12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli

Perkataan Yue Ling membuat kerumunan tersentak. Wajah Tian Wu memerah karena marah, tetapi ia menahan diri. Setelah beberapa saat, ia menarik napas panjang dan melirik Tian Lei, yang berdiri di sebelahnya dengan wajah pucat.

“Kita pergi,” kata Tian Wu singkat, berbalik dengan langkah berat sambil menarik adiknya, yang masih terdiam karena malu.

Ketika mereka pergi, Yue Ling menatap Mo Xie dengan penuh minat. Ia mendekatinya perlahan, dan untuk pertama kalinya sejak kegaduhan itu dimulai, Mo Xie menunjukkan sedikit rasa waspada. Aura wanita ini begitu kuat, melebihi Tian Wu dan seluruh murid akademi.

“Jadi, kau Mo Xie,” kata Yue Ling dengan nada lembut namun tajam. "Sepertinya kau punya kemampuan rahasia. Tapi tenang saja, aku tidak akan menggali lebih jauh tanpa izinmu."

Yue Ling sedikit menunjukkan ketertarikannya pada Mo Xie. Beberapa hari yang lalu, dia hanyalah pemuda lemah yang bahkan tidak bisa menatap mata orang yang merundungnya. Tapi sekarang, Mo Xie bahkan bisa menatap mata Yue Ling dengan tenang.

"Aku hanya membela diriku. Kalau itu dianggap masalah, mungkin standar di akademi ini terlalu tinggi untuk seseorang seperti aku.”

Yue Ling terkekeh kecil, suara tawanya sehalus gemericik air. “Kau cukup berani, bahkan di depanku. Menarik. Tapi aku menyarankan kau lebih berhati-hati lain kali. Tidak semua orang sebaik aku.”

“Terima kasih atas sarannya,” balas Mo Xie, meskipun sorot matanya tetap menunjukkan ketenangan. “Aku sudah cukup terbiasa dengan ancaman. Kau tidak perlu mengawasiku.”

Yue Ling mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan tanggapannya yang santai. Setelah menatap Mo Xie beberapa saat, ia tersenyum tipis. “Kau berubah banyak hanya dalam sehari. Aku ingin melihat sejauh mana kau bisa melangkah.”

Setelah mengatakan itu, Yue Ling berbalik dan pergi, meninggalkan Mo Xie yang tetap berdiri tenang di tempatnya. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa pertemuan ini hanyalah awal dari sesuatu yang jauh lebih besar.

Setelah kerumunan bubar, Mo Xie berjalan meninggalkan arena dengan langkah santai, meskipun di dalam pikirannya ia masih menganalisis apa yang baru saja terjadi.

Pertemuan dengan Yue Ling memberinya gambaran lebih jelas tentang betapa rumitnya dinamika kekuatan di akademi ini. Namun, ia tidak ingin memikirkannya terlalu lama. Baginya, ini hanyalah langkah kecil dalam perjalanannya di dunia itu.

Mo Xie tiba di kelas dengan ekspresi datar seperti biasanya. Ruangan itu langsung dipenuhi bisikan dan tatapan heran dari para murid lain. Beberapa dari mereka menatapnya dengan kagum, sementara yang lain jelas merasa terintimidasi. Kejadian di arena telah menyebar dengan cepat ke seluruh akademi.

Seorang murid laki-laki dengan rambut acak-acakan dan wajah penuh semangat langsung menghampirinya. “Bos! Kau benar-benar luar biasa! Kau menghajar Tian Lei di depan semua orang!” katanya sambil menepuk pundak Mo Xie dengan kekaguman yang berlebihan.

Mo Xie hanya meliriknya dengan pandangan dingin, tidak merespons. Dia lalu berjalan menuju tempat duduknya di barisan paling belakang, mengabaikan sorakan dan pujian yang terus berdatangan. Meja tempatnya belajar masih penuh dengan coretan dan kata-kata kasar yang mengejeknya. Nyatanya, Mo Xie tidak hanya dirundung oleh murid dari kelas yang lebih tinggi, tapi juga oleh teman sekelasnya.

“Benar-benar gila! Kakak Mo, bagaimana caramu bisa sekuat itu?” tanya seorang murid perempuan dengan wajah berbinar. “Kami pikir kau hanya murid biasa, tapi ternyata kau diam-diam jenius, ya?”

Murid lain ikut bergabung, semakin ramai mengelilingi Mo Xie. Mereka memanggilnya “Bos” atau "Kakak" dengan penuh semangat, bahkan beberapa mulai mencoba mendekatkan diri dengan menawarkan bantuan.

Namun, Mo Xie tidak mengatakan apa pun. Ekspresinya tetap datar, dan matanya memandang lurus ke depan tanpa menoleh sedikit pun ke arah mereka.

Baginya, murid-murid ini hanyalah orang-orang yang tidak punya pendirian. Mereka yang sebelumnya menganggapnya lemah dan merundungnya sekarang tiba-tiba berbalik memujanya. Mereka adalah tipe orang yang akan berkhianat kapan saja jika keadaan berubah.

