Pengakuan yang Tak Terduga

Alex menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap Grace dengan ekspresi yang sulit ditebak. Sejak tadi, ia merasa ada yang janggal dengan cara wanita itu mengatur pertemuan bisnis ini.

"Kita bisa diskusikan ini di kantor besok," katanya, mencoba tetap profesional.

Namun, sebelum Grace sempat menjawab, Ayahnya dan Ayah Grace langsung menimpali.

"Kenapa harus besok?" kata Ayahnya. "Toh, kalian sudah sama-sama di sini."

"Benar," tambah Ayah Grace. "Tidak ada salahnya membicarakannya sekarang saja. Lebih cepat lebih baik, kan?"

Alex menghela napas, menahan kejengahan yang mulai muncul. Dari awal, ia sudah merasa aneh dengan permintaan Grace untuk bertemu di restoran, bukannya di kantor seperti pertemuan bisnis pada umumnya. Dan sekarang, semuanya seperti dirancang agar ia tidak bisa menolak.

Ia menatap Grace, yang hanya tersenyum manis tanpa berusaha membela atau memberikan alasan logis.

Akhirnya, Alex mengangguk dengan malas. "Baiklah. Tapi kita tidak perlu pergi ke restoran. Ada tempat lain yang lebih nyaman."

Grace tampak sedikit terkejut. "Bukan restoran?"

Alex menatapnya sekilas. "Aku lebih suka tempat yang tenang untuk membahas bisnis."

Tanpa menunggu persetujuan lebih lanjut, ia langsung mengajak Grace pergi, memilih sebuah tempat yang sudah lama menjadi langganannya cafe yang sering ia kunjungi untuk melepas penat.

_____

Ketika mereka tiba di kafe, Grace sedikit kecewa. Ia membayangkan pertemuan ini di restoran mewah dengan suasana romantis, bukan di sebuah cafe yang terkesan santai dan akrab.

Namun, ia berusaha menyembunyikan kekecewaannya dan tetap tersenyum saat mereka duduk di meja dekat jendela.

Alex membuka laptopnya, siap membicarakan bisnis, tapi sebelum ia sempat mengatakan apa pun, Grace sudah lebih dulu angkat bicara.

"Aku tidak menyangka, kamu semakin tampan, Alex," katanya dengan suara lembut.

Alex yang sedang mengetik terhenti sejenak. Ia menatap Grace dengan alis sedikit terangkat.

"Terima kasih," balasnya singkat, lalu kembali fokus pada laptopnya.

Namun, Grace tidak berhenti di situ. "Aku masih ingat dulu saat kita masih sekolah, kamu sudah menarik perhatian banyak orang. Tapi sekarang... kamu benar-benar pria dewasa yang mempesona."

Alex menghela napas dalam hati. Sekarang ia semakin yakin bahwa pertemuan ini bukan benar-benar tentang bisnis.

Sementara itu, di sudut cafe, Bella diam-diam memperhatikan mereka dari balik meja kasir. Ia melihat bagaimana Grace berbicara dengan ekspresi penuh kekaguman, sementara Alex tampak tidak terlalu tertarik.

Entah kenapa, ada sesuatu yang terasa mengganjal di hatinya.

Ia tahu, ia tidak punya alasan untuk merasa seperti ini. Alex bukan siapa-siapanya. Tapi tetap saja, melihat pria itu bersama seorang wanita lain—terutama seseorang yang jelas-jelas berusaha menarik perhatiannya membuat dadanya terasa sedikit sesak.

Bella menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan perasaan aneh yang mulai muncul.

Tapi jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa sejak malam sebelumnya, ada sesuatu yang mulai berubah dalam cara ia memandang Alex. Apakah ia jatuh cinta??

_____

Alex mulai kehilangan kesabaran.

Sejak awal pertemuan, ia sudah merasakan ada yang aneh. Grace tidak menunjukkan minat pada bisnis seperti yang ia katakan sebelumnya. Sebaliknya, wanita itu terus mengalihkan pembicaraan dengan pujian-pujian yang terdengar terlalu berlebihan.

Akhirnya, dengan suara lebih tegas dari sebelumnya, Alex menatapnya dalam-dalam. "Grace, aku ingin tahu. Apa maksud sebenarnya dari pertemuan ini?"

Grace terdiam sejenak. Matanya berkedip pelan, lalu bibirnya melengkung ke atas, seakan mencoba meredakan ketegangan. Tapi kali ini, tidak ada lagi alasan yang bisa ia buat.

Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mengakui, "Kita dijodohkan, Alex."

Alex menegang. Ia menatap Grace dengan ekspresi tidak percaya. "Apa?"

Grace tersenyum kecil, seolah-olah ini bukan masalah besar. "Ya, orang tua kita sudah membicarakannya cukup lama. Aku baru tahu sebelum aku pulang ke sini. Dan, ya... aku tidak keberatan."

Alex menghela napas panjang, lalu mengusap wajahnya dengan frustrasi. "Kau tidak keberatan?" ulangnya, seakan memastikan ia tidak salah dengar.

Grace mengangkat bahu. "Kenapa aku harus keberatan? Aku mengenalmu sejak kecil, dan aku selalu mengagumimu. Lagipula, dari sisi bisnis, ini juga menguntungkan kedua keluarga kita, kan?"

Alex menggelengkan kepala, benar-benar tak percaya. "Grace... kau bahkan belum mengenalku secara pribadi. Kita jarang bicara, bahkan saat sekolah dulu. Bagaimana bisa kau menerima perjodohan ini begitu saja?"

Grace menatapnya dengan mata berbinar. "Karena aku ingin mengenalmu lebih jauh, Alex. Aku pikir ini kesempatan yang bagus."

Alex menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ini terlalu gila. Ia merasa seperti dipojokkan dalam skenario yang sama sekali tidak ia rencanakan.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia meraih kunci mobilnya dan berdiri. "Ayo, aku antar kau pulang."

Grace tersenyum kecil, seakan sudah memperkirakan reaksi Alex. Tanpa protes, ia mengikuti pria itu keluar dari cafe.

 

Di dalam mobil, suasana begitu hening.

Alex menyetir dengan ekspresi datar, tatapannya lurus ke jalanan, tapi pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan yang tidak bisa ia pecahkan.

Ia masih tidak percaya ini semua terjadi begitu cepat. Perjodohan? Dengan seseorang yang hampir tidak pernah ia kenal secara langsung?

Sambil mengemudi, ia menggeleng-gelengkan kepala, mencoba mencerna semuanya.

Di sampingnya, Grace memperhatikan ekspresinya, lalu dengan lembut, ia mengulurkan tangan dan menyentuh tangan Alex yang berada di persneling. "Alex... tenanglah. Aku tahu ini mendadak, tapi..."

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Alex langsung menepis tangan itu dengan halus, tapi tegas.

Tatapannya dingin saat ia berkata, "Jangan terlalu cepat, Grace."

Grace terdiam, sedikit terkejut dengan respons itu. Ia menarik kembali tangannya dengan ekspresi sedikit terluka, tapi ia juga tidak bodoh. Ia tahu bahwa butuh waktu untuk Alex menerima situasi ini.

Dan waktu adalah sesuatu yang ia siap habiskan asalkan itu bisa membuat Alex menjadi miliknya.

*****

Mobil Alex berhenti di depan rumah mewah keluarganya. Tanpa banyak bicara, ia keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah.

Begitu melewati pintu utama, aroma makanan yang masih hangat menyambutnya. Dari ruang makan, terdengar suara gelak tawa ringan—suara ayah dan ibunya yang tampak menikmati makan malam.

Tapi bagi Alex, tidak ada yang terasa hangat malam ini.

Dengan langkah berat, ia berjalan ke ruang makan dan menemukan kedua orang tuanya sedang duduk di meja makan besar, menikmati hidangan. Ibunya, yang selalu anggun dalam setiap kesempatan, tersenyum melihatnya datang.

"Alex, kau sudah makan? Duduklah, Ibu siapkan sesuatu untukmu," katanya lembut.

Tapi Alex tidak tertarik. Dengan ekspresi dingin, ia berdiri di ujung meja, menatap kedua orang tuanya.

"Aku baru saja tahu bahwa kalian sudah menjodohkanku dengan Grace," katanya tanpa basa-basi.

Ayahnya meletakkan sendok dan garpunya, lalu menatap Alex dengan tatapan tenang. "Jadi Grace sudah mengatakannya?"

"Ya, dan aku ingin tahu kenapa aku tidak pernah diberi tahu soal ini!" suara Alex naik satu oktaf, emosinya mulai tak terbendung.

Ibunya meletakkan gelasnya dengan hati-hati. "Kami memang belum sempat memberitahumu, Alex. Tapi kami memang sudah menjodohkanmu dengan Grace sejak kau masih kecil."

