14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Mo Xie, suaranya rendah namun cukup untuk membuat sekelompok gadis itu terdiam.

Salah satu dari mereka, yang tampaknya menjadi pemimpin—seorang gadis dengan rambut pirang—menyeringai sinis. “Oh, lihat siapa yang datang. Pahlawan akademi kita, ya? Kami hanya bermain-main. Tidak ada yang serius.”

“Berikan sepatunya,” kata Mo Xie, tidak terpengaruh oleh nada santai mereka. Sorot matanya tajam, dan suasana di sekitar mereka seolah mendingin.

Gadis yang memegang sepatu itu menelan ludah, merasa gugup di bawah tatapan Mo Xie. Namun, pemimpin mereka mencoba mempertahankan sikap arogan. “Kau tidak perlu ikut campur. Ini hanya urusan kecil. Lagipula, dia tidak akan berani melawan.”

Tanpa peringatan, Mo Xie meraih kerah baju gadis pirang itu dan menariknya mendekat. Meski tidak menggunakan banyak tenaga, tatapan Mo Xie membuat gadis itu membeku di tempat. “Aku tidak akan ragu menghajarmu meski kau seorang wanita,” katanya dengan nada tajam. “Berikan sekarang, atau kalian akan menyesal.”

Gadis itu gemetar, menyadari bahwa Mo Xie tidak main-main dengan ucapannya. Dia memberi isyarat kepada temannya untuk menyerahkan sepatu itu. Dengan tangan gemetar, sepatu itu akhirnya diserahkan ke Mo Xie.

“Bagus,” kata Mo Xie singkat, melepaskan kerah baju gadis itu. “Sekarang pergi.”

Meskipun masih kesal, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi dari hadapan Mo Xie. Namun, sebelum gadis pirang itu pergi, dia berbalik dan menatap Mo Xie dengan tajam. “Tunggu saja, aku akan melaporkanmu pada pacarku. Kau akan menyesal!”

“Aku akan menyambut pacar sialanmu itu dengan senang hati,” ucap Mo Xie tak gentar. Dia kemudian berbalik dan berjalan menuju Lin Xiaoyu, yang masih sibuk mencari sepatunya.

“Ini,” kata Mo Xie singkat sambil menyerahkan sepatunya.

Lin Xiaoyu menoleh dengan terkejut, menatap sepatu di tangan Mo Xie. “Itu… sepatuku…” suaranya bergetar pelan.

Mo Xie mengangguk. “Lain kali, simpan barang-barangmu dengan lebih hati-hati agar tidak diambil anak-anak nakal.”

Lin Xiaoyu mengambil sepatunya dengan ragu-ragu, lalu membungkuk sedikit sebagai tanda terima kasih. “Te-terima kasih…” katanya pelan, nyaris seperti bisikan. Namun, Mo Xie masih bisa mendengar nada tulus dalam suaranya.

“Tidak perlu,” balas Mo Xie singkat. “Mereka hanya pengecut yang suka menindas orang lemah. Sepertinya ini bukan kali pertama kau mendapat perlakuan seperti ini, benar kan?”

Lin Xiaoyu menunduk pelan, tampak malu sekaligus sedikit terkejut dengan pernyataan Mo Xie. “Iya... sudah sering terjadi. Tapi aku tidak tahu harus berbuat apa…” katanya dengan suara nyaris berbisik, seperti biasa.

Mo Xie menatapnya beberapa saat sebelum menghela napas. “Kalau kau terus diam, mereka akan menganggapmu mudah dipermainkan. Kau harus mulai belajar membela diri,” katanya dengan nada datar, tapi tidak terdengar menghakimi.

Lin Xiaoyu menggigit bibirnya, ekspresinya seperti sedang berjuang untuk menjawab sesuatu. Akhirnya, dia berkata, “Aku… akan mencoba, tapi itu tidak mudah.”

Mo Xie mengangguk kecil. “Tidak ada yang mudah. Tapi kalau kau tidak mulai, kau akan terus menjadi target mereka. Ingat tujuanmu memasuki akademi kultivasi ini.”

Keduanya berjalan keluar akademi bersama, bermaksud untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Tapi entah kenapa mereka melangkah menuju tempat yang sama.

Hening sejenak melanda suasana, sebelum Lin Xiaoyu tampak ragu-ragu untuk berbicara. Namun akhirnya dia berkata, “Kau tidak harus melibatkan dirimu tadi. Tapi… terima kasih.”

Mo Xie hanya mengangkat bahu. “Mereka membuatku kesal. Kalau aku tidak bertindak, mereka akan terus bertingkah.”

Lin Xiaoyu tersenyum kecil, senyuman yang nyaris tak terlihat di wajahnya yang tenang. “Aku tidak pernah mengira kau orang yang seperti ini.”

“Seperti apa?” tanya Mo Xie tanpa melihat ke arahnya.

“Seperti… orang yang peduli,” jawab Lin Xiaoyu, ragu-ragu. “Kau selalu terlihat… dingin dan tidak peduli pada apa pun.”

Mo Xie tersenyum tipis, tapi ada nada pahit dalam senyumnya. “Jangan salah paham. Aku tidak peduli pada mereka. Aku hanya tidak suka melihat orang yang tidak tahu tempatnya.”

