Cinta Diam-Diam

Bella duduk di tepi tempat tidurnya, merenungkan percakapan yang baru saja ia dengar. Dari nada suara Alex, jelas sekali kalau pria itu tidak menyukai wanita bernama Grace. Tapi jika Grace menginginkannya, kenapa Alex menolaknya?

"Sebenarnya, wanita seperti apa yang dia inginkan?" pikir Bella.

Ia menggigit bibirnya, penasaran. Grace terdengar seperti wanita yang sempurna—mampu bepergian ke luar negeri, membawa oleh-oleh dari Italia, dan cukup dekat dengan keluarga Alex hingga membawakan sesuatu untuk ibunya. Seorang wanita yang elegan, cantik dan berkelas.

Bella menatap bayangannya di cermin. Dibandingkan dengan Grace, ia merasa dirinya tidak ada apa-apanya. Ia hanya gadis sederhana, tanpa kemewahan, tanpa status sosial tinggi. Alex adalah pria sukses, tampan, kaya, dan punya segalanya. Jika ia mau, pasti mudah baginya menemukan wanita mana pun yang diinginkannya.

"Jadi, kenapa dia tidak menginginkan Grace?"

Bella semakin tenggelam dalam pikirannya.

seperti biasa isi hatinya ia curahkan ke teman setianya yaitu diarynya..

Dear diary

Hari ini Kak Alex datang ke rumah... dan aku lagi-lagi ngerasa kayak orang paling bodoh sedunia. Pas dia datang, jantungku udah kayak drum konser, deg-degan nggak karuan. Aku pengen keliatan biasa aja, tapi sumpah susah banget!

Terus, aku nggak sengaja denger dia nelpon. Ada cewek namanya Grace yang nyariin dia. Dari cara dia ngomong, jelas banget dia nggak suka sama cewek itu. Tapi... kok bisa sih? Maksudku, Grace itu kayaknya tipe cewek sempurna, deh. Cantik? Pasti. Kaya? Jelas. Punya kelas? Udah pasti selevel sama dia.

Jadi sebenernya, cewek kayak gimana sih yang Alex mau?

Aku tahu, aku nggak ada di daftar itu. Mana mungkin juga, kan? Dia tuh kayak langit, aku cuma rumput liar yang nggak penting. Kapan pun dia bisa dapet cewek yang jauh lebih baik dari aku.

Tapi kenapa aku masih aja berharap? Duh, Bella, sadar woy!

Bella masih sibuk menulis di diary ketika tiba-tiba suara Edward terdengar dari luar kamar.

“Bella! Alex mau pamit!”

Dia langsung menutup bukunya dengan cepat. Hatinya berdebar, tapi kali ini bukan karena gugup, melainkan perasaan senang yang tiba-tiba memenuhi dadanya. Alex... mau pamit padanya? Itu berarti dia dianggap, kan?

Tanpa pikir panjang, Bella berlari keluar kamar dan melihat Alex sudah berdiri di dekat pintu. Ia hampir saja pergi.

“Tunggu sebentar!” seru Bella.

Alex menoleh, sedikit bingung. “Ada apa?”

Bella buru-buru ke dapur dan kembali dengan sebuah wadah kecil. “Ini... aku buat sendiri. Camilan sederhana aja. Kakak bisa makan di jalan,” katanya sambil tersenyum.

Alex menerima wadah itu, menatapnya sejenak sebelum akhirnya mengangguk. “Terima kasih, Bella.”

Setelah berpamitan, Alex masuk ke mobil dan melaju pergi. Awalnya ia tidak terlalu memikirkan wadah itu, tapi di tengah perjalanan, matanya tanpa sadar tertuju ke jok samping. Wadah camilan dari Bella masih tergeletak di sana.

Ia mengambilnya, membuka tutupnya, dan melihat makanan yang dibuat Bella. Sederhana, tapi terlihat dibuat dengan penuh perhatian.

