Chp 19

Di dalam aula utama markas Sekte Serigala Putih yang hampir runtuh, suasana mencekam terasa berat. Luo Tian, patriark sekte, berdiri di ujung ruangan dengan tombak hitam pekat di tangannya. Aura emas gelap menyelimuti tubuhnya, memancarkan kekuatan yang membuat udara di sekitarnya bergetar.

Li Shen berdiri beberapa meter darinya, tubuhnya penuh debu dan bercak darah, tetapi sorot matanya tidak goyah sedikit pun. Pedangnya yang mulai retak tetap ia genggam dengan mantap.

"Beraninya kau membunuh para tetuaku, menghancurkan markasku, dan merusak kehormatan Sekte Serigala Putih!" seru Luo Tian, suaranya seperti guntur, mengguncang dinding yang sudah hampir runtuh.

Li Shen tersenyum tipis, tidak gentar sedikit pun. "Kehormatan? Semua yang kau lakukan hanyalah tirani. Hari ini, aku akan mengakhiri semuanya."

Luo Tian mengangkat tombaknya tinggi-tinggi, energi hitam membubung dari ujung tombak itu. "Aku adalah Luo Tian, Patriark Sekte Serigala Putih. Bocah sepertimu tidak pantas berbicara besar di hadapanku!"

Dalam sekejap, Luo Tian melesat ke arah Li Shen, tombaknya menusuk dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan jejak bayangan hitam di udara. "BOOM!" Ledakan energi terjadi saat Li Shen mengangkat pedangnya untuk menangkis. Getaran dari benturan itu membuat sisa-sisa dinding aula runtuh, meninggalkan keduanya di bawah langit malam.

Li Shen terdorong mundur beberapa langkah, tetapi segera melesat kembali dengan kecepatan yang menyaingi kilat. Dengan gerakan cepat, ia melancarkan [Teknik Naga Penghancur Langit], pedangnya memancarkan cahaya biru keemasan yang membelah udara.

Luo Tian mengelak dengan lincah, terbang ke udara. Kini mereka bertarung di atas markas sekte yang hampir rata dengan tanah. Kecepatan mereka bergerak begitu cepat hingga hanya terlihat kilatan cahaya di langit, setiap benturan menciptakan gelombang energi yang menghancurkan puncak gunung di bawah mereka.

"Kau memang berbakat, bocah. Tapi bakat saja tidak cukup untuk mengalahkanku!" Luo Tian tertawa dingin. Dengan satu gerakan, ia meluncurkan "Tombak Serigala Gelap", energi berbentuk serigala raksasa yang melesat ke arah Li Shen dengan suara gemuruh.

Li Shen segera merentangkan tangannya, memancarkan energi naga dari dalam tubuhnya. Aura emas yang melingkupinya membentuk perisai besar yang melindunginya dari serangan itu. "Hanya sampai di sini kemampuanmu?" Li Shen mengejek. Dengan satu serangan balik, ia menghancurkan serigala energi itu, membuat Luo Tian tertegun.

"Apa?! Kau..." Luo Tian menggeram, tetapi Li Shen tidak memberinya waktu untuk bernapas. Ia melesat maju, menyerang tanpa henti dengan serangan pedang yang dipenuhi aura naga.

"BOOM! BOOM! BOOM!"

Benturan senjata mereka menciptakan ledakan dahsyat yang mengguncang gunung di sekitar mereka. Puncak-puncak gunung mulai runtuh, menciptakan jurang besar di bawah mereka.

Luo Tian, yang mulai terdesak, mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan satu gerakan, ia melompat ke udara, mengangkat tombaknya tinggi-tinggi. **"Kau telah membuatku marah, bocah! Terima ini, Tarian Serigala Penghancur Dunia!"

Dari tombaknya, muncul puluhan bayangan serigala hitam yang meluncur ke arah Li Shen, membawa aura kematian yang luar biasa pekat.

