Chp 18

Malam sebelum serangan, paviliun utama klan Feng dipenuhi aura tegang. Di dalam ruangan strategis, peta besar kota Guangling dan markas Sekte Serigala Putih terbentang di meja. Feng Han berdiri di depan, menunjuk ke titik-titik strategis pada peta sambil menjelaskan rencana.

"Sekte Serigala Putih memiliki kekuatan besar, tapi mereka tidak tak terkalahkan," kata Feng Han dengan suara tegas. "Kita akan memanfaatkan struktur markas mereka. Serangan frontal tidak mungkin berhasil, jadi kita akan memecah fokus mereka. Li Shen, kau, aku, dan Feng Lian akan menerobos langsung ke pusat mereka, sedangkan pasukan utama akan menyerang dari tiga sisi."

Li Shen mengangguk, tatapannya penuh fokus. "Apa tujuan utama dari pasukan itu?" tanyanya.

"Mereka bertugas mengalihkan perhatian. Kita ingin membuat sekte berpikir bahwa serangan ini hanyalah gangguan, sehingga pertahanan di pusat markas melemah," jawab Feng Han. "Sementara itu, tugas kita adalah langsung menuju aula utama tempat patriark mereka, Luo Tian, berada."

Feng Lian, putri Feng Han, berdiri di samping ayahnya. Wanita berusia 22 tahun dengan rambut hitam panjang dan mata tajam itu mengenakan pakaian tempur yang elegan namun tangguh. Suaranya tenang namun tegas. "Aku sudah mempelajari rute masuk terbaik. Ada lorong bawah tanah yang jarang digunakan. Jika kita bisa masuk ke sana tanpa terdeteksi, peluang untuk mencapai aula utama akan jauh lebih besar."

"Bagus," jawab Li Shen sambil tersenyum tipis. "Tapi jika kita sampai ketahuan, aku harap kalian siap menghadapi kekacauan."

Feng Han tersenyum kecil. "Kekacauan adalah bagian dari perang, Li Shen. Tapi aku yakin kita akan berhasil. Jika kau bisa menghadapi patriark mereka, aku dan Feng Lian akan memastikan tidak ada yang menghalangimu."

Hari Penyerangan.....

Langit masih gelap ketika pasukan klan Feng bergerak. Dalam diam, mereka menyusup ke sekitar markas Sekte Serigala Putih, memanfaatkan bayangan dan medan untuk menyembunyikan keberadaan mereka.

Tiga kelompok pasukan mulai menyerang dari tiga sisi berbeda, menghancurkan gerbang dan memicu alarm. "Serangan! Serangan!" teriak salah satu penjaga Sekte Serigala Putih. Suara lonceng peringatan bergema di seluruh markas, membuat para murid sekte berhamburan keluar dengan senjata di tangan.

Namun, di tengah kekacauan itu, Li Shen, Feng Han, dan Feng Lian menyelinap melalui lorong bawah tanah yang gelap dan sempit. Suara gemuruh pertempuran di atas hanya terdengar samar di sana.

"Lorong ini cukup sempit," bisik Feng Lian sambil menyiapkan pedangnya. "Tapi kita harus tetap waspada. Bisa saja ada jebakan."

Li Shen berjalan paling depan, energi dari ranah Jiwa Emas memancar lembut dari tubuhnya. "Jika ada jebakan, aku akan menghancurkannya," katanya singkat.

Setelah beberapa menit berjalan, mereka tiba di sebuah pintu besi besar. Feng Han memeriksa pintu itu dengan saksama. "Pintu ini menuju aula utama," katanya. "Tapi kemungkinan besar ada penjaga di dalamnya."

Li Shen meletakkan tangannya di pintu itu, merasakan energi di baliknya. "Ada beberapa orang di sana… tapi tidak banyak. Kita bisa mengatasinya."

Dengan isyarat dari Feng Han, Li Shen mendorong pintu itu perlahan. Suara gesekan logam menggema, dan cahaya dari dalam ruangan menyinari lorong gelap itu.

Di dalam, beberapa murid sekte berlari ke arah mereka dengan tombak terangkat. "Siapa kalian?! Beraninya kalian masuk ke sini!" salah satu dari mereka berteriak.

Li Shen hanya tersenyum tipis. "Kalian tidak punya waktu untuk menyesal."

Ia melangkah maju, mengangkat tangannya, dan melepaskan gelombang energi yang menghancurkan ke arah para murid.

"BOOOMM!"