Pikiran Alex mulai melayang. Bella memang gadis yang perhatian. Ia teringat saat melihatnya membeli vitamin di apotek, khusus untuk Edward. Lalu cara Bella membangunkannya dengan lembut di cafe waktu ia tertidur kelelahan. Dan sekarang, gadis itu bahkan memberikan makanan kecil untuknya sebelum ia pergi.

Alex tersenyum tipis. Sebenarnya, perhatian-perhatian kecil seperti inilah yang ia butuhkan.

Ia menyandarkan kepalanya ke jok, memandang ke luar jendela.

"Bella ini... cantik juga ya. Padahal dia nggak pakai riasan apa pun."

*****

Alex mencoba mengalihkan pikirannya dari Bella dan fokus pada pekerjaan. Ia membuka beberapa berkas di mejanya, lalu kembali memanggil William untuk membahas perkembangan bisnis eksport-import perusahaan.

William masuk ke ruangan dengan membawa tablet berisi data terbaru. "Bos, ini laporan tentang eksport-import yang Anda minta."

Alex mengangguk, menyandarkan punggungnya ke kursi. "Baik, beri saya ringkasan. Ada kendala di mana?"

William mulai menjelaskan. "Untuk ekspor, pengiriman barang ke beberapa negara Asia Tenggara berjalan lancar. Produk-produk kita, terutama di bidang elektronik dan tekstil, mendapat respons positif. Namun, ada sedikit kendala dalam pengiriman ke Eropa, khususnya Jerman dan Prancis."

Alex mengernyit. "Apa masalahnya?"

"Ada regulasi baru tentang standar keamanan produk yang lebih ketat. Kita harus menyesuaikan dokumen sertifikasi agar produk bisa masuk tanpa kendala bea cukai. Saat ini tim legal sedang mengurusnya, tapi butuh waktu."

Alex mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. "Pastikan tim legal mempercepat prosesnya. Kita nggak bisa kehilangan pasar di sana."

"Baik, Bos. Lalu, untuk impor, ada beberapa bahan baku dari China dan Jepang yang tertunda karena peraturan baru mengenai pajak impor. Kita sedang mencari solusi apakah lebih baik tetap impor dari sana atau mencari supplier lain yang lebih stabil."

Alex berpikir sejenak. "Kita harus pastikan rantai pasokan tetap lancar. Coba cari opsi lain dari negara yang punya regulasi lebih stabil, mungkin Korea Selatan atau Vietnam."

"Baik, Bos. Saya akan koordinasikan dengan tim."

Alex mengangguk. "Bagus. Kalau ada update terbaru, segera laporkan."

"Siap, Bos," kata William sambil merapikan tabletnya. "Kalau begitu, saya permisi."

Setelah William keluar, ruangan kembali sunyi. Alex menghela napas, melemaskan bahunya, lalu tanpa sadar menatap wadah makanan dari Bella yang masih ada di mejanya.

Tangannya kembali meraih wadah itu. Ia menatapnya cukup lama, seolah makanan itu bisa menjawab pikirannya sendiri.

"Apa Bella menyukaiku? Atau dia memang seperti itu ke semua orang?"

Pertanyaan itu tiba-tiba memenuhi benaknya.

*****

Bella duduk di sudut kafe, jemarinya memainkan sedotan dalam gelas minumannya. Matanya beberapa kali melirik ke arah pintu masuk.

"Apa Alex akan datang ke sini?"

Ia tahu ini bukan hal yang bisa ia harapkan begitu saja. Tapi entah kenapa, sejak pagi, hatinya tak bisa tenang. Ia terus memikirkan Alex, tentang bagaimana reaksi pria itu setelah mencoba makanan yang ia buat.

"Apa dia menyukainya? Apa dia sadar kalau aku benar-benar memperhatikannya?"

Bella menghela napas, merasa dirinya konyol. Namun, di tengah lamunannya, suara pintu cafe terbuka, dan seseorang masuk.

