Chapter 9. Ini bukan kamarku

“Arshaka jelaskan pada mama. Kamu tidur dengan Kia semalam?”

Aruna masih mencerna apa yang di maksud wanita yang bernama Naura yang dia kenal saat di ruangan bu Imel.

“Maaf nyonya, sepertinya anda salah paham. Mana mungkin saya tidur dengan pak Sha-,” Aruna diam sebentar. Arshaka dan mamanya ikut diam, mereka tahu kalau Aruna masih dalam mode belum sadar sepenuhnya.

“Haah. Ini bukan kamarku, kenapa aku di sini. Kenapa pak Arshaka ada di sini juga? Pak Arshaka ngapain di sini,” panik Aruna.

Dia baru sadar sepenuhnya, dia memeriksa dirinya. Masih lengkap baju maupun hijab menempel di tubuhnya, begitupun Arshaka. Aruna melihatnya juga masih dengan baju yang lengkap.

“Kamu sudah sepenuhnya sadar Kia?” tanya Naura lembut.

“I-iya nyonya,” Aruna masih mencerna dan berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.

Namun ingatannya seolah terkunci, karena yang dia ingat dia keluar dari kamar mandi lalu semuanya gelap. Setelah itu dia sudah tidak ingat apapun dan berakhir di tempat tidur yang sama dengan Arshaka.

“Ma ini hanya salah paham, tidak mungkin Arshaka menyentuh gadis seperti dia.”

“Apa kamu bilang tuan Shaka? Kamu sebut apa? Aku punya nama dan namaku Aruna Azkiana Amabell,”

“Nyonya sepertinya anda hanya salah paham. Seperti yang nyonya Naura lihat, kami tidak melakukan apa-apa,” lanjut Aruna.

Arshaka dan Naura terkejut dengan perubahan ekspresi dan tone suara Aruna, rupanya ucapan Arshaka memancing sisi Aruna yang tegas.

Tatapan penuh amarah pada Arshaka dapat dia lihat dari sorot mata Aruna, Arshaka ingat ucapan Rika semalam tentang tatapan mematikan Aruna. Pagi ini dia merasakan tatap itu.

“Nak Kia bisa tenang dulu?” amarah Aruna menguar ketika mendengar suara lembut Naura.

“Geser sedikit,” ucap Naura pada Arshaka.

“Kia, tante tahu kamu masih shock karena kelakuan bocah ini. Tapi wartawan sudah melihat kalian satu tempat tidur, aunty yakin siang ini berita akan muncul”

“Ma. Kita mungkin di jebak, aku akan minta Danu untuk mengecek semua CCTV di hotel dan restoran. Jadi mama tidak perlu khawatir,” bujuk Arshaka pada mamanya.

“Mama sudah minta Tama dan Danu melihat rekaman CCTV semalam. Mereka baru saja memberi tahu rekaman CCTV semalam rusak,”

“Nyonya. Saya jamin, Aruna dan pak Arshaka tidak melakukan apa-apa. Mungkin benar yang di katakan pak Arshaka bahwa kami di jebak,” ucap Aruna dengan tone yang lebih lembut karena sudah tak lagi emosi.

Dia lebih harus berpikir jernih dengan apa yang saat ini terjadi, dia tidak mau gegabah.

“Aruna benar ma. Baju kami masih lengkap,”

“Ucapanmu memang benar Shaka. Tapi kalian tidur berpelukan, kalaupun kalian tidak melakukan apa-apa mereka sudah mendapatkan foto kalian.”

Arshaka mendengus kesal, untuk ucapan mamanya kali ini dia tidak bisa membantah. Karena memang itu kenyataannya.

“Ting”

Satu notifikasi masuk keponsel Arshaka dan Naura, Arshaka terkejut kenapa cepat sekali berita menyebar.

“Lihat Shaka. Baru mama bilang, semua sudah kejadian” ucapa Naura.

“Shaka akan atasi ma. Biar tim IT yang melakukan tugas mereka,” Arshaka langsung mengirimkan pesan pada tim nya untuk menghapus berita.

“Kamu memang bisa menghapus berita itu nak. Tapi mungkin saja sudah ada yang melihat wajah Kia, kamu mungkin bisa melanjutkan hidupmu. Tapi bagaimana dengan Kia?”

“Nyonya. Anda tidak perlu khawatir, saya akan baik-baik saja” ucap Aruna.

Entah kenapa Arshaka sedikit takjub melihat pemikiran Aruna, di saat seperti ini walaupun tadi dia marah. Namun sesaat kemudian dia bisa menguasai keadaan, dan saat ini dia sangat tenang saat berbicara dengan mamanya.

