Aku harus kemana?

Acara akad nikah yang hanya di hadiri beberapa anggota keluarga tersebut akhirnya selesai, sahabat Arshaka hanya Dio dan Leo yang mengetahui pernikahan mereka.

“Selamat bro, semoga cepat lauching juniormu” Dio memberikan ucapan selamat pada Arshaka.

“Aunty memang luar biasa. Bisa membuatmu bertekuk lutut,” ledek Leo dengan tatapan penuh arti.

“Kalian benar-benar berisik,” jawaban Arshaka membuat merek berdua tertawa.

Arshaka meninggalkan Dio dan Leo menikmati hidangan, sedangkan dia menghampiri mama dan papanya.

Aruna terlihat sedang bicara dengan Hana, gadis itu tidak mau melepaskan kakak iparnya sebentar saja. “Kak Kia nanti harus sering ke rumah utama. Nanti Hana temani jalan-jalan,” antusias Hana karena sekarang dia punya kakak perempuan.

“Iya. Nanti kita jalan-jalan,” Aruna menepuk puncak kepala Hana.

Hana memeluk Aruna erat, entah kenapa gadis itu sangat menyukai Aruna. Padahal mereka belum lama bertemu. “Ck … dasar bocah. Besok juga masih ketemu kak Kia, gak usah lebah deh lu” Arya menarik baju Hana agar dia melepaskan pelukan dari Aruna.

“Ish. Hana sedang terharu, sekarang punya kakak perempuan” protesnya pada Arya.

Naura, Daniel dan Imel terkekeh mendengar ucapan Hana, anak bungsu keluarga pradipta tetaplah gadis kecil yang tidak akan pernah jadi dewasa. Setidaknya menurut mereka, sementara itu Arshaka hanya melihat interaksi Hana dan Aruna.

Daniel kemudian mendekat pada putra sulungnya tersebut, statusnya kini telah berubah menjadi seorang suami. Berarti tanggung jawabnya juga bertambah, dia harus bisa memprioritaskan tanggung jawabnya sebagai suami.

“Kamu harus memperlakukan Kia dengan baik, jangan menyakitinya. Jaga dan lindungi dia dengan baik, sekarang Kia adalah tanggung jawabmu. Statusmu saat ini adalah sebagai seorang pemimpin dari keluarga kecilmu, tanggung jawab Kia telah berpindah padamu. Papa harap kamu mencintainya dengan tulus, Arshaka!” Daniel menepuk pundak putra sulungnya.

“Iya pa,” jawab Arshaka singkat.

Tak ketinggalan Naura juga memberikan kalimat-kalimat penuh arti pada putranya. “Sayangi Kia, jika mama tahu kamu menyakitinya. Kamu akan tahu mama tidak akan segan-segan melemparmu dari hidup mama,” bisik Naura di telinga Arshaka.

“Iya ma. Aku tahu,” ketus Arshaka tidak mau lebih lanjut menganggapi apa yang diucapkan mamanya.

Disaat yang sama, Aruna sedang berpamitan dengan Imel. Dia baru tahu kalau Imel ternyata bagian dari keluarga Pradipta.

“Panggil aunty saja, Kia. Jangan sungkan menghubungiku jika butuh bantuan,” ucap Imel sambil memeluk gadis berusia dua puluh lima tahun tersebut.

“Siap bu, eh aunty Imel” mereka berdua terkekeh karena masih sedikit canggung.

“Ma, pa. Aruna permisi pergi dulu,” Aruna mencium tangan kedua mertuanya tersebut.

Arshaka memang berencana langsung membawa Aruna untuk tinggal diapartemennya, Keputusan yang sudah Arshaka pikirkan.

Karena dia tidak akan leluasa jika tinggal di rumah utama, setidaknya dia bisa membuat kesepakatan dengan Aruna setelah nanti tiba di apartemen.

“Hati-hati di jalan, Kia, Shaka” Naura dan Daniel juga yang lainnya melepas kepergian Aruna dan Arshaka.

Dan saat ini pengantin baru tersebut sudah berada dalam satu mobil yang sama, Arshaka sendiri yang menyetir mobilnya menuju apartemen.

Hanya suasana hening yang tercipta di dalam mobil, tidak ada suara kecuali mesin mobil. Aruna juga tidak bicara sedikitpun dari tadi, sedangkan Arshaka fokus menyetir.

Aruna bahkan tidak tahu, pernikahan macam apa yang akan dia jalani kedepan. Dia memang mencintai Arshaka, menyukai laki-laki yang sekarang berstatus sebagai suaminya.