Jantungnya langsung berdebar kencang.

Alex!!

Dengan tampilan santai, hanya kemeja putih yang digulung hingga siku dan celana panjang kasual, tapi tetap terlihat begitu memikat. Rambutnya sedikit berantakan dengan cara yang justru semakin menambah pesonanya.

Bukan hanya Bella yang memperhatikannya. Beberapa wanita di kafe itu juga mulai melirik ke arahnya, membisikkan sesuatu sambil tersenyum kecil.

Alex memang selalu punya aura yang menarik perhatian. Ia berjalan dengan tenang, seolah tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekelilingnya.

Bella langsung duduk lebih tegak, merasa panas dingin sendiri.

"Dia benar-benar datang..."

Terpopuler

Comments

Amalia Mirfada

Amalia Mirfada

Langsung jatuh cinta deh!

2025-02-02

1

Dee

Dee

terima kasih kak/Heart/

2025-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 Visual
2 Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3 Menulis Diary
4 Pertemuan di Rumah Sakit
5 Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6 Pria Tanpa Cinta
7 Kepulangan Grace
8 Pengakuan yang Tak Terduga
9 Curhatan Grace
10 Cinta Diam-Diam
11 Rasa yang Mulai Berkembang
12 Pertemuan dengan Teman
13 Perjodohan yang Dipertanyakan
14 Ketakutan yang Menyesakkan
15 Drama tanpa Cinta
16 Di Antara Prioritas dan Janji
17 Malam yang Panjang dirumah Sakit
18 Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19 Akhirnya Bisa Bernapas
20 Kembali ke Cafe
21 Bara Dalam Cemburu
22 Rencana Licik Grace
23 Investasi atau alasan tersembunyi
24 Perhatian Lebih
25 Cari Informasi
26 Pengakuan
27 Mengenalkan Laura
28 Rencana Ulang Tahun Alex
29 Ulang Tahun Alex
30 Syair yang Indah
31 Mengambil Keputusan
32 Meragukan Perjodohan
33 Makin Mencintaimu
34 Pertemuan di Mini Market
35 Pengakuan
36 Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37 Bernyanyi bersama
38 Pesan yang Mengusik hati
39 Rencana sepihak
40 Penculikan Bella
41 Surat Perjanjian
42 Tempat di hati
43 Jangan Berharap Cinta Dariku
44 Merasa Diatas Angin
45 Mengincar Alex
46 Gelaran Busana Ny Victoria
47 Perbincangan di Mobil
48 Kecurigaan Edward
49 Menceritakan Semuanya
50 Pertemuan di Restoran
51 Hampa
52 Pengakuan
53 Momen Makan Siang
54 Aku Cinta Padamu
55 Undangan ke Cafe
56 Diary Bella
57 Kedatangan George
58 Permainan yang Lebih Besar
59 Mengetahui Kebenaran
60 Kemarahan George
61 Penuh dengan Pertanyaan
62 Persahabatan dan Musik
63 Undangan Pernikahan
64 Kegundahan
65 Sindiran yang Mengancam
66 Hari Pernikahan
67 Kekecewaan Malam Pertama
68 Kekacauan Pagi Hari
69 Berhadapan Dengan Kenyataan
70 Pulang ke rumah
71 Masalah Perusahaan
72 Perasaan Bersalah
73 Kesiangan
74 Perilaku yang Aneh
75 Sedikit Pertengkaran
76 Bertemu Laura di Bank
77 Rencana berkonsultasi
78 Konsultasi di Cafe
79 Semakin Tertarik
80 Grace Kembali
81 Belum Ada Penyelesaian
82 Kata-Kata Bijak
83 Perasaan Kesal
84 Bertengkar Lagi
85 Memcari Tahu yang Sebenarnya
86 Tidak Boleh Ada Perceraian
87 Menuruti Keinginan Grace
88 Kepuasan yang Semu
89 Jejak Dari Italia
90 Penolakan
91 Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92 Amarah yang Memuncak
