Rasa yang Mulai Berkembang

Malam itu, Alex kembali ke cafe langganannya. Tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda.

Biasanya, ia datang dengan setelan formal atau setidaknya kemeja yang masih menggambarkan kesan pebisnis sukses. Tapi malam ini, ia memilih gaya yang lebih santai.Tidak ada jam tangan mewah atau sepatu kulit mahal.

Entah kenapa, ia ingin terlihat lebih... muda.

Saat masuk, ia langsung melihat Bella di sudut panggung kecil, sedang menyetel gitarnya. Ia tampak sibuk, tapi Alex bisa merasakan kalau gadis itu sadar akan kehadirannya.

Namun, bukannya menyapanya seperti biasa, Bella justru berpura-pura fokus pada instrumennya. Seolah-olah keberadaan Alex di cafe bukanlah sesuatu yang menarik perhatiannya.

Alex tersenyum kecil. Gadis itu memang selalu begitu.

Ia berjalan menuju meja favoritnya, duduk dengan nyaman, lalu memesan kopi hitam seperti biasa. Sambil menunggu, matanya sesekali melirik ke arah Bella yang masih sibuk di panggung.

Ada sesuatu tentang gadis itu yang membuatnya...berbeda.

Sebelumnya, Alex tidak pernah berpikir jauh tentang Bella. Ia hanya mengenalnya sebagai adik Edward, seorang gadis ceria yang suka menggoda pelanggan tetap dengan candaan-candaan khasnya. Tapi akhir-akhir ini, ia mulai memperhatikannya lebih dalam.

Dan itu membuatnya sedikit bingung.

Perbedaan usia mereka cukup jauh. Bella masih muda, sementara dirinya sudah mendekati usia matang. Ia bahkan ingat dengan jelas bagaimana gadis itu pernah memanggilnya "Om."

Alex menghela napas pelan.

Apa mungkin Bella tertarik padanya? Atau perasaan ini hanya sebuah khayalan bodoh?

Ia sedikit menggeleng, menertawakan pikirannya sendiri. Tapi entah kenapa, setiap kali ia mengingat panggilan "Om" dari Bella, ada rasa tidak percaya diri yang muncul.

Ia bukan lagi pria berusia dua puluhan yang bebas melakukan apa pun tanpa peduli omongan orang.

Tapi satu hal yang pasti...

Malam ini, ia datang ke cafe bukan hanya untuk minum kopi. Ada sesuatu dalam dirinya yang ingin melihat Bella lebih lama.

Dan ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri lagi.

"Ia menyandarkan punggungnya dan menghela napas pelan. Pandangannya sempat menyapu seluruh ruangan, dan tanpa sadar matanya menangkap sosok Bella di sudut cafe.

Bella buru-buru menunduk, berpura-pura sibuk dengan minumannya.

Alex tersenyum kecil, tapi ia tak langsung menghampiri Bella. Ia teringat sesuatu janjinya untuk membantu Edward mencarikan studio musik.

Tanpa menunda lagi, ia mengeluarkan ponselnya dan mulai menelepon seseorang.

“Hey, Daniel. Aku butuh bantuan,” katanya setelah panggilan tersambung.

Dari seberang, suara pria menjawab, “Bantuan apa? Jangan bilang kau butuh tiket konser langka lagi.”

Alex tertawa kecil. “Bukan. Aku sedang cari studio musik. Bisa sewa atau beli, tergantung kondisinya. Kau tahu tempat yang cocok?”

“Hm… ada beberapa. Kau butuh yang seperti apa?”

“Yang cukup untuk latihan band kecil, peralatan standar, dan kalau bisa lokasinya nggak jauh dari pusat kota.”

“Ada satu yang cocok, lokasinya di Everton, dekat stasiun. Pemiliknya mau menjual karena pindah ke luar negeri. Mau aku atur pertemuan?”

