Chp 9

Li Shen sedang berjalan-jalan di sekitar pasar Kota Liyang ketika tanpa sengaja ia mendengar sebuah percakapan di antara dua orang pedagang yang duduk di bawah pohon besar.

"Kau dengar kabar itu? Klan Zhang sedang mencari seseorang yang membunuh dua anggota mereka di Bukit Kegelapan."

"Iya, katanya pelakunya seorang pria muda. Aku dengar mereka bahkan mengirim banyak orang untuk mencari di sekitar kota ini."

Li Shen berhenti di tempat, matanya menyipit mendengar kabar itu. "Mereka sudah mencariku..." pikirnya sambil mengepalkan tangan.

Dia sadar situasinya semakin rumit. Klan Zhang jelas-jelas tidak akan berhenti sampai mereka menemukannya. Untuk menghadapi ancaman yang semakin mendekat, Li Shen memutuskan bahwa ia harus memperkuat dirinya secepat mungkin.

Malam harinya, Li Shen meninggalkan kota tanpa menarik perhatian dan kembali ke Bukit Kegelapan. Ia menemukan jalan menuju gua tempat Beast Spirit sebelumnya, tempat di mana energi gelap masih terasa samar-samar.

Saat memasuki gua, Li Shen menyalakan obor kecil yang ia bawa, menatap sekeliling. Jejak pertarungan sebelumnya masih terlihat—bekas luka di dinding gua dan aura yang menyeramkan masih tersisa di udara.

"Tempat ini sempurna. Aku harus memanfaatkan energi yang tersisa di sini untuk berlatih," gumamnya sambil meletakkan pedangnya di depannya.

Latihan Menciptakan Teknik Pedang....

Li Shen duduk bersila dan memejamkan mata, memusatkan pikirannya pada pedang di depannya. Ia mengingat pertarungannya sebelumnya dengan Beast Spirit dan dua anggota Klan Zhang. Dalam situasi itu, ia merasakan kebutuhan mendesak akan sebuah teknik yang bisa memberikan serangan yang menghancurkan, cepat, dan tak terhindarkan.

"Aku harus menciptakan sesuatu yang benar-benar milikku. Teknik pedang yang berfokus pada kehancuran total," pikirnya.

Ia mulai melatih ayunan pedangnya, mencoba berbagai gerakan sambil memadukan energi spiritualnya ke dalam setiap tebasan. Suara pedangnya yang memotong udara bergema di gua itu.

"Whooosh! Clang!"

Li Shen menanamkan energinya dalam pola gerakan pedang yang sederhana namun penuh kekuatan. Ia mencoba membentuk pola yang berpusat pada pelepasan energi besar dalam satu serangan. Namun, kontrolnya masih belum sempurna.

"Arrgh!" teriaknya saat energi di pedangnya terpancar terlalu cepat, menghancurkan dinding gua di depannya. Batu-batu berjatuhan, tetapi ia tetap berdiri teguh.

"Aku belum selesai!" katanya dengan tekad yang membara.

Selama beberapa hari berikutnya, Li Shen terus melatih gerakannya, menyempurnakan setiap detail. Ia mulai memadukan energi spiritual yang lebih stabil ke dalam ayunan pedangnya.

Hingga akhirnya, sebuah pola terbentuk. Dalam satu serangan, Li Shen bisa mengumpulkan energi di pedangnya, lalu melepaskannya dalam gelombang kehancuran yang memotong apa pun di jalurnya.

"Teknik ini..." gumamnya sambil memandang pedangnya yang berkilauan dengan energi biru. "Aku akan menyebutnya 'Tebasan Langit Retak'."

Li Shen tersenyum tipis, merasa lebih siap menghadapi apa pun yang menantinya di luar sana. Dengan teknik baru ini, ia yakin bahwa ia tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga melawan ancaman Klan Zhang dengan kekuatan yang menghancurkan.

................

