Pertemuan dengan Teman

Di sebuah cafe mewah di mall, Grace duduk sambil menggulir ponselnya. Tak lama, suara heboh terdengar dari arah pintu masuk.

"Graaaace!"

Sekelompok wanita cantik dan modis berjalan ke arahnya. Mereka langsung duduk dengan gaya masing-masing, ada yang sibuk selfie, ada yang langsung memesan minuman mahal, ada juga yang ribut cerita duluan sebelum pesanan datang.

“Gila ya, kita lama banget nggak kumpul! Gue sampe lupa kapan terakhir kita duduk bareng begini,” kata Sandra, yang baru saja resmi bercerai.

“Iya! Eh, tapi tunggu dulu, Grace! Gue dengar lo dijodohin?!” potong Nicol, si wanita karier yang memilih menikah tapi nggak mau punya anak.

“Jodohin siapa? Jangan-jangan duda anak empat?” timpal Karin, yang masih sibuk main ponsel.

“Ya ampun, lo kira gue apaan?” Grace tertawa kecil sambil menyeruput kopinya. “Dia masih muda, sukses, ganteng…”

“Wuih, spek sultan!” celetuk Sarah, yang memang anti-pernikahan dan lebih memilih hidup bebas.

“Tapi dingin,” lanjut Grace dengan nada datar.

“Dingin gimana?” tanya Sandra sambil memeriksa kukunya.

Grace mendesah. “Ya...kayak nggak ada ketertarikan sama sekali sama gue. Aku usaha deketin, tapi kayak ngomong sama tembok. Kaku banget.”

“Duh, cowok kayak gitu banyak rahasianya, deh,” sahut Nicol sambil menyeruput minumannya. “Jangan-jangan dia udah punya cewek lain?”

“Eh, bisa jadi juga dia jaim,” kata Karin. “Cowok sukses gitu biasanya punya pertahanan tinggi. Tapi kalau dia udah jatuh, susah move on.”

Sarah tertawa. “Tapi serius, Grace, lo yakin mau usaha buat dia? Gue sih ogah. Kebanyakan drama.”

“Gue juga,” sahut Sandra. “Abis cerai aja udah ribet, apalagi ngejar cowok yang dingin.”

“Tapi kan beda. Ini bukan ngejar, ini perjodohan,” bela Grace.

“Terus lo suka nggak?” tanya Karin, akhirnya menutup ponselnya dan benar-benar fokus.

Grace terdiam sesaat. Suka?

Ia sendiri masih ragu. Di satu sisi, Alex memang pria yang punya semua yang diidamkan banyak wanita. Tapi di sisi lain, Alex terasa begitu jauh.

“Suka nggak suka, dia calon suami gue,” jawabnya akhirnya.

Teman-temannya langsung berseru heboh.

“Ya ampun, perjodohan yang nyata!”

“Kita butuh update rutin soal ini!”

“Pokoknya kalau ada perkembangan, lo wajib cerita!”

Grace hanya tersenyum kecil. Tapi di dalam hatinya, ia masih bertanya-tanya… Apa mungkin Alex akan berubah?

"Tapii....tunggu, tunggu..siapa sih sebenernya orang yang mau dijodohin sama lo Grace?! Kita kenal nggk?"

Alex...!!

Begitu nama Alex keluar dari mulut Grace, meja itu langsung meledak dengan teriakan dan kehebohan.

“HAH?! ALEX?!” Sandra hampir menjatuhkan gelasnya.

“ALEX THE ALEX?!” Nicol menjerit sambil memegang dada, seolah nyaris kena serangan jantung.

“Tunggu,tunggu...Alex si ganteng, kaya, hot, dan super diidam-idamkan itu?!” Karin mendadak meletakkan ponselnya dan menatap Grace dengan mata melotot.

“YA TUHAN, GUE CEMBURUUUUUUU!” Sarah sampai menjambak rambutnya sendiri, membuat beberapa orang di cafe menoleh ke arah mereka.

