Chp 7

Setelah keramaian turnamen mereda, Li Shen berjalan keluar dari arena, tubuhnya masih terasa lelah. Luka-luka kecil yang dideritanya tidak terlalu parah, namun tetap menyisakan rasa nyeri di beberapa bagian. Ia berniat untuk kembali ke penginapan dan beristirahat ketika suara seseorang memanggilnya.

"Anak muda, tunggu sebentar."

Li Shen menoleh. Seorang pria tua dengan janggut putih panjang berdiri tidak jauh darinya. Tatapan matanya tajam namun penuh kebijaksanaan, mengenakan jubah khas Sekte Pedang Awan dengan simbol pedang perak di bagian dadanya.

"Kau adalah Li Shen, bukan?" tanya pria itu.

Li Shen mengangguk pelan. "Benar. Anda siapa, Tuan?"

Pria itu tersenyum. "Aku adalah Tetua Wu, salah satu dari tiga tetua utama di Sekte Pedang Awan. Aku ingin berbicara denganmu. Apakah kau bersedia meluangkan sedikit waktu?"

Li Shen ragu sejenak, namun akhirnya mengangguk. "Baiklah."

Mereka duduk di sebuah paviliun kecil di luar arena. Udara sore yang sejuk terasa menyegarkan, namun suasana di antara mereka terasa berat. Tetua Wu memulai pembicaraan dengan tenang.

"Aku sudah melihat pertarunganmu sejak babak awal hingga final tadi. Teknikmu cukup sederhana, namun efisiensi dan kekuatanmu luar biasa. Kau juga memiliki kendali energi yang sangat baik untuk seseorang di usiamu."

Li Shen tidak menjawab. Ia hanya mendengarkan dengan sikap tenang.

"Aku tidak ingin bertele-tele," lanjut Tetua Wu. "Aku di sini untuk menawarkanmu tempat di Sekte Pedang Awan. Kami bisa memberikanmu sumber daya, pelatihan, dan peluang untuk berkembang jauh lebih cepat daripada yang bisa kau capai sendirian."

Li Shen menatap pria tua itu dengan ekspresi datar. Tawaran itu memang menggiurkan, terutama mengingat Sekte Pedang Awan adalah salah satu sekte besar di wilayah ini. Namun, sesuatu dalam dirinya menolak gagasan itu.

"Aku menghargai tawaran Anda, Tetua Wu," ucap Li Shen perlahan. "Namun, aku harus menolaknya."

Tetua Wu mengerutkan kening. "Bolehkah aku tahu alasannya? Menolak peluang seperti ini tidaklah biasa, terutama bagi seseorang dengan bakat sepertimu."

Li Shen terdiam sejenak, matanya menerawang jauh. "Aku pernah menjadi bagian dari sekte," ujarnya akhirnya, suaranya terdengar berat. "Namun, sekte itu mengkhianatiku. Mereka yang seharusnya menjadi keluargaku malah membuangku. Aku tidak ingin terikat lagi oleh aturan atau harapan yang hanya membawa penderitaan."

Tetua Wu terkejut mendengar jawabannya, namun ia tidak memaksa. Ia menghela napas panjang. "Aku mengerti. Masa lalu memang bisa meninggalkan bekas yang mendalam. Tapi kau harus tahu, tidak semua sekte seperti itu. Sekte Pedang Awan adalah tempat yang menghargai bakat dan usaha. Jika kau berubah pikiran, pintu kami selalu terbuka untukmu."

Li Shen mengangguk pelan. "Terima kasih atas pengertian Anda. Tapi untuk saat ini, aku memilih jalanku sendiri."

Tetua Wu bangkit dari tempat duduknya, menatap Li Shen dengan penuh penghormatan. "Kalau begitu, aku tidak akan memaksa. Aku harap kau menemukan apa yang kau cari di jalan yang kau pilih."

"Terima kasih, Tetua Wu," balas Li Shen, sebelum pria tua itu berjalan pergi.

Li Shen duduk sendirian di paviliun itu selama beberapa saat, memandangi langit yang mulai berubah warna keemasan. Hatinya terasa sedikit berat, namun juga yakin dengan keputusannya. Masa lalu tidak akan mengikatnya lagi.

Ia bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan pergi, untuk kembali ke penginapan.

