Kepulangan Grace

Malam itu, bandara dipenuhi oleh hiruk-pikuk penumpang yang baru tiba dari penerbangan internasional. Di antara lautan manusia yang berlalu-lalang, seorang wanita muda melangkah keluar dari pintu kedatangan, mengenakan busana krem panjang dengan tas kulit mahal tergantung di bahunya. Wajahnya memancarkan keanggunan khas wanita yang terbiasa hidup di luar negeri, dengan rambut panjang kecoklatan yang tergerai indah.

Grace menghirup udara malam dengan senyum tipis. Setelah bertahun-tahun tinggal di Italia, akhirnya ia kembali ke tempat yang dulu ia tinggalkan. Kembali ke kampung halaman yang pernah ia anggap membosankan, tapi kini memiliki daya tarik tersendiri,atau lebih tepatnya, seseorang yang menjadi daya tariknya.

Di depan pintu kedatangan, orang tuanya sudah menunggu. Ibunya, seorang wanita paruh baya dengan penampilan selalu anggun, tersenyum lebar begitu melihat putrinya. "Grace, sayang!"

Grace berjalan mendekat dan memeluk ibunya, lalu menoleh ke ayahnya yang berdiri dengan tangan di saku jasnya. "Pa."

"Selamat datang kembali," kata ayahnya singkat, tapi ada kebanggaan tersirat dalam suaranya.

Setelah beberapa menit berbasa-basi, mereka bertiga masuk ke dalam mobil mewah yang sudah disiapkan untuk menjemputnya. Di dalam perjalanan, ibunya mulai berbicara lebih serius.

"Kamu sudah yakin dengan keputusan ini, Grace?"

Grace menatap ke luar jendela, melihat jalanan kota yang sudah lama tidak ia lewati. "Tentu saja. Aku sudah cukup lama di Italia, sekarang saatnya kembali."

Ibunya tersenyum puas. "Bagus. Selain urusan bisnis keluarga, ini juga waktu yang tepat untuk kamu fokus ke masa depanmu... terutama dalam hal jodoh."

Grace menghela napas, tapi tidak membantah. Ia tahu, sejak dulu orang tuanya selalu ingin menjodohkannya dengan seseorang yang 'selevel' dan tak ada yang lebih cocok daripada Alexander James Carter.

"Apa kamu masih menyukai Alex?" Ayahnya akhirnya angkat suara.

Grace menoleh, menatap ayahnya dengan mata berbinar. "Aku tidak pernah berhenti menyukainya."

Dulu, sejak SD hingga SMA, mereka selalu berada di sekolah yang sama, sekolah elit tempat anak-anak dari keluarga terpandang bersekolah. Tapi sayangnya, mereka tidak pernah satu kelas. Interaksi mereka pun sangat terbatas, hanya sekadar sapaan singkat saat bertemu di acara sekolah atau pesta keluarga kaya.

Namun, di dalam hatinya, Grace selalu memperhatikan Alex. Bagaimana pria itu tumbuh dari seorang anak laki-laki yang cerdas menjadi pria dewasa yang penuh wibawa.

Hanya saja, Alex tidak pernah benar-benar melihatnya.

"Bagus," kata ayahnya singkat. Jika kamu bisa mendapatkan Alex, itu akan menjadi langkah besar bagi kita semua. "Papa sangat menyukai keluarganya.

Grace tersenyum kecil. "Aku tidak hanya ingin dia karena keluarganya, Pa. Aku memang benar-benar menginginkannya."

Ibunya menatap putrinya dengan penuh keyakinan. "Maka, lakukan yang terbaik, Grace. Pastikan kali ini dia melihatmu."

Grace menatap ke luar jendela lagi, matanya berbinar penuh tekad.

Kali ini, ia tidak akan hanya menjadi bayangan di hidup Alex. Kali ini, ia akan memastikan Alex menyadari keberadaannya dan mungkin, akhirnya membalas perasaannya.

*****

Pagi itu, Grace duduk di ruang kerja rumahnya, mengenakan gaun putih elegan dengan rambut yang tergerai sempurna. Di hadapannya, ibunya sibuk dengan ponselnya, menghubungi seseorang yang sangat mereka butuhkan saat ini yaitu ibu Alex.

Grace menyesap tehnya dengan tenang, meskipun di dalam hatinya ada ketegangan yang tidak bisa ia abaikan. Sejak semalam, setelah kepulangannya, pikirannya hanya dipenuhi oleh satu hal Alex James Carter.

Beberapa menit kemudian, ibunya menutup telepon dan menoleh ke arah Grace dengan senyum puas. "Ibu Alex sudah mengirim fotonya. Kamu mau lihat?"

