Malam yang Panjang dirumah Sakit

Seperti malam sebelumnya, Alex memilih untuk tetap bermalam di rumah sakit. Duduk di kursi di samping ranjang ayahnya, matanya terus memperhatikan monitor yang menampilkan detak jantung sang ayah.

Dalam hati, ia hanya ingin sendiri, menghabiskan malam dengan ketenangan tanpa gangguan siapa pun. Tapi ketenangan itu sepertinya sulit didapatkan malam ini.

“Aku juga akan bermalam di sini.”

Suara lembut namun penuh tekad itu berasal dari Grace. Perempuan itu berdiri di sisi lain ranjang, menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Alex mendongak, matanya menatap Grace dengan sedikit kelelahan. “Grace, kau tak perlu melakukan ini. Keluargamu pasti menunggumu di rumah.”

Namun, di depan ayahnya yang terbaring lemah, Grace tetap bersikeras. “Aku ingin menemani. Lagi pula, kita...” Grace sengaja menggantungkan kalimatnya, lalu melirik ayah Alex yang mulai tertidur. “...akan bertunangan. Ini wajar, kan?”

Alex mengepalkan tangannya di atas paha. Ia ingin menolak, ingin mengatakan bahwa ia lebih suka sendiri. Tapi situasinya tidak memungkinkannya untuk berdebat.

Ayahnya sudah cukup sakit. Jika ia terang-terangan menolak Grace, itu hanya akan menambah beban pikirannya.

Dengan helaan napas berat, Alex akhirnya menyerah. “Lakukan sesukamu.”

Grace tersenyum tipis, lalu menarik kursi untuk duduk tidak jauh dari Alex.

Malam terasa lebih panjang bagi Alex. Bukan karena ia tak terbiasa di rumah sakit, tetapi karena ia harus berbagi ruang dengan seseorang yang tidak ia inginkan.

_____

Malam semakin larut. Meninggalkan suasana tenang dengan hanya suara mesin medis yang berbunyi pelan di dalam kamar VVIP.

Di sofa panjang dekat ranjang pasien, Alex duduk. Grace sengaja duduk berdekatan dengannya, seakan ingin memastikan jarak mereka tak lebih dari beberapa senti.

Pelan-pelan , tangan halus Grace menyentuh punggung tangan Alex. Ia mulai mengelusnya perlahan, bahkan sesekali meremasnya dengan lembut. Ia tahu, ayah Alex pasti melihat.

"Alex, kamu pasti lelah..." bisiknya, suaranya dibuat selembut mungkin. "Aku di sini untuk menemanimu."

Alex menghela napas panjang. Ia tak bereaksi, hanya membiarkan Grace memainkan drama yang diinginkannya. Tapi dalam hati, ia sudah muak.

Beberapa saat kemudian, Grace bangkit dari sofa. "Aku ke toilet sebentar." Ia tersenyum manis sebelum berjalan ke dalam kamar mandi di dalam ruangan.

Ini kesempatan.

Tanpa pikir panjang, Alex bangkit dari duduknya, langkahnya cepat menuju pintu toilet sebelum sempat tertutup sepenuhnya. Sekali tarikan, ia mendorong pintu hingga terbuka kembali, lalu menarik tangan Grace ke dalam.

Brak!

Pintu toilet tertutup kembali dengan cepat. Grace tersentak, punggungnya menghantam dinding keramik yang dingin. Sebelum sempat mengatakan apa pun, Alex sudah berdiri tepat di depannya, tubuhnya menekan tubuh Grace ke dinding.

"Aku sudah cukup bersabar, Grace," suara Alex rendah, nyaris seperti geraman. Tatapan matanya tajam, penuh amarah yang tertahan. "Kau pikir aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan?"

Grace bisa merasakan napas panas Alex menyentuh wajahnya. Jantungnya berdetak cepat, tapi bukan karena takut. Sebaliknya, ada sesuatu dalam perlakuan kasar ini yang justru membuatnya bergetar dalam cara yang berbeda.

Dengan ekspresi yang anehnya justru puas, Grace menatap mata Alex. "Jadi kau memperhatikanku, Alex?" bisiknya menggoda.

Alex semakin menekan tubuhnya, jemarinya mencengkeram pergelangan tangan Grace yang tertahan di dinding. "Hentikan permainanmu, Grace."