Keesokan harinya, ketika Li Shen berjalan-jalan di sepanjang jalan utama kota untuk mencari sarapan, ia mendengar suara seseorang memanggilnya.

"Li Shen, tunggu sebentar!"

Li Shen menoleh dan melihat wanita yang menjadi lawannya di final turnamen kemarin. Wanita itu mengenakan pakaian sederhana, berbeda dengan jubah Sekte Pedang Awan yang dikenakannya kemarin. Rambut panjangnya diikat rapi, dan wajahnya memancarkan senyum ramah.

"Oh, kau. Ada apa?" tanya Li Shen singkat.

Wanita itu mendekatinya dengan langkah ringan. "Namaku Xu Qian. Maaf tiba-tiba menghampirimu, tapi aku ingin berbicara. Maukah kau meluangkan waktu sebentar? Kita bisa ngobrol di kedai dekat sini."

Li Shen memandangnya sejenak sebelum mengangguk. "Baiklah, ayo."

Di Kedai...

Mereka memilih meja di sudut kedai yang agak sepi. Aroma teh melati memenuhi udara ketika pelayan mengantarkan dua cangkir teh panas.

Xu Qian membuka percakapan dengan senyuman. "Aku tidak sempat memperkenalkan diri dengan baik kemarin. Aku murid Sekte Pedang Awan, seperti yang mungkin sudah kau tahu. Tapi aku penasaran, kau sendiri berasal dari sekte mana?"

Li Shen mengangkat cangkir tehnya dan menyesap perlahan sebelum menjawab. "Aku tidak terikat pada sekte mana pun. Aku... hanyalah seorang pengelana."

Xu Qian tampak terkejut. "Pengelana? Tapi teknikmu saat bertarung kemarin menunjukkan bahwa kau memiliki pengalaman dan penguasaan energi yang luar biasa. Apa kau dilatih oleh seorang master atau berasal dari keluarga kultivator ternama?"

Li Shen menggelengkan kepala. "Aku berasal dari desa kecil di wilayah barat. Tidak ada yang istimewa dariku. Semua yang kulakukan kemarin hanyalah hasil dari usahaku sendiri."

Xu Qian mengerutkan kening, jelas tidak puas dengan jawaban itu. "Usaha sendiri? Itu sulit dipercaya. Apalagi setelah apa yang baru saja kau katakan."

Li Shen menatapnya dengan alis terangkat. "Maksudmu?"

Xu Qian menyandarkan tubuhnya ke kursi dan memandang Li Shen dengan serius. "Kau bilang kemarin setelah turnamen selesai kalau kau baru saja menerobos ke Ranah Kondensasi Inti. Benarkah itu?"

Li Shen mengangguk tanpa ragu. "Ya. Aku mencapai ranah itu beberapa hari lalu."

Xu Qian meletakkan cangkir tehnya dengan keras hingga membuat meja sedikit bergetar. "Kau tahu itu hal yang luar biasa, bukan? Di usiamu, hanya para jenius sejati yang mampu mencapai Ranah Kondensasi Inti. Bahkan aku, yang telah berlatih selama bertahun-tahun di bawah bimbingan sekte besar, masih berada di Ranah Pengumpulan Energi tahap puncak."

Li Shen mengangkat bahu, tampak tidak terlalu peduli. "Aku tidak menganggap diriku jenius. Aku hanya memiliki alasan untuk menjadi lebih kuat, itu saja."

Xu Qian menatapnya dengan ekspresi heran bercampur kagum. "Kau ini benar-benar orang aneh. Biasanya seseorang di posisimu akan membanggakan diri, tapi kau malah terlihat seperti tidak peduli sama sekali."

Li Shen menyesap tehnya lagi sebelum menjawab. "Kekuatan itu hanya alat. Yang penting adalah bagaimana kau menggunakannya."

Xu Qian terdiam sejenak, merenungi kata-kata itu. Setelah beberapa saat, ia tersenyum kecil. "Aku semakin penasaran denganmu, Li Shen. Kau pasti memiliki cerita menarik di balik ketenangan dan kekuatanmu ini."

Li Shen tidak menjawab, hanya memberikan senyuman tipis. Ia tidak merasa perlu menjelaskan masa lalunya kepada siapa pun, bahkan kepada seseorang yang baru saja berbicara dengannya dengan begitu ramah.