Alex mengangguk sambil menatap ke luar jendela. “Ya, atur saja. Aku ingin lihat langsung.”

“Baik, aku kabari nanti.”

Setelah menutup telepon, Alex tersenyum kecil. Ia membayangkan ekspresi Edward nanti ketika mendengar kabar ini. Dia pasti terkejut.

Tapi sebelum itu, ada hal lain yang juga menarik perhatiannya—Bella. Gadis itu masih duduk di sana, dan dari caranya melirik sekilas ke arahnya, Alex tahu Bella menyadari kehadirannya.

Ia memutuskan untuk berdiri dan berjalan menghampiri meja Bella.

Alex berjalan santai menuju meja Bella. Gadis itu terlihat kaget, bahkan sedikit panik saat menyadari Alex benar-benar mendekatinya.

“Hai, Bella,” sapa Alex dengan nada tenang.

Bella meneguk ludah, buru-buru meletakkan gelasnya. “H-hai, Kak Alex.”

“Aku nyari Edward. Dia lagi di sini?” tanya Alex, seolah tak menyadari kegugupan Bella.

“Oh… umm, sebentar, aku cek dulu,” jawab Bella cepat, lalu berdiri dan berjalan menuju bagian dalam cafe, tempat Edward biasanya berada.

Sementara Bella mencari Edward, Alex duduk sebentar di kursi yang tadi Bella tempati. Tatapannya berkeliling kafe, tapi pikirannya masih tertuju pada percakapannya dengan Daniel tadi tentang studio musik.

Tak lama kemudian, Bella kembali dengan wajah sedikit canggung. “Abang Ed lagi nggak di sini. Dia tadi keluar sebentar.”

Alex mengangguk. “Oke, kalau begitu aku sampaikan saja ke kamu.”

Bella menatapnya bingung. “Sampaikan apa?”

Alex menyandarkan punggungnya ke kursi. “Aku sudah dapat info soal studio musik untuk Edward. Ada tempat yang sepertinya cocok, lokasinya di Everton, dan pemiliknya mau menjualnya. Besok aku mau lihat tempatnya.”

Mata Bella membesar. “Serius kak?!”

Alex tersenyum tipis. “Iya. Kalau cocok, Edward bisa pakai studio itu untuk latihan. Daripada terus latihan di rumah dan kena omelan tetangga, kan?”

Bella tertawa kecil. “Benar juga.”

“Besok aku akan lihat tempatnya. Kalau Edward tertarik, biar aku atur semuanya.”

Bella masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Alex benar-benar perhatian dan berusaha membantu abangnya. Ia menatap pria itu dengan kagum. Tapi di sisi lain, ia juga merasa jantungnya semakin berdebar.

"Kenapa dia harus sebaik ini?"

Tak berapa lama, Edward datang dengan santai, membawa sebungkus rokok yang baru dibelinya. Ia langsung menarik kursi dan duduk di samping Bella.

“Eh, Alex! Ngapain di sini?” tanyanya heran.

Alex melirik ke arah bungkus rokok di tangan Edward. “Dari mana?”

“Beli rokok sebentar. Mau?” Edward menawarkan.

Alex mengangguk ringan. “Boleh.”

Edward mengeluarkan satu batang dan menyerahkannya pada Alex. Dengan gerakan santai, Alex menyalakan rokoknya dan mengisapnya pelan. Bella yang duduk di samping Edward hanya bisa memperhatikan dalam diam. Ia jarang melihat Alex merokok, tapi kali ini...entah kenapa pria itu terlihat lebih santai dan karismatik.

Setelah menghembuskan asap tipis, Alex menoleh ke Edward. “Aku ada kabar bagus buat kamu.”

Edward meniup asap rokoknya. “Apa tuh?”

“Aku nemu studio yang cocok buat lo dan Paul latihan. Lokasinya di Everton, pemiliknya mau jual karena mau pindah ke luar negeri. Besok aku rencana lihat tempatnya.”