Li Shen menggertakkan giginya, tetapi tidak mundur. "Saatnya mengakhirimu, Luo Tian!" Dengan teriakan penuh tekad, ia mengerahkan seluruh energi naga yang telah ia serap. Tubuhnya bersinar terang, membentuk bayangan naga emas besar di belakangnya.

"Naga Surgawi Penghancur Dunia!" teriaknya.

Pedangnya meluncur ke arah Luo Tian, membawa energi yang begitu besar hingga gunung-gunung di sekitar mereka retak dan meledak. Serangan itu menghancurkan semua serigala bayangan Luo Tian dan menghantam tubuh patriark sekte itu langsung.

"Tidak mungkin! Aku... Aku tidak bisa kalah!" Luo Tian berteriak, tetapi tubuhnya terselimuti oleh cahaya naga yang menghancurkan segalanya.

"BOOOOOOOM!"

Ledakan energi yang begitu besar terjadi, menghancurkan seluruh markas Sekte Serigala Putih dan bahkan sebagian gunung di sekitarnya. Ketika debu mereda, Li Shen berdiri di tengah kawah besar yang terbentuk dari pertempuran itu. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir dari sudut bibirnya, tetapi ia tetap berdiri tegak.

Di sekelilingnya, tidak ada yang tersisa dari Luo Tian, hanya debu yang terbawa angin malam.

Li Shen menghela napas panjang, menatap ke arah bulan yang bersinar redup di langit. "Sekte Serigala Putih... akhirnya runtuh," gumamnya.

Ketika debu pertempuran perlahan menghilang, sinar bulan kembali menerangi medan yang telah berubah menjadi kawah besar akibat dahsyatnya bentrokan. Li Shen berdiri di tengah kawah itu, tubuhnya berlumuran darah dan napasnya berat, tetapi auranya tetap tak tergoyahkan.

Sorak-sorai tiba-tiba meledak dari arah gerbang markas Sekte Serigala Putih. Para pendekar dari Klan Feng dan sekutu mereka, yang sebelumnya bertarung mati-matian melawan pasukan sekte, kini menyadari bahwa pertempuran telah selesai.

"Kita menang! Li Shen mengalahkan Patriark Luo Tian!" teriak seseorang, memecah keheningan yang tersisa.

Sorakan itu menyebar seperti api liar. Para pendekar yang sebelumnya kelelahan kini bersorak dengan penuh semangat. Beberapa bahkan berlutut, seolah menyaksikan kehadiran seorang pahlawan yang baru saja membalikkan takdir.

"Hidup Li Shen! Hidup pahlawan kita!" teriakan-teriakan menggema di seluruh penjuru.

Feng Han, yang sebelumnya terluka parah, disangga oleh dua pendekar Klan Feng lainnya. Meski tubuhnya terasa lemah, matanya penuh dengan kebanggaan dan rasa syukur. "Anak itu... dia benar-benar melakukannya," gumamnya dengan suara bergetar.

Di sisinya, Feng Lian, meskipun wajahnya pucat dan napasnya berat, tidak dapat menyembunyikan kekagumannya. Matanya menatap Li Shen dari kejauhan, penuh dengan kekaguman dan rasa hormat. "Dia seperti... bukan manusia biasa," katanya pelan, tetapi jelas terdengar oleh Feng Han.

"Bukan hanya pahlawan kita, Lian," jawab Feng Han sambil tersenyum tipis. "Dia adalah harapan baru bagi Kota Guangling."

Li Shen perlahan berjalan keluar dari kawah, setiap langkahnya disambut oleh sorak-sorai yang semakin membahana. Para pendekar dari Klan Feng menghampirinya, tetapi tidak ada yang berani terlalu dekat. Aura yang masih menyelimuti tubuh Li Shen terasa seperti kekuatan tak terjangkau.

Ketika akhirnya Li Shen berdiri di depan Feng Han dan Feng Lian, sorakan itu mencapai puncaknya. Feng Han mencoba berdiri lebih tegak, meski tubuhnya terasa lemah. "Li Shen," katanya, suaranya penuh dengan rasa hormat. "Kami berhutang nyawa dan kehormatan padamu. Kau telah menyelamatkan Klan Feng dan Kota Guangling."