Li Shen berjalan santai memasuki Kota Liyang, pikirannya tenang setelah berhari-hari melatih teknik pedangnya. Namun, ia langsung menyadari sesuatu yang aneh. Beberapa orang di sekitarnya tampak menatapnya dengan raut mencurigakan, dan langkah kaki mereka seolah mengikuti setiap gerakannya.

"Jadi, mereka akhirnya menemukanku," gumamnya dengan senyum tipis di wajahnya.

Tidak lama kemudian, tiga pria dengan pakaian khas Klan Zhang berdiri di depannya, menghadang jalannya. Salah satu dari mereka, pria berwajah garang dengan bekas luka di pipinya, berbicara dengan nada dingin.

"Kau Li Shen, bukan? Kau diminta untuk datang ke paviliun utama Klan Zhang. Jangan coba-coba melawan, atau ini akan jadi urusan buruk untukmu."

Li Shen menatap mereka dengan tatapan datar. "Kalau begitu, antar aku. Aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan bawahan rendahan."

Pria itu mengerutkan dahi mendengar nada angkuh Li Shen, tapi ia menahan amarahnya. "Ikat dia!" perintahnya pada dua pria di belakangnya.

Li Shen membiarkan mereka mengikat tangannya tanpa perlawanan. Dalam hatinya, ia tahu ini adalah cara termudah untuk langsung menuju sarang musuh tanpa membuang tenaga.

Paviliun Utama Klan Zhang

Setelah perjalanan yang tidak terlalu lama, Li Shen akhirnya sampai di paviliun utama Klan Zhang, sebuah bangunan besar dengan arsitektur megah yang dikelilingi taman dan kolam yang indah. Namun, suasana di dalamnya terasa penuh tekanan.

Di aula utama, kepala Klan Zhang, Zhang Tian, seorang pria dengan rambut panjang berwarna perak dan aura yang menindas, duduk di kursinya yang megah. Di sebelahnya, beberapa tetua Klan Zhang berdiri dengan ekspresi serius.

Li Shen didorong masuk ke dalam aula oleh para penjaga. Tatapan tajam Zhang Tian langsung menatapnya.

"Jadi, kaulah yang berani membunuh dua orangku di Bukit Kegelapan," suara Zhang Tian berat dan penuh kemarahan. "Dan sekarang kau muncul di hadapanku seperti ini? Apa yang membuatmu begitu percaya diri untuk datang ke sarang harimau?"

Li Shen tersenyum kecil, matanya penuh dengan ketenangan yang membuat semua orang di ruangan itu sedikit bingung. "Karena aku tidak takut pada seekor harimau, apalagi sekedar seekor harimau tua yang sedang kehilangan taringnya."

Sontak, suasana ruangan menjadi tegang. Salah satu tetua yang berdiri di sisi Zhang Tian berteriak, "Kurang ajar! Kau pikir kau siapa berani berbicara seperti itu pada Kepala Klan Zhang?!"

Zhang Tian mengangkat tangannya, menghentikan tetua itu. Matanya menyipit, mencoba membaca maksud Li Shen. "Kau cukup sombong untuk anak muda. Tapi jangan salah sangka. Kau berada di tempat di mana nyawamu bisa dicabut kapan saja. Jika kau pikir bisa melawan kami semua, kau salah besar."

Li Shen tertawa pelan. "Aku tidak datang untuk berbicara panjang lebar. Jika kalian ingin membalas dendam, lakukanlah. Tapi aku tidak akan menyerah tanpa memberikan perlawanan yang setimpal."

Zhang Tian menatapnya lebih dalam, mencoba memahami kepercayaan diri pemuda ini. "Kau punya keberanian. Tapi, aku penasaran, apakah keberanianmu cukup untuk melawan Klan Zhang?"

Li Shen hanya berdiri di tempatnya, menunggu langkah mereka berikutnya.