Mata Grace berbinar. "Tentu saja."

Ibunya menyerahkan ponsel itu padanya. Grace menerima dengan cepat, menatap layar yang menampilkan foto terbaru Alex.

"Dia semakin tampan," gumam Grace, matanya tak bisa lepas dari gambar itu.

Ibunya tersenyum. "Tentu saja. Dia sudah jadi pria dewasa dan pewaris utama perusahaan keluarganya."

Grace menghela napas pelan. "Aku ingin bertemu dengannya, Ma. Secepatnya."

Ibunya menatapnya dengan penuh arti. "Tenang saja. Ayahmu sudah mengatur pertemuan dengan ayah Alex. Mereka akan bertemu di kantor Alex hari ini. Mungkin… kita bisa menyusun rencana agar kamu bisa bertemu dengannya secara alami."

Grace tersenyum penuh arti. "Aku suka cara berpikirmu, Ma."

 

Di kantor Alex, suasana sibuk seperti biasa. Para eksekutif mondar-mandir di lorong, membawa dokumen-dokumen penting, sementara di ruang rapat utama, Alex sedang berbicara dengan beberapa klien.

Di ruang tamu kantor, Ayah Grace dan Ayah Alex baru saja tiba, ditemani seorang asisten yang mempersilakan mereka menunggu.

"Maaf, Pak, Alex masih dalam rapat dengan klien. Mungkin butuh waktu sekitar tiga puluh menit lagi," kata asisten itu dengan sopan.

"Tak masalah William, kami bisa menunggu," jawab Ayah Alex dengan ramah.

Namun, perhatian Grace sudah teralihkan. Matanya langsung tertuju ke ruangan rapat yang dindingnya terbuat dari kaca transparan. Dari tempatnya duduk, ia bisa melihat sosok Alex berdiri di depan meja rapat, berbicara dengan nada tegas namun tenang.

Pria itu... jauh lebih mempesona dari yang ia ingat.

Matanya tajam, ekspresi wajahnya serius namun penuh percaya diri. Gerak tubuhnya elegan, menunjukkan bahwa ia tahu persis apa yang ia lakukan.

Grace tersenyum sendiri. Ini pertama kalinya ia bisa melihat Alex dari jarak sedekat ini, meskipun pria itu sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

Ia menyilangkan kakinya dengan anggun, mencoba menahan diri agar tidak terlalu menunjukkan ketertarikannya. Tapi dalam hatinya, ia sudah tak sabar ingin berkenalan lebih dekat.

Kali ini, aku tidak akan hanya mengagumi dari jauh.

Kali ini, Alex akan tahu bahwa Grace telah kembali dan ia datang untuknya.

_____

Alex menghembuskan napas panjang begitu rapat berakhir. Setelah berjabat tangan dengan para klien dan mengucapkan perpisahan, ia melonggarkan dasinya sedikit, merasa sedikit lebih rileks. Namun, belum sempat ia beranjak dari tempatnya, William asistennya mendekat dengan ekspresi formal.

"Pak Alex, ayah Anda sudah menunggu di ruang tamu bersama Tuan Chris dan putrinya," lapor William.

Alex mengangkat alis. "Ayah di sini?"

William mengangguk. "Ya, mereka tiba saat rapat masih berlangsung. Saya sudah meminta mereka menunggu."

Alex mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruang rapat, menuju ruang tamu utama. Begitu sampai, ia langsung melihat ayahnya duduk santai di sofa, berbincang dengan Tuan Chris ayah Grace.

Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah wanita yang duduk anggun di samping Tuan Chris.

Wanita itu berdiri begitu melihatnya, tersenyum dengan elegan. Alex sedikit menyipitkan mata, mencoba mengingat wajah itu. Sepertinya tidak asing, tapi ia tidak bisa langsung mengenali.

"Alex," suara ayahnya membuatnya kembali fokus. "Kau masih ingat Chris? Kita sudah lama bekerja sama dalam berbagai proyek."

Alex mengangguk hormat kepada Tuan Chris. "Tentu, Pak Chris. Senang bertemu lagi."

Tuan Chris tersenyum. "Sama-sama, Alex. Dan ini putriku, Grace."

Grace maju selangkah, masih dengan senyum manisnya. "Hai, Alex."

Alex menatapnya sejenak, mencoba mengingat, tapi tidak ada gambaran jelas yang muncul dalam pikirannya. "Grace...?"

Ayahnya tertawa kecil. "Kalian dulu satu sekolah, ingat?"

Alex mengerutkan kening. "Oh... sekolah dulu?"