Li Shen mengangguk pelan, tatapannya tegas. "Aku hanya memastikan tirani berakhir di tempat ini. Klan Feng, kota ini... semuanya pantas mendapatkan kedamaian."

Feng Lian, meski biasanya dingin dan penuh perhitungan, tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya. Dengan langkah kecil, ia mendekati Li Shen, menatapnya dengan serius. "Li Shen... kau luar biasa. Kau bukan hanya sekadar pendekar kuat. Kau adalah simbol harapan bagi kami semua."

Li Shen tersenyum tipis, sedikit lelah, tetapi tidak kehilangan karismanya. "Kalian berdua sudah berjuang keras. Ini kemenangan kita bersama."

Saat sorak-sorai mereda dan para pendekar Klan Feng meninggalkan reruntuhan markas Sekte Serigala Putih, Li Shen tetap berada di tempat itu. Wajahnya dingin namun penuh tekad, matanya menelusuri setiap sudut yang tersisa dari markas tersebut. Dia tahu bahwa di balik kemegahan sekte tiran ini pasti tersimpan harta yang tak ternilai.

Setelah memastikan tidak ada orang lain yang memperhatikan, Li Shen menyusuri lorong-lorong reruntuhan, hingga akhirnya menemukan sebuah pintu besar yang terbuat dari baja tebal. Ada simbol serigala putih yang terukir di pintu itu. Dengan dorongan energinya, pintu itu terbuka dengan gemuruh berat.

Di baliknya, sebuah ruangan bawah tanah yang penuh dengan kekayaan terhampar di hadapannya. Di tengah ruangan, sebuah brankas besar berdiri kokoh, tampak tak tersentuh oleh pertempuran. Li Shen mendekatinya, mengamati mekanisme penguncian yang rumit.

"Tampaknya mereka tidak hanya ahli dalam menindas orang, tetapi juga dalam menyimpan hasil jarahannya," gumamnya dengan nada sinis.

Dengan tenaga dalamnya yang besar, Li Shen menghancurkan kunci brankas tersebut. Pintu brankas terbuka, memperlihatkan tumpukan koin emas yang berkilauan. "Seribu koin emas," bisiknya sambil tersenyum kecil. "Ini akan sangat berguna."

Selain koin emas, Li Shen juga menemukan beberapa kotak kayu yang berisi pil-pil energi tingkat rendah. "Meskipun tidak terlalu berharga untukku, pil-pil ini masih berguna dalam situasi tertentu." Dia memasukkan semua pil itu ke dalam kantong penyimpanannya.

Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah sebuah pedang yang tergeletak di atas dudukan emas di sudut ruangan. Pedang itu bersinar dengan kilauan perak, dan ukiran naga kecil menghiasi gagangnya. Saat Li Shen mengangkat pedang itu, dia merasakan aliran energi tajam yang memancar darinya.

"Pedang ini... tidak buruk," ucapnya sambil menghunus pedang tersebut. Pedang itu terasa seimbang dan kuat, jauh lebih baik dibandingkan pedangnya yang telah hancur dalam pertempuran. Dengan satu ayunan ringan, dia merasakan bagaimana pedang itu menyatu dengan energinya. "Sepertinya ini takdirku untuk menemukanmu."

Setelah memastikan tidak ada lagi yang bisa diambil, Li Shen meninggalkan ruangan itu dengan semua harta rampasannya. Dia berjalan perlahan, meski tubuhnya terasa berat akibat luka-luka yang ia derita.

Malam itu juga, dia mendatangi seorang tabib terkenal di Kota Guangling. Tabib itu, seorang pria tua dengan janggut panjang putih, terkejut melihat Li Shen yang penuh luka tetapi tetap memiliki aura kuat.

"Nak, kau butuh istirahat total. Luka-lukamu cukup parah," kata tabib itu sambil mempersiapkan ramuan dan jarum akupuntur.

"Lakukan yang terbaik, Kakek. Aku hanya ingin segera pulih," jawab Li Shen sambil menyerahkan beberapa koin emas sebagai pembayaran.

