaka demam
61
Beri aku satu minggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!