Yang Aruna sukai adalah Shaka, staf divisi keuangan. Karena itulah dia berani mengatakan menyukai Shaka, kalau dia tahu bahwa Shaka adalah Arshaka. Mana mungkin dia berani menyatakan perasaannya, hingga berakhir seperti saat ini.

Pernikahan yang Aruna tahu, Arshaka tidak menginginkannya. Sebuah ikatan suci yang terpaksa di lakukan karena suatu hal terjadi.

“Halo. Ada apa?” suara Arshaka yang sedang menerima panggilan telepon membuyarkan lamunan Aruna.

Aruna memperhatikan raut ekspresi Arshaka saat sedng menerima telepon, entah dari siapa. Namun Aruna cukup tahu kalau itu dari seorang perempuan. “Apa? Di mana kamu sekarang? Tunggu aku di sana dan jangan kemana-mana,”

Arshaka menutup panggilan teleponnya, dengan tiba-tiba dia menghentikan mobilnya di suatu tempat. Mereka sudah jauh dari tempat dilangsungkannya akad nikah tadi, Aruna tidak mengerti kenapa Arshaka menghentikan mobilnya.

“Aruna! Aku ada urusan penting, kamu turunlah dan cari taksi. Kita ketemu nanti. Aku buru-buru,” Arshaka mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dan memberikannya pada Aruna.

Aruna hanya bisa diam, ada sedikit rasa nyeri di dadanya. Arshaka memintanya turun dari mobil begitu saja, bahkan dia tidak menjelaskan urusan apa.

“Aruna! Aku tidak punya banyak waktu,” Arshaka sedikit meninggikan suaranya.

Aruna tersentak kaget, dan Arsha melihatnya. Dia melihat raut wajah Aruna yang berubah pias, Aruna membuka pintu mobil. Dia keluar begitu saja tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya, dia melemparkan uang ratusan ribu yang di berika Arshka padanya tepat mengenai wajah Arshaka.

Duarr

Aruna tanpa sepatah katapun, menutup pintu mobil dengan membantingnya. Membuat Arshaka terkejut, tapi saat ini dia harus segera ke rumah sakit. Baru saja asisten Davina menghubunginya, Davina mengalami kecelakaan.

Karena pernikahannya dengan Aruna masih di rahasiakan, jadi dia tidak mungkin membawa Aruna ke rumah sakit. Namun sepertinya Arshaka lupa, dia bahkan belum memberitahu Aruna alamat apartemennya.

“Dasar brengsek,” teriak Aruna saat Arshaka mulai melajukan mobilnya. Teriakan Aruna masih dapat di dengar Arshaka, tapi dia tetap melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Aruna mengepalkan kedua tangannya, dia tidak ingin menangis ataupun terlihat lemah. Tapi hati, pikiran dan tubuhnya sepertinya tidak sinkron. Dia mulai meneteskan air mata sambil memaki Arshaka, bahkan Aruna saat ini tidak tahu sedan gada di mana.

“Tidak Kia. Kamu tidak boleh sedih, kamu tidak boleh rapuh. Kamu sudah mengalami banyak hal dalam hidupmu,” Aruna mulai melihat sekeliling.

Memastikan dirinya ada dimana, dan lebih utama saat ini dia harus mencari toko baju. Tidak mungkin memakai gaun pengantin, dia memutuskan untuk berjalan mencari toko baju.

Beruntung tidak jauh dari sana ada sebuah butik, dia langsung masuk tanpa menghiraukan tatapan orang-orang. Bagaimana tidak jadi perhatian, jika saat ini dia memakai gaun pengantin dan berjalan sendirian seperti orang tidak waras.

“Mau cari baju model seperti apa kak?” seorang pramuniaga mendekati Aruna.

“Baju yang casual saja kak,” ucapnya.

Pramuniaga tersebut membawa Aruna ketempat baju casual, setelah beberapa saat mencari. Akhirnya dia menemukan baju yang cocok untuknya, dia langsung membayarnya. Aruna minta ijin untuk mengganti baju yang dia beli di ruang ganti butik tersebut.

Untungnya Aruna membawa ponselnya, meskipun tidak punya cash. Untungnya butik tersebut menerima pembayaran melalui aplikasi, dia memasukkan gaun pengantinnya ke dalam tote bag yang dibelinya di butik.

“Aku harus kemana? Jika tahu begini bukankah lebih baik aku dari kemarin kabur?” monolognya dengan diri sendiri.

“Bukankah ini yang dia inginkan? Baiklah, aku akan buat semua jadi lebih mudah. Lagi pula memang bukan di sini tempatku sekarang,” Aruna tersenyum kecut.

Dia mulai mengotak atik ponselnya, memesan kendaraan melalui aplikasi hijau. Hingga beberapa saat kendaraannya sudah tiba, Aruna kembali ke kosnya. Mengambil dua koper yang memang sudah siap dari beberapa hari lalu.

