Chapter 10. Gosip kantor

Aruna tidak langsung ke kantor, dia memilih untuk pulang ke kosnya. Hari ini rasanya dia tidak ingin masuk kantor, lagi pula hanya tinggal beberap ahari lagi.

“Semangat Kia. Kamu bisa melewati hari ini,” di depan cermin dia berbicara dengan pantulan dirinya.

Hari ini Aruna tampak stylish dengan rok skirt hitam perpadu kemeja putih bergaris abu, ditambah outer rompi senada dengan rok, tak lupa hijab abu dan sneakers putih.

Tak lupa hodie biru langit dengan kepala hodie yang biasa gunakan untuk menutupi bagian kepala dan wajahnya, hari ini dia memakai masker.

Aruna berjalan menyusuri lobi untuk masuk lift, dia berharap tidak terlalu banyak yang sudah datang. Dia mencari tempat paling belakang di lift agar tidak terlalu banyak orang yang sadar itu dirinya.

Orang-orang mulai masuk lift, dari bagian depan mulai terdengar kasak kusuk yang membicarakan dirinya dengan Arshaka. Aruna sudah mempersiapkan diri dengan semua itu, dia tahu yang akan menajdi phak yang di salahkan kemungkinan dia.

“Eh kamu tahu berita terbaru?”

“Berita staff divisi keuangan yang merayu pak Arshaka dan ketahuan tidur satu kamar,”

“Haa? Aku dengar karena pernyataan cintanya ditolak jadi dia nekat,”

“Semua berita diluar sudah di take down. Jadi tidak ada lagi yang tahu, hanya saja yang tersebar di grup perusahaan tidak bisa di tutupi.”

“Aku yakin dia pasti di pecat,”

“Itu sudah pasti. Mana posisinya memeluk pak Arshaka lagi,”

“Sayangnya semua berita di luar di take down. Kasihan sekali dia, mau numpang tenar jalur tidur dengan anak CEO. Kalau aku jadi dia sudah tidak berani menginjakkan kaki di perusahaan,”

Aruna di belakang mendengar semua pembicaraan rekan-rekannya, meskipun dia memakai earphone. Dia memainkan kedua ujung sepatunya sambil menunduk, sesekali menghela napas panjang.

Tebakannya benar, bagaimanapun dia akan berada di posisi yang di salahkan. Dia hanya staff biasa, sedangkan Arshaka adalah anak pemilik perusahaan. Sekaligus salah satu calon penerus Pradipta Company.

“Untung saja aku sudah mengajukan pengunduran diri. Tidak perlu mendengarkan apa yang mereka katakan, kamu yang paling tahu kejadian sebenarnya Kia” batin Aruna.

Deg ….

Tiba-tiba ada seseroang yang berdiri di hadapannya. “Pak Arshaka?” lirihnya kemudian kembali menunduk.

Arshaka menangkupkan dua tangannya memegang pipi Aruna yang tertutup masker dan kepala hodie yang dipakainya, mendongakkan kepala Aruna ke atas agar gadis itu menatapnya.

Netra mereka saling bertemu satu sama lain, debaran jantung Aruna tidak bisa di kendalikan lagi. Apalagi mereka di dalam lift, Aruna tidak mau menambah masalah lebih banyak.

Ternyata Arshaka sudah ada dalam lift dari awal, dia berdiri tepat di samping Aruna. Hanya saja Aruna memang hanya menunduk, jadi dia tidak menyadari ke hadiran Arsahak.

Sementara saat ini Danu berdiri di belakang Arshaka, menutupi Arshaka dan Aruna. Arshaka mendekatkan wajahnya pada telinga Aruna. “Jangan khawatir, aku akan membereskan semua kekacauan hari ini” bisik Arshaka.

“Semua sudah terlanjur. Tidak ada yang bisa pak Arshaka lakukan jika itu terkait gosip yang beredar di perusaan ini, tetaplah di posisi anda seperti biasanya. Hanya itu yang bisa anda lakukan,” balas Aruna dengan lirih namun masih cukup bisa di dengar Arshaka.

Deg …

Arshaka hanya bisa membatu dengan netra yang saling bersitatap, tatapan lembut tapi tajam dari Aruna membuat jantung Arshaka berdesir.

Satu persatu karyawan keluar dari lift, menyisakan Aruna, Arshaka dan Danu di dalam. Satu lantai lagi mereka sampai di lantai gedung mereka bekerja.