Setelah selesai menikmati teh mereka, Xu Qian akhirnya berkata, "Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berbicara. Aku harap kita bisa bertemu lagi di masa depan."

Li Shen mengangguk. "Mungkin saja. Sampai jumpa, Xu Qian."

Xu Qian pergi meninggalkan kedai, sementara Li Shen tetap duduk sejenak, memandang ke luar jendela, pikirannya melayang pada langkah berikutnya dalam perjalanannya.

Setelah pertemuannya dengan Xu Qian, Li Shen merasa harus lebih mengenal wilayah Kota Liyang. Ia berjalan melintasi jalan-jalan kota, memperhatikan keramaian pedagang, penduduk lokal, hingga para pendekar yang sesekali melintas dengan pakaian khas sekte masing-masing. Namun, dalam benaknya, ia tidak ingin sekadar menikmati kota; ia mencari sesuatu yang dapat meningkatkan kekuatannya.

Ketika senja mulai tiba, Li Shen memasuki sebuah kedai kecil yang ramai dengan pembicaraan para penduduk. Ia duduk di meja pojok, mendengarkan percakapan di sekitarnya sambil menikmati teh hangat yang dipesannya.

Di salah satu sudut kedai, suara seorang pria tua terdengar jelas, menarik perhatian Li Shen.

"Kau tahu? Beast Spirit itu muncul lagi di malam bulan purnama kemarin. Warga desa di sekitar bukit hampir tidak berani keluar rumah malam-malam."

"Beast Spirit? Apa kau yakin? Bukankah itu hanya cerita untuk menakut-nakuti anak-anak?" sahut pria lainnya dengan nada skeptis.

Pria tua itu menggelengkan kepala. "Tidak, aku yakin. Beast itu telah menelan Pil Hitam yang katanya berasal dari alkemis terkutuk. Energi dalam dirinya menjadi tidak terkendali. Bahkan pendekar yang mencoba memburunya beberapa bulan lalu tidak pernah kembali."

"Tapi kenapa mereka memburunya?"

"Tentu saja karena kekuatannya! Dikatakan bahwa Beast Spirit itu menyimpan energi spiritual yang sangat besar. Jika seseorang mampu mengalahkannya dan menyerap inti energinya, kekuatannya bisa melonjak beberapa kali lipat."

Mendengar percakapan itu, Li Shen memicingkan mata, pikirannya mulai berputar. "Beast Spirit dengan energi besar dan Pil Hitam? Jika itu benar, ini adalah kesempatan untukku mengasah kemampuan dan meningkatkan kekuatanku."

Li Shen berdiri dari kursinya dan mendekati meja para pria itu. Dengan suara tenang namun penuh wibawa, ia bertanya, "Maaf, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian. Bisakah kalian memberitahuku di mana Beast Spirit itu sering muncul?"

Pria tua itu menatap Li Shen dengan waspada, tetapi setelah melihat sikap Li Shen yang tidak mengancam, ia berkata, "Tempat itu berada di bukit terlarang, sekitar dua jam perjalanan ke arah utara dari sini. Tapi aku tidak menyarankan kau pergi ke sana, Nak. Bukit itu penuh dengan bahaya, terutama di malam bulan purnama."

Li Shen hanya tersenyum tipis. "Terima kasih atas informasinya. Aku akan berhati-hati."

Pria lainnya menatap Li Shen dengan heran. "Kau serius ingin pergi ke sana? Kau tidak terlihat seperti orang yang ceroboh, tapi ini terdengar seperti misi bunuh diri."

"Aku sudah membuat keputusan," balas Li Shen singkat sebelum meninggalkan kedai.

Malam itu, Li Shen mulai mempersiapkan diri. Ia membeli beberapa perbekalan di pasar kota, seperti makanan kering, beberapa gulungan kain untuk perban, dan kantung air. Ia juga mencari tahu lebih banyak tentang bukit terlarang yang disebutkan pria tua tadi.

Dari informasi yang ia kumpulkan, bukit itu dikenal sebagai Bukit Kabut Gelap, sebuah tempat yang selalu diselimuti kabut tebal, bahkan di siang hari. Banyak yang percaya bahwa kabut itu berasal dari energi Beast Spirit yang menguasai wilayah tersebut.