Di sinilah saat ini Aruna, stasiun pasar senen. Beruntung masih ada tiket kereta yang bisa dia beli disaat mendadak seperti ini, sesuai tujuan awalnya. Aruna menuju tempat sahabatnya lebih dahulu, sebelum dia mendapatkan tempat tinggal barunya nanti.

 

 

Terpopuler

Comments

Neng Rillah

Neng Rillah

syukur in arshaka , bentar lagi linglung pusing tuh kpla nyari Aruna

2025-02-28

0

Arsyila Syafina

Arsyila Syafina

lanjut kk

2025-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Penolakan
2 Chapter 2. Ruang meeting
3 Chapter 3. Tim delta 1
4 Chapter 4. Keluarga Pradipta
5 Chapter 5. Aku minta maaf
6 Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7 Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8 Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9 Chapter 9. Ini bukan kamarku
10 Chapter 10. Gosip kantor
11 Chapter 11. Kalian menikah lusa
12 Chapter 12. Menikah denganku
13 Aku bersedia
14 Sah
15 Aku harus kemana?
16 Aruna Pergi
17 Salah kira
18 Memulai awal di Bandung
19 Pertemuan 3 sahabat
20 Kamu bisa melepaskannya
21 Kebetulan yang luar biasa
22 CEO baru Hanapra Retail
23 Tidak semudah itu
24 Profesionalitas seorang Aruna
25 Gebrakan Arshaka pada Aruna
26 Password leptop Aruna
27 Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28 Amarah Alice & Eris
29 Apartemen Aruna
30 Nathanael Kaysa Wijaya
31 Membantu tim delta 1
32 Kedatangan mama mertua
33 Vienna International Airport
34 Permintaan mama mertua
35 Kembali di retas
36 Misi Danu
37 Dulu disiakan
38 Tujuan di balik penjebakan
39 Kedatangan Ael (Revisi)
40 apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41 Tidak ada keraguan dalam hatiku
42 Di hatimu masih ada aku
43 Hana ngambek
44 Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45 Bertemunya sahabat lama
46 Kesalah pahaman yang terurai
47 Mereka sudah berdamai?
48 Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49 Ael x Ciara
50 Aruna & Ciara
51 Rencana Naura via Anres
52 Insident
53 Mungkinkah ini di Sengaja?
54 Kolaborasi Ran x Eris
55 Mengintai (Masih Ran x Eris)
56 Arshaka siuman
57 Biarkan aku melindungi Kia
58 Angga & Davina ke rumah sakit
59 Pulang ke apartemen
60 Arshaka demam
61 Beri aku satu minggu
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1. Penolakan
2
Chapter 2. Ruang meeting
3
Chapter 3. Tim delta 1
4
Chapter 4. Keluarga Pradipta
5
Chapter 5. Aku minta maaf
6
Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7
Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8
Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9
Chapter 9. Ini bukan kamarku
10
Chapter 10. Gosip kantor
11
Chapter 11. Kalian menikah lusa
12
Chapter 12. Menikah denganku
13
Aku bersedia
14
Sah
15
Aku harus kemana?
16
Aruna Pergi
17
Salah kira
18
Memulai awal di Bandung
19
Pertemuan 3 sahabat
20
Kamu bisa melepaskannya
21
Kebetulan yang luar biasa
22
CEO baru Hanapra Retail
23
Tidak semudah itu
24
Profesionalitas seorang Aruna
25
Gebrakan Arshaka pada Aruna
26
Password leptop Aruna
27
Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28
Amarah Alice & Eris
29
Apartemen Aruna
30
Nathanael Kaysa Wijaya
31
Membantu tim delta 1
32
Kedatangan mama mertua
33
Vienna International Airport
34
Permintaan mama mertua
35
Kembali di retas
36
Misi Danu
37
Dulu disiakan
38
Tujuan di balik penjebakan
39
Kedatangan Ael (Revisi)
40
apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41
Tidak ada keraguan dalam hatiku
42
Di hatimu masih ada aku
43
Hana ngambek
44
Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45
Bertemunya sahabat lama
46
Kesalah pahaman yang terurai
47
Mereka sudah berdamai?
48
Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49
Ael x Ciara
50
Aruna & Ciara
51
Rencana Naura via Anres
52
Insident
53
Mungkinkah ini di Sengaja?
54
Kolaborasi Ran x Eris
55
Mengintai (Masih Ran x Eris)
56
Arshaka siuman
57
Biarkan aku melindungi Kia
58
Angga & Davina ke rumah sakit
59
Pulang ke apartemen
60
Arshaka demam
61
Beri aku satu minggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!