Suara ledakan energi mengguncang ruangan itu, menghancurkan dinding dan membuat para murid terlempar.

Feng Lian bergerak cepat, memotong siapa saja yang mendekat dengan pedangnya. Sementara itu, Feng Han menahan gelombang serangan dari sisi lain ruangan.

Setelah beberapa saat, aula utama mulai kosong dari perlawanan. Feng Han menghela napas panjang dan melihat ke arah Li Shen. "Pertarungan sebenarnya belum dimulai," katanya.

Li Shen mengangguk, matanya bersinar dengan tekad. "Aku sudah menunggu ini. Sekarang, ayo kita temui patriark mereka."

Aula utama Sekte Serigala Putih dipenuhi aura tegang. Lima tetua sekte berdiri berjajar dengan ekspresi dingin, masing-masing memegang senjata unik—tombak panjang dengan kilauan energi. Mereka memancarkan tekanan yang sangat kuat, aura mereka melingkupi seluruh ruangan.

"Beraninya kalian menerobos masuk ke sini," salah satu tetua berkata dengan suara berat. "Apakah kalian tidak sadar bahwa ini adalah akhir dari hidup kalian?"

Feng Han maju, meski napasnya sedikit berat setelah pertempuran sebelumnya. "Sekarang aku sadar mengapa sekte ini begitu membusuk. Kalian adalah dalangnya. Hari ini, kehancuran sekte ini dimulai."

Tetua yang lain tertawa sinis. "Kehancuran? Dari tiga orang seperti kalian? Jangan membuat kami tertawa. Kematian kalian akan menjadi hiburan."

Li Shen hanya berdiri dengan pedangnya yang telah diperbaiki sebelumnya di tangan. "Cukup bicara. Jika kalian pikir bisa menang, buktikan saja."

Lima tetua menyerang serempak. Dengan kecepatan dan kekuatan luar biasa, tombak mereka melesat dengan energi yang memancarkan kilatan cahaya berwarna merah.

Feng Lian melompat ke depan, pedangnya membentuk lengkungan cahaya hijau yang menghadang serangan salah satu tetua. "Aku tidak akan mundur!" teriaknya, wajahnya penuh tekad.

Feng Han, meski lebih tua, masih mampu bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan. Ia memutar tombak pendek miliknya, menangkis dua serangan sekaligus dari tetua lain. Namun, jumlah musuh yang banyak membuatnya kewalahan.

Li Shen, di sisi lain, bergerak dengan tenang namun mematikan. Satu tetua mencoba menusuknya, tetapi ia menghindar dengan gesit, lalu membalas dengan serangan yang menghancurkan. Pedangnya berkilat, menebas udara dengan energi yang menghancurkan, memaksa tetua itu mundur beberapa langkah.

"Hentikan dia! Fokus pada Li Shen!" salah satu tetua berteriak, menyadari bahaya yang paling besar.

Dua tetua menyerang Li Shen bersamaan, tombak mereka melesat seperti kilat. Namun, Li Shen menggunakan teknik yang baru disempurnakannya—"Langkah Kehancuran!" Ia melompat ke udara, lalu menghantam salah satu tetua dengan energi mematikan. "BOOOOMMM!" Tubuh tetua itu terlempar keras ke dinding, menghancurkan batu-bata dan membuat ruangan bergetar.

Tetua itu tersungkur, darah mengalir dari mulutnya, lalu ia tidak bergerak lagi.

Di sisi lain, Feng Lian berhadapan dengan tetua yang jauh lebih kuat darinya. Ia mencoba bertahan, tetapi satu serangan tombak yang penuh energi berhasil menembus pertahanannya. "AAARRRGHH!" Feng Lian terpental, darah segar keluar dari luka di bahunya.

"Lian!" Feng Han berteriak, tetapi serangan tombak lain datang ke arahnya, memaksanya mundur. Ia berhasil menghindari serangan mematikan, tetapi luka baru muncul di dadanya. Napasnya semakin berat, dan ia tahu tubuhnya sudah hampir mencapai batas.

Tetua yang tersisa tertawa kecil. "Apa yang kalian pikirkan? Sekarang kalian hanya menjadi beban."

Li Shen melihat kondisi Feng Han dan Feng Lian. Ia menggertakkan giginya, kemarahan terpancar dari matanya. "Berani-beraninya kalian!"

Dengan kecepatan luar biasa, ia menyerbu ke arah tetua yang menyerang Feng Lian. Pedangnya berkilat, dan dalam satu serangan yang mematikan, kepala tetua itu terlempar dari tubuhnya.