Ruangan besar paviliun utama Klan Zhang kini dipenuhi dengan aura tegang. Zhang Tian duduk di kursinya, menyaksikan dengan tatapan dingin. Di tengah aula, Li Shen berdiri dengan tangan terikat, tapi sorot matanya tetap penuh percaya diri.

"Baiklah, anak muda," Zhang Tian berbicara dengan nada datar, "sebelum aku sendiri turun tangan, biarkan para pendekar klanku mengajarkanmu sedikit pelajaran. Lepaskan dia."

Penjaga yang sebelumnya mengikat Li Shen segera membuka ikatannya. Li Shen memutar bahunya sejenak, merasa lega setelah tidak terikat lagi. Matanya kemudian menatap tiga pendekar Klan Zhang yang melangkah maju.

Ketiganya adalah kultivator Ranah Pengumpulan Energi Tahap Puncak, membawa tombak panjang yang bersinar dengan kilauan energi. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka di tangan, melangkah lebih dulu.

"Anak bodoh, kau akan menyesal telah datang ke sini!" Pria itu melompat ke depan, tombaknya berputar cepat, menimbulkan angin yang mendesing tajam.

Li Shen hanya berdiri diam, menunggu serangan pertama. Begitu tombak itu mendekat, dengan gerakan gesit, ia menggeser tubuhnya ke samping dan menangkap gagang tombak dengan satu tangan.

"Terlalu lambat," gumamnya.

Dengan sekali hentakan, Li Shen menarik tombak itu dan menendang perut pria tersebut.

"BOOM!"

Pria itu terhempas ke dinding aula dengan keras, membuat retakan besar pada dinding. Suasana mendadak hening, dan dua pendekar lainnya langsung bergerak bersamaan.

"Dua Tombak Badai!" teriak keduanya.

Dua tombak menyala dengan energi spiritual, menciptakan dua garis cahaya terang yang melesat langsung ke arah Li Shen. Namun, Li Shen hanya tersenyum tipis.

Dengan cepat, ia menghunus pedangnya. "Pedang Energi!"

Gelombang energi berbentuk pedang besar dilepaskan dari serangannya, menghantam kedua tombak itu dengan ledakan keras.

"BOOM!"

Kedua pendekar terlempar ke belakang, tombak mereka patah akibat benturan itu. Salah satu dari mereka masih mencoba berdiri, tetapi sebelum sempat bergerak, Li Shen sudah berada di depannya dalam sekejap.

"Kau terlalu lemah untuk melawanku," ucapnya dingin sebelum menebas pria itu hingga roboh.

Pendekar terakhir yang tersisa kini terlihat gemetar. Ia mencoba menyerang dengan tombaknya, tapi gerakannya tidak lagi sekuat sebelumnya. Li Shen dengan mudah menangkap ujung tombak itu, menghancurkannya dengan genggaman tangannya, lalu memberikan satu pukulan telak ke wajah pria itu.

"DUG!"

Pria itu ambruk tanpa sempat melanjutkan perlawanan.

Para tetua Klan Zhang yang menyaksikan langsung menjadi cemas. Salah satu dari mereka berbisik, "Pemuda ini terlalu kuat untuk sekadar Ranah Kondensasi Inti... bagaimana dia bisa mengalahkan tiga pendekar kita dengan mudah?"

Zhang Tian, meskipun terlihat tetap tenang, kini mulai memandang Li Shen dengan sedikit perhatian lebih.

"Sepertinya kami meremehkanmu," katanya dengan nada dingin. "Tapi jangan berpikir ini sudah selesai. Para pendekarku hanyalah langkah pertama. Kau akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih berat."

Li Shen hanya tertawa kecil, melirik Zhang Tian dengan pandangan penuh ejekan. "Kalau begitu, kirimkan saja semua orangmu. Aku akan menyelesaikan semuanya di sini dan sekarang."

Dengan kata-katanya yang memprovokasi, para pendekar Klan Zhang lainnya mulai melangkah maju, membawa tombak mereka dengan energi yang semakin kuat terpancar. Pertarungan baru saja dimulai.