Edward menatap Alex dengan mata membesar. “Serius, Lex?! Kamu nyariin studio buat kita?”

Alex mengangguk santai. “Ya, aku dengar kamu sering kena komplain tetangga. Kalau punya studio sendiri kan lebih enak.”

Edward tertawa kecil. “Gila, kamu baik banget! Aku nggak nyangka. Jadi besok kita ke sana?”

“Ya, kalau kamu setuju, kita lihat bareng besok sore.”

Edward langsung mengangguk antusias. “Setuju banget! Aku bakal ajak yg lainnya juga.”

Sementara mereka mengobrol, Bella diam-diam memperhatikan Alex. Dia nggak hanya bicara, tapi benar-benar bertindak.

Di dalam hatinya, Bella semakin kagum pada pria itu. Tapi di sisi lain, ia sadar… semakin dekat dengan Alex, semakin sulit baginya untuk mengabaikan perasaannya sendiri.

Episodes
1 Visual
2 Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3 Menulis Diary
4 Pertemuan di Rumah Sakit
5 Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6 Pria Tanpa Cinta
7 Kepulangan Grace
8 Pengakuan yang Tak Terduga
9 Curhatan Grace
10 Cinta Diam-Diam
11 Rasa yang Mulai Berkembang
12 Pertemuan dengan Teman
13 Perjodohan yang Dipertanyakan
14 Ketakutan yang Menyesakkan
15 Drama tanpa Cinta
16 Di Antara Prioritas dan Janji
17 Malam yang Panjang dirumah Sakit
18 Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19 Akhirnya Bisa Bernapas
20 Kembali ke Cafe
21 Bara Dalam Cemburu
22 Rencana Licik Grace
23 Investasi atau alasan tersembunyi
24 Perhatian Lebih
25 Cari Informasi
26 Pengakuan
27 Mengenalkan Laura
28 Rencana Ulang Tahun Alex
29 Ulang Tahun Alex
30 Syair yang Indah
31 Mengambil Keputusan
32 Meragukan Perjodohan
33 Makin Mencintaimu
34 Pertemuan di Mini Market
35 Pengakuan
36 Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37 Bernyanyi bersama
38 Pesan yang Mengusik hati
39 Rencana sepihak
40 Penculikan Bella
41 Surat Perjanjian
42 Tempat di hati
43 Jangan Berharap Cinta Dariku
44 Merasa Diatas Angin
45 Mengincar Alex
46 Gelaran Busana Ny Victoria
47 Perbincangan di Mobil
48 Kecurigaan Edward
49 Menceritakan Semuanya
50 Pertemuan di Restoran
51 Hampa
52 Pengakuan
53 Momen Makan Siang
54 Aku Cinta Padamu
55 Undangan ke Cafe
56 Diary Bella
57 Kedatangan George
58 Permainan yang Lebih Besar
59 Mengetahui Kebenaran
60 Kemarahan George
61 Penuh dengan Pertanyaan
62 Persahabatan dan Musik
63 Undangan Pernikahan
64 Kegundahan
65 Sindiran yang Mengancam
66 Hari Pernikahan
67 Kekecewaan Malam Pertama
68 Kekacauan Pagi Hari
69 Berhadapan Dengan Kenyataan
70 Pulang ke rumah
71 Masalah Perusahaan
72 Perasaan Bersalah
73 Kesiangan
74 Perilaku yang Aneh
75 Sedikit Pertengkaran
76 Bertemu Laura di Bank
77 Rencana berkonsultasi
78 Konsultasi di Cafe
79 Semakin Tertarik
80 Grace Kembali
81 Belum Ada Penyelesaian
82 Kata-Kata Bijak
83 Perasaan Kesal
84 Bertengkar Lagi
85 Memcari Tahu yang Sebenarnya
86 Tidak Boleh Ada Perceraian
87 Menuruti Keinginan Grace
88 Kepuasan yang Semu
89 Jejak Dari Italia
90 Penolakan
91 Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92 Amarah yang Memuncak