“GRACE! LO NGGAK BILANG LO DAPET JACKPOT SEKEJAM INI?!” Sandra mengguncang lengan Grace dengan panik.

Grace hanya tersenyum puas, menikmati reaksi mereka. “Hehehe, makanya tadi gue bilang...tebak.”

“NGGAK BISA GINI! LO HARUS CERITA DETAIL DARI AWAL!” Nicol mencondongkan tubuhnya ke depan.

“Iya! Sejak kapan? Kalian udah pernah jalan bareng belum? Dia pernah pegang tangan lo belum? Dia suka lo nggak?! AYO CERITA!” Karin hampir merosot dari kursinya saking semangatnya.

Grace mengangkat bahunya dengan santai. “Baru dijodohin aja. Belum ada apa-apa.”

Sandra langsung melempar serbetnya ke arah Grace. “LO BERCANDA?!! KALAU GUE JADI LO, GUE LANGSUNG PASANG STRATEGI BIAR DIA NEMPEL KE GUE!”

“Lo harus dandan maksimal tiap ketemu dia! Ingat, Alex itu bukan cowok sembarangan!” kata Sarah serius.

“Iya! Lo pikir gampang dapet cowok sekualitas dia?! Lo harus bergerak, Grace! Kalau lo nggak gerak, gue yang gerak!” Sarah mengancam sambil menunjuk dirinya sendiri.

“Sumpah ya, ini berita paling bikin iri tahun ini!” Karin masih syok. “Dulu gue pikir lo bakal dijodohin sama cowok biasa aja. Eh, ternyata yang lo dapet ALEX?!?!”

“Pokoknya, Grace, LO WAJIB UPDATE SETIAP HARI! Harus ada progress! Harus ada perkembangan! Kalau perlu, kita jadi tim strategi lo buat dapetin dia!!!” Sandra berapi-api.

Grace hanya tertawa sambil menyeruput kopinya.

Tapi di dalam hatinya, dia tahu...Alex bukan tipe pria yang mudah ditaklukkan. Tapi kalau semua wanita menginginkannya... bukankah itu berarti dia semakin berharga untuk dimiliki?

"Coba lo telpon dia sekarang, kita semua pengen tau reaksinya dia seperti apa..."

Begitu Grace menekan tombol panggil, semua temannya langsung mendekatkan diri ke ponsel, mata berbinar penuh rasa penasaran.

“LOUDSPEAKER YA! HARUS LOUDSPEAKER!!!” bisik Sandra setengah menjerit.

Grace menempelkan jari ke bibir, menyuruh mereka diam. Tapi jantungnya ikut berdebar saat nada sambung berbunyi.

Tersambung.

“Halo?”

DUAARRR!

Seluruh meja nyaris meledak. SUARANYA!

Dalam. Tenang. Dingin. Super maskulin.

Nicol langsung menutup mulutnya dengan tangan, sementara Karin mencakar lengan Sandra dengan heboh. Sandra menggigit serbet agar tidak menjerit di tempat.

Grace menelan ludah. “Hai, Alex...”

“Hm.” Jawaban singkat. Dingin.

Karin sudah nyaris menjedotkan kepala ke meja saking gemasnya.

“Lagi sibuk nggak?” Grace mencoba memperpanjang percakapan.

“Lumayan.”

DUH! Dingin banget! Tapi malah makin bikin berdebar!

“Oh...Aku cuma mau nanya soal studio musik. Jadi besok ada waktu buat lihat tempatnya?”

“Bisa. Aku atur waktunya.”

GILA, jawaban pendek-pendeknya aja kayak suara film action!

Grace mencoba senyum, berusaha menghangatkan suasana. “Oh ya, kamu udah makan?”

Sedetik hening. Lalu...

“Udah.”

Sarah hampir jatuh dari kursinya, memukul-mukul meja dengan ekspresi histeris tertahan. Ya Tuhan, cowok dingin memang definisi kesempurnaan!

Grace mencoba lebih santai. “Oh ya, tadi aku ketemu teman-teman lama di mall. Mereka pada kepo soal kita...”