“Kia apa kamu tidak berpikir nak? Dengan wajahmu yang terekspos, meskipun saat ini Arshaka berhasil menghapusnya. Jejak digital sudah tersebar, Arshaka bisa tetap berjalan dengan wajah tegak. Tapi akan sulit bagimu, siapa yang akan menerimamu jika mereka tahu kamu pernah satu tempat tidur dengan seorang pria tanpa ikatan pernikahan”

“Deg”

Tenggorokan Aruna tercekat, dia tidak pernah memikirkan hal tersebut. Sesaat kemudian dia tersenyum getir, sementara dia ingat bagaimana Arshaka menolak pernyataan cintanya. Tapi pagi ini dia malah berada satu tempat tidur dengan atasannya tersebut.

“Maafkan aunty. Ucapan aunty memang terkesan menyakitkan, tapi itu kenyataan yang harus kamu hadapi nanti nak. Karena itu demi kebaikan semuanya, kalian harus menikah”

“Duarr”

Bagai petir yang menyambar Arshaka maupun Aruna, mereka terkejut dengan ucapan Naura.

“Ma, itu tidak mungkin. Kami tidak saling kenal, lagi pula aku-,”

“Kamu apa Shaka? Kamu mau melamar Davina lagi? Kamu juga tidak mencintai dia, bukan?”

“Ma? Tapi setidaknya aku mengenal Davina dari kecil, jadi kami sudah saling tahu”

“Tidak Shaka. Mengenal dari kecil bukan berarti kamu tahu siapa dia sebenarnya dan perasaan mama tahu itu,”

Sementara itu Aruna hanya diam mendengarkan perdebatan ibu dan anak tersebut. “Kalau tahu begini lebih baik aku setuju ikut kak Ael ke Austria,” menyesal Aruna dalam hati karena keras kepalanya dia menolak untuk tinggal bersama kakak sesusuan dan orang tua angkatnya.

“Apa tidak ada cara lain, ma?”

“Tidak ada Shaka. Demi menyelamatkan perusahaan juga, ada ribuan karyawan bergantung pada Pradipta Company. Kamu tidak bisa mementingkan dirimu sendiri jika itu berkaitan dengan perusahaan,”

Arshaka diam dia merenung sejenak, kemudian melihat kearah Aruna. “Aku minta waktu untuk berpikir ma,”

“Bagaimana dengan kamu nak?” tanya Naura pada Aruna.

“Begini saja nyonya. Lihat kondisi satu sampai dua hari kedepan, jika itu tidak mempengaruhi perusahaan. Nyonya tidak perlu memaksa pak Arshaka untuk menikahi saya,”

Arshaka yang tadinya sudah sangat pusing dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba seperti mendapat pencerahan setelah mendengar ucapan Aruna. “Gadis ini cerdas juga,” batin Arshaka senang.

“Tapi nak?”

“Kalau yang nyonya khawatirkan adalah kehormatan dan penilaian orang tentang saya di masa depan. Nyonya tidak perlu khawatir, karena saya akan pindah ke Austria sebentar lagi.”

“Deg” baik Arshaka maupun Naura menjadi sendu.

Di sisi lain, Naura semakin yakin dengan pilihannya menikahkan Aruna dengan Arshaka. “Kenapa kamu yang harus berkorban untuk Pradipta Company nak? Itu tidak adil,”

“Saya tidak berkorban nyonya. Lagi pula saya sudah mengajukan pengunduran diri, minggu ini hari terakhir saya bekerja di perusahaan anda”

Naura lemas mendengar ucapan Aruna, tapi dia tidak akan menyerah. Masih ada waktu satu minggu sebelum Aruna keluar dari perusahaan, setidaknya itu yang ada di pikiran Naura.

“Kapan dia mengajukan? Kenapa aku tidak tahu,” batin Arshaka.

“Nyonya saya rasa pembicaraan kita cukup sampai di sini dulu. Saya dan pak Arshaka harus ke kantor, saya harus pulang dulu untuk ganti baju”

“Ah benar kalian harus ke kantor. Aunty sudah minta untuk membawakan kamu baju, jadi tidak perlu pulang. Shaka kamu pulang dulu, mama masih ingin bicara dengan Kia”

Arshaka menurut, nanti saja dia bicara dengan Aruna saat di kantor. Arshaka pulang keapartemennya, dia mencoba mengingat kejadian semalam, tapi dia juga tidak bisa.

“Danu. Cari tahu kapan Aruna mengajukan pengunduran diri,”

“Baik tuan,” tak butuh waktu lama untuk Danu mendapatkan informasi.