“Pak Arshaka, kita sudah sampai. Kalau anda masih mau tetap di dalam lift, setidaknya berikan saya jalan. Saya masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan,”

Aruna kesal bukan main, kenapa dia harus jatuh hati pada pria yang ada di hadapannya saat ini. Aruna menyingkirkan tangan Arshaka yang masih memegang kepalanya, dia menghela napas panjang sambil berlalu keluar dari lift meninggalkan Arshaka dan Danu.

“Aku tidak melakukan apapun padamu tadi malam. Aku yakin itu Aruna,” ucap Arshaka yang berjalan sejajar dengan Aruna.

“Saya tahu pak Arshaka. Jadi tidak perlu di perlebar dan di perbesar, biarkan semua berakhir sperti ini. Gosip yang berjalan juga tidak perlu di tanggapi,”

Aruna sendiri tahu, mereka berdua tidak melakukan apa-apa. Selain Arshaka yang memeluk dirinya, selebihnya tidak terjadi apa-apa. Baju mereka masih lengkap, tidak ada satupun yang terlepas dari tubuh mereka, terlebih lagi Aruna sedang kedatangan tamu bulanan.

“Saya permisi,” ucap Aruna yang berpisah jalan dengan Arshaka karena ruangannya dan Arsahaka beda arah.

“Danu! Cepat cek sampai mana gossip kami beredar di kantor,”

“Baik tuan,” Danu segera melaksanakan perintah dari bosnya tersebut.

Aruna dengan langkah gontai masuk ke dalam ruangan divisi, rasanya tidak ada semangat untuk melakukan apapun.

“Kok sepi?” Aruna baru saja duduk di kursi tempatnya biasa bekerja, namun tak menemui satupun dari tim deta satu maupun delta 2.

“Ar cepat kesini,” Rika memanggil Aruna dari ruangan meeting internal.

Aruna berjalan gontai menuju Rika, di sana berkumpul anak-anak delta satu maupun delta dua. “Apa mau ada meeting? Kenapa semua pada kumpul di sini?” ucap Aruna.

“Ck … bukan meeting, tapi sedang memastikan kejadian yang menimpamu semalam” jawab Lin.

Semua tim mengangguk, mereka terlihat serius melihat Aldo tampak lihai berselancar di atas kerboardnya.

“Aldo sedang masuk untuk meretas system keamanan mereka, bu Imel bilang CCTV tadi malam tiba-tiba semua rusak. Itu sangat tidak wajar,”

Aruna sama sekali tidak terpikir sampai sana, mungkin karena dia masih shock. Masuk system dan meretasnya adalah hal yang mudah bagi Aruna, namun sepertinya dia melupakan bagian dirinya yang cerdas ini.

“Apa kamu mengenal mereka?” tanya Aldo yang sudah berhasil memperbaiki CCTV yang rusak di malam kejadian tadi.

Aruna menggeleng. “Aku tidak mengenal mereka, bisa jadi pak Arshaka mengenal mereka sih” ucap Aruna.

Di sana terlihat jelas, Aruna pingsan setelah keluar dari kamar mandi. Ada dua orang yang tidak Aruna kenal membawanya, sudah bisa di pastikan mereka membawa Aruna ke kamar hotel. Pada CCTV yang lain terlihat Arshaka yang sedang menunggu Danu mengambil mobil di parkiran, Arshaka sedikit limbung kemudian dia juga pingsan.

Di sana terlihat dua orang yang sama dengan yang tadi membawa Aruna, dari sini bisa di tarik Kesimpulan memang ada yang ingin menjebak Arshaka.

“Tapi kenapa mereka melibatkan aku?” bingung Aruna.

“Bisa jadi dia adalah orang yang mengenal pak Arshaka dan pernah datang saat acara pengenalan dirinya sebagai anak pak Daniel, Aruna. Di sana terpampang jelas wajahmu yang menyatakan cinta pada pak Arshaka,” Shandy mengutarakan analisanya yang masuk akal.

“Pindahkan ke flashdisk, akan aku bawa ke pak Arshaka. Mungkin dia kenal dua orang yang menjebak kami,”

“Terimakasih. Karena kalian tidak menuduhku seperti yang lain, justru kalian membantuku” ucap Aruna tulus.

“Kita adalah tim delta, Aruna. Kita di bentuk bu Imel secara khusus, tim yang punya kemampuan dan tugas masing-masing” ujar Rika.