Tiba-tiba, suara Alex terdengar tegas.

“Aku sibuk, Grace. Nanti kita bicara lagi.”

Tut... tut... tut...

GUBRAK!!!

Telepon langsung mati. Seketika meja mereka MELEDAK dengan kehebohan maksimal!

“YAAAAAHHH DIA MATIIN TELPONNYA!!!” Sarah menjerit sambil mengguncang-guncang bahu Nicol.

“TAPI GILA!!! SUARANYA! SIKAPNYA! DINGINNYA! MASKULINNYA!!!” Sandra udah hampir kejang-kejang di tempat.

“Gue nggak bisa napas, sumpah...Itu suaranya kayak CEO di drama Korea!” Karin menepuk-nepuk dadanya sendiri.

“DAN DIA SIBUK!!! Cowok sibuk itu aura sultan banget!” Nicol menutup wajahnya pakai tangan, antara iri dan tergila-gila.

Grace cuma bisa tersenyum miring, padahal dalam hati dia kesel.

Alex, kamu terlalu sulit ditebak...

Tapi justru itu yang bikin aku makin penasaran.

Episodes
1 Visual
2 Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3 Menulis Diary
4 Pertemuan di Rumah Sakit
5 Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6 Pria Tanpa Cinta
7 Kepulangan Grace
8 Pengakuan yang Tak Terduga
9 Curhatan Grace
10 Cinta Diam-Diam
11 Rasa yang Mulai Berkembang
12 Pertemuan dengan Teman
13 Perjodohan yang Dipertanyakan
14 Ketakutan yang Menyesakkan
15 Drama tanpa Cinta
16 Di Antara Prioritas dan Janji
17 Malam yang Panjang dirumah Sakit
18 Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19 Akhirnya Bisa Bernapas
20 Kembali ke Cafe
21 Bara Dalam Cemburu
22 Rencana Licik Grace
23 Investasi atau alasan tersembunyi
24 Perhatian Lebih
25 Cari Informasi
26 Pengakuan
27 Mengenalkan Laura
28 Rencana Ulang Tahun Alex
29 Ulang Tahun Alex
30 Syair yang Indah
31 Mengambil Keputusan
32 Meragukan Perjodohan
33 Makin Mencintaimu
34 Pertemuan di Mini Market
35 Pengakuan
36 Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37 Bernyanyi bersama
38 Pesan yang Mengusik hati
39 Rencana sepihak
40 Penculikan Bella
41 Surat Perjanjian
42 Tempat di hati
43 Jangan Berharap Cinta Dariku
44 Merasa Diatas Angin
45 Mengincar Alex
46 Gelaran Busana Ny Victoria
47 Perbincangan di Mobil
48 Kecurigaan Edward
49 Menceritakan Semuanya
50 Pertemuan di Restoran
51 Hampa
52 Pengakuan
53 Momen Makan Siang
54 Aku Cinta Padamu
55 Undangan ke Cafe
56 Diary Bella
57 Kedatangan George
58 Permainan yang Lebih Besar
59 Mengetahui Kebenaran
60 Kemarahan George
61 Penuh dengan Pertanyaan
62 Persahabatan dan Musik
63 Undangan Pernikahan
64 Kegundahan
65 Sindiran yang Mengancam
66 Hari Pernikahan
67 Kekecewaan Malam Pertama
68 Kekacauan Pagi Hari
69 Berhadapan Dengan Kenyataan
70 Pulang ke rumah
71 Masalah Perusahaan
72 Perasaan Bersalah
73 Kesiangan
74 Perilaku yang Aneh
75 Sedikit Pertengkaran
76 Bertemu Laura di Bank
77 Rencana berkonsultasi
78 Konsultasi di Cafe
79 Semakin Tertarik
80 Grace Kembali
81 Belum Ada Penyelesaian
82 Kata-Kata Bijak
83 Perasaan Kesal
84 Bertengkar Lagi
85 Memcari Tahu yang Sebenarnya
86 Tidak Boleh Ada Perceraian
87 Menuruti Keinginan Grace
88 Kepuasan yang Semu
89 Jejak Dari Italia
90 Penolakan
91 Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92 Amarah yang Memuncak