Grace tersenyum, mengangguk. "Iya. SD, SMP, dan SMA, tapi kita memang jarang bertemu karena tidak pernah satu kelas."

Alex mengangguk perlahan, masih berusaha menghubungkan ingatan lamanya dengan sosok wanita di hadapannya. "Maaf, aku kurang begitu ingat."

Grace terkekeh kecil. "Tidak masalah. Aku memang bukan seseorang yang mudah diingat dulu."

Alex membalas dengan senyum tipis, tapi dalam hatinya ia bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Grace ada di sini.

Seakan membaca pikirannya, Grace melanjutkan, "Aku sebenarnya baru kembali dari Italia. Selain ingin bertemu keluarga dan teman lama, aku juga ingin mulai aktif di bisnis keluarga."

Alex menatapnya dengan lebih serius.

"Bisnis?"

Grace mengangguk. "Ya. Orang tua kita sudah lama bekerja sama, dan aku ingin melanjutkan jejak mereka. Aku pikir ini waktu yang tepat untuk menjajaki kemungkinan kerja sama antara kita juga."

Alex mengangkat alis, sedikit terkejut. Ia mengira pertemuan ini lebih bersifat kekeluargaan, tapi ternyata Grace datang dengan urusan bisnis.

Ia menoleh ke arah ayahnya, yang hanya tersenyum penuh arti. Jelas, ayahnya juga punya agenda lain dengan memperkenalkan Grace.

Namun, Alex tidak ingin terlalu banyak berpikir. Jika memang ini tentang bisnis, ia akan memperlakukannya seperti kerja sama profesional lainnya.

"Baiklah," kata Alex akhirnya. "Kalau begitu, kita bisa atur pertemuan lain untuk membahas kerja sama lebih lanjut."

Grace tersenyum manis. "Tentu. Aku sangat menantikannya, Alex."

Di balik senyumnya yang anggun, hanya Grace yang tahu bahwa tujuannya bukan sekadar bisnis.

Ia telah membuka jalan. Sekarang, ia hanya perlu memastikan Alex tidak bisa mengabaikannya lagi.