Namun, Li Shen tidak gentar. Baginya, setiap langkah yang diambil adalah untuk mendekati tujuannya—menjadi lebih kuat. "Jika Beast Spirit itu sekuat yang mereka katakan, maka ini adalah ujian yang layak untukku," pikirnya.

Ketika malam mulai menjelang, Li Shen berdiri di pinggiran kota, menatap ke arah utara di mana bukit itu berada. Bulan purnama perlahan mulai naik ke langit, cahayanya menyinari jalan yang akan ia tempuh.

Dengan tekad yang membara, Li Shen melangkah menuju Bukit Kabut Gelap, siap menghadapi apa pun yang menunggunya di sana.

Terpopuler

Comments

koen

koen

harta rampasan dari bandit, gak diceritakan Thor, bawa nya dipikul kah ?
terus waktu ikut pertandingan apa harta tsb ikut dibawa2 atau ditinggal di penginapan..
belum Nemu cincin penyimpanan ya thor

2025-03-19

4

ImaFatima Latief

ImaFatima Latief

cerita konyol, katax ikut turnamen utk bsa masuk d sekre, sdh menang bsa masuk sekte eh d tolak, ng ngerti jln cerita x, amburadul

2025-04-11

1

Duajie

Duajie

harta rampasan milik bandit sudah terlalu banyak sampai tak kuat mbawa semua, + hadiah 500 koin perak, hanya memakai kantong penyimpanan biasa, untuk bertualang beratnya beban itu 'alangkah....?' beratnya.....🙊🙈😜