Suasana aula Klan Zhang memanas. Puluhan pendekar, semuanya kultivator Ranah Pengumpulan Energi tahap puncak, kini berdiri mengelilingi Li Shen. Tombak-tombak mereka memancarkan cahaya spiritual, membuat ruangan itu dipenuhi kilatan-kilatan energi yang menyilaukan.

Li Shen berdiri di tengah lingkaran, ekspresinya tetap tenang. Tangannya menggenggam pedang dengan erat, dan matanya menatap setiap musuh dengan penuh kewaspadaan.

"Hancurkan dia! Jangan beri dia kesempatan untuk bertahan!" salah satu tetua Klan Zhang berteriak lantang.

Dengan aba-aba itu, puluhan pendekar serempak menerjang ke arah Li Shen. Serangan tombak mereka meluncur dengan kecepatan tinggi, menciptakan suara mendesing di udara.

"Haaahhh!!"

Li Shen dengan cepat melompat ke udara, menghindari gelombang pertama serangan mereka. Dari udara, ia menyiapkan serangan balik. Energi spiritualnya mulai berpusar dengan intens di sekeliling pedangnya.

"Pedang Kehancuran Ilahi!"

Ia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh, melepaskan gelombang energi berbentuk pedang raksasa yang menyapu seluruh ruangan.

"BOOOOMMM!!"

Gelombang itu menghantam tanah dengan ledakan besar, menghancurkan lantai aula menjadi puing-puing dan menciptakan kawah besar di tengah ruangan. Beberapa pendekar yang berada di jalur serangan langsung tewas seketika, tubuh mereka terlempar seperti daun kering di tengah badai.

Namun, sisa pendekar yang masih hidup kembali menyerang dengan penuh kemarahan. Tombak-tombak mereka bersinar lebih terang, menciptakan bayangan-bayangan tombak yang menyerang dari segala arah.

"Tarian Kematian."

Li Shen memutar tubuhnya dengan kecepatan tinggi, pedangnya berputar seperti badai energi yang memusnahkan segala sesuatu di sekitarnya.

"CRAASSHH!!"

Gelombang angin tajam dan energi spiritual menghantam para pendekar, menebas tombak-tombak mereka menjadi serpihan dan menghancurkan barisan mereka. Jeritan terdengar dari segala arah, sementara darah mulai mengotori lantai aula yang hancur.

Setelah beberapa menit pertarungan sengit, aula utama Klan Zhang kini berubah menjadi medan pertempuran yang porak-poranda. Lantai retak, dinding penuh dengan bekas serangan, dan debu memenuhi udara.

Li Shen berdiri di tengah-tengah aula, tubuhnya berdarah akibat beberapa goresan luka kecil, tapi ia masih berdiri tegak. Di sekelilingnya, puluhan pendekar Klan Zhang terkapar. Sebagian besar dari mereka mati di tempat, sementara sisanya tidak lagi mampu berdiri akibat luka-luka serius.

Dengan napas yang sedikit terengah, Li Shen menatap Zhang Tian yang masih duduk di kursinya, menyaksikan kehancuran yang terjadi.

"Jadi, apakah ini semua yang kau miliki, Zhang Tian?" Li Shen berkata dengan nada mengejek. "Aku harap kau punya sesuatu yang lebih menarik, karena aku mulai bosan."

Mendengar ejekan itu, wajah Zhang Tian berubah dingin, dan aura yang jauh lebih kuat mulai terpancar dari tubuhnya. Kini, sang kepala Klan Zhang tampak bersiap turun tangan sendiri.