Melihat Mo Xie tidak bereaksi, suasana menjadi sedikit canggung. Namun, beberapa murid tetap mencoba berbicara, berharap bisa mendapatkan perhatian darinya.

“Ayo, Bos! Jangan dingin begitu. Kami di sini mendukungmu!” kata salah satu murid dengan senyum canggung.

Mo Xie akhirnya menoleh perlahan, menatap mereka dengan dingin. Tatapannya begitu tajam hingga semua orang yang mengerubunginya langsung terdiam.

“Apa kalian pikir aku peduli dengan dukungan kalian?” kata Mo Xie, suaranya rendah namun penuh tekanan. “Kalian yang dulu merundungku, mengabaikanku, sekarang datang seperti anjing menjilat. Pergi!”

Seketika suasana menjadi sunyi. Murid-murid yang tadi mengelilinginya saling pandang dengan wajah malu, tidak ada yang berani membantah kata-katanya. Mo Xie melipat tangannya, kembali bersandar di kursinya seolah tidak ada yang terjadi.

Beberapa murid yang merasa tersinggung mencoba bergumam pelan, tetapi tatapan Mo Xie yang sekali lagi menghujam mereka membuat nyali mereka ciut. Mereka akhirnya mundur, kembali ke tempat masing-masing tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Suasana kembali tenang, tidak seperti keributan sebelumnya. Mo Xie dengan santainya membuka buku catatan miliknya. Ia menatap tulisan itu dengan rasa nostalgia.

"Jadi begini tulisanku dulu..." pikirnya. Mo Xie hampir tidak pernah menulis satu kata pun lagi selama hidupnya di Alam Shenzhou.

Suara kertas yang dibalik mengalihkan fokus Mo Xie. Ia menoleh ke samping dan melihat seorang gadis berkacamata bundar dengan rambut yang dikepang dua sedang fokus membaca buku.

"Kalau tidak salah, namanya Lin Xiaoyu. Aku hampir tidak punya ingatan yang jelas tentang gadis itu," ucap Mo Xie dalam hati.

Lin Xiaoyu memiliki hawa keberadaan yang rendah. Ia tidak begitu mencolok dan hanya menghabiskan waktunya dengan membaca buku di kelas. Gadis itu tidak memiliki yang namanya teman, dan ia jarang bicara dengan orang-orang di sekitarnya. Tidak berlebihan jika Mo Xie bahkan tidak tahu seperti apa suara gadis itu.

Mo Xie terus memperhatikan Lin Xiaoyu. Napasnya yang tenang, fokusnya dalam membaca buku, dan gerakannya yang halus seolah menunjukkan bahwa ia berada dalam dunianya sendiri.

Tiba-tiba, gadis itu menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Mo Xie. Pandangan mata mereka bertemu, dan kini Mo Xie dapat melihat keindahan mata gadis itu. Keindahan yang tak kalah dengan primadona Yue Ling.

Saat Mo Xie dan Lin Xiaoyu saling bertatapan tanpa suara, pintu kelas terbuka dengan suara yang cukup keras untuk mengalihkan perhatian mereka.

Seorang pria paruh baya masuk, mengenakan jubah panjang berwarna cokelat dengan garis-garis emas di sepanjang tepinya. Rambutnya yang memutih dan disisir rapi memberikan kesan bijak, namun sorot matanya yang tajam menunjukkan bahwa ia tidak akan mentoleransi ketidakdisiplinan.

"Selamat pagi, murid-murid. Saya Guru Zhang Mu. Hari ini kita akan memulai pelajaran tentang sejarah dunia dan energi spiritual," katanya dengan suara tegas namun tidak kasar. Seluruh kelas langsung terdiam, dan suasana yang sebelumnya sedikit tegang berubah menjadi lebih formal.

Episodes
1 1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2 2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3 3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4 4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5 5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6 6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7 7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8 8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9 9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10 10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11 11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12 12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13 13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14 14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15 15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16 16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17 17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18 18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19 19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20 20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21 21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22 22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23 23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24 24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25 25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26 26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27 27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28 28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29 29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30 30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31 31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32 32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33 33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34 34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35 35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36 36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37 37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38 38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39 39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40 40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41 41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42 42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43 43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44 44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45 45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46 46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47 47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48 48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49 49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50 50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51 51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52 52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2
2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3
3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4
4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5
5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6
6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7
7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8
8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9
9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10
10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11
11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12
12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13
13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14
14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15
15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16
16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17
17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18
18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19
19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20
20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21
21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22
22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23
23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24
24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25
25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26
26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27
27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28
28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29
29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30
30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31
31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32
32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33
33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34
34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35
35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36
36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37
37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38
38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39
39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40
40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41
41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42
42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43
43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44
44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45
45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46
46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47
47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48
48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49
49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50
50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51
51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52
52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!