2025-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chp 1
2 Chp 2
3 Chp 3
4 Chp 4
5 Chp 5
6 Chp 6
7 Chp 7
8 Chp 8
9 Chp 9
10 Chp 10
11 Chp 11
12 Chp 12
13 Chp 13
14 Chp 14
15 Chp 15
16 Chp 16
17 Chp 17
18 Chp 18
19 Chp 19
20 Chp 20
21 Chp 21
22 Chp 22
23 Chp 23
24 Chp 24
25 Chp 25
26 Chp 26
27 Chp 27
28 Chp 28
29 Chp 29
30 Chp 30
31 Chp 31
32 Chp 32
33 Chp 33
34 Chp 34
35 Chp 35
36 Chp 36
37 Chp 37
38 Chp 38
39 Chp 39
40 Chp 40
41 Chp 41
42 Chp 42
43 Chp 43
44 Chp 44
45 Chp 45
46 Chp 46
47 Chp 47
48 Chp 48
49 Chp 49
50 Chp 50
51 Chp 51
52 Chp 52
53 Chp 53
54 Chp 54
55 Chp 55
56 Chp 56
57 Chp 57
58 Chp 58
59 Chp 59
60 Chp 60
61 Chp 61
62 Chp 62
63 Chp 63
64 Chp 64
65 Chp 65
66 Chp 66
67 Chp 67
68 Chp 68
69 Chp 69
70 Chp 70
71 Chp 71
72 Chp 72
73 Chp 73
74 Chp 74
75 Chp 75
76 Chp 76
77 Chp 77
78 Chp 78
79 Chp 79
80 Chp 80
81 Chp 81
82 Chp 82
83 Chp 83
84 Chp 84
85 Chp 85
86 Chp 86
87 Chp 87
88 Chp 88
89 Chp 89
90 Chp 90
91 Chp 91
92 Chp 92
93 Chp 93
94 Chp 94
95 Chp 95
96 Chp 96
97 Chp 97
98 Chp 98
99 Chp 99
100 Chp 100
101 Chp 101
102 Chp 102
103 Chp 103
104 Chp 104
105 Chp 105
106 Chp 106
107 Chp 107
108 Chp 108
109 Chp 109
110 Chp 110
111 Chp 111
112 Chp 112
113 Chp 113
114 Chp 114
115 Chp 115
116 Chp 116
117 Chp 117
118 Chp 118
119 Chp 119
120 Chp 120
121 Chp 121
122 Chp 122
123 Chp 123
124 Chp 124
125 Chp 125
126 Chp 126
127 Chp 127
128 Chp 128
129 Chp 129
130 Chp 130
131 Chp 131
132 Chp 132
133 Chp 133
134 Chp 134
135 Chp 135
136 Chp 136
137 Chp 137
138 Chp 138
139 Chp 139
140 Chp 140
141 Chp 141
142 Chp 142
143 Chp 143
144 Chp 144
145 Chp 145
146 Chp 146
147 Chp 147
148 Chp 148
149 Chp 149
150 Chp 150
151 Chp 151
152 Chp 152
153 Chp 153
154 Chp 154
155 Chp 155
156 Chp 156
157 Chp 157
158 Chp 158
159 Chp 159
160 Chp 160
161 Chp 161
162 Chp 162
163 Chp 163
164 Chp 164
165 Chp 165
166 Chp 166
167 Chp 167
168 Chp 168
169 Chp 169
170 Chp 170
171 Chp 171
172 Chp 172
173 Chp 173
174 Chp 174
175 Chp 175
176 Chp 176 END
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Chp 1
2
Chp 2
3
Chp 3
4
Chp 4
5
Chp 5
6
Chp 6
7
Chp 7
8
Chp 8
9
Chp 9
10
Chp 10
11
Chp 11
12
Chp 12
13
Chp 13
14
Chp 14
15
Chp 15
16
Chp 16
17
Chp 17
18
Chp 18
19
Chp 19
20
Chp 20
21
Chp 21
22
Chp 22
23
Chp 23
24
Chp 24
25
Chp 25
26
Chp 26
27
Chp 27
28
Chp 28
29
Chp 29
30
Chp 30
31
Chp 31
32
Chp 32
33
Chp 33
34
Chp 34
35
Chp 35
36
Chp 36
37
Chp 37
38
Chp 38
39
Chp 39
40
Chp 40
41
Chp 41
42
Chp 42
43
Chp 43
44
Chp 44
45
Chp 45
46
Chp 46
47
Chp 47
48
Chp 48
49
Chp 49
50
Chp 50
51
Chp 51
52
Chp 52
53
Chp 53
54
Chp 54
55
Chp 55
56
Chp 56
57
Chp 57
58
Chp 58
59
Chp 59
60
Chp 60
61
Chp 61
62
Chp 62
63
Chp 63
64
Chp 64
65
Chp 65
66
Chp 66
67
Chp 67
68
Chp 68
69
Chp 69
70
Chp 70
71
Chp 71
72
Chp 72
73
Chp 73
74
Chp 74
75
Chp 75
76
Chp 76
77
Chp 77
78
Chp 78
79
Chp 79
80
Chp 80
81
Chp 81
82
Chp 82
83
Chp 83
84
Chp 84
85
Chp 85
86
Chp 86
87
Chp 87
88
Chp 88
89
Chp 89
90
Chp 90
91
Chp 91
92
Chp 92
93
Chp 93
94
Chp 94
95
Chp 95
96
Chp 96
97
Chp 97
98
Chp 98
99
Chp 99
100
Chp 100
101
Chp 101
102
Chp 102
103
Chp 103
104
Chp 104
105
Chp 105
106
Chp 106
107
Chp 107
108
Chp 108
109
Chp 109
110
Chp 110
111
Chp 111
112
Chp 112
113
Chp 113
114
Chp 114
115
Chp 115
116
Chp 116
117
Chp 117
118
Chp 118
119
Chp 119
120
Chp 120
121
Chp 121
122
Chp 122
123
Chp 123
124
Chp 124
125
Chp 125
126
Chp 126
127
Chp 127
128
Chp 128
129
Chp 129
130
Chp 130
131
Chp 131
132
Chp 132
133
Chp 133
134
Chp 134
135
Chp 135
136
Chp 136
137
Chp 137
138
Chp 138
139
Chp 139
140
Chp 140
141
Chp 141
142
Chp 142
143
Chp 143
144
Chp 144
145
Chp 145
146
Chp 146
147
Chp 147
148
Chp 148
149
Chp 149
150
Chp 150
151
Chp 151
152
Chp 152
153
Chp 153
154
Chp 154
155
Chp 155
156
Chp 156
157
Chp 157
158
Chp 158
159
Chp 159
160
Chp 160
161
Chp 161
162
Chp 162
163
Chp 163
164
Chp 164
165
Chp 165
166
Chp 166
167
Chp 167
168
Chp 168
169
Chp 169
170
Chp 170
171
Chp 171
172
Chp 172
173
Chp 173
174
Chp 174
175
Chp 175
176
Chp 176 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!