"BOOOOMM!"

Gelombang energi dari serangan Li Shen membuat tiga tetua yang tersisa mundur beberapa langkah.

Feng Han, meski terluka, berkata dengan suara lemah, "Li Shen, kami tidak bisa melanjutkan. Kami akan mundur dan mencari bantuan. Jangan mati di sini."

Li Shen menatap mereka sejenak dan mengangguk. "Pergilah. Aku akan menyelesaikan ini."

Li Shen kini berdiri sendiri di tengah aula yang porak-poranda. Tiga tetua yang tersisa menatapnya dengan kebencian. "Kau pikir bisa mengalahkan kami sendirian?" salah satu dari mereka berkata.

Li Shen hanya tersenyum dingin. "Aku tidak berpikir. Aku tahu aku bisa."

Pertempuran semakin sengit. Li Shen mengandalkan kekuatan barunya dari ranah Jiwa Emas, setiap serangannya membawa energi yang mematikan.

Tetua pertama mencoba menusuknya, tetapi Li Shen memblokir serangan itu dengan mudah, lalu memutar tubuhnya dan menghantamkan pedangnya ke perut tetua itu. "CRACK!" Tulang dan organ hancur, tetua itu roboh dengan darah yang mengalir deras.

Dua tetua yang tersisa menyerang bersamaan, tombak mereka melesat dengan kecepatan luar biasa. Li Shen menghindar dengan gerakan anggun, lalu melompat ke udara. Dengan satu serangan vertikal, ia menghancurkan tombak salah satu tetua, membuatnya tak berdaya.

"Tidak mungkin…!" tetua itu berteriak sebelum pedang Li Shen menebas lehernya, mengakhiri hidupnya.

Tetua terakhir, meski ketakutan, mencoba menyerang lagi. Namun, Li Shen sudah terlalu kuat. Ia menangkap tombak tetua itu dengan tangan kosong, lalu menghancurkannya menjadi serpihan. Dengan satu tinjuan yang penuh energi, ia menghancurkan kepala tetua itu.

"BOOOOOMMM!"

Ruangan bergetar, darah dan pecahan tulang beterbangan.

Li Shen berdiri di tengah aula yang hancur, napasnya stabil meskipun ada luka kecil di tubuhnya. "Sekte ini akan merasakan akhir mereka," katanya pelan, matanya penuh dengan tekad.

Langit gelap, memberikan nuansa mencekam pada medan perang di sekitar markas utama Sekte Serigala Putih. Udara dipenuhi bau darah dan debu, bercampur dengan aroma tanah yang basah setelah pertarungan sengit berlangsung. Cahaya bulan samar-samar menembus awan kelabu, memantulkan kilau pada pedang dan tombak yang berserakan di tanah.

Di pelataran utama, mayat-mayat bergelimpangan—baik dari pihak klan Feng maupun murid Sekte Serigala Putih. Beberapa murid yang masih hidup berlarian dalam ketakutan, membawa senjata mereka dengan gemetar. Suara erangan orang-orang yang terluka terdengar di mana-mana, menciptakan harmoni suram di tengah malam yang hening.

Paviliun megah markas Sekte Serigala Putih berdiri menjulang, tetapi keangkuhannya mulai luntur. Dinding-dindingnya yang putih kini ternoda darah, retak akibat ledakan energi yang terjadi sebelumnya. Beberapa bagian atapnya roboh, menunjukkan bahwa serangan dari pihak klan Feng telah memberikan dampak besar.

Di sudut halaman, pasukan dari klan Feng tampak berkumpul, menyusun ulang formasi mereka setelah pertempuran panjang. Beberapa dari mereka membantu rekan yang terluka, membalut luka dengan kain seadanya. Seorang pria tua, seorang pendekar senior dari klan Feng, berdiri dengan tongkatnya, memimpin kelompok untuk menjaga perimeter agar tidak ada murid sekte yang melarikan diri.

"Kita sudah memukul mundur sebagian besar pasukan mereka," kata salah satu pendekar klan Feng dengan napas terengah-engah. "Tapi kita belum melihat patriark mereka keluar. Dia pasti bersembunyi di dalam."

Sementara itu, jauh di sisi lain, murid-murid sekte yang tersisa mencoba berkumpul kembali. Dengan wajah pucat dan penuh ketakutan, mereka menunggu perintah dari pemimpin mereka. Namun, tanpa para tetua dan pemimpin yang lain, mereka seperti anak ayam yang kehilangan induk.