“Aruna mengajukan pengunduran diri satu bulan yang lalu tuan. Tepatnya satu hari setelah dia menyatakan perasaannya pada tuan,”

“Ok. Thank's,”

Arshaka memukul kemudinya, kenapa harus ada masalah seperti ini. Di dasar hatinya dia merasa bersalah pada Aruna, jika itu adalah ulah musuh bisnis keluarganya.

 

 

Episodes
1 Chapter 1. Penolakan
2 Chapter 2. Ruang meeting
3 Chapter 3. Tim delta 1
4 Chapter 4. Keluarga Pradipta
5 Chapter 5. Aku minta maaf
6 Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7 Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8 Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9 Chapter 9. Ini bukan kamarku
10 Chapter 10. Gosip kantor
11 Chapter 11. Kalian menikah lusa
12 Chapter 12. Menikah denganku
13 Aku bersedia
14 Sah
15 Aku harus kemana?
16 Aruna Pergi
17 Salah kira
18 Memulai awal di Bandung
19 Pertemuan 3 sahabat
20 Kamu bisa melepaskannya
21 Kebetulan yang luar biasa
22 CEO baru Hanapra Retail
23 Tidak semudah itu
24 Profesionalitas seorang Aruna
25 Gebrakan Arshaka pada Aruna
26 Password leptop Aruna
27 Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28 Amarah Alice & Eris
29 Apartemen Aruna
30 Nathanael Kaysa Wijaya
31 Membantu tim delta 1
32 Kedatangan mama mertua
33 Vienna International Airport
34 Permintaan mama mertua
35 Kembali di retas
36 Misi Danu
37 Dulu disiakan
38 Tujuan di balik penjebakan
39 Kedatangan Ael (Revisi)
40 apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41 Tidak ada keraguan dalam hatiku
42 Di hatimu masih ada aku
43 Hana ngambek
44 Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45 Bertemunya sahabat lama
46 Kesalah pahaman yang terurai
47 Mereka sudah berdamai?
48 Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49 Ael x Ciara
50 Aruna & Ciara
51 Rencana Naura via Anres
52 Insident
53 Mungkinkah ini di Sengaja?
54 Kolaborasi Ran x Eris
55 Mengintai (Masih Ran x Eris)
56 Arshaka siuman
57 Biarkan aku melindungi Kia
58 Angga & Davina ke rumah sakit
59 Pulang ke apartemen
60 Arshaka demam
61 Beri aku satu minggu
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1. Penolakan
2
Chapter 2. Ruang meeting
3
Chapter 3. Tim delta 1
4
Chapter 4. Keluarga Pradipta
5
Chapter 5. Aku minta maaf
6
Chapter 6. Kehebohan mommy Naura
7
Chapter 7. Mimom, kita seperti pengintai
8
Chapter 8. Siasat Aruna untuk kabur
9
Chapter 9. Ini bukan kamarku
10
Chapter 10. Gosip kantor
11
Chapter 11. Kalian menikah lusa
12
Chapter 12. Menikah denganku
13
Aku bersedia
14
Sah
15
Aku harus kemana?
16
Aruna Pergi
17
Salah kira
18
Memulai awal di Bandung
19
Pertemuan 3 sahabat
20
Kamu bisa melepaskannya
21
Kebetulan yang luar biasa
22
CEO baru Hanapra Retail
23
Tidak semudah itu
24
Profesionalitas seorang Aruna
25
Gebrakan Arshaka pada Aruna
26
Password leptop Aruna
27
Amplop coklat (pengajuan pembatalan)
28
Amarah Alice & Eris
29
Apartemen Aruna
30
Nathanael Kaysa Wijaya
31
Membantu tim delta 1
32
Kedatangan mama mertua
33
Vienna International Airport
34
Permintaan mama mertua
35
Kembali di retas
36
Misi Danu
37
Dulu disiakan
38
Tujuan di balik penjebakan
39
Kedatangan Ael (Revisi)
40
apa tadi dia bilang? Istri, sayang?
41
Tidak ada keraguan dalam hatiku
42
Di hatimu masih ada aku
43
Hana ngambek
44
Aruna tahu Ael sudah di Bandung
45
Bertemunya sahabat lama
46
Kesalah pahaman yang terurai
47
Mereka sudah berdamai?
48
Aruna, Erisa dan Ran unjuk Gigi
49
Ael x Ciara
50
Aruna & Ciara
51
Rencana Naura via Anres
52
Insident
53
Mungkinkah ini di Sengaja?
54
Kolaborasi Ran x Eris
55
Mengintai (Masih Ran x Eris)
56
Arshaka siuman
57
Biarkan aku melindungi Kia
58
Angga & Davina ke rumah sakit
59
Pulang ke apartemen
60
Arshaka demam
61
Beri aku satu minggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!