Tabib itu segera bekerja, membersihkan luka-luka Li Shen, memberikan ramuan penyembuhan, dan mengatur aliran energinya dengan akupuntur. Malam itu, Li Shen beristirahat di rumah tabib tersebut, memulihkan tubuhnya. "Ahhh, akhirnya," gumamnya sambil memejamkan mata.

-------

Dua hari setelah pengobatan intensif di rumah tabib, Li Shen akhirnya pulih sepenuhnya. Tubuhnya kembali bugar, dan energinya terasa lebih mengalir dari sebelumnya. Namun, bukannya langsung fokus pada latihan atau perencanaan baru, Li Shen justru memutuskan untuk bersantai.

"Sudah lama aku tidak menikmati hidup," gumamnya sambil meregangkan tubuh. "Waktunya menikmati hasil jerih payahku."

Pagi itu, Li Shen berjalan santai menuju pusat kota Guangling, tempat keramaian dan berbagai toko mewah berjejer. Begitu dia tiba di sebuah toko pakaian yang terkenal, sang penjaga toko langsung menyambut dengan senyum lebar.

"Tuan, apa yang bisa kami bantu?" tanyanya penuh semangat, terutama setelah melihat kantong koin emas yang tergantung di pinggang Li Shen.

"Bawakan aku pakaian terbaik yang kalian punya. Jangan pedulikan harganya," jawab Li Shen sambil duduk santai di kursi yang disediakan.

Dalam waktu singkat, para pelayan toko membawa berbagai pakaian mewah dari kain sutra terbaik, dihiasi bordiran emas dan perak. Li Shen mencoba beberapa, hingga akhirnya memilih jubah hitam dengan aksen naga emas di bagian punggungnya.

"Bagus. Ambil yang ini. Dan bungkus juga semua yang tadi aku coba," ujarnya dengan santai.

Para pelayan terkejut, tetapi tentu saja tidak menolak. Dengan senyum penuh kemenangan, Li Shen keluar dari toko dengan membawa beberapa kantong besar pakaian baru.

Tidak berhenti di situ, Li Shen melanjutkan "petualangan belanja"nya dengan membeli berbagai barang mewah. Mulai dari perhiasan, sepatu kulit langka, hingga senjata kecil yang tampak keren meskipun sebenarnya tidak terlalu berguna baginya.

"Hidup itu singkat. Kalau punya uang, pakai saja," katanya sambil tertawa puas.

Malamnya, Li Shen memutuskan untuk mengakhiri harinya dengan gaya paling mewah. Dia pergi ke tempat hiburan malam paling terkenal di kota, sebuah tempat yang dipenuhi musik meriah, lampu-lampu gemerlap, dan aroma anggur mahal. Para penjaga pintu tertegun saat melihat Li Shen datang dengan pakaian mewah dan aura percaya diri yang luar biasa.

"Aku ingin kamar terbaik, makanan terbaik, dan... wanita tercantik di tempat ini," katanya sambil meletakkan beberapa koin emas di meja resepsionis.

Tak butuh waktu lama, Li Shen dibawa ke sebuah ruangan VIP yang mewah. Di sana, dia disambut oleh wanita yang disebut-sebut sebagai bunga malam Kota Guangling—seorang wanita cantik dengan rambut panjang hitam, mata tajam, dan senyuman memikat.

"Tuan, malam ini adalah milikmu," katanya sambil mendekati Li Shen dengan langkah anggun.

Li Shen tersenyum sambil menuangkan anggur ke gelasnya. "Tentu saja. Jangan khawatir, aku tidak akan pelit."

Malam itu, Li Shen menghabiskan waktu dengan penuh kemewahan, anggur terbaik, dan hiburan yang membuatnya benar-benar melupakan semua pertempuran dan beban yang dia pikul selama ini. Di luar, Kota Guangling masih ramai membicarakan tentang peperangan yang menghancurkan Sekte Serigala Putih. Tapi di dalam ruangan itu, Li Shen hanya peduli pada satu hal: menikmati hidupnya sepenuhnya.