Alex membeku. Ia menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya. "Sejak kecil? Aku bahkan tidak tahu apa-apa saat itu! Kalian membuat keputusan sebesar ini tanpa mempertimbangkan perasaanku?"

Ayahnya menghela napas panjang, seolah sudah menduga reaksi ini. "Alex, dengarkan dulu. Ini bukan sekadar perjodohan biasa. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami."

Alex tertawa sinis. "Tanggung jawab? Maksudnya apa?"

Ayahnya menatapnya tajam. "Dulu, saat perusahaan kita hampir bangkrut, Tuan Chrislah yang menyelamatkannya. Dia membantu kami dengan investasi besar ketika tidak ada siapa pun yang mau melakukannya. Tanpa dia, kita mungkin tidak akan berada di posisi sekarang."

Alex mengepalkan tangan. "Dan sebagai balasannya, aku harus menyerahkan hidupku? Mengorbankan perasaanku hanya karena hutang budi?"

Ibunya menatapnya penuh pengertian. "Nak, ini bukan tentang mengorbankan perasaanmu. Grace gadis yang baik, dan kami yakin kalian bisa saling mengenal dan...mungkin, menemukan kecocokan."

Alex menatap ibunya dengan mata penuh luka. "Tapi bagaimana kalau aku tidak ingin ini? Bagaimana kalau aku ingin memilih sendiri dengan siapa aku akan hidup?"

Ayahnya terdiam, tapi sorot matanya tetap tegas. "Kau anak laki-laki kami, Alex. Ada saatnya kau harus memahami bahwa hidup bukan hanya tentang apa yang kau inginkan, tapi juga tentang tanggung jawab yang harus kau pikul."

Alex tertawa kecil, tapi tidak ada kebahagiaan di dalamnya.

Ia merasa seperti boneka yang dikendalikan oleh tangan tak terlihat.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik dan melangkah menuju kamarnya.

Langkahnya berat, penuh kemarahan yang tertahan. Ia menutup pintu kamarnya dengan keras, lalu bersandar di sana, menghela napas panjang.