Tapi bukannya takut, Grace justru tersenyum, senyum yang berbahaya. "Kalau aku tidak mau?"

Sejenak, keheningan menyelimuti mereka. Alex bisa merasakan detak jantungnya sendiri berpacu, sementara Grace malah semakin menikmati ketegangan yang ada.

Entah mengapa, dalam posisi seperti ini, ia merasa Alex benar-benar miliknya.

Saat Alex dan Grace di dalam toilet , tiba-tiba terdengar suara serak dari luar kamar pasien.

“Alex...”

Alex langsung tersadar dan melepaskan cengkeramannya pada Grace. Napasnya masih berat, sementara Grace justru tersenyum samar, menikmati situasi itu.

“Daddy...” Alex buru-buru membuka pintu toilet dan melangkah cepat ke arah ranjang ayahnya.

Ayahnya tampak mencoba duduk lebih tegak, wajahnya masih pucat, tapi matanya menatap Alex dengan penuh harap. “Tolong ambilkan Daddy air.”

“Iya, Dad.” Dengan sigap, Alex menuangkan air putih ke dalam gelas, lalu membantu ayahnya minum.

Sementara itu, Grace keluar dari toilet dengan langkah santai. Ia merapikan rambutnya dan duduk di sofa, kembali berakting seolah tidak terjadi apa-apa.

Saat Alex kembali fokus pada ayahnya, Grace menatapnya dengan tatapan tajam dan penuh makna. Dalam hatinya, ia berbisik, “Aku tahu kau ingin menolakku, Alex. Tapi lihat saja… Aku akan membuatmu jatuh ke dalam permainanku.”