Lin Xiaoyu tidak menjawab, tapi matanya tetap tertuju pada Mo Xie, seolah sedang mencoba memahami sosok di sebelahnya.

Mo Xie memperhatikan Lin Xiaoyu sekali lagi. “Awalnya, aku mengira kau adalah orang yang sulit didekati dan cenderung penyendiri. Tapi ternyata aku salah.”

Lin Xiaoyu tidak langsung menjawab, melainkan menundukkan kepala dan meremas kedua tangannya tampak gelisah. Tidak biasanya dia berbicara begitu banyak dengan seseorang, apalagi dengan lawan jenisnya. Setelah menyadari itu, Lin Xiaoyu kembali gugup.

“Maaf... aku tidak bermaksud membuatmu gugup,” ucap Mo Xie sambil menghela napas panjang, sadar jika dia mungkin terlalu banyak bicara.

Lin Xiaoyu menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak masalah. Senang bisa berbicara denganmu…” ucapnya pelan, nyaris tak terdengar.

Mereka berdua terus berjalan dalam kesunyian melewati jalanan Distrik Jingfeng yang penuh dengan keramaian. Semakin jauh mereka berjalan, semakin sedikit orang-orang yang berlalu-lalang. Hingga akhirnya mereka mulai memasuki Distrik Xuanshi yang sepi.

“Kau tinggal di distrik ini juga?” tanya Mo Xie, memecah keheningan yang canggung.

Gadis itu mengangguk. “Ya, kebetulan sekali.”

Mereka berjalan berdampingan melewati jalan-jalan kecil yang mulai gelap. Lampu jalan menerangi trotoar dengan cahaya kuning redup. Lin Xiaoyu, meskipun biasanya pendiam, mulai merasa nyaman dengan kehadiran Mo Xie.

“Boleh aku bertanya sesuatu?” Lin Xiaoyu memulai percakapan, meskipun sedikit gugup.

“Ya, tanyakan apa pun yang kau mau,” jawab Mo Xie dengan santai. Sebisa mungkin, dia ingin mencairkan suasana yang sebelumnya canggung.

“Baiklah, kalau begitu…” Lin Xiaoyu diam sejenak, mencoba menyiapkan diri untuk pertanyaannya. “Kenapa kau memilih masuk ke divisi kultivator? Kau mungkin akan mendapatkan kehormatan dan banyak kemudahan jika memilih divisi pendukung,” tanya Lin Xiaoyu pada akhirnya.

Mo Xie menatap lurus ke depan, pikirannya sejenak melayang ke masa lalu. “Hanya sebuah pilihan. Seperti anak kecil yang lebih memilih permen yang manis daripada makanan pedas. Tidak ada alasan istimewa.”

“Oh…” Lin Xiaoyu tidak ingin memaksa, jadi dia mengubah topik. “Aku suka berada di akademi. Walaupun kadang ada masalah seperti tadi, tapi… aku punya tempat di sana. Tempat di mana aku bisa belajar banyak hal.”

Mo Xie menoleh sedikit, memandang Lin Xiaoyu. “Itu bagus. Setidaknya kau punya sesuatu yang kau pedulikan.”

Lin Xiaoyu tersenyum samar. “Kalau kau sendiri? Apa ada sesuatu yang kau pedulikan?”

Pertanyaan itu membuat Mo Xie terdiam. Sesaat, pikirannya terlempar kembali ke kehidupannya sebelumnya, ke rasa sakit, kebencian, dan kehancuran yang pernah dia alami. Namun, sekarang berbeda. Dia memiliki adik yang dia pedulikan.

“Mungkin,” jawabnya akhirnya, tanpa menjelaskan lebih jauh.

Saat mereka hampir mencapai persimpangan yang sepi, sekelompok pria muncul dari bayangan gedung-gedung tua. Jumlah mereka ada lima orang, dan yang memimpin adalah seorang pria dengan badan kekar dan wajah garang. Tatapannya tajam dan penuh kemarahan, memperlihatkan betapa terganggunya dia.

“Mo Xie, bukan?” tanya pria itu dengan suara dingin. Dia melangkah maju, senyumnya menyeringai penuh ejekan. “Kau benar-benar berani menyentuh pacarku. Apa kau ingin mati?”

Episodes
1 1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2 2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3 3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4 4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5 5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6 6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7 7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8 8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9 9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10 10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11 11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12 12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13 13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14 14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15 15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16 16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17 17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18 18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19 19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20 20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21 21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22 22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23 23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24 24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25 25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26 26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27 27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28 28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29 29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30 30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31 31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32 32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33 33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34 34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35 35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36 36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37 37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38 38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39 39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40 40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41 41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42 42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43 43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44 44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45 45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46 46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47 47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48 48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49 49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50 50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51 51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52 52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2
2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3
3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4
4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5
5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6
6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7
7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8
8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9
9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10
10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11
11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12
12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13
13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14
14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15
15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16
16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17
17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18
18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19
19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20
20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21
21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22
22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23
23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24
24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25
25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26
26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27
27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28
28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29
29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30
30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31
31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32
32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33
33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34
34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35
35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36
36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37
37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38
38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39
39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40
40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41
41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42
42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43
43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44
44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45
45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46
46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47
47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48
48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49
49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50
50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51
51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52
52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!