Terpopuler

Comments

Ferdi Laoh

Ferdi Laoh

ini ceritanya di buat oleh orang bodoh dan yg membaca dan menganggap cerita ini bagus adalah org2 yg gampang di bodohi atau memeng benar2 bodoh, maaf thor ceritanya semakin jauh semakin tidak masuk akal

2025-03-14

2

Duajie

Duajie

tanpa memiliki dasar beladiri justru menciptakan sendiri jurus hebat, pastilah dialam ini banyaknya jurus beladiri seperti pasir di pantai yg diciptakan oleh orang yg bukan kultivator........
ini sungguh membagongkan kan...?😜

2025-03-25

0

4wied

4wied

sebetulnya agak bingung dan janggal, awalnya Li Shen mendapat warisan kekuatan yang bisa membangun akar spiritual nya dan tanpa bimbingan dia berlatih dgn tangan kosong, terus pada bentrokan pertamanya dgn kawanan bandit baru dia gunakan pedang, masalahnya dia kan gak berlatih pedang sebelumnya...

2025-03-01

9

lihat semua
Episodes
1 Chp 1
2 Chp 2
3 Chp 3
4 Chp 4
5 Chp 5
6 Chp 6
7 Chp 7
8 Chp 8
9 Chp 9
10 Chp 10
11 Chp 11
12 Chp 12
13 Chp 13
14 Chp 14
15 Chp 15
16 Chp 16
17 Chp 17
18 Chp 18
19 Chp 19
20 Chp 20
21 Chp 21
22 Chp 22
23 Chp 23
24 Chp 24
25 Chp 25
26 Chp 26
27 Chp 27
28 Chp 28
29 Chp 29
30 Chp 30
31 Chp 31
32 Chp 32
33 Chp 33
34 Chp 34
35 Chp 35
36 Chp 36
37 Chp 37
38 Chp 38
39 Chp 39
40 Chp 40
41 Chp 41
42 Chp 42
43 Chp 43
44 Chp 44
45 Chp 45
46 Chp 46
47 Chp 47
48 Chp 48
49 Chp 49
50 Chp 50
51 Chp 51
52 Chp 52
53 Chp 53
54 Chp 54
55 Chp 55
56 Chp 56
57 Chp 57
58 Chp 58
59 Chp 59
60 Chp 60
61 Chp 61
62 Chp 62
63 Chp 63
64 Chp 64
65 Chp 65
66 Chp 66
67 Chp 67
68 Chp 68
69 Chp 69
70 Chp 70
71 Chp 71
72 Chp 72
73 Chp 73
74 Chp 74
75 Chp 75
76 Chp 76
77 Chp 77
78 Chp 78
79 Chp 79
80 Chp 80
81 Chp 81
82 Chp 82
83 Chp 83
84 Chp 84
85 Chp 85
86 Chp 86
87 Chp 87
88 Chp 88
89 Chp 89
90 Chp 90
91 Chp 91
92 Chp 92
93 Chp 93
94 Chp 94
95 Chp 95
96 Chp 96
97 Chp 97
98 Chp 98
99 Chp 99
100 Chp 100
101 Chp 101
102 Chp 102
103 Chp 103
104 Chp 104
105 Chp 105
106 Chp 106
107 Chp 107
108 Chp 108
109 Chp 109
110 Chp 110
111 Chp 111
112 Chp 112
113 Chp 113
114 Chp 114
115 Chp 115
116 Chp 116
117 Chp 117
118 Chp 118
119 Chp 119
120 Chp 120
121 Chp 121
122 Chp 122
123 Chp 123
124 Chp 124
125 Chp 125
126 Chp 126
127 Chp 127
128 Chp 128
129 Chp 129
130 Chp 130
131 Chp 131
132 Chp 132
133 Chp 133
134 Chp 134
135 Chp 135
136 Chp 136
137 Chp 137
138 Chp 138
139 Chp 139
140 Chp 140
141 Chp 141
142 Chp 142
143 Chp 143
144 Chp 144