Episodes
1 Visual
2 Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3 Menulis Diary
4 Pertemuan di Rumah Sakit
5 Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6 Pria Tanpa Cinta
7 Kepulangan Grace
8 Pengakuan yang Tak Terduga
9 Curhatan Grace
10 Cinta Diam-Diam
11 Rasa yang Mulai Berkembang
12 Pertemuan dengan Teman
13 Perjodohan yang Dipertanyakan
14 Ketakutan yang Menyesakkan
15 Drama tanpa Cinta
16 Di Antara Prioritas dan Janji
17 Malam yang Panjang dirumah Sakit
18 Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19 Akhirnya Bisa Bernapas
20 Kembali ke Cafe
21 Bara Dalam Cemburu
22 Rencana Licik Grace
23 Investasi atau alasan tersembunyi
24 Perhatian Lebih
25 Cari Informasi
26 Pengakuan
27 Mengenalkan Laura
28 Rencana Ulang Tahun Alex
29 Ulang Tahun Alex
30 Syair yang Indah
31 Mengambil Keputusan
32 Meragukan Perjodohan
33 Makin Mencintaimu
34 Pertemuan di Mini Market
35 Pengakuan
36 Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37 Bernyanyi bersama
38 Pesan yang Mengusik hati
39 Rencana sepihak
40 Penculikan Bella
41 Surat Perjanjian
42 Tempat di hati
43 Jangan Berharap Cinta Dariku
44 Merasa Diatas Angin
45 Mengincar Alex
46 Gelaran Busana Ny Victoria
47 Perbincangan di Mobil
48 Kecurigaan Edward
49 Menceritakan Semuanya
50 Pertemuan di Restoran
51 Hampa
52 Pengakuan
53 Momen Makan Siang
54 Aku Cinta Padamu
55 Undangan ke Cafe
56 Diary Bella
57 Kedatangan George
58 Permainan yang Lebih Besar
59 Mengetahui Kebenaran
60 Kemarahan George
61 Penuh dengan Pertanyaan
62 Persahabatan dan Musik
63 Undangan Pernikahan
64 Kegundahan
65 Sindiran yang Mengancam
66 Hari Pernikahan
67 Kekecewaan Malam Pertama
68 Kekacauan Pagi Hari
69 Berhadapan Dengan Kenyataan
70 Pulang ke rumah
71 Masalah Perusahaan
72 Perasaan Bersalah
73 Kesiangan
74 Perilaku yang Aneh
75 Sedikit Pertengkaran
76 Bertemu Laura di Bank
77 Rencana berkonsultasi
78 Konsultasi di Cafe
79 Semakin Tertarik
80 Grace Kembali
81 Belum Ada Penyelesaian
82 Kata-Kata Bijak
83 Perasaan Kesal
84 Bertengkar Lagi
85 Memcari Tahu yang Sebenarnya
86 Tidak Boleh Ada Perceraian
87 Menuruti Keinginan Grace
88 Kepuasan yang Semu
89 Jejak Dari Italia
90 Penolakan
91 Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92 Amarah yang Memuncak
93 Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94 Luka yang Tak Terlihat
95 Kehancuran Hati
96 Pecahnya Benteng Pertahanan
97 DEAR READERS
98 Sekarang Aku Mengerti
99 Meninggalkan Sepotong Hati
100 Ancaman untuk Bella
101 Mencoba Memperbaiki Hubungan
102 Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103 Dendam yang Membakar
104 Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Visual
2
Ada Rasa Dalam Pandangan Pertama
3
Menulis Diary
4
Pertemuan di Rumah Sakit
5
Jawaban untuk Pertanyaan Sulit
6
Pria Tanpa Cinta
7
Kepulangan Grace
8
Pengakuan yang Tak Terduga
9
Curhatan Grace
10
Cinta Diam-Diam
11
Rasa yang Mulai Berkembang
12
Pertemuan dengan Teman
13
Perjodohan yang Dipertanyakan
14
Ketakutan yang Menyesakkan
15
Drama tanpa Cinta
16
Di Antara Prioritas dan Janji
17
Malam yang Panjang dirumah Sakit
18
Tidak Perlu Berharap Terlalu Banyak
19
Akhirnya Bisa Bernapas
20
Kembali ke Cafe
21
Bara Dalam Cemburu
22
Rencana Licik Grace
23
Investasi atau alasan tersembunyi
24
Perhatian Lebih
25
Cari Informasi
26
Pengakuan
27
Mengenalkan Laura
28
Rencana Ulang Tahun Alex
29
Ulang Tahun Alex
30
Syair yang Indah
31
Mengambil Keputusan
32
Meragukan Perjodohan
33
Makin Mencintaimu
34
Pertemuan di Mini Market
35
Pengakuan
36
Diantara Ungkapan Perasaan Masing-masing
37
Bernyanyi bersama
38
Pesan yang Mengusik hati
39
Rencana sepihak
40
Penculikan Bella
41
Surat Perjanjian
42
Tempat di hati
43
Jangan Berharap Cinta Dariku
44
Merasa Diatas Angin
45
Mengincar Alex
46
Gelaran Busana Ny Victoria
47
Perbincangan di Mobil
48
Kecurigaan Edward
49
Menceritakan Semuanya
50
Pertemuan di Restoran
51
Hampa
52
Pengakuan
53
Momen Makan Siang
54
Aku Cinta Padamu
55
Undangan ke Cafe
56
Diary Bella
57
Kedatangan George
58
Permainan yang Lebih Besar
59
Mengetahui Kebenaran
60
Kemarahan George
61
Penuh dengan Pertanyaan
62
Persahabatan dan Musik
63
Undangan Pernikahan
64
Kegundahan
65
Sindiran yang Mengancam
66
Hari Pernikahan
67
Kekecewaan Malam Pertama
68
Kekacauan Pagi Hari
69
Berhadapan Dengan Kenyataan
70
Pulang ke rumah
71
Masalah Perusahaan
72
Perasaan Bersalah
73
Kesiangan
74
Perilaku yang Aneh
75
Sedikit Pertengkaran
76
Bertemu Laura di Bank
77
Rencana berkonsultasi
78
Konsultasi di Cafe
79
Semakin Tertarik
80
Grace Kembali
81
Belum Ada Penyelesaian
82
Kata-Kata Bijak
83
Perasaan Kesal
84
Bertengkar Lagi
85
Memcari Tahu yang Sebenarnya
86
Tidak Boleh Ada Perceraian
87
Menuruti Keinginan Grace
88
Kepuasan yang Semu
89
Jejak Dari Italia
90
Penolakan
91
Daniel Mengungkap Fakta kepada Alex
92
Amarah yang Memuncak
93
Rumah yang Tak Lagi Menenangkan
94
Luka yang Tak Terlihat
95
Kehancuran Hati
96
Pecahnya Benteng Pertahanan
97
DEAR READERS
98
Sekarang Aku Mengerti
99
Meninggalkan Sepotong Hati
100
Ancaman untuk Bella
101
Mencoba Memperbaiki Hubungan
102
Langkah yang Tak Bisa Ditunda
103
Dendam yang Membakar
104
Tak Ada Lagi Tempat Bersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!