"Kadang-kadang," gumamnya sambil tersenyum tipis, "menjadi orang kaya itu menyenangkan juga."

Terpopuler

Comments

bu fatim

bu fatim

Uangnya gk dipakai beli rumah...
tapi dipakai ke pelacuran???
itulah tokoh pria....
keperjakaan diberikan pelacur...
jadi gak minat

2025-04-08

0

IDE Pasir mayang

IDE Pasir mayang

di negeri Konoha 1gram mas skitar 1.200k kadar 18,20,23,24karat 1koin emas skitar 10gram kali 1000=10kg MC punya doku 15m rupee ah sangat kaya😁😁😁😁😁😁😁😁😁

2025-03-16

0

Indah Hidayat

Indah Hidayat

kok buat ukurannya tdk relevan..
dan si mc malah main pelacur segala ...ini mc moralnya rendah.

2025-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chp 1
2 Chp 2
3 Chp 3
4 Chp 4
5 Chp 5
6 Chp 6
7 Chp 7
8 Chp 8
9 Chp 9
10 Chp 10
11 Chp 11
12 Chp 12
13 Chp 13
14 Chp 14
15 Chp 15
16 Chp 16
17 Chp 17
18 Chp 18
19 Chp 19
20 Chp 20
21 Chp 21
22 Chp 22
23 Chp 23
24 Chp 24
25 Chp 25
26 Chp 26
27 Chp 27
28 Chp 28
29 Chp 29
30 Chp 30
31 Chp 31
32 Chp 32
33 Chp 33
34 Chp 34
35 Chp 35
36 Chp 36
37 Chp 37
38 Chp 38
39 Chp 39
40 Chp 40
41 Chp 41
42 Chp 42
43 Chp 43
44 Chp 44
45 Chp 45
46 Chp 46
47 Chp 47
48 Chp 48
49 Chp 49
50 Chp 50
51 Chp 51
52 Chp 52
53 Chp 53
54 Chp 54
55 Chp 55
56 Chp 56
57 Chp 57
58 Chp 58
59 Chp 59
60 Chp 60
61 Chp 61
62 Chp 62
63 Chp 63
64 Chp 64
65 Chp 65
66 Chp 66
67 Chp 67
68 Chp 68
69 Chp 69
70 Chp 70
71 Chp 71
72 Chp 72
73 Chp 73
74 Chp 74
75 Chp 75
76 Chp 76
77 Chp 77
78 Chp 78
79 Chp 79
80 Chp 80
81 Chp 81
82 Chp 82
83 Chp 83
84 Chp 84
85 Chp 85
86 Chp 86
87 Chp 87
88 Chp 88
89 Chp 89
90 Chp 90
91 Chp 91
92 Chp 92
93 Chp 93
94 Chp 94
95 Chp 95
96 Chp 96
97 Chp 97
98 Chp 98
99 Chp 99
100 Chp 100
101 Chp 101
102 Chp 102
103 Chp 103
104 Chp 104
105 Chp 105
106 Chp 106
107 Chp 107
108 Chp 108
109 Chp 109
110 Chp 110
111 Chp 111
112 Chp 112
113 Chp 113
114 Chp 114
115 Chp 115
116 Chp 116
117 Chp 117
118 Chp 118
119 Chp 119
120 Chp 120
121 Chp 121
122 Chp 122
123 Chp 123
124 Chp 124
125 Chp 125
126 Chp 126
127 Chp 127
128 Chp 128
129 Chp 129
130 Chp 130
131 Chp 131
132 Chp 132
133 Chp 133
134 Chp 134
135 Chp 135
136 Chp 136
137 Chp 137
138 Chp 138
139 Chp 139
140 Chp 140
141 Chp 141
142 Chp 142
143 Chp 143
144 Chp 144
145 Chp 145
146 Chp 146
147 Chp 147
148 Chp 148
149 Chp 149
150 Chp 150
151 Chp 151
152 Chp 152
153 Chp 153