93 Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94 Luka yang Tak Terlihat
95 Kehancuran Hati
96 Pecahnya Benteng Pertahanan
97 DEAR READERS
98 Sekarang Aku Mengerti
99 Meninggalkan Sepotong Hati
100 Ancaman untuk Bella
101 Mencoba Memperbaiki Hubungan
102 Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103 Dendam yang Membakar
104 Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Visual
2
Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3
Menulis Diary
4
Pertemuan di Rumah Sakit
5
Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6
Pria Tanpa Cinta
7
Kepulangan Grace
8
Pengakuan yang Tak Terduga
9
Curhatan Grace
10
Cinta Diam-Diam
11
Rasa yang Mulai Berkembang
12
Pertemuan dengan Teman
13
Perjodohan yang Dipertanyakan
14
Ketakutan yang Menyesakkan
15
Drama tanpa Cinta
16
Di Antara Prioritas dan Janji
17
Malam yang Panjang dirumah Sakit
18
Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19
Akhirnya Bisa Bernapas
20
Kembali ke Cafe
21
Bara Dalam Cemburu
22
Rencana Licik Grace
23
Investasi atau alasan tersembunyi
24
Perhatian Lebih
25
Cari Informasi
26
Pengakuan
27
Mengenalkan Laura
28
Rencana Ulang Tahun Alex
29
Ulang Tahun Alex
30
Syair yang Indah
31
Mengambil Keputusan
32
Meragukan Perjodohan
33
Makin Mencintaimu
34
Pertemuan di Mini Market
35
Pengakuan
36
Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37
Bernyanyi bersama
38
Pesan yang Mengusik hati
39
Rencana sepihak
40
Penculikan Bella
41
Surat Perjanjian
42
Tempat di hati
43
Jangan Berharap Cinta Dariku
44
Merasa Diatas Angin
45
Mengincar Alex
46
Gelaran Busana Ny Victoria
47
Perbincangan di Mobil
48
Kecurigaan Edward
49
Menceritakan Semuanya
50
Pertemuan di Restoran
51
Hampa
52
Pengakuan
53
Momen Makan Siang
54
Aku Cinta Padamu
55
Undangan ke Cafe
56
Diary Bella
57
Kedatangan George
58
Permainan yang Lebih Besar
59
Mengetahui Kebenaran
60
Kemarahan George
61
Penuh dengan Pertanyaan
62
Persahabatan dan Musik
63
Undangan Pernikahan
64
Kegundahan
65
Sindiran yang Mengancam
66
Hari Pernikahan
67
Kekecewaan Malam Pertama
68
Kekacauan Pagi Hari
69
Berhadapan Dengan Kenyataan
70
Pulang ke rumah
71
Masalah Perusahaan
72
Perasaan Bersalah
73
Kesiangan
74
Perilaku yang Aneh
75
Sedikit Pertengkaran
76
Bertemu Laura di Bank
77
Rencana berkonsultasi
78
Konsultasi di Cafe
79
Semakin Tertarik
80
Grace Kembali
81
Belum Ada Penyelesaian
82
Kata-Kata Bijak
83
Perasaan Kesal
84
Bertengkar Lagi
85
Memcari Tahu yang Sebenarnya
86
Tidak Boleh Ada Perceraian
87
Menuruti Keinginan Grace
88
Kepuasan yang Semu
89
Jejak Dari Italia
90
Penolakan
91
Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92
Amarah yang Memuncak
93
Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94
Luka yang Tak Terlihat
95
Kehancuran Hati
96
Pecahnya Benteng Pertahanan
97
DEAR READERS
98
Sekarang Aku Mengerti
99
Meninggalkan Sepotong Hati
100
Ancaman untuk Bella
101
Mencoba Memperbaiki Hubungan
102
Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103
Dendam yang Membakar
104
Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!