Hai....readers

jangan lupa like dan komen ya..novelku🥰

Terpopuler

Comments

shabiraalea

shabiraalea

semangat nulisnya thor 💪💪

2025-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Visual
2 Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3 Menulis Diary
4 Pertemuan di Rumah Sakit
5 Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6 Pria Tanpa Cinta
7 Kepulangan Grace
8 Pengakuan yang Tak Terduga
9 Curhatan Grace
10 Cinta Diam-Diam
11 Rasa yang Mulai Berkembang
12 Pertemuan dengan Teman
13 Perjodohan yang Dipertanyakan
14 Ketakutan yang Menyesakkan
15 Drama tanpa Cinta
16 Di Antara Prioritas dan Janji
17 Malam yang Panjang dirumah Sakit
18 Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19 Akhirnya Bisa Bernapas
20 Kembali ke Cafe
21 Bara Dalam Cemburu
22 Rencana Licik Grace
23 Investasi atau alasan tersembunyi
24 Perhatian Lebih
25 Cari Informasi
26 Pengakuan
27 Mengenalkan Laura
28 Rencana Ulang Tahun Alex
29 Ulang Tahun Alex
30 Syair yang Indah
31 Mengambil Keputusan
32 Meragukan Perjodohan
33 Makin Mencintaimu
34 Pertemuan di Mini Market
35 Pengakuan
36 Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37 Bernyanyi bersama
38 Pesan yang Mengusik hati
39 Rencana sepihak
40 Penculikan Bella
41 Surat Perjanjian
42 Tempat di hati
43 Jangan Berharap Cinta Dariku
44 Merasa Diatas Angin
45 Mengincar Alex
46 Gelaran Busana Ny Victoria
47 Perbincangan di Mobil
48 Kecurigaan Edward
49 Menceritakan Semuanya
50 Pertemuan di Restoran
51 Hampa
52 Pengakuan
53 Momen Makan Siang
54 Aku Cinta Padamu
55 Undangan ke Cafe
56 Diary Bella
57 Kedatangan George
58 Permainan yang Lebih Besar
59 Mengetahui Kebenaran
60 Kemarahan George
61 Penuh dengan Pertanyaan
62 Persahabatan dan Musik
63 Undangan Pernikahan
64 Kegundahan
65 Sindiran yang Mengancam
66 Hari Pernikahan
67 Kekecewaan Malam Pertama
68 Kekacauan Pagi Hari
69 Berhadapan Dengan Kenyataan
70 Pulang ke rumah
71 Masalah Perusahaan
72 Perasaan Bersalah
73 Kesiangan
74 Perilaku yang Aneh
75 Sedikit Pertengkaran
76 Bertemu Laura di Bank
77 Rencana berkonsultasi
78 Konsultasi di Cafe
79 Semakin Tertarik
80 Grace Kembali
81 Belum Ada Penyelesaian
82 Kata-Kata Bijak
83 Perasaan Kesal
84 Bertengkar Lagi
85 Memcari Tahu yang Sebenarnya
86 Tidak Boleh Ada Perceraian
87 Menuruti Keinginan Grace
88 Kepuasan yang Semu
89 Jejak Dari Italia
90 Penolakan
91 Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92 Amarah yang Memuncak
93 Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94 Luka yang Tak Terlihat
95 Kehancuran Hati
96 Pecahnya Benteng Pertahanan
97 DEAR READERS
98 Sekarang Aku Mengerti
99 Meninggalkan Sepotong Hati
100 Ancaman untuk Bella
101 Mencoba Memperbaiki Hubungan
102 Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103 Dendam yang Membakar
104 Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Visual
2
Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3
Menulis Diary
4
Pertemuan di Rumah Sakit
5
Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6
Pria Tanpa Cinta
7
Kepulangan Grace
8
Pengakuan yang Tak Terduga
9
Curhatan Grace
10
Cinta Diam-Diam
11
Rasa yang Mulai Berkembang
12
Pertemuan dengan Teman
13
Perjodohan yang Dipertanyakan
14
Ketakutan yang Menyesakkan
15
Drama tanpa Cinta
16
Di Antara Prioritas dan Janji
17
Malam yang Panjang dirumah Sakit
18
Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19
Akhirnya Bisa Bernapas
20
Kembali ke Cafe
21
Bara Dalam Cemburu
22
Rencana Licik Grace
23
Investasi atau alasan tersembunyi
24
Perhatian Lebih
25
Cari Informasi
26
Pengakuan
27
Mengenalkan Laura
28
Rencana Ulang Tahun Alex
29
Ulang Tahun Alex
30
Syair yang Indah
31
Mengambil Keputusan
32
Meragukan Perjodohan
33
Makin Mencintaimu
34
Pertemuan di Mini Market
35
Pengakuan
36
Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37
Bernyanyi bersama
38
Pesan yang Mengusik hati
39
Rencana sepihak
40
Penculikan Bella
41
Surat Perjanjian
42
Tempat di hati
43
Jangan Berharap Cinta Dariku
44
Merasa Diatas Angin
45
Mengincar Alex
46
Gelaran Busana Ny Victoria
47
Perbincangan di Mobil
48
Kecurigaan Edward
49
Menceritakan Semuanya
50
Pertemuan di Restoran
51
Hampa
52
Pengakuan
53
Momen Makan Siang
54
Aku Cinta Padamu
55
Undangan ke Cafe
56
Diary Bella
57
Kedatangan George
58
Permainan yang Lebih Besar
59
Mengetahui Kebenaran
60
Kemarahan George
61
Penuh dengan Pertanyaan
62
Persahabatan dan Musik
63
Undangan Pernikahan
64
Kegundahan
65
Sindiran yang Mengancam
66
Hari Pernikahan
67
Kekecewaan Malam Pertama
68
Kekacauan Pagi Hari
69
Berhadapan Dengan Kenyataan
70
Pulang ke rumah
71
Masalah Perusahaan
72
Perasaan Bersalah
73
Kesiangan
74
Perilaku yang Aneh
75
Sedikit Pertengkaran
76
Bertemu Laura di Bank
77
Rencana berkonsultasi
78
Konsultasi di Cafe
79
Semakin Tertarik
80
Grace Kembali
81
Belum Ada Penyelesaian
82
Kata-Kata Bijak
83
Perasaan Kesal
84
Bertengkar Lagi
85
Memcari Tahu yang Sebenarnya
86
Tidak Boleh Ada Perceraian
87
Menuruti Keinginan Grace
88
Kepuasan yang Semu
89
Jejak Dari Italia
90
Penolakan
91
Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92
Amarah yang Memuncak
93
Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94
Luka yang Tak Terlihat
95
Kehancuran Hati
96
Pecahnya Benteng Pertahanan
97
DEAR READERS
98
Sekarang Aku Mengerti
99
Meninggalkan Sepotong Hati
100
Ancaman untuk Bella
101
Mencoba Memperbaiki Hubungan
102
Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103
Dendam yang Membakar
104
Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!