154 Chp 154
155 Chp 155
156 Chp 156
157 Chp 157
158 Chp 158
159 Chp 159
160 Chp 160
161 Chp 161
162 Chp 162
163 Chp 163
164 Chp 164
165 Chp 165
166 Chp 166
167 Chp 167
168 Chp 168
169 Chp 169
170 Chp 170
171 Chp 171
172 Chp 172
173 Chp 173
174 Chp 174
175 Chp 175
176 Chp 176 END
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Chp 1
2
Chp 2
3
Chp 3
4
Chp 4
5
Chp 5
6
Chp 6
7
Chp 7
8
Chp 8
9
Chp 9
10
Chp 10
11
Chp 11
12
Chp 12
13
Chp 13
14
Chp 14
15
Chp 15
16
Chp 16
17
Chp 17
18
Chp 18
19
Chp 19
20
Chp 20
21
Chp 21
22
Chp 22
23
Chp 23
24
Chp 24
25
Chp 25
26
Chp 26
27
Chp 27
28
Chp 28
29
Chp 29
30
Chp 30
31
Chp 31
32
Chp 32
33
Chp 33
34
Chp 34
35
Chp 35
36
Chp 36
37
Chp 37
38
Chp 38
39
Chp 39
40
Chp 40
41
Chp 41
42
Chp 42
43
Chp 43
44
Chp 44
45
Chp 45
46
Chp 46
47
Chp 47
48
Chp 48
49
Chp 49
50
Chp 50
51
Chp 51
52
Chp 52
53
Chp 53
54
Chp 54
55
Chp 55
56
Chp 56
57
Chp 57
58
Chp 58
59
Chp 59
60
Chp 60
61
Chp 61
62
Chp 62
63
Chp 63
64
Chp 64
65
Chp 65
66
Chp 66
67
Chp 67
68
Chp 68
69
Chp 69
70
Chp 70
71
Chp 71
72
Chp 72
73
Chp 73
74
Chp 74
75
Chp 75
76
Chp 76
77
Chp 77
78
Chp 78
79
Chp 79
80
Chp 80
81
Chp 81
82
Chp 82
83
Chp 83
84
Chp 84
85
Chp 85
86
Chp 86
87
Chp 87
88
Chp 88
89
Chp 89
90
Chp 90
91
Chp 91
92
Chp 92
93
Chp 93
94
Chp 94
95
Chp 95
96
Chp 96
97
Chp 97
98
Chp 98
99
Chp 99
100
Chp 100
101
Chp 101
102
Chp 102
103
Chp 103
104
Chp 104
105
Chp 105
106
Chp 106
107
Chp 107
108
Chp 108
109
Chp 109
110
Chp 110
111
Chp 111
112
Chp 112
113
Chp 113
114
Chp 114
115
Chp 115
116
Chp 116
117
Chp 117
118
Chp 118
119
Chp 119
120
Chp 120
121
Chp 121
122
Chp 122
123
Chp 123
124
Chp 124
125
Chp 125
126
Chp 126
127
Chp 127
128
Chp 128
129
Chp 129
130
Chp 130
131
Chp 131
132
Chp 132
133
Chp 133
134
Chp 134
135
Chp 135
136
Chp 136
137
Chp 137
138
Chp 138
139
Chp 139
140
Chp 140
141
Chp 141
142
Chp 142
143
Chp 143
144
Chp 144
145
Chp 145
146
Chp 146
147
Chp 147
148
Chp 148
149
Chp 149
150
Chp 150
151
Chp 151
152
Chp 152
153
Chp 153
154
Chp 154
155
Chp 155
156
Chp 156
157
Chp 157
158
Chp 158
159
Chp 159
160
Chp 160
161
Chp 161
162
Chp 162
163
Chp 163
164
Chp 164
165
Chp 165
166
Chp 166
167
Chp 167
168
Chp 168
169
Chp 169
170
Chp 170
171
Chp 171
172
Chp 172
173
Chp 173
174
Chp 174
175
Chp 175
176
Chp 176 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!