Episodes
1 Visual
2 Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3 Menulis Diary
4 Pertemuan di Rumah Sakit
5 Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6 Pria Tanpa Cinta
7 Kepulangan Grace
8 Pengakuan yang Tak Terduga
9 Curhatan Grace
10 Cinta Diam-Diam
11 Rasa yang Mulai Berkembang
12 Pertemuan dengan Teman
13 Perjodohan yang Dipertanyakan
14 Ketakutan yang Menyesakkan
15 Drama tanpa Cinta
16 Di Antara Prioritas dan Janji
17 Malam yang Panjang dirumah Sakit
18 Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19 Akhirnya Bisa Bernapas
20 Kembali ke Cafe
21 Bara Dalam Cemburu
22 Rencana Licik Grace
23 Investasi atau alasan tersembunyi
24 Perhatian Lebih
25 Cari Informasi
26 Pengakuan
27 Mengenalkan Laura
28 Rencana Ulang Tahun Alex
29 Ulang Tahun Alex
30 Syair yang Indah
31 Mengambil Keputusan
32 Meragukan Perjodohan
33 Makin Mencintaimu
34 Pertemuan di Mini Market
35 Pengakuan
36 Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37 Bernyanyi bersama
38 Pesan yang Mengusik hati
39 Rencana sepihak
40 Penculikan Bella
41 Surat Perjanjian
42 Tempat di hati
43 Jangan Berharap Cinta Dariku
44 Merasa Diatas Angin
45 Mengincar Alex
46 Gelaran Busana Ny Victoria
47 Perbincangan di Mobil
48 Kecurigaan Edward
49 Menceritakan Semuanya
50 Pertemuan di Restoran
51 Hampa
52 Pengakuan
53 Momen Makan Siang
54 Aku Cinta Padamu
55 Undangan ke Cafe
56 Diary Bella
57 Kedatangan George
58 Permainan yang Lebih Besar
59 Mengetahui Kebenaran
60 Kemarahan George
61 Penuh dengan Pertanyaan
62 Persahabatan dan Musik
63 Undangan Pernikahan
64 Kegundahan
65 Sindiran yang Mengancam
66 Hari Pernikahan
67 Kekecewaan Malam Pertama
68 Kekacauan Pagi Hari
69 Berhadapan Dengan Kenyataan
70 Pulang ke rumah
71 Masalah Perusahaan
72 Perasaan Bersalah
73 Kesiangan
74 Perilaku yang Aneh
75 Sedikit Pertengkaran
76 Bertemu Laura di Bank
77 Rencana berkonsultasi
78 Konsultasi di Cafe
79 Semakin Tertarik
80 Grace Kembali
81 Belum Ada Penyelesaian
82 Kata-Kata Bijak
83 Perasaan Kesal
84 Bertengkar Lagi
85 Memcari Tahu yang Sebenarnya
86 Tidak Boleh Ada Perceraian
87 Menuruti Keinginan Grace
88 Kepuasan yang Semu
89 Jejak Dari Italia
90 Penolakan
91 Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92 Amarah yang Memuncak
93 Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94 Luka yang Tak Terlihat
95 Kehancuran Hati
96 Pecahnya Benteng Pertahanan
97 DEAR READERS
98 Sekarang Aku Mengerti
99 Meninggalkan Sepotong Hati
100 Ancaman untuk Bella
101 Mencoba Memperbaiki Hubungan
102 Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103 Dendam yang Membakar
104 Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Visual
2
Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3
Menulis Diary
4
Pertemuan di Rumah Sakit
5
Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6
Pria Tanpa Cinta
7
Kepulangan Grace
8
Pengakuan yang Tak Terduga
9
Curhatan Grace
10
Cinta Diam-Diam
11
Rasa yang Mulai Berkembang
12
Pertemuan dengan Teman
13
Perjodohan yang Dipertanyakan
14
Ketakutan yang Menyesakkan
15
Drama tanpa Cinta
16
Di Antara Prioritas dan Janji
17
Malam yang Panjang dirumah Sakit
18
Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19
Akhirnya Bisa Bernapas
20
Kembali ke Cafe
21
Bara Dalam Cemburu
22
Rencana Licik Grace
23
Investasi atau alasan tersembunyi
24
Perhatian Lebih
25
Cari Informasi
26
Pengakuan
27
Mengenalkan Laura
28
Rencana Ulang Tahun Alex
29
Ulang Tahun Alex
30
Syair yang Indah
31
Mengambil Keputusan
32
Meragukan Perjodohan
33
Makin Mencintaimu
34
Pertemuan di Mini Market
35
Pengakuan
36
Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37
Bernyanyi bersama
38
Pesan yang Mengusik hati
39
Rencana sepihak
40
Penculikan Bella
41
Surat Perjanjian
42
Tempat di hati
43
Jangan Berharap Cinta Dariku
44
Merasa Diatas Angin
45
Mengincar Alex
46
Gelaran Busana Ny Victoria
47
Perbincangan di Mobil
48
Kecurigaan Edward
49
Menceritakan Semuanya
50
Pertemuan di Restoran
51
Hampa
52
Pengakuan
53
Momen Makan Siang
54
Aku Cinta Padamu
55
Undangan ke Cafe
56
Diary Bella
57
Kedatangan George
58
Permainan yang Lebih Besar
59
Mengetahui Kebenaran
60
Kemarahan George
61
Penuh dengan Pertanyaan
62
Persahabatan dan Musik
63
Undangan Pernikahan
64
Kegundahan
65
Sindiran yang Mengancam
66
Hari Pernikahan
67
Kekecewaan Malam Pertama
68
Kekacauan Pagi Hari
69
Berhadapan Dengan Kenyataan
70
Pulang ke rumah
71
Masalah Perusahaan
72
Perasaan Bersalah
73
Kesiangan
74
Perilaku yang Aneh
75
Sedikit Pertengkaran
76
Bertemu Laura di Bank
77
Rencana berkonsultasi
78
Konsultasi di Cafe
79
Semakin Tertarik
80
Grace Kembali
81
Belum Ada Penyelesaian
82
Kata-Kata Bijak
83
Perasaan Kesal
84
Bertengkar Lagi
85
Memcari Tahu yang Sebenarnya
86
Tidak Boleh Ada Perceraian
87
Menuruti Keinginan Grace
88
Kepuasan yang Semu
89
Jejak Dari Italia
90
Penolakan
91
Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92
Amarah yang Memuncak
93
Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94
Luka yang Tak Terlihat
95
Kehancuran Hati
96
Pecahnya Benteng Pertahanan
97
DEAR READERS
98
Sekarang Aku Mengerti
99
Meninggalkan Sepotong Hati
100
Ancaman untuk Bella
101
Mencoba Memperbaiki Hubungan
102
Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103
Dendam yang Membakar
104
Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!