Suara serangan sebelumnya masih terngiang di udara, menggema dari dinding-dinding batu. "BOOM! BOOM!" Teriakan perang dan dentingan senjata terdengar sayup-sayup, semakin jauh dari pusat markas saat Li Shen melanjutkan langkahnya lebih dalam.

Di tengah situasi kacau ini, suasana terasa begitu tegang, seolah seluruh alam berhenti untuk menyaksikan momen klimaks yang akan segera terjadi. Markas sekte yang dulu begitu angkuh kini berada di ambang kehancuran, hanya menunggu pukulan terakhir yang akan membawa kejatuhan total mereka.

Li Shen melangkah keluar dari aula yang porak-poranda, tubuhnya sedikit kotor oleh darah dan debu, tetapi auranya memancarkan ketenangan yang mematikan. Pedangnya ia pegang erat, meskipun sedikit retak akibat pertarungan sebelumnya. Ia melihat sekilas ke arah pasukan klan Feng di kejauhan, lalu ke arah murid-murid sekte yang tersisa.

"Waktunya mengakhiri ini," katanya pelan, matanya tajam menatap paviliun utama di depan. Suasana sunyi yang melingkupi tempat itu terasa seperti detik-detik sebelum badai besar menghantam.

Li Shen menarik napas dalam, lalu melangkah maju menuju ruang terdalam markas—tempat di mana patriark sekte menunggu. Aura kehancuran menyelimuti dirinya, sementara langkah-langkahnya bergema di lantai batu, menandai awal dari akhir Sekte Serigala Putih.

Terpopuler

Comments

Indah Hidayat

Indah Hidayat

manfaat kata: perimeter itu apa?