“Karena kita keluarga juga,” ucap Lin memeluk Aruna.

Tim delta memang di bentuk khusus oleh Imel sendiri, dia yang memilih anggotanya. Imel ingin tim yang tidak hanya solid, tapi juga mengedepankan kejujuran dan tanggung jawab.

 

Episodes
1 Chapter 1. Penolakan
2 Chapter 2. Ruang meeting
3 Chapter 3. Tim delta 1
4 Chapter 4. Keluarga Pradipta
5 Chapter 5. Aku minta maaf
6 Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7 Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8 Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9 Chapter 9. Ini bukan kamarku
10 Chapter 10. Gosip kantor
11 Chapter 11. Kalian menikah lusa
12 Chapter 12. Menikah denganku
13 Aku bersedia
14 Sah
15 Aku harus kemana?
16 Aruna Pergi
17 Salah kira
18 Memulai awal di Bandung
19 Pertemuan 3 sahabat
20 Kamu bisa melepaskannya
21 Kebetulan yang luar biasa
22 CEO baru Hanapra Retail
23 Tidak semudah itu
24 Profesionalitas seorang Aruna
25 Gebrakan Arshaka pada Aruna
26 Password leptop Aruna
27 Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28 Amarah Alice & Eris
29 Apartemen Aruna
30 Nathanael Kaysa Wijaya
31 Membantu tim delta 1
32 Kedatangan mama mertua
33 Vienna International Airport
34 Permintaan mama mertua
35 Kembali di retas
36 Misi Danu
37 Dulu disiakan
38 Tujuan di balik penjebakan
39 Kedatangan Ael (Revisi)
40 apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41 Tidak ada keraguan dalam hatiku
42 Di hatimu masih ada aku
43 Hana ngambek
44 Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45 Bertemunya sahabat lama
46 Kesalah pahaman yang terurai
47 Mereka sudah berdamai?
48 Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49 Ael x Ciara
50 Aruna & Ciara
51 Rencana Naura via Anres
52 Insident
53 Mungkinkah ini di Sengaja?
54 Kolaborasi Ran x Eris
55 Mengintai (Masih Ran x Eris)
56 Arshaka siuman
57 Biarkan aku melindungi Kia
58 Angga & Davina ke rumah sakit
59 Pulang ke apartemen
60 Arshaka demam
61 Beri aku satu minggu
62 Kunjungan ke Market place
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Chapter 1. Penolakan
2
Chapter 2. Ruang meeting
3
Chapter 3. Tim delta 1
4
Chapter 4. Keluarga Pradipta
5
Chapter 5. Aku minta maaf
6
Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7
Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8
Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9
Chapter 9. Ini bukan kamarku
10
Chapter 10. Gosip kantor
11
Chapter 11. Kalian menikah lusa
12
Chapter 12. Menikah denganku
13
Aku bersedia
14
Sah
15
Aku harus kemana?
16
Aruna Pergi
17
Salah kira
18
Memulai awal di Bandung
19
Pertemuan 3 sahabat
20
Kamu bisa melepaskannya
21
Kebetulan yang luar biasa
22
CEO baru Hanapra Retail
23
Tidak semudah itu
24
Profesionalitas seorang Aruna
25
Gebrakan Arshaka pada Aruna
26
Password leptop Aruna
27
Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28
Amarah Alice & Eris
29
Apartemen Aruna
30
Nathanael Kaysa Wijaya
31
Membantu tim delta 1
32
Kedatangan mama mertua
33
Vienna International Airport
34
Permintaan mama mertua
35
Kembali di retas
36
Misi Danu
37
Dulu disiakan
38
Tujuan di balik penjebakan
39
Kedatangan Ael (Revisi)
40
apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41
Tidak ada keraguan dalam hatiku
42
Di hatimu masih ada aku
43
Hana ngambek
44
Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45
Bertemunya sahabat lama
46
Kesalah pahaman yang terurai
47
Mereka sudah berdamai?
48
Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49
Ael x Ciara
50
Aruna & Ciara
51
Rencana Naura via Anres
52
Insident
53
Mungkinkah ini di Sengaja?
54
Kolaborasi Ran x Eris
55
Mengintai (Masih Ran x Eris)
56
Arshaka siuman
57
Biarkan aku melindungi Kia
58
Angga & Davina ke rumah sakit
59
Pulang ke apartemen
60
Arshaka demam
61
Beri aku satu minggu
62
Kunjungan ke Market place

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!