93 Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94 Luka yang Tak Terlihat
95 Kehancuran Hati
96 Pecahnya Benteng Pertahanan
97 DEAR READERS
98 Sekarang Aku Mengerti
99 Meninggalkan Sepotong Hati
100 Ancaman untuk Bella
101 Mencoba Memperbaiki Hubungan
102 Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103 Dendam yang Membakar
104 Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Visual
2
Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3
Menulis Diary
4
Pertemuan di Rumah Sakit
5
Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6
Pria Tanpa Cinta
7
Kepulangan Grace
8
Pengakuan yang Tak Terduga
9
Curhatan Grace
10
Cinta Diam-Diam
11
Rasa yang Mulai Berkembang
12
Pertemuan dengan Teman
13
Perjodohan yang Dipertanyakan
14
Ketakutan yang Menyesakkan
15
Drama tanpa Cinta
16
Di Antara Prioritas dan Janji
17
Malam yang Panjang dirumah Sakit
18
Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19
Akhirnya Bisa Bernapas
20
Kembali ke Cafe
21
Bara Dalam Cemburu
22
Rencana Licik Grace
23
Investasi atau alasan tersembunyi
24
Perhatian Lebih
25
Cari Informasi
26
Pengakuan
27
Mengenalkan Laura
28
Rencana Ulang Tahun Alex
29
Ulang Tahun Alex
30
Syair yang Indah
31
Mengambil Keputusan
32
Meragukan Perjodohan
33
Makin Mencintaimu
34
Pertemuan di Mini Market
35
Pengakuan
36
Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37
Bernyanyi bersama
38
Pesan yang Mengusik hati
39
Rencana sepihak
40
Penculikan Bella
41
Surat Perjanjian
42
Tempat di hati
43
Jangan Berharap Cinta Dariku
44
Merasa Diatas Angin
45
Mengincar Alex
46
Gelaran Busana Ny Victoria
47
Perbincangan di Mobil
48
Kecurigaan Edward
49
Menceritakan Semuanya
50
Pertemuan di Restoran
51
Hampa
52
Pengakuan
53
Momen Makan Siang
54
Aku Cinta Padamu
55
Undangan ke Cafe
56
Diary Bella
57
Kedatangan George
58
Permainan yang Lebih Besar
59
Mengetahui Kebenaran
60
Kemarahan George
61
Penuh dengan Pertanyaan
62
Persahabatan dan Musik
63
Undangan Pernikahan
64
Kegundahan
65
Sindiran yang Mengancam
66
Hari Pernikahan
67
Kekecewaan Malam Pertama
68
Kekacauan Pagi Hari
69
Berhadapan Dengan Kenyataan
70
Pulang ke rumah
71
Masalah Perusahaan
72
Perasaan Bersalah
73
Kesiangan
74
Perilaku yang Aneh
75
Sedikit Pertengkaran
76
Bertemu Laura di Bank
77
Rencana berkonsultasi
78
Konsultasi di Cafe
79
Semakin Tertarik
80
Grace Kembali
81
Belum Ada Penyelesaian
82
Kata-Kata Bijak
83
Perasaan Kesal
84
Bertengkar Lagi
85
Memcari Tahu yang Sebenarnya
86
Tidak Boleh Ada Perceraian
87
Menuruti Keinginan Grace
88
Kepuasan yang Semu
89
Jejak Dari Italia
90
Penolakan
91
Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92
Amarah yang Memuncak
93
Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94
Luka yang Tak Terlihat
95
Kehancuran Hati
96
Pecahnya Benteng Pertahanan
97
DEAR READERS
98
Sekarang Aku Mengerti
99
Meninggalkan Sepotong Hati
100
Ancaman untuk Bella
101
Mencoba Memperbaiki Hubungan
102
Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103
Dendam yang Membakar
104
Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!