2025-04-08

0

Mamat Stone

Mamat Stone

hancuuuuuuurrrrr kan /Hammer//Skull/

2025-03-16

0

Darwito

Darwito

uvb88nin

2025-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 Chp 1
2 Chp 2
3 Chp 3
4 Chp 4
5 Chp 5
6 Chp 6
7 Chp 7
8 Chp 8
9 Chp 9
10 Chp 10
11 Chp 11
12 Chp 12
13 Chp 13
14 Chp 14
15 Chp 15
16 Chp 16
17 Chp 17
18 Chp 18
19 Chp 19
20 Chp 20
21 Chp 21
22 Chp 22
23 Chp 23
24 Chp 24
25 Chp 25
26 Chp 26
27 Chp 27
28 Chp 28
29 Chp 29
30 Chp 30
31 Chp 31
32 Chp 32
33 Chp 33
34 Chp 34
35 Chp 35
36 Chp 36
37 Chp 37
38 Chp 38
39 Chp 39
40 Chp 40
41 Chp 41
42 Chp 42
43 Chp 43
44 Chp 44
45 Chp 45
46 Chp 46
47 Chp 47
48 Chp 48
49 Chp 49
50 Chp 50
51 Chp 51
52 Chp 52
53 Chp 53
54 Chp 54
55 Chp 55
56 Chp 56
57 Chp 57
58 Chp 58
59 Chp 59
60 Chp 60
61 Chp 61
62 Chp 62
63 Chp 63
64 Chp 64
65 Chp 65
66 Chp 66
67 Chp 67
68 Chp 68
69 Chp 69
70 Chp 70
71 Chp 71
72 Chp 72
73 Chp 73
74 Chp 74
75 Chp 75
76 Chp 76
77 Chp 77
78 Chp 78
79 Chp 79
80 Chp 80
81 Chp 81
82 Chp 82
83 Chp 83
84 Chp 84
85 Chp 85
86 Chp 86
87 Chp 87
88 Chp 88
89 Chp 89
90 Chp 90
91 Chp 91
92 Chp 92
93 Chp 93
94 Chp 94
95 Chp 95
96 Chp 96
97 Chp 97
98 Chp 98
99 Chp 99
100 Chp 100
101 Chp 101
102 Chp 102
103 Chp 103
104 Chp 104
105 Chp 105
106 Chp 106
107 Chp 107
108 Chp 108
109 Chp 109
110 Chp 110
111 Chp 111
112 Chp 112
113 Chp 113
114 Chp 114
115 Chp 115
116 Chp 116
117 Chp 117
118 Chp 118
119 Chp 119
120 Chp 120
121 Chp 121
122 Chp 122
123 Chp 123
124 Chp 124
125 Chp 125
126 Chp 126
127 Chp 127
128 Chp 128
129 Chp 129
130 Chp 130
131 Chp 131
132 Chp 132
133 Chp 133
134 Chp 134
135 Chp 135
136 Chp 136
137 Chp 137
138 Chp 138
139 Chp 139
140 Chp 140
141 Chp 141
142 Chp 142
143 Chp 143
144 Chp 144
145 Chp 145
146 Chp 146
147 Chp 147
148 Chp 148
149 Chp 149
150 Chp 150
151 Chp 151
152 Chp 152
153 Chp 153
154 Chp 154
155 Chp 155
156 Chp 156
157 Chp 157
158 Chp 158
159 Chp 159
160 Chp 160
161 Chp 161
162 Chp 162
163 Chp 163
164 Chp 164
165 Chp 165
166 Chp 166
167 Chp 167
168 Chp 168
169 Chp 169
170 Chp 170
171 Chp 171
172 Chp 172
173 Chp 173
174 Chp 174
175 Chp 175
176 Chp 176 END
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Chp 1
2
Chp 2
3
Chp 3
4
Chp 4
5
Chp 5
6
Chp 6
7
Chp 7
8
Chp 8
9
Chp 9
10
Chp 10
11
Chp 11
12
Chp 12
13
Chp 13
14
Chp 14
15
Chp 15
16
Chp 16
17
Chp 17
18
Chp 18
19
Chp 19
20
Chp 20
21
Chp 21
22
Chp 22
23
Chp 23
24
Chp 24
25
Chp 25
26
Chp 26
27
Chp 27
28
Chp 28
29
Chp 29
30
Chp 30
31
Chp 31
32
Chp 32
33
Chp 33
34
Chp 34
35
Chp 35
36
Chp 36
37
Chp 37
38
Chp 38
39
Chp 39
40
Chp 40
41
Chp 41
42
Chp 42
43
Chp 43
44
Chp 44
45
Chp 45
46
Chp 46
47
Chp 47
48
Chp 48
49
Chp 49
50
Chp 50
51
Chp 51
52
Chp 52
53
Chp 53
54
Chp 54
55
Chp 55
56
Chp 56
57
Chp 57
58
Chp 58
59
Chp 59
60
Chp 60
61
Chp 61
62
Chp 62
63
Chp 63
64
Chp 64
65
Chp 65
66
Chp 66
67
Chp 67
68
Chp 68
69
Chp 69
70
Chp 70
71
Chp 71
72
Chp 72
73
Chp 73
74
Chp 74
75
Chp 75
76
Chp 76
77
Chp 77
78
Chp 78
79
Chp 79
80
Chp 80
81
Chp 81
82
Chp 82
83
Chp 83
84
Chp 84
85
Chp 85
86
Chp 86
87
Chp 87
88
Chp 88
89
Chp 89
90
Chp 90
91
Chp 91
92
Chp 92
93
Chp 93
94
Chp 94
95
Chp 95
96
Chp 96
97
Chp 97
98
Chp 98
99
Chp 99
100
Chp 100
101
Chp 101
102
Chp 102
103
Chp 103
104
Chp 104
105
Chp 105
106
Chp 106
107
Chp 107
108
Chp 108
109
Chp 109
110
Chp 110
111
Chp 111
112
Chp 112
113
Chp 113
114
Chp 114
115
Chp 115
116
Chp 116
117
Chp 117
118
Chp 118
119
Chp 119
120
Chp 120
121
Chp 121
122
Chp 122
123
Chp 123
124
Chp 124
125
Chp 125
126
Chp 126
127
Chp 127
128
Chp 128
129
Chp 129
130
Chp 130
131
Chp 131
132
Chp 132
133
Chp 133
134
Chp 134
135
Chp 135
136
Chp 136
137
Chp 137
138
Chp 138
139
Chp 139
140
Chp 140
141
Chp 141
142
Chp 142
143
Chp 143
144
Chp 144
145
Chp 145
146
Chp 146
147
Chp 147
148
Chp 148
149
Chp 149
150
Chp 150
151
Chp 151
152
Chp 152
153
Chp 153
154
Chp 154
155
Chp 155
156
Chp 156
157
Chp 157
158
Chp 158
159
Chp 159
160
Chp 160
161
Chp 161
162
Chp 162
163
Chp 163
164
Chp 164
165
Chp 165
166
Chp 166
167
Chp 167
168
Chp 168
169
Chp 169
170
Chp 170
171
Chp 171
172
Chp 172
173
Chp 173
174
Chp 174
175
Chp 175
176
Chp 176 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!