93 Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94 Luka yang Tak Terlihat
95 Kehancuran Hati
96 Pecahnya Benteng Pertahanan
97 DEAR READERS
98 Sekarang Aku Mengerti
99 Meninggalkan Sepotong Hati
100 Ancaman untuk Bella
101 Mencoba Memperbaiki Hubungan
102 Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103 Dendam yang Membakar
104 Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Visual
2
Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3
Menulis Diary
4
Pertemuan di Rumah Sakit
5
Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6
Pria Tanpa Cinta
7
Kepulangan Grace
8
Pengakuan yang Tak Terduga
9
Curhatan Grace
10
Cinta Diam-Diam
11
Rasa yang Mulai Berkembang
12
Pertemuan dengan Teman
13
Perjodohan yang Dipertanyakan
14
Ketakutan yang Menyesakkan
15
Drama tanpa Cinta
16
Di Antara Prioritas dan Janji
17
Malam yang Panjang dirumah Sakit
18
Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19
Akhirnya Bisa Bernapas
20
Kembali ke Cafe
21
Bara Dalam Cemburu
22
Rencana Licik Grace
23
Investasi atau alasan tersembunyi
24
Perhatian Lebih
25
Cari Informasi
26
Pengakuan
27
Mengenalkan Laura
28
Rencana Ulang Tahun Alex
29
Ulang Tahun Alex
30
Syair yang Indah
31
Mengambil Keputusan
32
Meragukan Perjodohan
33
Makin Mencintaimu
34
Pertemuan di Mini Market
35
Pengakuan
36
Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37
Bernyanyi bersama
38
Pesan yang Mengusik hati
39
Rencana sepihak
40
Penculikan Bella
41
Surat Perjanjian
42
Tempat di hati
43
Jangan Berharap Cinta Dariku
44
Merasa Diatas Angin
45
Mengincar Alex
46
Gelaran Busana Ny Victoria
47
Perbincangan di Mobil
48
Kecurigaan Edward
49
Menceritakan Semuanya
50
Pertemuan di Restoran
51
Hampa
52
Pengakuan
53
Momen Makan Siang
54
Aku Cinta Padamu
55
Undangan ke Cafe
56
Diary Bella
57
Kedatangan George
58
Permainan yang Lebih Besar
59
Mengetahui Kebenaran
60
Kemarahan George
61
Penuh dengan Pertanyaan
62
Persahabatan dan Musik
63
Undangan Pernikahan
64
Kegundahan
65
Sindiran yang Mengancam
66
Hari Pernikahan
67
Kekecewaan Malam Pertama
68
Kekacauan Pagi Hari
69
Berhadapan Dengan Kenyataan
70
Pulang ke rumah
71
Masalah Perusahaan
72
Perasaan Bersalah
73
Kesiangan
74
Perilaku yang Aneh
75
Sedikit Pertengkaran
76
Bertemu Laura di Bank
77
Rencana berkonsultasi
78
Konsultasi di Cafe
79
Semakin Tertarik
80
Grace Kembali
81
Belum Ada Penyelesaian
82
Kata-Kata Bijak
83
Perasaan Kesal
84
Bertengkar Lagi
85
Memcari Tahu yang Sebenarnya
86
Tidak Boleh Ada Perceraian
87
Menuruti Keinginan Grace
88
Kepuasan yang Semu
89
Jejak Dari Italia
90
Penolakan
91
Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92
Amarah yang Memuncak
93
Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94
Luka yang Tak Terlihat
95
Kehancuran Hati
96
Pecahnya Benteng Pertahanan
97
DEAR READERS
98
Sekarang Aku Mengerti
99
Meninggalkan Sepotong Hati
100
Ancaman untuk Bella
101
Mencoba Memperbaiki Hubungan
102
Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103
Dendam yang Membakar
104
Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!