145 Chp 145
146 Chp 146
147 Chp 147
148 Chp 148
149 Chp 149
150 Chp 150
151 Chp 151
152 Chp 152
153 Chp 153
154 Chp 154
155 Chp 155
156 Chp 156
157 Chp 157
158 Chp 158
159 Chp 159
160 Chp 160
161 Chp 161
162 Chp 162
163 Chp 163
164 Chp 164
165 Chp 165
166 Chp 166
167 Chp 167
168 Chp 168
169 Chp 169
170 Chp 170
171 Chp 171
172 Chp 172
173 Chp 173
174 Chp 174
175 Chp 175
176 Chp 176 END
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Chp 1
2
Chp 2
3
Chp 3
4
Chp 4
5
Chp 5
6
Chp 6
7
Chp 7
8
Chp 8
9
Chp 9
10
Chp 10
11
Chp 11
12
Chp 12
13
Chp 13
14
Chp 14
15
Chp 15
16
Chp 16
17
Chp 17
18
Chp 18
19
Chp 19
20
Chp 20
21
Chp 21
22
Chp 22
23
Chp 23
24
Chp 24
25
Chp 25
26
Chp 26
27
Chp 27
28
Chp 28
29
Chp 29
30
Chp 30
31
Chp 31
32
Chp 32
33
Chp 33
34
Chp 34
35
Chp 35
36
Chp 36
37
Chp 37
38
Chp 38
39
Chp 39
40
Chp 40
41
Chp 41
42
Chp 42
43
Chp 43
44
Chp 44
45
Chp 45
46
Chp 46
47
Chp 47
48
Chp 48
49
Chp 49
50
Chp 50
51
Chp 51
52
Chp 52
53
Chp 53
54
Chp 54
55
Chp 55
56
Chp 56
57
Chp 57
58
Chp 58
59
Chp 59
60
Chp 60
61
Chp 61
62
Chp 62
63
Chp 63
64
Chp 64
65
Chp 65
66
Chp 66
67
Chp 67
68
Chp 68
69
Chp 69
70
Chp 70
71
Chp 71
72
Chp 72
73
Chp 73
74
Chp 74
75
Chp 75
76
Chp 76
77
Chp 77
78
Chp 78
79
Chp 79
80
Chp 80
81
Chp 81
82
Chp 82
83
Chp 83
84
Chp 84
85
Chp 85
86
Chp 86
87
Chp 87
88
Chp 88
89
Chp 89
90
Chp 90
91
Chp 91
92
Chp 92
93
Chp 93
94
Chp 94
95
Chp 95
96
Chp 96
97
Chp 97
98
Chp 98
99
Chp 99
100
Chp 100
101
Chp 101
102
Chp 102
103
Chp 103
104
Chp 104
105
Chp 105
106
Chp 106
107
Chp 107
108
Chp 108
109
Chp 109
110
Chp 110
111
Chp 111
112
Chp 112
113
Chp 113
114
Chp 114
115
Chp 115
116
Chp 116
117
Chp 117
118
Chp 118
119
Chp 119
120
Chp 120
121
Chp 121
122
Chp 122
123
Chp 123
124
Chp 124
125
Chp 125
126
Chp 126
127
Chp 127
128
Chp 128
129
Chp 129
130
Chp 130
131
Chp 131
132
Chp 132
133
Chp 133
134
Chp 134
135
Chp 135
136
Chp 136
137
Chp 137
138
Chp 138
139
Chp 139
140
Chp 140
141
Chp 141
142
Chp 142
143
Chp 143
144
Chp 144
145
Chp 145
146
Chp 146
147
Chp 147
148
Chp 148
149
Chp 149
150
Chp 150
151
Chp 151
152
Chp 152
153
Chp 153
154
Chp 154
155
Chp 155
156
Chp 156
157
Chp 157
158
Chp 158
159
Chp 159
160
Chp 160
161
Chp 161
162
Chp 162
163
Chp 163
164
Chp 164
165
Chp 165
166
Chp 166
167
Chp 167
168
Chp 168
169
Chp 169
170
Chp 170
171
Chp 171
172
Chp 172
173
Chp 173
174
Chp 174
175
Chp 175
176
Chp 176 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!